Dor
Dor
Dor
Dor
Dor
Suara tembakan terdengar berkali-kali. Seorang perempuan berusaha bertahan hidup dengan sisa tenaga yang ia miliki saat ini. Saat ini dirinya terluka parah. Banyak luka, mau itu luka tembak ataupun luka pisau yang ia terima.
Keisya Amora Williams
Itulah nama perempuan itu. Saat ini nyawa Keisya berada di ujung.
Keisya saat ini sedang menjalankan misi bersama para anggotanya. Anggota nya banyak yang gugur, Keisya terus saja berlari menghindari peluru yang dikeluarkan musuhnya. Tapi Keisya tidak menyadari, sebuah pistol mengarah pada dirinya saat ini, Ia fokus untuk melarikan diri.
Dor
Tepat sasaran. Pistol yang diarahkan pada Keisya tadi sangat tepat sasaran.
Peluru itu mengenai jantung Keisya, Ia tidak tahan lagi sehingga tubuhnya jatuh. Tidak lama dari itu orang yang menembakkan peluru pada Keisya tadi mengikut menyusul karena tembakan Keisya, ia tidak akan membiarkan musuhnya selamat begitu saja."QUEEN!" teriak seseorang yang tak lain dari anggotanya yang masih tersisa. Teriakan itulah yang terakhir kali didengar oleh telinganya sebelum matanya tertutup.
"CEPAT BAWA QUEEN." Sisa tenaga para anggotanya membawa Keisya pergi dari sana. Tapi saat di tengah jalan, Keisya tidak bisa diselamatkan lagi. Ia sudah tidak tahan lagi.
•••••
Plak
Plak
Plak
Suara tamparan yang sangat keras terdengar di seluruh rumah.
"Jalang lo."
"Pergi lo dari sini!"
Hinaan itulah yang dirinya terima. Tak ingin berlama-lama dari sana, ia pergi dari rumah itu. Dengan mengendarai mobil miliknya.
Dirinya menggenggam setir mobil dengan erat. "Gue akan balas perbuatan kalian semua dengan tangan gue sendiri. Gue akan buat kalian menyesali perbuatan kalian."
Tanpa dirinya sadari, ada sebuah truk dari arah samping berkendaara dengan cepat dan mengenai mobil miliknya.
Mobil miliknya terguling-guling. Warga sekitar melihatnya langsung saja membantunya keluar dari mobil sebelum meledak.
BOOM
Suara ledakan terdengar, untung saja dia telah dikeluarkan oleh warga sekitar. Dan saat ini tengah dibawa rumah sakit terdekat.
Emily Arabelle Wilson
Itu namanya. Emily sangat dibenci oleh keluarganya tidak ada yang menyayangi dirinya selain pembantu rumahnya.
Bahkan orang tuanya sama sekali tidak menyayangi dirinya. Ia memakai bedak tebal 5 cm, baju yang ketat yang hampir memperlihatkan lekuk tubuhnya.Tidak ada yang menyukai dirinya sama sekali. Ia dikucilkan oleh orang sekitarnya.
Di sekolah ia dikenal sebagai Queen Bullying. Mengapa? karena ia membully siapa pun yang mendekati orang yang dia cintai, tapi orang tersebut sama sekali tidak menganggap dirinya ada. Dirinya dianggap angin lewat oleh dia.Tapi itu semua ia lakukan untuk mendapatkan perhatian dari keluarga maupun orang sekitarnya. Hanya saja caranya lah yang salah, caranya yang seperti itu tidak membuat orang sekitarnya akan mendekat melainkan semakin menjauh.
Di sebuah tempat yang sangat indah terdapat seorang gadis cantik menatap sekitar yang semuanya serba putih. "Gue dimana."“Siapa itu?" iris matanya menangkap seorang gadis yang sedang berjalan ke arahnya sekarang. Ia tidak mengenali siapa gadis itu.Sekarang ini, terlihat seorang gadis seumuran dengannya berdiri didepannya.“Siapa lo?” tanya dirinya pada seorang gadis di depannya.“Gue Emily Arabelle Wilson. Tolong bantu gue," ucap gadis itu dengan nada memohon.Dirinya menaikkan satu alisnya. Mengapa gadis ini meminta bantuannya, dan bantuan apa yang gadis ini inginkan. “Bantu apa?" “Tolong balaskan dendam ku pada mereka semua. Terserah lo pakai cara apa saja, yang terpenting tangan gue sendiri yang melakukan semua itu," ucap gadis di depannya.
Terhitung dengan hari ini, Emily telah 3 hari di rumah sakit. Ia sangat tidak betah dengan bau rumah sakit, pada dasarnya raga Emily yang diisi oleh jiwa Keisya saat ini sangat tidak menyukai itu. Bi Sri selalu berada di samping Emily semenjak masuk rumah sakit, terkadang Bi Sri pulang untuk membawakan makanan untuk Emily atau berganti pakaian.Dokter terlebih dahulu memeriksa kondisi Emily. “Baiklah Anda boleh pulang sekarang.”Yang menurut Dokter itu tanpa adanya ekspresi yang terlihat di wajah pasienya, hanyalah wajah datar dan dingin yang pasiennya perlihatkan.“Baru kali ini gue dapat pasien seperti dia,” batin Dokter itu. Baru kali ini dirinya mendapatkan pasien seperti pasiennya sekarang ini yang tanpa ekspresi di wajahnya. “Terima kasih Dok,” balas Bi Sri.Dokter tampan langsung keluar dari ruangan, tetapi sebelum itu ia pam
"Hoaam." Gadis cantik yang baru saja bangun dari tidurnya lalu merenggangkan otot-ototnya. Gadis itu adalah Emily Arabelle Wilson.Sekarang menunjukkan pukul 06.30 WIB. Emily a.k.a Keisya tanpa menunggu lama lagi melakukan mandinya untuk menuju sekolah sang pemilik tubuh ini. Semalam Keisya kedatangan Emily di alam mimpi dan mengatakan dirinya harus bersekolah hari ini. Dan semalam juga ia mendapatkan memori sedikit dari sang pemilik tubuh. Keisya sekarang mengerti keadaan sang pemilik tubuh ini.Tak butuh waktu yang sangat lama, Emily telah selesai mandi. Ia langsung saja berdandan natural.Senatural mungkin.Emily yang dulu berdandan seperti cabe, makeup yang tebal, baju yang ketat. Sekarang tidak l
Kring... Kring... Kring...Bel istirahat berbunyi, para murid berhamburan keluar dari kelas masing-masing menuju kantin untuk mengisi perut mereka. Emily? ia tidak ingin ke kantin lebih baik dirinya tidur dalam kelas daripada ia mendapatkan hinaan kembali. Bukannya apa, hanya saja ia tidak ingin telinganya menjadi panas seketika.••••Tak terasa bel pulang sekolah berbunyi. Emily keluar dari kelas, ia ingin berjalan kaki pulang. Dirinya berjalan santai menuju rumahnya dengan earphone ditelinga nya itu. Earphone itu ia dapatkan dari kamarnya tadi pagi.Sebuah mobil mengerem mendadak disamping Emily, untung saja dirinya tidak luka sedikitpun. Emily terduduk di aspal karena terkejut dan mengumpat. "Shit!"
Felicia melihat pakaian yang Emily kenakan sekarang. "Oh iya lo sekolah lagi?"Emily? ia menganggukkan kepalanya membalas pertanyaan Felicia. "Mau tidak mau. Karna gadis ini masih sekolah,""Karna lo sekolah lagi, jadi gue juga mau sekolah lagi bareng lo. Biar lo gak ninggalin gue lagi," tutur Felicia tanpa memikirkan terlebih dahulu."Terserah lo," ucap Emily."Setelah ini gue akan bilang ke Papa," gumam Felicia tapi masih di dengar oleh Emily. Emily sendiri hanya menggelengkan kepalanya mendengar itu."Eh iya lo sekolah dimana?" tanya Felicia."High Internasional School," jawab Emily yang dibalas anggukan oleh Felicia.
Pagi telah tiba. Seorang gadis cantik baru saja keluar dari rumahnya, bertepatan dengan sebuah mobil keluaran terbaru datang. Sang pemudi membuka kaca mobilnya. "Masuk Kei."Yah, gadis itu Emily. Tapi oleh sang pengemudi memanggil namanya dengan sebutan Kei, siapa lagi jika bukan Felicia yang memanggilnya seperti itu. Emily masuk kedalam mobil Felicia lalu Felicia menjalankan mobilnya setelah dirasa Emily telah duduk dengan sempurna di jok sampingnya. Emily melihat mobil yang dikendarai oleh Felicia. "Lo ganti mobil?"Felicia menoleh ke arah Emily sebentar lalu melihat ke arah depan lagi. "Iya hehehe.""Mobil kemarin pasti lo baru pakai kan?" tanya Emily. Itu bukan pertanyaan melainkan tebakan yang dikeluarkan oleh Emily.Felici
Azka Nughroho Steele. Seorang laki-laki tampan, wakil ketua gengster Graventas. Bermulut pedas seperti cabai. Dan satunya lagiWilliam Maxime Wilson, kembaran Emily. Anggota inti gengster Graventas. Sangat membenci Emily, dulu tidak, tetapi karna sahutan titisan dajjal. William terpengaruh dan ikut membenci Emily."Samperin yok," ujar Gio pada temannya.Gionino Putra Smith. Anak tunggal dari keluarga Smith. Tampan dan tidak jauh beda dengan Azka yaitu bermulut pedas seperti cabai dipasar. Gio juga salah satu anggota inti dari gengster GraventasMereka menuju meja Emily dan Felicia. Mereka mendengar perkataan yang di lontarkan oleh siswa-siswi."Heh liat! Graventas menuju meja
Setelah kejadian di kantin tadi, Emily dan Felicia sekarang berada di rooftop sekolah. Sehingga Felicia membuka suaranya."Kei!" panggil FeliciaEmily berdehem menanggapi panggilan Felicia. Ia sedang menutup matanya, menikmati udara yang di rooftop. Padahal sekarang telah menuju siang hari."Gue minta nomor lo dong," ucap Felicia.Emily langsung membuka matanya, ia tidak menjawab melainkan mengambil handphone miliknya dan memberikannya pada Felicia.Felicia langsung saja mengambil handphone milik Emily. Lalu, mengembalikan nya kembali pada sang pemilik. Emily menerima itu."Kei!" panggil Felicia lagi.