Makan malam itu berjalan menyenangkan. Kami berbicara banyak hal, dan dia mengambil kesempatan itu untuk menceritakan dirinya. Dan bersikap terbuka untuk setiap pertanyaanku.
"Ini akhir pekan, tidak berkencan?" Aku menatapnya dengan penasaran.
"Kau tahu kehidupan pengacara, diperlukan kesabaran ekstra untuk mengikuti jadwal klien kita yang tak pasti, persidangan panjang dan permintaan yang kadang tak masuk akal. Dan sekarang menghadapi drama keluarga ..." Aku mengganguk, jadwal kerja saat kami mempunyai kasus, apalagi saat kau dalam posisi di firma hukum terkenal memang cukup melelahkan dan membuat stress.
Untuk mencapai posisi partner kau minimal memakan waktu 12-20 tahun, Allan dan Overy firma hukumku adalah firma hukum dengan pendapatan US$ 2,1milliar terbesar ke 10 didunia. Dan begitu kau mencapai posisi partner minimal pendapatan tahunan rata-rata di Inggris adalah £1.5 juta walaupun pengacara terkenal sepertiku mendapatkan lebih dari itu.
Aku cukup beruntung saat aku memulai junior partner, aku mendapat kasus spotlights celebrity, dengan kemenangan gemilang dan sejak itu namaku terus menanjak. Dan aku menjaga kepuasan klienku dengan baik. Rekomendasi terus berdatangan dan kasus-kasus berikutnya membuat namaku dikenal secara luas. Aku mencapai posisi partner hanya dalam 8 tahun berkarir. Hal yang gemilang dalam karier hukum.
"Joshua cuma temanmu?"
"Iya kami berteman...." Ethan memandangku dengan penasaran.
"Cukup lama kalian berteman? Dan kau yakin dia cuma menganggapmu teman?" Aku tertawa. Pertanyaan yang rumit, bahkan aku sendiri binggung menjawabnya.
"Well, dia selalu menjadi teman yang supportif.... Dia tahu aku tidak percaya pernikahan, kurasa dia menerimanya untuk sekarang."
"Kau nyaman dengannya... "
"Kind of ... " Ethan tersenyum. Membicarakan hubungan pribadi dengan Samaritan ini entah kenapa terasa ringan. Kurasa aku mulai percaya padanya saat dia membantuku di Monaco tanpa niatan apapun. Dia tampan dan enak dilihat itu adalah nilai tambah yang menarik.
"Ethan.... tak kusangka bertemu denganmu disini." Aku menoleh. Seorang wanita sangat cantik dengan rambut pirang bergelombang tersenyum ke Ethan, dia memakai gaun lace yang sangat cantik dengan stilettos tinggi tipis, dia mengibaskan rambutnya yang berkilau dengan gaya gadis iklan shampoo, aku terpesona melihatnya. Di belakangnya ada seorang wanita cantik lain mengikuti.
"Isabella... "
"Hallo sayang, ... Kukira kau sedang dalam pertemuan dengan klien seperti yang kau bilang." Nada interogasi kental membuatku menggulum senyumku. Sepertinya ada yang sedang kesal sekarang.
"Aku baru selesai dengan pertemuanku. Aku hanya sedang berbincang dengan rekan pengacaraku. Kukira aku tak perlu melapor padamu jika aku harus bertemu rekanku." Ethan menanggapi ketus pertanyaan itu. Muka gadis itu langsung berubah, tapi dia cepat menguasai dirinya kembali dan menoleh ke arahku.
"Ohh, Hello dear, nice to meet you. Lady Isabella Manvers. And you are ..." dia menyebutkan gelarnya dengan tersenyum manis dan menyalamiku. Dia menyebutkan gelarnya, apa dia merasa perlu meprovokasiku disini, aku jelas bukan tandingan royal lady disini.
"I'm Charlotte, nice to meet you lady Isabella Manvers." Aku menyebutkan gelarnya supaya dia merasa dihargai. Tampaknya dia puas mendengarku menyebutkan ulang gelarnya. Dia tersenyum kembali padaku saat kami bersalaman.
"Aku belum pernah bertemu denganmu sebelumnya Nona Charlotte. Apa kau sekantor dengan Ethan. Atau kau salah satu bawahannya?" Well, dia penasaran sekali. Bagaimana kalau aku sedikit memberi Ethan masalah disini.
"Tidak, kami hanya teman baik. Aku bekerja di tempat lain." Aku melirik Ethan, dia melipat tangannya sekarang, jelas dia tidak menyukai pembicaraan ini.
"Teman baik. I see ... Kau dari keluarga mana? Aku mengenal kebanyakan teman baik Ethan." Sekarang dia terprovokasi dengan cepat dan menanyakan asal usul keluargaku, royal lady ini luar biasa.
"Jika kau tak keberatan aku masih harus menyelesaikan pembicaraan kasus kami Isabella... " Gadis itu memandang Ethan. Tampaknya dia langsung kesal sengaja diusir seperti itu.
"Baiklah, besok Ibumu mengundang kami sekeluarga makan siang, kita akan bertemu besok Ethan."
"Fine." Ethan menjawab singkat.
"Baiklah, aku harus pergi dengan temanku. Sampai jumpa Ethan, Miss Charlotte ..." gadis cantik masih memasang senyum mahalnya . Dan Ethan memasang muka datar untuk sapaan yang sehangat itu.
"See you Isabelle..." Aku memutuskan menjawab perkataannya setelah melihat muka Ethan yang mungkin sedikit tidak bersahabat.
====*****=====
"That lady, ... she kinda wanna say ... I own this man, bitch! "Aku langsung tertawa melihat Ethan mengangkat bahunya tidak perduli. "So, what about that royal lady?" Aku menyeringai lebar dan memasukkan satu sushi ke mulutku.
"Gelar Lady itu tidak berarti apapun, jika kau tidak melakukan sesuatu untuk komunitasmu." Itu pernyataan yang agak keras, tampaknya Ethan tak begitu menyukai wanita itu.
"Kau juga mewarisi gelar bukan, right."
"Benar, gelar itu masih dipunyai ayahku, Sir tidak diwariskan."
"Jadi wanita itu semacam tunangan yang ditentukan." Aku menebak dari acara makan siang antar keluarga yang tadi disebutkan.
"Kami dikenalkan, itu saja...dan dia bersikap seperti aku sudah pasti tertarik pada kecantikannya yang sempurna itu dan gelar absolutenya."
"Dia memang sempurna, royal lady yang sangat cantik..."
"Ayolah Charlotte, kita sudahi topik royal lady ini."
"Don't want talk about it? Why?"
"No. It's more stressful than be a family lawyer."
"Poor you..." Aku berpura-pura kasihan padanya
"Thanks." Kami tertawa bersama untuk lelucon yang tampaknya tidak lucu ini.
"Charlotte, Ibu dan ayahmu bercerai?" Pertanyaan yang sama sekali tak kuduga. Aku diam sebentar.
"Kenapa kau ingin tahu..."
"Entahlah, kau begitu pasti soal tidak menginginkan pernikahan. Kau pastinya punya kejadian yang membuatmu mempunyai pandangan seperti itu."
"Well, ... aku punya ingatan samar mengenai ayahku. Hanya aku mengingat Ibuku menangis saat aku berumur lima tahun dan masuk ke kamarku setelah bertengkar dengan ayahku. Setelah malam itu aku tak pernah melihatnya lagi,...hanya itu yang kuingat, Ibu bahkan membuang semua fotonya. Dia meninggalkan kami, Ibu menolak membicarakannya, dia berkata kami bisa hidup berdua, dia tak pernah menikah dan terlibat hubungan dengan pria lagi dan terus terang aku juga tak ingin mengingatnya. Aku menganggapnya sudah mati..."
"Pasti berat untukmu." Dia mengasihaniku, dan aku benci rasa kasihan. Aku tersenyum.
"Tidak Ethan. Setiap kehidupan punya jalannya untuk menang. Aku tak mengasihani diriku, jangan mengasihaniku. Dan hidup kami baik-baik saja tanpa pria." Ethan diam. Dan aku juga diam untuk beberapa lama. Saat membicarakan ayahku, entah kenapa aku merasa sangat membencinya sampai sekarang. Aku belum memaafkannya untuk kepergiannya.
"Aku tak mengasihanimu, aku mengagumimu." Aku terpaku pada matanya. Dan sebuah debaran kecil entah kenapa terasa mengganggu.
"Jangan membawa pembicaraan ini ke meja makan lagi. Aku membenci topik ini seperti kau membenci topik royal lady itu...." Ethan tertawa.
"Baiklah, kita sudahi ini. Ayo kita pesan dessert untuk menyudahi semua masalah ini... "
"Deal ... dessert manis adalah hal terbaik di meja makan."
Makan malam itu ditutup dengan manis. Pembicaraan yang membuka jati diri kami. Atau aku yang terpaku pada pengalaman kami sebelumnya, yang jelas aku merasa menemukan sebuah pembicaraan yang intim yang terbuka.
Ethan akhirnya memaksa mengantarku pulang, walaupun aku berkeras akan memesan taxi sendiri. Apartmentku hanya kurang dari setengah jam dari kantorku, sebuah hunian cantik di lokasi prestigious di Adelphi Terrace, Covent Garden.
"Thank you Ethan. Kita punya makan malam yang menyenangkan. Dan thanks buat tumpangannya." Aku berterima kasih untuk tumpangan Samaritan baik hati ini.
"You welcome Charlotte."
"Kita akan segera tahu bagaimana kelanjutan kasus kita. Kukira temanmu yang akan melakukan kompromi ke ayahnya."
"Aku juga berpikir begitu."
"Oke, see you Ethan..." Aku ingin membuka pintu mobil. Tapi belum terbuka.
"Wait, before you go... " dia menyalakan lampu cabin depan, dan membuka kotak penyimpanan di dashboard mobilnya. Sebuah kotak hitam kecil diberikannya padaku.
"Apa ini?"
"Aku menemukannya di sebuah toko accesories di Nice, itu bracelet Amolite stone, baik untuk kesehatan. Kupikir itu cocok untukmu. Untuk merayakan pertemuan kita."
"Sampai perlu dirayakan?" Ethan sontak tertawa.
"Hahaha... selama 36 tahun hidupku aku belum pernah menyelamatkan orang mabuk dan menyangka dia sudah tidur denganku. Itu priceless....." dia tertawa lebar. Aku tersenyum lebar dan merasa mukaku panas, "Aku menyiapkannya karena sudah pasti pertemuan kedua akan menjadi kejutan, dan permintaan maaf karena mencuri ciumanmu." Aku tersenyum dan membukanya, sebuah gelang dengan batu kehijauan dan campuran corak merah cantik terdapat dikotak itu.
"Ini cantik, tapi ini pasti mahal, kenapa kau bersusah payah membeli ini..."
"No ... no... itu silver, bukan platina. Bukan hadiah yang sangat mahal. Tapi menurutku sangat cantik. Kau harus menerimanya. Aku membelikannya khusus untukmu."
"Ethan, ... this is to much."
"Kau mau membayarnya. Aku menerima pembayaran tapi bukan cash."
"Lalu?"
"Kiss me ...." dia menaikkan alisnya dan tersenyum lebar sebaliknya aku mengerut alisku dan cemberut.
"I'm just kidding my lady..."dia tertawa melihat ekspresi spontanku. "Please take that it just a little gift from me."
"Thank you." Aku akhirnya berani mengambil hadiah itu.
"You welcome. Have a good rest Charlotte." Samaritan gagah ini berlaku manis dan aku belum mengucapkan terima kasih atas pertolongannya. Dia membuka kuncian otomatis pintu mobil dan menjangkau ke tengah mematikan lampu kabin.
Dan aku membuat keputusan. Aku maju dan menarik tengkuknya, memajukan wajahku. Dan dalam sekejab aku merasakan bibirnya, dia terkejut, tapi tidak lama, dia membalas ciumanku, dan saat itu aku melepasnya.
Aku menatapnya dalam cahaya samar.
"Thanks, itu untuk menolongku di Monaco."
Dan aku pergi keluar dengan cepat.
Aku bermain api?
Mungkin.
Tapi dia terlalu menawan untuk diacuhkan.
Bodoh, kenapa kau menciumnya! Aku menyesal dengan apa yang kulakukan barusan. Terlibat dengan pria high profile seperti dia berbahaya, aku sedang terlibat kasus dengannya dan aku menciumnya! Dan dia adalah some creature with badge "be an Earl" that will be angaged with a aristocrat beatiful lady! You out of your mind Charlotte! Apa yang kupikirkan...! Sebuah pesan masuk ke ponselku. 'Harus kukatakan aku terkejut.' Aku membalasnya dengan cepat **Itu hanya ciuman terima kasih, untuk bantuanmu. Aku mungkin terlalu berlebihan. Jangan dipikirkan. I'm sorry, I just don't know what I'm doing. ** Sebuah balasan lain. **Don't say sorry. Kita akan bertemu lagi nanti. Sleep well Charlotte. ** Aku membenamkan kepalaku ke bantal. Lord, I kiss him. Stupid Charlotte, what have you done. -------- -------- Dua hari setelahnya.
Gold digger man? It's trully exist!Aku menerima konfirmasi info yang diberikan Ethan padaku dari Robert dengan cepat, beserta dengan foto-foto baru wanita simpanannya.Laporan perusahaannya, semua perusahaan yang dibuatnya adalah perusahaan investasi, laporan profit pasar modalnya sama sekali tidak bagus, aku bahkan yakin dia menjalankan financial fraud, banyak perusahaan menjalankan pyramid scheme, membayar keuntungan investasi dari dana pihak baru yang masuk ke aliran uang perusahaan. Tipuan investasi semacam ini, bahkan bisa berjalan puluhan atau belasan tahun sebelum itu kolaps dan sejumlah besar dana investor akan dilarikan.Seseorang bertanggung jawab untuk menjalankannya. Dia memang menjadi CEO yang terdaftar di sana. Elly melakukan penelusuran dalam, asset tempat tinggal dan bahkan mobilnya adalah sewaan. Tampaknya dia melarikan uangnya di overseas account.Jika kekayaan Anna masuk ke dalam assetnya, bisa
Temaram cahaya matahari membangunkanku. Aku meringkuk di dada Josh dengan nyaman. Selalu seperti ini, aku nyaman berada di dekatnya. Dia mungkin benar, cinta memberikan rasa aman."Morning Love, sleep well... " dia merapikan rambutku, aku membuka mataku menatapnya. Kemudian memejamkannya lagi dan mendekatkan diriku padanya."Aku masih mengantuk,...""Josh, bisakah kau memelukku." Josh menyelipkan tangannya ke lekukan leherku. Menarik tubuhku mendekat, merangkulkan lengannya ke tubuhku dan mencium keningku."Ini yang kau inginkan?" Aku memejamkan mata, wajahku menyentuh dadanya, aku diam mendengarkan suara jantungnya."Aku bisa mendengar jantungmu...""I love you Charlotte..." Aku tersenyum dan membenamkan wajahku di lekukan hangat lehernya. "Katakan kembali padaku ..." Josh berbisik ke telingaku."Hmmm ...." Aku tak menuruti perkataannya, sejujurnya aku masih takut untuk mengatakannya. Semalam
"Madam Pauline, saya Charlotte Blaine, senang bertemu Anda." Aku menyalami seorang wanita yang sudah berumur 61 tahun, tapi tubuh dan wajahnya masih menyisakan kecantikan masa mudanya. Dia bahkan masih bisa memakai rok pencil dan kemeja Gucci Stretch pas badan. Aku jelas kagum pada apa yang dia capai, aku membaca data pribadinya adalah mantan ratu kecantikan dan pemain film terkenal pada masa mudanya di Malaysia."Nona Charlotte, aku tak menyangka Anda begitu muda dan cantik." Komentar yang sudah terlalu sering kudengar dari klienku."Dan Anda terlihat menakjubkan di usia Anda Madam. Duduklah, apa yang bisa kubantu untukmu." Dan dimulailah pertanyaan pertama untuk episode drama yang lain."Kau mungkin sudah mengenal portofolio suamiku, kurasa kau tidak menerima kasus dibawah net worth £100 juta bukan...." Dia tertawa kecil, aku tersenyum. Aku memang tidak menerima kasus biasa. Hanya mereka dengan label Ultra Rich People dengan
Aku begitu khawatir tentang perjalanan ini. Tentang bagaimana keluarga Joshua sebenarnya. Apa mereka juga akan seperti keluarga kelas tinggi lainnya, hanya menerima yang setara dengan mereka? Apa aku akan terpaksa patah hati."Kau memikirkan sesuatu sepanjang hari ini, bicaralah padaku..." Kami sampai di Renaissance Hotel di Louvre Jumat malam, dan Joshua tampaknya melihat aku terlihat lebih diam dari biasanya dan dia tahu aku khawatir tentang sesuatu."Josh, ... kau tak pernah cerita tentang siapa keluargamu, apa mereka akan menerimaku nanti. Keluargaku bukan siapa-siapa."Joshua menatapku dan tersenyum. "Kemarilah... " dia menarik tanganku dan mendudukkan aku di pangkuannya."Charlotte, aku adalah aku, terlepas siapa keluargaku. Aku membangun karierku dari dasar tanpa bantuan keluargaku. Kau pikir karena keluargaku semacam "top list richest in UK" atau pamanku yang seorang mayor of London akan punya pengaruh terhadap karier
"Aku dua kali melihat Charlotte bersama Josh. Dia jelas bukan hanya teman, mereka pasti punya hubungan khusus." Aku terhenti di belakang sebuah hiasan besar dengan foyer kain tertutup. Saat akan berjalan ke toilet. Itu suara Susan yang berbicara dengan Ibu Joshua."Aku sudah berusaha menghubungkan kalian berdua selama ini, kurasa wanita itu alasan dia menolak berjalan bersamamu. Dia jelas sedang dalam hubungan khusus bersamanya. Aku tak suka ini Susan, dan aku tak suka pengacara itu masuk dalam keluargaku, dia dibesarkan oleh single mother, entah siapa ayahnya atau apa pekerjaan Ibunya ..." punggungku dingin, sebuah pisau tajam terasa ditancapkan ke hatiku."Wanita itu harusnya tidak pernah datang ke pesta ini. Kau tidak mengajak Joshua datang bersamamu Susan? Bukankah kau berada di London minggu kemarin?" Itu suara ayah Josh. Jadi jelas bagiku aku adalah orang yang tidak diharapkan oleh keluarga ini."Mereka sekantor Bibi, mereka terus bertemu. Seme
Aku benci semua persoalan cinta. Josh langsung meneleponku tak lama setelah Susan pergi, aku mengatakan semua yang Susan katakan dan dia diam cukup lama sebelum meyakinkanku bahwa Susan tak akan mempengaruhi hubungan kami. Sejujurnya aku tahu dia tak yakin. Dan wanita itu tampaknya akan melakukan apapun untuk melaksanakan ancamannya, membawa ini lebih jauh ke perang dan drama antar keluarga. This Knightley and Menard things make me drowning. Konsentrasi kerjaku terganggu sepenuhnya dan sepanjang sisa hari itu aku sama sekali tak bisa berpikir. "Charlotte, kau baik-baik saja?" Elly sedang membacakan beberapa review kasus yang harus kami bahas di rapat junior partner besok, tapi pikiranku melayang kemana-mana. "Sorry Elly, aku benar-benar tak bisa melakukan saat ini, pikiranku penuh, kita akan membahasnya langsung besok di meeting dengan Junior partner..." "Baiklah, dan Robert bilang dia sudah menyelesaikan lapora
Aku merapikan penampilan terakhirku, sambil memeriksa dokumen yang harus kubawa untuk bertemu Anna."Josh, kau bisa menjemputku di Shard jam 3 sore?" Aku akan bertemu Anna di Aqua The Shard, Southwark London sekitar jam satu, sebelumnya aku harus ke kantor untuk konsultasi junior partner, aku memang menghindari bertemu Anna di Mansionnya agar tak bertemu Lionel.Aku berjalan ke ruang tengah, Josh tampaknya juga sedang bersiap-siap tadi, dia juga harus ke kantor untuk konsultasi junior partner."Josh, kau sudah siap?" Aku melihat Josh berdiri mematung di pintu. Ada seseorang datang?"Siapa itu?" Bukankah ini suara Sarah, Ibu Josh?! Apa! Aku tak bisa bergerak dari tempatku dan Sarah masuk bersama Susan."Nyonya Sarah ... " dia terkejut melihatku seperti aku terkejut melihatnya."Jadi kalian tinggal bersama?!" Aku memandang Josh dengan takut. Dia datang dan memegang tanganku."Kami memang t
Aku tahu Ethan menyesal. Dia menunjukkannya. Dia berniat menebus kesalahannya. Dia bersikap aku adalah porselen yang gampang pecah seminggu ini. Dia memikirkan semuanya, dia bertanggung jawab atas pilihan yang dia buat.Ethan akan jadi Ayah yang baik, aku menyadarinya. Dan anak ini bagaimanapun dia adalah anakku. Aku mencintainya tentu saja, tiap hari aku terpesona bagaimana dia bisa begitu ajaib diberi kehidupan di dalam diriku.Setelah aku lebih tenang, aku mulai lebih bisa menerima semua ini. Aku mempunyai dukungan yang kubutuhkan untuk membesarkan anakku. Ayah, Ibu, Nenek dan Kakek, cinta dan perlindungan kami. Dia akan tumbuh dengan baik dan tidak akan pernah menjalani jalan penuh duri yang kualami.Ethan mengandeng tanganku menyusuri pantai didepan kami sementara angin meniup rambutku dan air laut yang jernih membasahi kakiku. Setahun lalu aku merasa seperti gadis malang disini, tapi hari ini aku berjalan dengan rasa bahagia membunc
Satu lagi kebodohanku. Batu bulan!Kenapa aku sebodoh itu menyebutkannya.Iya aku akan memberinya batu bulan! Dengan sertifikat keaslian. Itu kata lain dari diamond ring. Aku meminta kotaknya disulam dengan kata kata Moon Rock! Stupid? Yes, Absolutely Stupid! Mana mungkin aku memberinya batu bulan betulan! Itu tak berguna sama sekali.Bagaimana aku memberikannya? Aku binggung bagaimana caraku melamarnya. Sampai aku memikirkan bagaimana pertama kami bertemu. Aku ingin sekali membawanya kembali ke Monaco tempat pertama kali kami bertemu akhir awal musim semi tahun lalu."Honey, akhir minggu ini bagaimana kalau kita liburan.""Kemana?""Monaco...""Monaco?" Dia berpikir sebentar. "Kita bertemu pertama kali di Monaco...""Hmm.. iya. Kau masih ingat bagaimana kau pertama kali melihatku?" Dia memutar matanya mengingat sesuatu."Rambutmu basah saat kau baru kelua
Bodoh!Aku memang bodoh melakukan pengaturan kehamilan itu padanya! Setelah kupikir lagi kenapa dia begitu marah padaku yang sengaja membuatnya melupakan pillnya saat itu.Aku telah memaksanya membuat pilihan yang dia belum persiapkan. Bahkan dia tidak merasakan lamaran dariku dan upacara pernikahan impiannya. Dia harus langsung mengandung anakku. Aku menghancurkan mimpinya. Dengan bodoh aku baru menyadarinya setelah menerima amukannya.Aku sangat tahu aku telah melalukan kebodohan terbesar pada orang yang kucintai karena terpesona pada bayangan sempurna yang berjalan di otakku saat itu. Saat dia bilang dia menginginkan anak-anak bersamaku.Aku berjanji akan menebus kesalahanku padanya."Ethan, kalian harus segera menikah!" Ini untuk kesekian kalinya Mom memaksaku untuk segera menetapkan harinya bersama Charlotte."Mom, Charlotte sedang marah padaku. Aku berusaha melakukan ini dengan pelan-pelan tanp
Aku membuka pintu dan menuju meja makan di ruang tengah. Pakaianku sudah rapi untuk kekantor. Aku pagi ini malas bangun, tidak biasanya aku begini. Bekerja terasa berat. Aku membaca ini akan berakhir setelah pada usia kehamilam mendekati empat bulan dimana tubuh beradaptasi untuk menciptakan rumah baru bagi janin.Aku baru melakukan tesnya setelah aku bangun dan hasilnya positive. Aku tak bisa menghindar lagi kemanapun sekarang, aku sudah berada disini dan tak punya ruang untuk bergerak mundur.Ethan melihatku, dia juga sudah rapi dan Ny. Lucy orang yang bertugas membersihkan penthouse sudah datang. Dia sedang membereskan sarapan dan menghidangkannya di meja makan.Aku melengos saat Ethan menatapku. Aku duduk di meja dan mulai menuang kopi yang disiapkan Lucy."Honey, kau harus mengurangi kafein setidaknya sampai trimester pertama. Minumlah lebih banyak susu... " Jadi sekarang kopi pun tak bisa aku minum. Moodku langsung turu
"Kau sedang hamil. Kau harus istirahat lebih awal. Jam lima kita pulang ke London." Dia menempel disampingku dan mengelus perutku yang masih langsing. Aku risih melihatnya menempel-nempel seperti lintah."Aku tidak sakit Ethan. Aku hanya hamil. Itupun belum pasti. Kau tidak udah bersikap berlebihan." Kami berdebat di meja makan didepan Ayah dan Ibunya.Aku sangat tidak suka diatur seperti aku adalah seorang anak kecil. Walaupun dia melakukannya karena peduli padaku. Dia perduli pada anaknya sebagian bukan padaku saja. Sekarang kenapa aku cemburu kepada anakku sendiri?"Kurasa tidak ada gunanya kita ke rumah sakit sekarang. Ibu akan mengenalkan dokter Ibu dan membuat janji besok untuk kalian. Kalian bisa menggunakan test pack kehamilan untuk memastikan besok pagi dan pasti hasilnya akurat.""Apa tidak apa menundanya Mom?""Ethan, Charlotte tidak sakit, dia hamil. Kau harus lebih perhatian padanya. Dan tentu saja kalian
"Kau sedang hamil. Kau harus istirahat lebih awal. Jam lima kita pulang ke London." Dia menempel disampingku dan mengelus perutku yang masih langsing. Aku risih melihatnya menempel-nempel seperti lintah."Aku tidak sakit Ethan. Aku hanya hamil. Itupun belum pasti. Kau tidak udah bersikap berlebihan." Kami berdebat di meja makan didepan Ayah dan Ibunya.Aku sangat tidak suka diatur seperti aku adalah seorang anak kecil. Walaupun dia melakukannya karena peduli padaku. Dia perduli pada anaknya sebagian bukan padaku saja. Sekarang kenapa aku cemburu kepada anakku sendiri?"Kurasa tidak ada gunanya kita ke rumah sakit sekarang. Ibu akan mengenalkan dokter Ibu dan membuat janji besok untuk kalian. Kalian bisa menggunakan test pack kehamilan untuk memastikan besok pagi dan pasti hasilnya akurat.""Apa tidak apa menundanya Mom?""Ethan, Charlotte tidak sakit, dia hamil. Kau harus lebih perhatian padanya. Dan tentu saja kalian
Kau tahu panen apa yang membuatku terpesona di musim panas ini.Cherry Tomato. Melihat sulur-sulur tomat cherry itu saling terhubung dan membuat untaian berwarna cerah merah dinaungi daun-daun kehijauan. Aku berdecak kagum dan sejenak cuma berdiri disana dan melongo."Sampai kapan kau mau melongo seperti itu?" Ethan menertawakanku yang berdiri disana dan tidak bergerak sedikitpun."Menakjubkan..." kata-kata pertama yang mampu kukeluarkan."Kau tak pernah melihat tomat?""Aku pernah melihat tomat biasa. Tapi tak pernah membayangkan tomat cherry akan secantik ini." Pertani sekarang melakukan banyak teknik dalam pertanian. Mereka bisa membuat panennya seragam dan sulur-sulur itu seperti jatuh seperti itu saja disana.Para perkerja mulai melakukan panen ke sebagian tomat yang sudah berwarna merah. Pekerja-pekerja itu sangat terlatih, mereka dengan cepat melakukan pemilihan buah yang sudah matang dan meninggalk
AprilMusim semi adalah hal yang menyenangkan. Udara menjadi menghangat, bunga-bunga di Kew Garden bersemi, orang-orang mencari aktifitas di luar ruangan. Rasanya selalu lebih berwarna dibanding winter yang selalu putih dan dingin.Akhirnya aku pindah ke tempat Ethan. Saat ini semuanya masih berjalan baik. Aku menyukai tinggal bersamanya. Walaupun kadang masih perlu sedikit penyesuaian.Kebanyakan dia bangun lebih dulu dariku. Dia akan jogging di luar rumah selama setengah jam sementara aku masih tertidur. Kami tak selalu pulang bersama, kadang aku pulang larut sekali karena pekerjaan atau dia yang pulang larut. Tapi aku tahu dimana mencarinya.Aku menyenangi kamarku, dan aku tetap punya ruangku sendiri.Satu hal yang berubah adalah aku dan dia tahu kami saling memiliki satu sama lain. Saat ini aku tahu ada seseorang yang bisa kuandalkan dan seseorang tempatku berbicara.Ibu Ethan Olivia sangat suppo
Sebuah makan malam yang meriah. Ayah dan Ibunya menyambut kami dengan sangat ramah. Aku berkenalan dengan kedua adik Ethan, satu perempuan yang sudah punya suami dengan dua orang anaknya dan satu lagi adik laki-lakinya yang baru saja menyelesaikan kuliah di Cambridge.Keluarganya sangat ramah. Aku tak menyangka mereka semua adalah orang yang penuh selera humor. Dibalik gelar yang dipegang keluarga ini, mungkin orang mengira akan ada aturan-aturan khusus bagi anggota keluarga baru. Tapi ternyata itu tidak ada disini. Mereka sama seperti keluarga lainnya dan aku dengan cepat merasa nyaman berada diantara mereka."Ethan adalah anak tertua kami Marion, kami senang sekali dia dan Charlotte akhirnya dapat bersama. Kau tahu, harus aku yang menyatukan mereka berdua... Oh my God, aku melihat betapa mereka punya perasaan satu sama lain tapi ... I don't know what happen between this two. But when I speaking out ...Everything done! Could you believe that Marion?" Aku d