Temaram cahaya matahari membangunkanku. Aku meringkuk di dada Josh dengan nyaman. Selalu seperti ini, aku nyaman berada di dekatnya. Dia mungkin benar, cinta memberikan rasa aman.
"Morning Love, sleep well... " dia merapikan rambutku, aku membuka mataku menatapnya. Kemudian memejamkannya lagi dan mendekatkan diriku padanya."Aku masih mengantuk,...""Josh, bisakah kau memelukku." Josh menyelipkan tangannya ke lekukan leherku. Menarik tubuhku mendekat, merangkulkan lengannya ke tubuhku dan mencium keningku."Ini yang kau inginkan?" Aku memejamkan mata, wajahku menyentuh dadanya, aku diam mendengarkan suara jantungnya."Aku bisa mendengar jantungmu...""I love you Charlotte..." Aku tersenyum dan membenamkan wajahku di lekukan hangat lehernya. "Katakan kembali padaku ..." Josh berbisik ke telingaku."Hmmm ...." Aku tak menuruti perkataannya, sejujurnya aku masih takut untuk mengatakannya. Semalam dia dengan licik memaksaku"Say it Charlotte.... " Aku diam dan tetap memeluknya. Dia bergerak lebih jauh mencium wajahku. "Kau perlu pemaksaan seperti semalam untuk mengatakannya?" Aku sontak tertawa dan membuka mataku menatapnya. Mata kami saling mengunci dan untuk pertama kalinya aku menyentuh wajahnya dengan jariku. Aku selama ini menghindari terhubung begitu dekat dengan orang lain, takut bahwa itu hanya akan berakhir menyakitkan."Say it my love... " Dan sekarang aku tak bisa lari dari sihir ini. Dadaku berdebar dengan cepat, dan aku tahu aku mencintainya. Dia satu-satunya yang bisa membuatku jatuh sedalam ini. Aku sudah terlibat sangat dalam dengan rasa aman bersamanya."I love you too.." akhirnya aku mengatakannya. Josh tersenyum dan wajahku kembali panas."Still blushing? My God, I just love to see you becoming red.**" Dia menciumku dengan cepat, matanya berkilau dengan keinginan lain. Dia membenamkan ciumannya ke leher dan dadaku, membuat aku tak bisa menahan napas dan desahan dari bibirku. Dan dia bertindak lebih jauh dari sekadar ciuman selamat pagi** Kau masih merona? My God, aku menyukai melihatmu perlahan merona."Josh ..." aku menyebutkan namanya saat dia menyatukan dirinya dan matanya terpaku melihat reaksiku. Dan pagi itu seolah aku terperangkap dalam dunia mimpi bersama Josh.Tapi sebaliknya, sebuah perasaan takut menghantuiku. Aku takut aku akan kehilangan ini. Sangat takut jika aku dikecewakan dan ditinggalkan, karena aku telah menyerahkan hatiku padanya. Apakah aku mampu bertahan jika kehilangan dia.------------------Mimpi telah berakhir dan aku memulai kesibukan kembali. Josh menjadikan akhir pekan kami sempurna. Pagi ini kami berangkat ke kantor bersama dari apartmentnya. Dan perasaanku melambung, jatuh cinta membuat dunia terasa lebih indah dan pikiranku menjadi berkabut."Charlotte, ada permintaan pertemuan tertutup dari Viviane Chai, istri pemilik Carlton & Ashley,..." Elly menyebutkan sebuah retail tekstil dan home design besar yang punya puluhan toko retail di berbagai kota di UK dan West Europe. Company profile perusahaan itu terpampang di depanku, aku membacanya dengan cepat."Another sixty split up? Her husband 70?!" Ada apa dengan pasangan-pasangan ini?"Dan kau harus tahu mereka menikah di Malaysia, tapi suaminya pemegang 70% saham Carlton and Ashley. Dia pastinya ingin bantuan kita menangani di dua tempat yang berbeda.""Gosh .... kau bisa sebutkan berapa lama penerbangan ke Malaysia." Elly mengetikkan sesuatu di tabletnya."Hampir tiga belas jam. Tapi kita punya partner di Kuala Lumpur. Mr. Khoo Lan Fu, dia bisa membantu kita." Right, I notice we both in different hemisphere of earth."Aku ingin kau dan Hernandez di kasus ini. Kita perlu dengar pendapat dengan Tuan Khoo untuk divorce clause di Malaysia sebelum kita menemuinys."Got it. Aku akan datang padamu jika kita dapatkan jadwal meeting online dengan Mr.Khoo, ... Ada yang lain Charlotte?""Panggilkan Robert, minta dia bawa data penyelidikan Lionel kesini. Aku ingin persiapan data semua data perusahaannya untuk bertemu Anna, walaupun dia masih di Paris."Robert datang tak lama kemudian. Membawa semua data yang kuperlukan dalam satu amplop."Nona Charlotte, mungkin aku berlebihan. Tapi aku merasa orang ini mungkin berbahaya. Aku ingin kau berhati-hati.""Apa maksudmu berbahaya?""Perusahaan investasinya mungkin legal. Tapi semua assetnya disembunyikan dan penyidik mengatakan dia mempunyai beberapa pengawal pribadi bersenjata di mansionnya. Aku sedikit banyak punya kecurigaan dia menjalankan bisnis kotor dengan uangnya, entah dimana dia menanamkan uangnya. Tapi jika seseorang sudah punya pengawal pribadi, ada ancaman yang dia persiapkan dan dia pun bisa menjadi ancaman. Perlu waktu untuk menyelusuri siapa sebenarnya pria ini, jika kau ingin mengetahuinya .."Aku terdiam. Hanya dari satu kali pertemuan bersama Anna, aku tak bisa memastikan seperti apa perangainya. Jika benar dia terlibat aktifitas melanggar hukum, Anna benar-benar harus diperingatkan."Baik, aku ingin tahu siapa orang ini. Bawa tim lebih banyak dan gali lebih dalam. Bawakan aku laporan secepat yang kau bisa. Kita bisa mencharge anggaran penyelidikan ini. Menurutmu berapa lama kau bisa mengetahuinya..." Aku bisa membebankan biaya penyelidikan ke Tuan Alan."Beri aku paling lama seminggu, aku akan mendapatkan daftar asset dan investasinya. Aku akan melapor jika aku sudah pasti semuanya..." Roberts salah satu pimpinan tim penyidik asset di bagianku memang selalu bisa diandalkan.Aku menelepon Ethan, melihat apa ada yang bisa aku dapatkan darinya."Charlotte, bagaimana kabarmu. Kau ingin bantuan?""Aku ingin tahu, jika kau tahu bisnis lain Lionel, ...""Maksudmu dengan bisnis lain?""Semacam bisnis gelap melanggar hukum misalnya...""Tidak, aku tidak menggali sejauh itu. Kenapa kau bisa sampai pada kesimpulan sejauh itu?""Salah satu penyidik berpengalamanku mengatakan pandangannya setelah kami mengawasi Lionel beberapa saat, jadi aku putuskan untuk mengali lebih dalam masalah ini. Aku akan bebankan biaya penyelidikannya ini padamu.""Aku mengerti, lakukan apa yang menurutmu perlu.""Aku akan bicara dengan Anna setelah aku hasil penyelidikanku. Lagi pula dia sedang berada di Paris saat ini.""Fine... thank buat bantuanmu Charlotte.""Aku melindungi kepentingan klienku Ethan, tapi bagian keputusan perceraian seperti yang kubilang, aku akan tetap mendukung Anna. Jika dia tetap ingin bercerai aku akan tetap meminta dengar pendapat di pengadilan.""Aku mengerti." Diam sebentar. "Charlotte, bisa kita bertemu?""Bertemu? Apa ada masalah lain yang harus kita bicarakan.""Tidak, hanya makan malam seperti biasa." Ethan mengajakku kencan?"Maksudmu semacam berkencan ..." Ini pasti karena ciuman kemarin, aku sudah melakukan kesalahan dengan ciuman itu."Well, aku hanya ingin bertemu dan mengobrol seperti yang biasa kita lakukan... Kata kencan terlalu cepat.""Ethan... Aku dan Josh, kami memutuskan bersama... " Aku harus mengatakannya hingga dia tidak berharap terlalu banyak. Diam disana."Akhirnya kau mempunyai keberanian mengambil langkah itu. Kau sudah nyaman dengannya, harusnya kau melakukannya sejak dulu.""Thanks Ethan,...""Right then, jika kau perlu bantuan apapun soal Lionel, hubungi aku.""Sure, thanks Ethan." Aku menutup telepon. Satu kesalahpahaman selesai. Aku lega, sekarang waktunya menyelesaikan pekerjaan baru."Madam Pauline, saya Charlotte Blaine, senang bertemu Anda." Aku menyalami seorang wanita yang sudah berumur 61 tahun, tapi tubuh dan wajahnya masih menyisakan kecantikan masa mudanya. Dia bahkan masih bisa memakai rok pencil dan kemeja Gucci Stretch pas badan. Aku jelas kagum pada apa yang dia capai, aku membaca data pribadinya adalah mantan ratu kecantikan dan pemain film terkenal pada masa mudanya di Malaysia."Nona Charlotte, aku tak menyangka Anda begitu muda dan cantik." Komentar yang sudah terlalu sering kudengar dari klienku."Dan Anda terlihat menakjubkan di usia Anda Madam. Duduklah, apa yang bisa kubantu untukmu." Dan dimulailah pertanyaan pertama untuk episode drama yang lain."Kau mungkin sudah mengenal portofolio suamiku, kurasa kau tidak menerima kasus dibawah net worth £100 juta bukan...." Dia tertawa kecil, aku tersenyum. Aku memang tidak menerima kasus biasa. Hanya mereka dengan label Ultra Rich People dengan
Aku begitu khawatir tentang perjalanan ini. Tentang bagaimana keluarga Joshua sebenarnya. Apa mereka juga akan seperti keluarga kelas tinggi lainnya, hanya menerima yang setara dengan mereka? Apa aku akan terpaksa patah hati."Kau memikirkan sesuatu sepanjang hari ini, bicaralah padaku..." Kami sampai di Renaissance Hotel di Louvre Jumat malam, dan Joshua tampaknya melihat aku terlihat lebih diam dari biasanya dan dia tahu aku khawatir tentang sesuatu."Josh, ... kau tak pernah cerita tentang siapa keluargamu, apa mereka akan menerimaku nanti. Keluargaku bukan siapa-siapa."Joshua menatapku dan tersenyum. "Kemarilah... " dia menarik tanganku dan mendudukkan aku di pangkuannya."Charlotte, aku adalah aku, terlepas siapa keluargaku. Aku membangun karierku dari dasar tanpa bantuan keluargaku. Kau pikir karena keluargaku semacam "top list richest in UK" atau pamanku yang seorang mayor of London akan punya pengaruh terhadap karier
"Aku dua kali melihat Charlotte bersama Josh. Dia jelas bukan hanya teman, mereka pasti punya hubungan khusus." Aku terhenti di belakang sebuah hiasan besar dengan foyer kain tertutup. Saat akan berjalan ke toilet. Itu suara Susan yang berbicara dengan Ibu Joshua."Aku sudah berusaha menghubungkan kalian berdua selama ini, kurasa wanita itu alasan dia menolak berjalan bersamamu. Dia jelas sedang dalam hubungan khusus bersamanya. Aku tak suka ini Susan, dan aku tak suka pengacara itu masuk dalam keluargaku, dia dibesarkan oleh single mother, entah siapa ayahnya atau apa pekerjaan Ibunya ..." punggungku dingin, sebuah pisau tajam terasa ditancapkan ke hatiku."Wanita itu harusnya tidak pernah datang ke pesta ini. Kau tidak mengajak Joshua datang bersamamu Susan? Bukankah kau berada di London minggu kemarin?" Itu suara ayah Josh. Jadi jelas bagiku aku adalah orang yang tidak diharapkan oleh keluarga ini."Mereka sekantor Bibi, mereka terus bertemu. Seme
Aku benci semua persoalan cinta. Josh langsung meneleponku tak lama setelah Susan pergi, aku mengatakan semua yang Susan katakan dan dia diam cukup lama sebelum meyakinkanku bahwa Susan tak akan mempengaruhi hubungan kami. Sejujurnya aku tahu dia tak yakin. Dan wanita itu tampaknya akan melakukan apapun untuk melaksanakan ancamannya, membawa ini lebih jauh ke perang dan drama antar keluarga. This Knightley and Menard things make me drowning. Konsentrasi kerjaku terganggu sepenuhnya dan sepanjang sisa hari itu aku sama sekali tak bisa berpikir. "Charlotte, kau baik-baik saja?" Elly sedang membacakan beberapa review kasus yang harus kami bahas di rapat junior partner besok, tapi pikiranku melayang kemana-mana. "Sorry Elly, aku benar-benar tak bisa melakukan saat ini, pikiranku penuh, kita akan membahasnya langsung besok di meeting dengan Junior partner..." "Baiklah, dan Robert bilang dia sudah menyelesaikan lapora
Aku merapikan penampilan terakhirku, sambil memeriksa dokumen yang harus kubawa untuk bertemu Anna."Josh, kau bisa menjemputku di Shard jam 3 sore?" Aku akan bertemu Anna di Aqua The Shard, Southwark London sekitar jam satu, sebelumnya aku harus ke kantor untuk konsultasi junior partner, aku memang menghindari bertemu Anna di Mansionnya agar tak bertemu Lionel.Aku berjalan ke ruang tengah, Josh tampaknya juga sedang bersiap-siap tadi, dia juga harus ke kantor untuk konsultasi junior partner."Josh, kau sudah siap?" Aku melihat Josh berdiri mematung di pintu. Ada seseorang datang?"Siapa itu?" Bukankah ini suara Sarah, Ibu Josh?! Apa! Aku tak bisa bergerak dari tempatku dan Sarah masuk bersama Susan."Nyonya Sarah ... " dia terkejut melihatku seperti aku terkejut melihatnya."Jadi kalian tinggal bersama?!" Aku memandang Josh dengan takut. Dia datang dan memegang tanganku."Kami memang t
Aku tahu bertahan tidaklah mudah.Josh meyakinkanku bahwa kami akan baik-baik saja, tapi dia tahu bahwa kami juga tidak bisa mengabaikan masalahnya.Fakta bahwa aku takut kehilangan Josh, hubungan kami masih belum pasti kedepannya. Dan ex-nya masih berusaha keras memisahkan kami. Itu terasa seperti siksaan yang membuatku merasa duduk diatas kursi panas.Akhir pekan ini dia bertemu Ayah dan Ibunya di London. Dia kembali ke apartmentku larut malam. Aku khawatir tentang apa yang mereka bicarakan, apapun itu tampaknya bukan hal yang baik karena wajahnya kelihatan lelah."Ada apa?" Aku duduk disampingnya dan dia menghela napas panjang."Bukan hal yang besar, aku hanya perlu waktu berpikir....""Katakan padaku, seburuk apapun yang terjadi aku harus tahu. Apa Ibumu mengancammu, kalian bertengkar?" Josh menatapku lalu menangkup tangannya didepan wajahnya, tidak menjawabku. Pasti telah terjadi sesuatu.
Aku sampai di sebuah restoran ramai di London Bridge, The Breakfast Club, aku tahu restaurant ini, hanya aku belum punya kesempatan mencobanya.Gadis yang menjemputku mengantarku ke ke sebuah meja yang agak tersendiri di ruangan itu, dengan sekat yang cukup private. Seorang laki-laki tua tersenyum padaku. Itu ayah Joshua, Jason Menard. Garis-garis wajahnya tampak seperti Josh, walau tampak lelah. Entah bagaimana aku sedikit bersimpati padanya."Charlotte, apa kabar. Terimakasih sudah bersedia menemui orang tua ini. Duduklah..." Ayah Josh mempersihlakanku duduk. Sementara wanita yang mengantarku menuangkan kopi dalam cangkirku."Tuan Jason, apa yang Anda ingin bicarakan dengan saya...""Kita sarapan dan minum kopi dulu Charlotte, Aku benar-benar minta maaf menjadi begitu pemaksa pagi ini..." Seorang pelayan masuk dan menghidangkan English breakfast bagi kami."Ayo makanlah, aku se
"Charlotte, kau punya pertemuan dengan Vivienne Chai jam 11." Elly langsung masuk ke ruanganku begitu aku tiba. Aku cuma duduk dikursiku dan termenung. Pikiranku terbang kemana-mana."Charlotte, kau mendengarku?""Elly, bisa kau tinggalkan aku sendiri 30 menit. Tolong...""Kau baik-baik saja? Perlu kubatalkan pertemuannya?" Elly mungkin tak pernah melihatku begini."Aku baik, tak usah batalkan. Hanya tinggalkan aku sendiri 30 menit. Jangan ada yang masuk. Aku akan memanggilmu." Mataku sudah panas."Oke, ..." Dia dengan cepat pergi, dan begitu dia menutup pintu aku membenamkan wajahku ke meja, dan mulai menangis dengan keras. Aku tak bisa menggambarkan perasaanku sekarang, aku sudah hancur, aku merasa tak berdaya. Aku dan Josh adalah hal yang mustahil dan semua perasaanku yang berkembang harus kukubur dan bagaimana aku bisa membunuh itu seketika, karena itu begitu menyakitkan bagiku.Aku baru saja menemukan
Aku tahu Ethan menyesal. Dia menunjukkannya. Dia berniat menebus kesalahannya. Dia bersikap aku adalah porselen yang gampang pecah seminggu ini. Dia memikirkan semuanya, dia bertanggung jawab atas pilihan yang dia buat.Ethan akan jadi Ayah yang baik, aku menyadarinya. Dan anak ini bagaimanapun dia adalah anakku. Aku mencintainya tentu saja, tiap hari aku terpesona bagaimana dia bisa begitu ajaib diberi kehidupan di dalam diriku.Setelah aku lebih tenang, aku mulai lebih bisa menerima semua ini. Aku mempunyai dukungan yang kubutuhkan untuk membesarkan anakku. Ayah, Ibu, Nenek dan Kakek, cinta dan perlindungan kami. Dia akan tumbuh dengan baik dan tidak akan pernah menjalani jalan penuh duri yang kualami.Ethan mengandeng tanganku menyusuri pantai didepan kami sementara angin meniup rambutku dan air laut yang jernih membasahi kakiku. Setahun lalu aku merasa seperti gadis malang disini, tapi hari ini aku berjalan dengan rasa bahagia membunc
Satu lagi kebodohanku. Batu bulan!Kenapa aku sebodoh itu menyebutkannya.Iya aku akan memberinya batu bulan! Dengan sertifikat keaslian. Itu kata lain dari diamond ring. Aku meminta kotaknya disulam dengan kata kata Moon Rock! Stupid? Yes, Absolutely Stupid! Mana mungkin aku memberinya batu bulan betulan! Itu tak berguna sama sekali.Bagaimana aku memberikannya? Aku binggung bagaimana caraku melamarnya. Sampai aku memikirkan bagaimana pertama kami bertemu. Aku ingin sekali membawanya kembali ke Monaco tempat pertama kali kami bertemu akhir awal musim semi tahun lalu."Honey, akhir minggu ini bagaimana kalau kita liburan.""Kemana?""Monaco...""Monaco?" Dia berpikir sebentar. "Kita bertemu pertama kali di Monaco...""Hmm.. iya. Kau masih ingat bagaimana kau pertama kali melihatku?" Dia memutar matanya mengingat sesuatu."Rambutmu basah saat kau baru kelua
Bodoh!Aku memang bodoh melakukan pengaturan kehamilan itu padanya! Setelah kupikir lagi kenapa dia begitu marah padaku yang sengaja membuatnya melupakan pillnya saat itu.Aku telah memaksanya membuat pilihan yang dia belum persiapkan. Bahkan dia tidak merasakan lamaran dariku dan upacara pernikahan impiannya. Dia harus langsung mengandung anakku. Aku menghancurkan mimpinya. Dengan bodoh aku baru menyadarinya setelah menerima amukannya.Aku sangat tahu aku telah melalukan kebodohan terbesar pada orang yang kucintai karena terpesona pada bayangan sempurna yang berjalan di otakku saat itu. Saat dia bilang dia menginginkan anak-anak bersamaku.Aku berjanji akan menebus kesalahanku padanya."Ethan, kalian harus segera menikah!" Ini untuk kesekian kalinya Mom memaksaku untuk segera menetapkan harinya bersama Charlotte."Mom, Charlotte sedang marah padaku. Aku berusaha melakukan ini dengan pelan-pelan tanp
Aku membuka pintu dan menuju meja makan di ruang tengah. Pakaianku sudah rapi untuk kekantor. Aku pagi ini malas bangun, tidak biasanya aku begini. Bekerja terasa berat. Aku membaca ini akan berakhir setelah pada usia kehamilam mendekati empat bulan dimana tubuh beradaptasi untuk menciptakan rumah baru bagi janin.Aku baru melakukan tesnya setelah aku bangun dan hasilnya positive. Aku tak bisa menghindar lagi kemanapun sekarang, aku sudah berada disini dan tak punya ruang untuk bergerak mundur.Ethan melihatku, dia juga sudah rapi dan Ny. Lucy orang yang bertugas membersihkan penthouse sudah datang. Dia sedang membereskan sarapan dan menghidangkannya di meja makan.Aku melengos saat Ethan menatapku. Aku duduk di meja dan mulai menuang kopi yang disiapkan Lucy."Honey, kau harus mengurangi kafein setidaknya sampai trimester pertama. Minumlah lebih banyak susu... " Jadi sekarang kopi pun tak bisa aku minum. Moodku langsung turu
"Kau sedang hamil. Kau harus istirahat lebih awal. Jam lima kita pulang ke London." Dia menempel disampingku dan mengelus perutku yang masih langsing. Aku risih melihatnya menempel-nempel seperti lintah."Aku tidak sakit Ethan. Aku hanya hamil. Itupun belum pasti. Kau tidak udah bersikap berlebihan." Kami berdebat di meja makan didepan Ayah dan Ibunya.Aku sangat tidak suka diatur seperti aku adalah seorang anak kecil. Walaupun dia melakukannya karena peduli padaku. Dia perduli pada anaknya sebagian bukan padaku saja. Sekarang kenapa aku cemburu kepada anakku sendiri?"Kurasa tidak ada gunanya kita ke rumah sakit sekarang. Ibu akan mengenalkan dokter Ibu dan membuat janji besok untuk kalian. Kalian bisa menggunakan test pack kehamilan untuk memastikan besok pagi dan pasti hasilnya akurat.""Apa tidak apa menundanya Mom?""Ethan, Charlotte tidak sakit, dia hamil. Kau harus lebih perhatian padanya. Dan tentu saja kalian
"Kau sedang hamil. Kau harus istirahat lebih awal. Jam lima kita pulang ke London." Dia menempel disampingku dan mengelus perutku yang masih langsing. Aku risih melihatnya menempel-nempel seperti lintah."Aku tidak sakit Ethan. Aku hanya hamil. Itupun belum pasti. Kau tidak udah bersikap berlebihan." Kami berdebat di meja makan didepan Ayah dan Ibunya.Aku sangat tidak suka diatur seperti aku adalah seorang anak kecil. Walaupun dia melakukannya karena peduli padaku. Dia perduli pada anaknya sebagian bukan padaku saja. Sekarang kenapa aku cemburu kepada anakku sendiri?"Kurasa tidak ada gunanya kita ke rumah sakit sekarang. Ibu akan mengenalkan dokter Ibu dan membuat janji besok untuk kalian. Kalian bisa menggunakan test pack kehamilan untuk memastikan besok pagi dan pasti hasilnya akurat.""Apa tidak apa menundanya Mom?""Ethan, Charlotte tidak sakit, dia hamil. Kau harus lebih perhatian padanya. Dan tentu saja kalian
Kau tahu panen apa yang membuatku terpesona di musim panas ini.Cherry Tomato. Melihat sulur-sulur tomat cherry itu saling terhubung dan membuat untaian berwarna cerah merah dinaungi daun-daun kehijauan. Aku berdecak kagum dan sejenak cuma berdiri disana dan melongo."Sampai kapan kau mau melongo seperti itu?" Ethan menertawakanku yang berdiri disana dan tidak bergerak sedikitpun."Menakjubkan..." kata-kata pertama yang mampu kukeluarkan."Kau tak pernah melihat tomat?""Aku pernah melihat tomat biasa. Tapi tak pernah membayangkan tomat cherry akan secantik ini." Pertani sekarang melakukan banyak teknik dalam pertanian. Mereka bisa membuat panennya seragam dan sulur-sulur itu seperti jatuh seperti itu saja disana.Para perkerja mulai melakukan panen ke sebagian tomat yang sudah berwarna merah. Pekerja-pekerja itu sangat terlatih, mereka dengan cepat melakukan pemilihan buah yang sudah matang dan meninggalk
AprilMusim semi adalah hal yang menyenangkan. Udara menjadi menghangat, bunga-bunga di Kew Garden bersemi, orang-orang mencari aktifitas di luar ruangan. Rasanya selalu lebih berwarna dibanding winter yang selalu putih dan dingin.Akhirnya aku pindah ke tempat Ethan. Saat ini semuanya masih berjalan baik. Aku menyukai tinggal bersamanya. Walaupun kadang masih perlu sedikit penyesuaian.Kebanyakan dia bangun lebih dulu dariku. Dia akan jogging di luar rumah selama setengah jam sementara aku masih tertidur. Kami tak selalu pulang bersama, kadang aku pulang larut sekali karena pekerjaan atau dia yang pulang larut. Tapi aku tahu dimana mencarinya.Aku menyenangi kamarku, dan aku tetap punya ruangku sendiri.Satu hal yang berubah adalah aku dan dia tahu kami saling memiliki satu sama lain. Saat ini aku tahu ada seseorang yang bisa kuandalkan dan seseorang tempatku berbicara.Ibu Ethan Olivia sangat suppo
Sebuah makan malam yang meriah. Ayah dan Ibunya menyambut kami dengan sangat ramah. Aku berkenalan dengan kedua adik Ethan, satu perempuan yang sudah punya suami dengan dua orang anaknya dan satu lagi adik laki-lakinya yang baru saja menyelesaikan kuliah di Cambridge.Keluarganya sangat ramah. Aku tak menyangka mereka semua adalah orang yang penuh selera humor. Dibalik gelar yang dipegang keluarga ini, mungkin orang mengira akan ada aturan-aturan khusus bagi anggota keluarga baru. Tapi ternyata itu tidak ada disini. Mereka sama seperti keluarga lainnya dan aku dengan cepat merasa nyaman berada diantara mereka."Ethan adalah anak tertua kami Marion, kami senang sekali dia dan Charlotte akhirnya dapat bersama. Kau tahu, harus aku yang menyatukan mereka berdua... Oh my God, aku melihat betapa mereka punya perasaan satu sama lain tapi ... I don't know what happen between this two. But when I speaking out ...Everything done! Could you believe that Marion?" Aku d