Home / Romansa / I Win You (Indonesia) / 2. Vanilla Bakery

Share

2. Vanilla Bakery

last update Last Updated: 2020-10-04 21:29:56

"Kalian bertengkar lagi?" tanya Xaviera West, ibu Vanilla. 

Vanilla yang sedang menggilas adonan roti menghentikan gerakannya, meletakkan alat penggilas lalu ia mengambil alat pemotong adonan. "Tidak," jawabnya singkat. 

"Tadi malam kau tidur di kamarmu." Nada suara Xaviera terdengar mengejek. 

Vanilla yang sedang memotong adonan roti tampak berkonsentrasi dengan apa yang sedang ia lakukan. "Suatu saat Beck yang akan naik ke atas ranjangku."

"Kau tahu, dia sangat marah saat mendengar kau telah meninggalkannya pergi ke New York." 

"Beck selalu begitu, dia tidak peduli padaku saat aku ada di dekatnya. Tapi, begitu ada orang lain di sampingku, dia akan marah." Gadis bermata biru gelap itu mengambil beberapa potongan sosis lalu menyusunnya di atas adonan roti yang telah ia bubuhi saus tomat. 

"Kalau begitu kau bisa mencari pria di sini untuk kau dekati agar Beck marah," ucap Xaviera sungguh-sungguh. 

"Mom, apa kau bercanda? Kau tahu aku tidak memiliki teman pria dari dulu karena Beck. Sialan, dia benar-benar membuatku tidak memiliki teman pria," gerutu Vanilla. 

Xaviera terkekeh pelan. Ia menggulung adonan roti yang telah ia isi dengan sebuah sosis utuh. "Dan kau akan selamanya menjadi tukang roti?" 

Vanilla mengedikkan bahunya. "Ini sangat menyenangkan."

Vanilla menyelesaikan kuliahnya di Columbia University, New York. Selama ia tinggal di New York ia mengisi waktu luangnya dengan mengambil kursus membuat kue dan hidangan yang tidak terhitung jumlahnya. Ia ingin seperti ibunya dan tentunya karena ia adalah putri satu-satunya otomatis ia adalah penerus Vanilla Bakery kelak. Ayah Vanilla telah tiada saat ia berusia lima belas tahun dan Xaviera memilih tidak menikah lagi hingga sekarang padahal Vanilla sama sekali tidak keberatan jika ia memiliki ayah tiri. 

Xaviera wanita yang kuat, sejak suaminya meninggal ia membesarkan Vanilla dengan jerih payahnya sendiri dari toko kue yang ia rintis dari nol hingga sekarang telah menjadi salah satu toko roti terbesar di Barcelona. Vanila Bakery memiliki sepuluh cabang yang tersebar di berbagai tempat strategis di Barcelona. Vanilla ingin seperti ibunya, menjadi wanita tangguh yang tidak bergantung kepada siapa pun dan hanya memiliki satu cinta dalam hidupnya. 

Vanilla ingin saat nanti nanti setelah menikah dengan Beck, setiap pagi ia bisa membuatkan sarapan untuk Beck lalu setelah Beck pergi bekerja, ia sendiri akan pergi mengurus bisnisnya, Vanilla Bakery. Itulah sebabnya meskipun ia telah mahir membuat berbagai jenis kue dan hidangan, gadis itu tidak berhenti untuk belajar. Semua demi Beck, suatu saat ia ingin Beck melihat semua usahanya. 

"Kau tidak perlu memaksakan diri untuk membantuku mengurus toko ini, kau bisa bekerja di kantor sesuai dengan titel sarjanamu," ujar Xaviera. 

"Menjadi karyawan di perusahaan orang lain?" Vanilla menatap Xaviera dengan tatapan terluka. 

Melihat tatapan putrinya yang penuh kepedihan, Xaviera mengerti. Wanita berusia empat puluh lima tahun itu menghela napasnya. "Maafkan aku, aku tidak bisa mempertahankan apa yang seharusnya menjadi milik kita." 

"Itu bukan kesalahanmu." 

Ayah Vanilla adalah seorang pengusaha yang terbilang sukses, ia memiliki perusahaan yang bergerak di bidang jasa pembuatan konstruksi yang sangat terkenal di kota itu. Tetapi, Tuhan mengambilnya begitu cepat karena serangan jantung mendadak dan Xaviera yang hanya tahu bagaimana cara membuat kue tidak mungkin mengambil alih perusahaan itu. Adik iparnya mengambil kuasa atas perusahaan mendiang suaminya tanpa sedikit pun memberikan pembagian dan perhitungan yang jelas karena hingga saat ini tidak satu sen pun Xaviera menerima keuntungan dari perusahaan yang masuk ke dalam rekeningnya. 

Namun, wanita itu memilih berlapang dada. Ia masih bisa berdiri di atas kakinya sendiri, membesarkan Vanilla dengan baik, mencukupi semua kebutuhan Vanilla dari hasil toko kue yang berkembang pesat. 

"Aku memiliki ide," ujar Xaviera tiba-tiba. 

Wanita itu melepaskan sarung tangan dan toque, ia memanggil salah satu karyawannya untuk melanjutkan pekerjaannya. 

"Mom, apa yang akan kau lakukan?" tanya Vanilla saat ibunya menjauhkan loyang berisi roti siap panggang dari depan Vanilla dan menyeretnya menuju ruang kerja pribadi ibunya. 

"Kita harus pergi ke salon kecantikan." 

Mendengar apa yang barusan terucap dari bibir ibunya membuat bibir Vanilla ternganga. "Apa?"

"Ke salon kecantikan lalu kita berbelanja." Xaviera tersenyum lebar.

Vanilla melepaskan sarung tangan dan toque dari kepalanya, ia juga melepas celemek yang melekat di tubuhnya. "Mom, kita sedang membangun cafe dan kita tidak boleh boros."

Mereka memang sedang merancang pembuatan sebuah cafe persis di sebelah toko kue utama, kebetulan bangunan itu baru saja Xaviera beli saat putrinya kembali dari New York dan Vanilla memiliki gagasan cemerlang untuk mengembangkan usaha mereka merambah ke bidang cafe dan restoran.

Xaviera melemparkan celemek ke dalam keranjang cucian lalu melepas gulungan rambutnya. "Antara boros dan kebutuhan wanita itu berbeda sangat jauh." Ia meraih tas dan ponselnya lalu meraih kunci mobilnya. 

Vanilla juga meraih ransel mini kesayangannya lalu terpaksa menyusul langkah kaki ibunya yang menjauh dari ruangan itu. 

*** 

"Mom, ini akan membuatku menjadi aneh," protes Vanilla saat ibunya memilihkan pakaian dengan model trendy dan feminin. "Ini tidak cocok untukku." 

"Diam," ucap Xaviera. "Kau hanya cukup menurut padaku karena aku ibumu." 

Vanilla mendengus kesal, sejak tadi ibunya memperlakukannya dengan sewenang-wenang di salon kecantikan. Mulai dari memotong rambut panjangnya yang menyentuh pinggang menjadi hanya sepunggung dengan bentuk yang meruncing ujungnya lalu memerintahkan petugas salon kecantikan untuk memasangkan kuku palsu yang membuatnya akan kesulitan menggilas adonan kue nanti dan sekarang ibunya juga telah memilihkan pakaian yang tidak terhitung jumlahnya. Semuanya bahkan tidak ada yang sesuai dengan selera Vanilla. 

Sesampainya di rumah, Vanilla nyaris pingsan menatap tumpukan pakaian yang di beli oleh ibunya. Srluruh pakaian itu bergaya terbuka, sempit dan kurang bahan. Juga sepatu dengan tumit runcing seperti ujung tombak dan tas yang hanya bisa ia isi dengan ponsel. 

"Aku akan mengganti seluruh isi lemarimu," ucap Xaviera sungguh-sungguh membuat Vanilla benar-benar nyaris kesulitan bernapas. 

"Mom, kau jangan bercanda, aku tidak menyukai gaya pakaian seperti itu," protes Vanilla. 

"Kau ingin Beck melihatmu, bukan?" 

Vanilla terdiam. Ia telah mencoba berbagai cara untuk mendapatkan perhatian Beck tetapi sampai saat ini meski mereka bertunangan, sikap Beck begitu dingin. Dua bulan sejak ia kembali dari New York, nyaris tidak ada kemajuan apa pun dalam hubungan mereka selain pertengkaran karena Beck jengah dengan semua cara Vanilla mendekati Beck. Setiap hari Vanilla mengancam Beck akan mengirimkan foto Beck dan Sophie jika Beck tidak menuruti semua keinginan Vanilla. 

Toque = topi koki.

Bersambung....

Jangan lupa tinggalkan jejak komentar dan rate.

Salam manis dari Cherry yang manis.

🍒

Comments (8)
goodnovel comment avatar
Agus Roma
orang tua yang pengertian ingin mengubah hidup yang akan dijalani kedepannya
goodnovel comment avatar
Tika Axel
sanagat menarik
goodnovel comment avatar
christy tenda
Makin seru ......
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • I Win You (Indonesia)   3. Little Sister

    "Beck, aku harus kembali bekerja," rintih Sophie pagi itu ketika Beck terus mencumbui dadanya yang telah mengeras."Aku atasanmu, kenapa kau begitu risau?" Beck mengingatkan Sophie yang dadanya sedang ia cumbu dengan rakus. Sophie adalah kekasihnya sekaligus sekretarisnya."Kau sangat nakal," erang Sophie ia meremas rambut Beck, menekan kepala kekasihnya seolah memperdalam kenikmatan yang dapatkan dari Beck."Oh, sial. Kau sangat bergairah, sayangku." Beck menarik celana dalam yang di kenakan Sophie. Memasukkan dua jari sekaligus ke dalam tubuh Sophie sementara bibirnya menjelajah kulit leher Sophie yang lembut.Lidahnya menjilati kulit belakang telinga Sophie, menggoda kekasihnya dengan cara yang luar biasa ahli."Beck, aku ingin dirimu." Sophie mengerang, suaranya terdengar sangat serak, tetapi seksi. Cara Beck menggoda tubuhnya membuat ia tidak bisa lagi menyembunyikan fakta bahwa ia menginginkan Beck

    Last Updated : 2020-10-04
  • I Win You (Indonesia)   4. Reunion

    Reuni diadakan di sebuah restoran hotel berbintang lima yang terletak di jantung kota Barcelona. Restoran itu menyatu dengan ke kolam renang, dan mengarah langsung ke pantai sehingga jika tamu restoran berkunjung ke sana pada sore hari, mereka dapat menikmati indahnya matahari tenggelam di Barcelona. Restoran dan kolam renang hanya di sekat oleh kaca-kaca besar yang memisahkan tempat itu. Ada pintu yang di desain menggunakan sensor otomatis, pintu akan terbuka dengan sendirinya saat ada orang yang akan melewatinya. Saat tiba di tempat itu Vanilla sedikit heran karena tempat itu tidak terlalu besar, mustahil menampung tiga angkatan siswa di sekolahnya.Gadis itu menyapukan pandangannya ke sekeliling ruangan, belum terlalu banyak yang datang karena ia sengaja datang lebih awal, ia juga tidak datang bersama Beck. Xaviera mengatakan jika ia harus menghindari Beck dan mencari teman pria sebanyak mungkin dengan tujuan membuat Beck cemburu. Dan malam ini, Vanilla aka

    Last Updated : 2020-10-04
  • I Win You (Indonesia)   5. Sweet Vanilla

    Chapter 5Sweet VanillaAcara reuni hanya diisi makan malam dan sedikit sambutan oleh pengisi acara, karena temanya santai dan cenderung menjurus ke sebuah pesta, ketika malam semakin merambat, beberapa orang mulai asyik bergantian bernyanyi bersama seorang penyanyi yang memang telah di persiapkan untuk meramaikan acara.Ketika malam semakin larut, acara yang tadinya bergantian bernyanyi mulai berubah menjadi pesta dansa. Teman-teman Vanilla menemukan pasangan masing-masing malam itu, dengan gembira mereka menari menikmati alunan musik sedangkan Vanilla, tentu saja ia adalah penonton karena di samping jumlah pasangan yang sudah pas seolah acara itu memang kebetulan di rancang untuk berpasang-pasangan. Vanilla sempat melihat Beck sedang duduk di pojok sendirian, sama seperti Vanilla yang berperan sebagai penonton teman-temannya berdansa. Pria itu sepertinya tidak tertarik untuk mengajaknya berd

    Last Updated : 2020-10-07
  • I Win You (Indonesia)   6. Fantasy

    Chapter 6FantasyBeck beberapa kali memukul kemudi mobilnya, ia bahkan mencengkeram benda itu dengan kuat. Pikirannya kacau, ia meninggalkan Vanilla bersama Nick meski perasaannya tidak ikhlas tetapi ia harus melakukannya. Sahabatnya itu pasti akan mengatainya tidak konsisten jika ia mengacaukan rencana Nick yang telah disusun dengan matang demi menjauhkan Vanilla darinya dan Sophie.Saat Nick memasuki restoran, Beck segara menjauh dan ia memutuskan untuk pergi ke tempat tinggal Sophie. Semula niatnya ingin menikmati tubuh Sophie sesuka hatinya, memuaskan dirinya. Tetapi, sayangnya sepanjang ia bercinta dengan Sophie malam itu, pikirannya sama sekali tidak bersama Sophie. Ia terus mengkhawatirkan Vanilla yang sedang bersama Nick dan parahnya lagi, ia justru terus berfantasi terhadap tubuh Vanilla, membayangkan jika tubuh yang ia kuasai adalah Vanilla, bukan Sophie, dan anehnya rasanya ia lebih bergairah berkali-kali lipat dari biasanya.

    Last Updated : 2020-10-07
  • I Win You (Indonesia)   7. An Idea

    Chapter 7An IdeaBeck berulang kali menghela napasnya dan mengembuskannya dengan kasar, pria itu menunggu pagi yang seolah tak kunjung tiba. Ia tidak mampu memejamkan matanya karena mencemaskan Vanilla yang ia duga sedang bersama Nick, mungkin saja sahabatnya itu sedang mencumbui Vanilla karena ia tahu bagaimana Nick. Kali ini ia benar-benar merasa menyesal mendorong Vanilla kepada Nick, jika ia memiliki satu gadis di dalam hidupnya, maka Nick memiliki segudang wanita yang bisa ia ganti sesuka hatinya kapan saja ia mau. Saat itu ia sedang emosi karena merasa cukup lelah dengan semua tekanan sejak Vanilla berada di Barcelona.Ia memutuskan menyeduh kopi di dapur lalu membawa secangkir kopi ke dalam kamarnya, mengaktifkan smoker detector, menyalakan laptopnya lalu mulai bekerja sambil menghisap tembakaunya hingga tidak terasa malam telah berlalu berganti pagi.Bergegas Beck membersihkan tubuhnya lalu ia mengena

    Last Updated : 2020-10-07
  • I Win You (Indonesia)   8. Your Name

    Chapter 8Your Name"Maaf, aku membuatmu menunggu terlalu lama." Nick menarik sebuah kursi pantri, melepaskan jasnya lalu meletakannya dengan benar di sandaran kursi."Tidak masalah," ujar Vanilla. Senyum tampak di bibir manisnya. "Satu-satunya yang harus kau khawatirkan adalah gula darahmu.""Mereka baik-baik saja." Nick berdiri di samping Vanilla, ia mengamati hidangan yang telah disiapkan oleh gadis itu. "Aku sepertinya mulai ketergantungan dengan masakanmu."Vanilla terkekeh mendengar pernyataan Nick, sudah dua Minggu setiap hari pria itu datang ke dapur restorannya sepulang bekerja untuk me

    Last Updated : 2020-10-07
  • I Win You (Indonesia)   9. Trick

    Chapter 9 Trick"Ma, kau tidak bisa berbuat sewenang-wenang seperti itu." Beck langsung melayangkan protesnya.Lucy tersenyum dengan cara yang sangat angkuh. "Apa yang tidak bisa kulakukan? Perusahaan ini milikku."Beck mendengus, ia kehabisan kata-kata karena fakta ya memang perusahaan itu milik ibunya."Sayang, tunggulah di luar," kata Beck kepada Sophie.Sophie mengangguk lemah dan dengan wajah tertunduk ia meninggalkan ruangan itu diiringi tatapan sinis dari Lucy."Mulai Senin, Vanilla yang akan menjadi sekretarismu," ujar Lucy, terde

    Last Updated : 2020-10-07
  • I Win You (Indonesia)   10. Too Close

    Chapter 10Too CloseVanilla menangis sejadi-jadinya di dalam pelukan Nick, menumpahkan semua rasa sakit yang diciptakan oleh Beck. Beck baru saja menuduhnya ingin memisahkan dari Sophie, bahkan dengan sombongnya Beck mengatakan membatalkan pertunangan mereka."Kau pikir kau akan bisa merebutku dari Sophie dengan cara mengambil posisinya di perusahaan?" Beck dengan sinisnya melontarkan ejekannya kepada Vanilla. Vanilla yang saat itu masih tidak mengerti ke mana arah pembicaraan Beck hanya mampu mendengarkan ucapan-ucapan Beck yang terus menyudutkannya. "Jangan

    Last Updated : 2020-10-07

Latest chapter

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status