"Madam Pauline, saya Charlotte Blaine, senang bertemu Anda." Aku menyalami seorang wanita yang sudah berumur 61 tahun, tapi tubuh dan wajahnya masih menyisakan kecantikan masa mudanya. Dia bahkan masih bisa memakai rok pencil dan kemeja Gucci Stretch pas badan. Aku jelas kagum pada apa yang dia capai, aku membaca data pribadinya adalah mantan ratu kecantikan dan pemain film terkenal pada masa mudanya di Malaysia.
"Nona Charlotte, aku tak menyangka Anda begitu muda dan cantik." Komentar yang sudah terlalu sering kudengar dari klienku."Dan Anda terlihat menakjubkan di usia Anda Madam. Duduklah, apa yang bisa kubantu untukmu." Dan dimulailah pertanyaan pertama untuk episode drama yang lain."Kau mungkin sudah mengenal portofolio suamiku, kurasa kau tidak menerima kasus dibawah net worth £100 juta bukan...." Dia tertawa kecil, aku tersenyum. Aku memang tidak menerima kasus biasa. Hanya mereka dengan label Ultra Rich People dengan net worth diatas £100 juta yang mungkin tidak ada 1% di dunia yang bisa menjadi klienku."Baiklah, aku ingin bercerai dengan suamiku. Alasanku dia dan keluarga besarnya menjadi begitu beracun bagi hidupku yang mungkin tidak ada 20 tahun lagi jika aku beruntung, aku hanya ingin hidup tenang bersama anak-anak dan cucuku Miss Blaine, ... " dia mulai dengan kalimat "toxic", itu istilah baru dikamusku, dan akses kental English Chinesenya menarik dan membuatku ingin tersenyum, baru sekarang aku mempunyai klien dengan akses memukau seperti ini."Toxic ... saya baru mendengar definisi ini Madam Pauline, deskripsikan toxic menurut Anda.""Well, aku akan mulai dengan siapa keluarga suamiku Miss Blaine. Suamiku adalah keluarga yang memegang gelar orang-orang terkaya di negara kami deretan keluarganya. Sudah tiga generasi dari kakeknya mereka mempunyai asset keluarga luar biasa dan terbiasa menerima perlakukan istimewa. Aku dan suamiku jatuh cinta pada pandangan pertama. Saat itu aku dibutakan oleh cinta. Aku jelas adalah perempuan mandiri, aku punya cukup uang untuk diriku tanpa aku harus mengemis pada laki-laki manapun..." Dia berhenti, tampaknya sebuah kenangan membuat matanya wanita matang ini sedikit berkabut. Tapi kemudian dia tersenyum."Saat itu dia berkeras menikahiku, Ibuku yang bijaksana pernah bilang padaku saat itu. 物以类聚 wù yǐ lèijù yang artinya kurang lebih “Similar things are categorised together.” Saat itu dia berkata akan sulit bagiku untuk membaur dikeluarga yang begitu elite dan punya semacam strata bangsawan. Aku mengabaikan nasehatnya dan punya keyakinan kami akan baik-baik saja. Well, memang awalnya baik-baik saja, namun seiring waktu kepercayaanku mulai goyah. Aku mungkin bukan wanita miskin, tapi aku juga bukan wanita kaya raya seperti semua menantu di keluarga itu. Mereka membawa nama besar keluarganya dan aku selalu dipandang sebelah mata. Tapi aku bertahan dan suamiku selalu mendukungku awalnya, akupun tak ambil pusing tentang mereka. Aku mendukung bisnis suamiku di media di Malaysia dan punya bisnisku sendiri walaupun mungkin tak sebesar bisnis keluarga. Tapi manusia berubah, cinta tak selalu manis. Setiap kami bertengkar dia mengungkit bahwa aku beruntung menikah dengannya dan aku bukanlah siapa-siapa. Semangkin lama itu terasa semangkin pahit, masalah kami semangkin banyak, aku tahu dia mungkin punya banyak wanita lain atau mungkin anak lain, aku tak perduli lagi sejak lama, kecuali bahwa anakku baik-baik saja melihat kami, dia sudah terlalu banyak berubah dan semuanya menjadi tawar..." akhirnya Madam Pauline yang tadinya terlihat tegar meneteskan air mata. Aku memberinya tissue untuk menghapus air matanya. Seberapapun kau berkata rasanya sudah tawar, atau kau terlalu membencinya. Saat menceritakan semuanya tak mungkin seorang wanita tak meneteskan air mata."It's okay Madam... " aku mengelus bahunya."Perbedaan semangkin tajam dan akhirnya kami hanya menjadi orang asing satu sama lain. Tapi akhir-akhir ini dia dan keluarganya semangkin tajam. Mungkin aku mengharapkan dia lebih tua menjadi lebih bijak, tapi aku menemukan temperamen dan kata-katanya mungkin seperti anak kecil tak tahu perasaan. Atau aku mungkin bukan wanita yang sabar lagi sekarang, aku terganggu dan tidak menerima keadaanku yang terus direndahkan. Aku mencoba bertahan demi anak-anakku tapi dia terus merenadahkanku. Aku akhirnya berpikir aku harus keluar lingkungan penuh energi negatif ini, menjadi diriku apa adanya. Tapi aku bukan orang bodoh dan hanya akan diam saja, aku akan menuntut hakku selama 30 tahun menerima mereka merendahkanku, mungkin di Malaysia aku tidak akan mendapatkan bagian yang pantas untuk kerja kerasku di sana. Tapi aku akan mengklaimnya di sini, aku double citizen Malaysia dan Inggris, dan usahanya juga banyak disini, aku menghabiskan banyak waktu bersama anak-anakku di UK hampir sepanjang tahun. Dan aku yakin kau bisa mencari celah keadilan untukku disini." Aku mengangguk mengerti. UK adalah tempat yang sering dituju oleh para istri ultra rich yang punya dua kewarganegaraan untuk mengklaim pembagian harta mereka.Pengadilan UK berpedoman bahwa "breadwinners/penghasil uang" dan "housekeepers/penjaga rumah" punya peran yang sama besarnya dan sama-sama dihargai dalam rumah tangga. Tak seperti negara lain bahwa harga warisan tidak dihitung dalam pembagian kekayaan pernikahan, di Inggris kami memasukkan komponen itu dan bisa diklaim oleh pihak yang bertikai.
"Aku mengerti ini masalah di dua negara. Sebelum aku meriview kasusmu, aku sudah bicara dengan partner kami di Malaysia. Kau ingin partner kami menangani untukmu di sana?""Ya. Dan aku tak perduli mengenai biaya atau panjangnya pertarungan Nona Blaine. Lakukan apa yang menurutmu perlu, mereka adalah keluarga sosialita, perang media akan terjadi dan sudah terjadi di Malaysia, yang aku inginkan adalah mendapatkan bagianku, dua putraku sudah mengetahui apa yang aku putuskan dan mereka akan mendukungku . Selama ini mereka selalu merendahkanku sebagai orang yang tidak pantas berada di lingkaran mereka. Jadi aku ingin mereka membayar 50% dari semua yang bisa aku dapatkan listnya." Wajahnya keras dan penuh tekad. Sebuah pernyataan keras dari seseorang wanita yang sakit hati."Aku akan menugaskan seseorang untuk menggali portofolio suamimu jika kau ingin data lengkapnya, apa kau keberatan. Mereka selalu punya sesuatu yang disembunyikan." Salah satu penyelidik yang kupunya punya kemampuan menakjubkan membongkar harta kekayaaan seseorang, aku tak tau bagaimana dia melakukannya, tapi tak ada yang bisa menangani lebih baik dari David Greene. Kau mungkin merasa bisa menyembunyikannya, tapi saat aku membuka datamu di depan hakim kau tak akan bisa menyangkalnya.Pertemuan itu berakhir dengan kesepakatan awal, dan pengaturan untuk pertemuan lebih lanjut. Aku termenung di mejaku berpikir tentang cerita Pauline Chai, sebuah pikiran melintas di kepalaku tentang Joshua. Selama ini aku tak pernah tahu siapa Joshua dan siapa keluarganya.Aku akhirnya membuka laptopku dan mulai mengetikkan sesuatu di layar. Aku membelalak melihat hasil pencarianku. Baiklah, keluarga Joshua termasuk top 50 terkaya di UK, tidak bisa dipercaya dan aku hanya mengetahui pamanya adalah Mayor of London. Pantas saja dia punya relasi yang begitu luas."Honey, pulang bersamaku? Makan malam? Kau masih ada pekerjaan yang harus diselesaikan?" Joshua tiba-tiba muncul di pintu ruanganku. Aku menutup jendela pencarianku dan tersenyum padanya."Sebentar lagi, aku harus mengerjakan beberapa hal lagi..." Dia duduk didepanku."Aku tak sabar menunggu besok sore untuk pergi ke Paris berdua denganmu..." Senyumnya mengembang dan dia melihatku dengan ekspresi memuja. Aku hanya tersenyum kecil melihatnya. Sebuah kekhawatiran menyelinap dihatiku. Bagaimana kalau keluarganya tidak menerimaku, aku bukan dari keluarga kaya-raya dan di kelas yang sama dengan mereka. Menikah denganku tidak akan menghasilkan prospek bisnis yang bagus. Mungkin aku berlebihan karena mendengar cerita Pauline Chai, tapi kata-katanya memang masuk akalJosh mungkin tidak menganggap begitu, tapi apa keluarganya akan berpikir hal yang sama."Josh, apa kau akan mengenalkan aku sebagai kekasihmu nanti?""Tentu saja, apa kau mau aku menyebutmu kekasih sewaan... Sebenarnya apa yang ada dipikiranmu? " Dia duduk didepanku dan aku menggengam tangannya."Boleh aku minta sedikit waktu, aku belum siap untuk perkenalan keluarga. Bisakah kau bilang aku adalah temanmu?" Josh langsung diam dan pandangannya menyelidik."Sebenarnya ada apa. Kenapa kau bicara sesuatu yang aneh seperti itu.""Aku hanya ingin waktu mengenal keluargamu, maksudku mereka belum pernah mengenalku sama sekali. Mungkin jika kita memulai berkenalan sebagai teman itu tidak akan terlalu frontal. Itu memberi waktu untuk pembicaraan lebih bebas..." Apa kata-kataku punya alasan rancu yang tidak meyakinkan? Sepertinya begitu karena Josh menatapku dengan binggung."Kau tidak yakin padaku, atau kau takut pada keluargaku?" Josh menekankan pertanyaannya. Kenyataannya mungkin aku lebih takut pada diriku sendiri yang akan langsung lari saat itu juga jika aku menemukan keluarganya seperti keluarga Pauline Chai."Mungkin, karena aku bukan siapa-siapa dan keyakinan pada manusia tidaklah bisa diandalkan.""Itu absurd. Kau tahu aku mencintaimu. Kenapa kau harus meragukanku. Apa yang membuatmu bisa berpikiran seperti itu. Ada kasus perceraian baru lagi yang membuatmu selalu berpikir negatif?" Aku selalu berpikir, cinta tidak cukup untuk sebuah pernikahan. Lalu apa yang diperlukan untuk itu? Aku sungguh tidak tahu?"Tidak, hanya aku hanya meminta waktu untuk bisa berkenalan dengan keluargamu. Hanya beri aku waktu Josh... Aku hanya minta waktu. Jika kau tidak menyetujuinya aku tak akan pergi bersamamu..." Josh diam lama mendengar kata-kataku. Akhirnya dia menghela napas panjang."Baiklah, tapi di Thanksgivings empat bulan lagi kita akan kembali ke Paris dan aku mengenalkanmu sebagai kekasihku. Dan aku ingin bertemu Ibumu.""Iya, terimakasih..."Aku tersenyum, tapi dalam hatiku aku takut akan apa yang akan kutemukan di Paris.-----------------Aku begitu khawatir tentang perjalanan ini. Tentang bagaimana keluarga Joshua sebenarnya. Apa mereka juga akan seperti keluarga kelas tinggi lainnya, hanya menerima yang setara dengan mereka? Apa aku akan terpaksa patah hati."Kau memikirkan sesuatu sepanjang hari ini, bicaralah padaku..." Kami sampai di Renaissance Hotel di Louvre Jumat malam, dan Joshua tampaknya melihat aku terlihat lebih diam dari biasanya dan dia tahu aku khawatir tentang sesuatu."Josh, ... kau tak pernah cerita tentang siapa keluargamu, apa mereka akan menerimaku nanti. Keluargaku bukan siapa-siapa."Joshua menatapku dan tersenyum. "Kemarilah... " dia menarik tanganku dan mendudukkan aku di pangkuannya."Charlotte, aku adalah aku, terlepas siapa keluargaku. Aku membangun karierku dari dasar tanpa bantuan keluargaku. Kau pikir karena keluargaku semacam "top list richest in UK" atau pamanku yang seorang mayor of London akan punya pengaruh terhadap karier
"Aku dua kali melihat Charlotte bersama Josh. Dia jelas bukan hanya teman, mereka pasti punya hubungan khusus." Aku terhenti di belakang sebuah hiasan besar dengan foyer kain tertutup. Saat akan berjalan ke toilet. Itu suara Susan yang berbicara dengan Ibu Joshua."Aku sudah berusaha menghubungkan kalian berdua selama ini, kurasa wanita itu alasan dia menolak berjalan bersamamu. Dia jelas sedang dalam hubungan khusus bersamanya. Aku tak suka ini Susan, dan aku tak suka pengacara itu masuk dalam keluargaku, dia dibesarkan oleh single mother, entah siapa ayahnya atau apa pekerjaan Ibunya ..." punggungku dingin, sebuah pisau tajam terasa ditancapkan ke hatiku."Wanita itu harusnya tidak pernah datang ke pesta ini. Kau tidak mengajak Joshua datang bersamamu Susan? Bukankah kau berada di London minggu kemarin?" Itu suara ayah Josh. Jadi jelas bagiku aku adalah orang yang tidak diharapkan oleh keluarga ini."Mereka sekantor Bibi, mereka terus bertemu. Seme
Aku benci semua persoalan cinta. Josh langsung meneleponku tak lama setelah Susan pergi, aku mengatakan semua yang Susan katakan dan dia diam cukup lama sebelum meyakinkanku bahwa Susan tak akan mempengaruhi hubungan kami. Sejujurnya aku tahu dia tak yakin. Dan wanita itu tampaknya akan melakukan apapun untuk melaksanakan ancamannya, membawa ini lebih jauh ke perang dan drama antar keluarga. This Knightley and Menard things make me drowning. Konsentrasi kerjaku terganggu sepenuhnya dan sepanjang sisa hari itu aku sama sekali tak bisa berpikir. "Charlotte, kau baik-baik saja?" Elly sedang membacakan beberapa review kasus yang harus kami bahas di rapat junior partner besok, tapi pikiranku melayang kemana-mana. "Sorry Elly, aku benar-benar tak bisa melakukan saat ini, pikiranku penuh, kita akan membahasnya langsung besok di meeting dengan Junior partner..." "Baiklah, dan Robert bilang dia sudah menyelesaikan lapora
Aku merapikan penampilan terakhirku, sambil memeriksa dokumen yang harus kubawa untuk bertemu Anna."Josh, kau bisa menjemputku di Shard jam 3 sore?" Aku akan bertemu Anna di Aqua The Shard, Southwark London sekitar jam satu, sebelumnya aku harus ke kantor untuk konsultasi junior partner, aku memang menghindari bertemu Anna di Mansionnya agar tak bertemu Lionel.Aku berjalan ke ruang tengah, Josh tampaknya juga sedang bersiap-siap tadi, dia juga harus ke kantor untuk konsultasi junior partner."Josh, kau sudah siap?" Aku melihat Josh berdiri mematung di pintu. Ada seseorang datang?"Siapa itu?" Bukankah ini suara Sarah, Ibu Josh?! Apa! Aku tak bisa bergerak dari tempatku dan Sarah masuk bersama Susan."Nyonya Sarah ... " dia terkejut melihatku seperti aku terkejut melihatnya."Jadi kalian tinggal bersama?!" Aku memandang Josh dengan takut. Dia datang dan memegang tanganku."Kami memang t
Aku tahu bertahan tidaklah mudah.Josh meyakinkanku bahwa kami akan baik-baik saja, tapi dia tahu bahwa kami juga tidak bisa mengabaikan masalahnya.Fakta bahwa aku takut kehilangan Josh, hubungan kami masih belum pasti kedepannya. Dan ex-nya masih berusaha keras memisahkan kami. Itu terasa seperti siksaan yang membuatku merasa duduk diatas kursi panas.Akhir pekan ini dia bertemu Ayah dan Ibunya di London. Dia kembali ke apartmentku larut malam. Aku khawatir tentang apa yang mereka bicarakan, apapun itu tampaknya bukan hal yang baik karena wajahnya kelihatan lelah."Ada apa?" Aku duduk disampingnya dan dia menghela napas panjang."Bukan hal yang besar, aku hanya perlu waktu berpikir....""Katakan padaku, seburuk apapun yang terjadi aku harus tahu. Apa Ibumu mengancammu, kalian bertengkar?" Josh menatapku lalu menangkup tangannya didepan wajahnya, tidak menjawabku. Pasti telah terjadi sesuatu.
Aku sampai di sebuah restoran ramai di London Bridge, The Breakfast Club, aku tahu restaurant ini, hanya aku belum punya kesempatan mencobanya.Gadis yang menjemputku mengantarku ke ke sebuah meja yang agak tersendiri di ruangan itu, dengan sekat yang cukup private. Seorang laki-laki tua tersenyum padaku. Itu ayah Joshua, Jason Menard. Garis-garis wajahnya tampak seperti Josh, walau tampak lelah. Entah bagaimana aku sedikit bersimpati padanya."Charlotte, apa kabar. Terimakasih sudah bersedia menemui orang tua ini. Duduklah..." Ayah Josh mempersihlakanku duduk. Sementara wanita yang mengantarku menuangkan kopi dalam cangkirku."Tuan Jason, apa yang Anda ingin bicarakan dengan saya...""Kita sarapan dan minum kopi dulu Charlotte, Aku benar-benar minta maaf menjadi begitu pemaksa pagi ini..." Seorang pelayan masuk dan menghidangkan English breakfast bagi kami."Ayo makanlah, aku se
"Charlotte, kau punya pertemuan dengan Vivienne Chai jam 11." Elly langsung masuk ke ruanganku begitu aku tiba. Aku cuma duduk dikursiku dan termenung. Pikiranku terbang kemana-mana."Charlotte, kau mendengarku?""Elly, bisa kau tinggalkan aku sendiri 30 menit. Tolong...""Kau baik-baik saja? Perlu kubatalkan pertemuannya?" Elly mungkin tak pernah melihatku begini."Aku baik, tak usah batalkan. Hanya tinggalkan aku sendiri 30 menit. Jangan ada yang masuk. Aku akan memanggilmu." Mataku sudah panas."Oke, ..." Dia dengan cepat pergi, dan begitu dia menutup pintu aku membenamkan wajahku ke meja, dan mulai menangis dengan keras. Aku tak bisa menggambarkan perasaanku sekarang, aku sudah hancur, aku merasa tak berdaya. Aku dan Josh adalah hal yang mustahil dan semua perasaanku yang berkembang harus kukubur dan bagaimana aku bisa membunuh itu seketika, karena itu begitu menyakitkan bagiku.Aku baru saja menemukan
Aku membuka mataku, cahaya matahari sudah membias dibaliknya. Disampingku tidak ada Josh, apa dia sudah pergi? Jika iya tak apa, itu mungkin lebih mudah bagiku.Ini hari minggu, beberapa bulan ini hari Minggu adalah hari yang sangat menyenangkan. Kami bisa pergi kemanapun berdua. Menghabiskan hari dengan bersenang-senang.Sekarang, mungkin tidak akan ada lagi.Aku bangkit dari tempat tidur dan menuju dapur. Setidaknya aku masih punya kopi dan biskuit coklat favoritku disana. Tidak terlalu buruk, aku bisa menonton tv sendiri, memesan makanan favorit dan berhibernasi seperti yang biasa aku lakukan sebelumnya.Aku membuka pintu dan wangi butter toast memenuhi udara. Josh di meja dapur, sedang mengoreng sosis dan ham, dan telur. Sementara kopi sudah dibuat."Morning honey, your breakfast ready. Sit..." dia tersenyum padaku seperti tidak ada yang terjadi. Dan aku hanya berdiri menatapnya, dia masih disini, itu s
Aku tahu Ethan menyesal. Dia menunjukkannya. Dia berniat menebus kesalahannya. Dia bersikap aku adalah porselen yang gampang pecah seminggu ini. Dia memikirkan semuanya, dia bertanggung jawab atas pilihan yang dia buat.Ethan akan jadi Ayah yang baik, aku menyadarinya. Dan anak ini bagaimanapun dia adalah anakku. Aku mencintainya tentu saja, tiap hari aku terpesona bagaimana dia bisa begitu ajaib diberi kehidupan di dalam diriku.Setelah aku lebih tenang, aku mulai lebih bisa menerima semua ini. Aku mempunyai dukungan yang kubutuhkan untuk membesarkan anakku. Ayah, Ibu, Nenek dan Kakek, cinta dan perlindungan kami. Dia akan tumbuh dengan baik dan tidak akan pernah menjalani jalan penuh duri yang kualami.Ethan mengandeng tanganku menyusuri pantai didepan kami sementara angin meniup rambutku dan air laut yang jernih membasahi kakiku. Setahun lalu aku merasa seperti gadis malang disini, tapi hari ini aku berjalan dengan rasa bahagia membunc
Satu lagi kebodohanku. Batu bulan!Kenapa aku sebodoh itu menyebutkannya.Iya aku akan memberinya batu bulan! Dengan sertifikat keaslian. Itu kata lain dari diamond ring. Aku meminta kotaknya disulam dengan kata kata Moon Rock! Stupid? Yes, Absolutely Stupid! Mana mungkin aku memberinya batu bulan betulan! Itu tak berguna sama sekali.Bagaimana aku memberikannya? Aku binggung bagaimana caraku melamarnya. Sampai aku memikirkan bagaimana pertama kami bertemu. Aku ingin sekali membawanya kembali ke Monaco tempat pertama kali kami bertemu akhir awal musim semi tahun lalu."Honey, akhir minggu ini bagaimana kalau kita liburan.""Kemana?""Monaco...""Monaco?" Dia berpikir sebentar. "Kita bertemu pertama kali di Monaco...""Hmm.. iya. Kau masih ingat bagaimana kau pertama kali melihatku?" Dia memutar matanya mengingat sesuatu."Rambutmu basah saat kau baru kelua
Bodoh!Aku memang bodoh melakukan pengaturan kehamilan itu padanya! Setelah kupikir lagi kenapa dia begitu marah padaku yang sengaja membuatnya melupakan pillnya saat itu.Aku telah memaksanya membuat pilihan yang dia belum persiapkan. Bahkan dia tidak merasakan lamaran dariku dan upacara pernikahan impiannya. Dia harus langsung mengandung anakku. Aku menghancurkan mimpinya. Dengan bodoh aku baru menyadarinya setelah menerima amukannya.Aku sangat tahu aku telah melalukan kebodohan terbesar pada orang yang kucintai karena terpesona pada bayangan sempurna yang berjalan di otakku saat itu. Saat dia bilang dia menginginkan anak-anak bersamaku.Aku berjanji akan menebus kesalahanku padanya."Ethan, kalian harus segera menikah!" Ini untuk kesekian kalinya Mom memaksaku untuk segera menetapkan harinya bersama Charlotte."Mom, Charlotte sedang marah padaku. Aku berusaha melakukan ini dengan pelan-pelan tanp
Aku membuka pintu dan menuju meja makan di ruang tengah. Pakaianku sudah rapi untuk kekantor. Aku pagi ini malas bangun, tidak biasanya aku begini. Bekerja terasa berat. Aku membaca ini akan berakhir setelah pada usia kehamilam mendekati empat bulan dimana tubuh beradaptasi untuk menciptakan rumah baru bagi janin.Aku baru melakukan tesnya setelah aku bangun dan hasilnya positive. Aku tak bisa menghindar lagi kemanapun sekarang, aku sudah berada disini dan tak punya ruang untuk bergerak mundur.Ethan melihatku, dia juga sudah rapi dan Ny. Lucy orang yang bertugas membersihkan penthouse sudah datang. Dia sedang membereskan sarapan dan menghidangkannya di meja makan.Aku melengos saat Ethan menatapku. Aku duduk di meja dan mulai menuang kopi yang disiapkan Lucy."Honey, kau harus mengurangi kafein setidaknya sampai trimester pertama. Minumlah lebih banyak susu... " Jadi sekarang kopi pun tak bisa aku minum. Moodku langsung turu
"Kau sedang hamil. Kau harus istirahat lebih awal. Jam lima kita pulang ke London." Dia menempel disampingku dan mengelus perutku yang masih langsing. Aku risih melihatnya menempel-nempel seperti lintah."Aku tidak sakit Ethan. Aku hanya hamil. Itupun belum pasti. Kau tidak udah bersikap berlebihan." Kami berdebat di meja makan didepan Ayah dan Ibunya.Aku sangat tidak suka diatur seperti aku adalah seorang anak kecil. Walaupun dia melakukannya karena peduli padaku. Dia perduli pada anaknya sebagian bukan padaku saja. Sekarang kenapa aku cemburu kepada anakku sendiri?"Kurasa tidak ada gunanya kita ke rumah sakit sekarang. Ibu akan mengenalkan dokter Ibu dan membuat janji besok untuk kalian. Kalian bisa menggunakan test pack kehamilan untuk memastikan besok pagi dan pasti hasilnya akurat.""Apa tidak apa menundanya Mom?""Ethan, Charlotte tidak sakit, dia hamil. Kau harus lebih perhatian padanya. Dan tentu saja kalian
"Kau sedang hamil. Kau harus istirahat lebih awal. Jam lima kita pulang ke London." Dia menempel disampingku dan mengelus perutku yang masih langsing. Aku risih melihatnya menempel-nempel seperti lintah."Aku tidak sakit Ethan. Aku hanya hamil. Itupun belum pasti. Kau tidak udah bersikap berlebihan." Kami berdebat di meja makan didepan Ayah dan Ibunya.Aku sangat tidak suka diatur seperti aku adalah seorang anak kecil. Walaupun dia melakukannya karena peduli padaku. Dia perduli pada anaknya sebagian bukan padaku saja. Sekarang kenapa aku cemburu kepada anakku sendiri?"Kurasa tidak ada gunanya kita ke rumah sakit sekarang. Ibu akan mengenalkan dokter Ibu dan membuat janji besok untuk kalian. Kalian bisa menggunakan test pack kehamilan untuk memastikan besok pagi dan pasti hasilnya akurat.""Apa tidak apa menundanya Mom?""Ethan, Charlotte tidak sakit, dia hamil. Kau harus lebih perhatian padanya. Dan tentu saja kalian
Kau tahu panen apa yang membuatku terpesona di musim panas ini.Cherry Tomato. Melihat sulur-sulur tomat cherry itu saling terhubung dan membuat untaian berwarna cerah merah dinaungi daun-daun kehijauan. Aku berdecak kagum dan sejenak cuma berdiri disana dan melongo."Sampai kapan kau mau melongo seperti itu?" Ethan menertawakanku yang berdiri disana dan tidak bergerak sedikitpun."Menakjubkan..." kata-kata pertama yang mampu kukeluarkan."Kau tak pernah melihat tomat?""Aku pernah melihat tomat biasa. Tapi tak pernah membayangkan tomat cherry akan secantik ini." Pertani sekarang melakukan banyak teknik dalam pertanian. Mereka bisa membuat panennya seragam dan sulur-sulur itu seperti jatuh seperti itu saja disana.Para perkerja mulai melakukan panen ke sebagian tomat yang sudah berwarna merah. Pekerja-pekerja itu sangat terlatih, mereka dengan cepat melakukan pemilihan buah yang sudah matang dan meninggalk
AprilMusim semi adalah hal yang menyenangkan. Udara menjadi menghangat, bunga-bunga di Kew Garden bersemi, orang-orang mencari aktifitas di luar ruangan. Rasanya selalu lebih berwarna dibanding winter yang selalu putih dan dingin.Akhirnya aku pindah ke tempat Ethan. Saat ini semuanya masih berjalan baik. Aku menyukai tinggal bersamanya. Walaupun kadang masih perlu sedikit penyesuaian.Kebanyakan dia bangun lebih dulu dariku. Dia akan jogging di luar rumah selama setengah jam sementara aku masih tertidur. Kami tak selalu pulang bersama, kadang aku pulang larut sekali karena pekerjaan atau dia yang pulang larut. Tapi aku tahu dimana mencarinya.Aku menyenangi kamarku, dan aku tetap punya ruangku sendiri.Satu hal yang berubah adalah aku dan dia tahu kami saling memiliki satu sama lain. Saat ini aku tahu ada seseorang yang bisa kuandalkan dan seseorang tempatku berbicara.Ibu Ethan Olivia sangat suppo
Sebuah makan malam yang meriah. Ayah dan Ibunya menyambut kami dengan sangat ramah. Aku berkenalan dengan kedua adik Ethan, satu perempuan yang sudah punya suami dengan dua orang anaknya dan satu lagi adik laki-lakinya yang baru saja menyelesaikan kuliah di Cambridge.Keluarganya sangat ramah. Aku tak menyangka mereka semua adalah orang yang penuh selera humor. Dibalik gelar yang dipegang keluarga ini, mungkin orang mengira akan ada aturan-aturan khusus bagi anggota keluarga baru. Tapi ternyata itu tidak ada disini. Mereka sama seperti keluarga lainnya dan aku dengan cepat merasa nyaman berada diantara mereka."Ethan adalah anak tertua kami Marion, kami senang sekali dia dan Charlotte akhirnya dapat bersama. Kau tahu, harus aku yang menyatukan mereka berdua... Oh my God, aku melihat betapa mereka punya perasaan satu sama lain tapi ... I don't know what happen between this two. But when I speaking out ...Everything done! Could you believe that Marion?" Aku d