Share

Papamu Ganteng Sekali

Di atas ranjang dengan seprai putih itu, Harsha duduk termenung seraya menatap ke pemandangan malam di luar jendela. Suara dengungan humidifier berpadu dengan bunyi detik jam yang terus bergerak maju.

Tatapan Harsha kosong, napasnya berhembus dengan teratur, rambut panjangnya menutupi sebagian wajahnya yang murung. Sesekali, Harsha merasakan tendangan di perutnya.

Ya, sejak tadi sore rupanya janinnya mulai memberi tanda-tanda kehidupan. Ada yang bernyawa di dalam rahimnya, yang menggantungkan seluruh hidupnya pada Harsha. Harusnya, Harsha tak sendirian menikmati momen berkesan ini. Selayaknya pasangan normal, seharusnya Ron juga turut berbahagia bila tahu janinnya mulai bergerak. Apa daya, hubungan Ron dan Harsha tidaklah senormal itu. Rupanya Harsha hanya dianggap sebagai rahim sewaan.

Tatapan Harsha lantas beralih pada lemari kayu berwarna putih yang berada tak jauh dari jendela. Seakan ada yang menuntunnya, Harsha turun dari ranjang dan mendekat pada lemari itu. Rak laci yang be
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status