Dua minggu telah berlalu, semua berjalan sesuai rencana ketiga gadis itu. Ah tidak lebih tepat, rencana Emily a.k.a. Keisya Gadis itu benar-benar membuat semua keluarga pemilik raga ini sangat menyesal sampai tidak bisa menunjukkan wajah lagi depannya.
Entah apa yang dilakukan gadis itu pada mereka semua, hanya gadis itu yang mengetahui. Yang pasti gadis itu membuat mereka semua sangat menyesal bahkan William sangat menyesal sekarang.
Dulu ia tidaak pernah membela Emily saat semua siswa-siwi mengatakan hal yang buruk pada gadis itu. Sekarang ia sangta menyesal, ia tidak pantas disebut sebagai kakak. Kakak mana yang bisa disebut sebagai kakak jika dia tidak menolong ataupun membela sang adik Ketika terkena masalah.
William benar-benar sangat menyesal, sekarang ia benar-benar sangat menyesal. Masalah keluarga belum selesai juga sampai sekarang, dan sekarang masalah markas yang semakin rumit saja. Teka-teki terlalu banyak yang harus mereka pecahkan.
'Gue
Gadis itu melihat ke arah Felica, sedangkan Felicia yang melihat itu lalu menganggukkan kepala. Ia kemudian memutarkan sebuah foto yang mana terdapat Sembilan orang di sana. Foto pertama membuat semua anggota Graventas terutama Alex, di sana terdapat foto sang mama.“Kalian pasti mengetahui siapa dia. Ava Belvina Hernandez, mama dari Alex ketua gangster Graventas. Dia cantik, baik pula tapi sayang dia telah meninggal. Gue mau nanya sama kalian semua, kalian mengetahui penyebab kematian dia?”“Bagaimana kalua anaknya saja yang menjawab, Emily. Pasti dia mengetahui penyebab sang mama tercinta meninggal,” timpal Carissa.“Boleh deh. Jawab Alexander, bagaimana sang mama tercinta lo meninggal?” papar Emily.“Bunuh diri.” Emily tersenyum smrik ketika mendengar jawaban Alex, bukan hanya Emily saja tetapi kedua gadis tersebut.“Yakin bunuh diri? tapi gue tidak yakin deh dan serratus persen bukan karena
Sesuai perkataan gadis itu tadi. Sekarang mereka berada di sebuah Gudang tua. Saat ini kedua gangster berada di sebuah Gudang. Di sana terlihat banyak orang-orang, semua anggota kedua gangster berada di sana.Audrey, Febi, serta semua anggota gangster Rinex berada di depan ketiga gadis cantik tersebut, mereka semua dibuat berlutut. Ketiga gadis itu tersenyum smrik, Emily perlahan mengangkat dagu Audrey dengan jari telunjuknya. “Hai Shareena.”Setelah mengatakan itu, gadis itu melepaskan jarinya dari wajah Audrey. Gadis itu meludah ke arah samping. Ia meniup jari telunjuknya. “Ah jari gue habis pegang anjing.”“Shareena Aurora Gebiri, seorang jalang Aldeo Darvin Alendra. Mengikuti jejak sang mama tercinta yang pernah masuk dalam rumah tangga yang dulunya harmonis tetapi karena kedatangan kalian berdua, keluarga tersebut tidak harmonis lagi. Dan pada akhirnya Alya Putri Nafisha membunuh seorang lelaki yang tak lain adalah Samuel Raja
Mereka semua dapat melihat kilatan amarah di sana, kedua gadis itu semakin takut sekarang. Apa yang mereka rasakan sedari tadi, sekarang terjadi. Kedua gadis itu kembali saling memandang satu sama lain. “Cepat hubungi kak El sekarang. Hanya dia bisa.”Felicia langsung saja menghubungi Elvino dan tak lama diangkat oleh pria itu.“Halo, Kak.”[Ada apa?]“Lo sekarang ke sini. Dia kembali.”[APA? bagaimana bisa? sekarang lo di mana?]“Gue share lokasi sekarang. Secepatnya sekarang ke sini, Kak.”Carissa langsung saja memutuskan sambungan telepon itu sepihak dan langsung mengirimkan lokasinya pada Elvino. Sontak itu membuat mereka semua bingung dan khawatir. Sebenarnya apa yang terjadi sekarang.“Apa yang sebenarnya terjadi?” tanya Alva.“Dia kembali,” papar Carissa.“Dia siapa?&r
“Dia bukan Keisya. Jika lo ke sana, maka lo tidak akan bisa melihat dunia lagi dan tinggal nama lo saja nanti.” Darel terdiam di tempat mendengar perkataan itu, ia tidak mengerti. Ia ingin melakukan sesuatu pada gadis itu tetapi ia juga tidak ingin kenapa-kenapa pada dirinya.Darel menetapkan hatinya untuk mendekat pada gadis itu, Felicia belum sempat menahan tangan pria itu tetapi dia lebih dahulu pergi. “Shit! Darel memang menyerahkan nyawanya pada Alexa.”Sementara Darel sekarang sudah babak belur karena sedari tadi menahan gadis itu. Sementara mereka semua menatap Darel dengan tatapan yang sulit untuk diartikan, mereka tidak ada yang membantu pria tersebut bahkan kedua gadis itu. “Sudah gue bilang, jangan ke sana. Tetap ke sana, lihat sekarang.”Tak lama dari itu, terdengarlah suara langkah kaki berlari dari belakang mereka semua. Sontak saja, mereka membalikkan badan. Kedua gadis itu bernapas lega melihat keenam pria itu
Tetapi saat mereka berjalan menjauh, sebuah pisau melayang mendekati Keisya. Gadis itu yang mempunyai insting yang sangat kuat, langsung saja menangkap pisau itu dengan tangan kosong. Dan itu membuat tangan putihnya dipenuhi darah sendiri. Itu membuat Darel serta yang lain kaget dan terkejut, tetapi gadis itu tidak memperdulikan mereka semua.Keisya berjalan mendekat ke arah Lara. Sesuatu dalam dirinya ingin keluar sekarang, tetapi ia tahan. Bukan sekarang waktunya dan ia tidak ingin sesuatu terjadi seakrang. Ia tersenyum smrik pada Lara, sementara gadis itu mengeluarkan keringat dingin sebab Keisya telah berada depan wajahnya sekarang.Keisya memainkan pisau tersebut dengan sangat santai, itu membuat Darel sangat takut. Walaupun ia mengetahui siapa Keisya, tetapi masih ada rasa takut dalam dirinya setiap gadis itu melakukan hal yang berbahaya.“Bawa senjata tajam ke kampus. Melanggar peraturan.” Lara terdiam tidak bisa mengeluarkan kata sedikit pun.
DorDorDorDorDorSuara tembakan terdengar berkali-kali. Seorang perempuan berusaha bertahan hidup dengan sisa tenaga yang ia miliki saat ini. Saat ini dirinya terluka parah. Banyak luka, mau itu luka tembak ataupun luka pisau yang ia terima.Keisya Amora WilliamsItulah nama perempuan itu. Saat ini nyawa Keisya berada di ujung.Keisya saat ini sedang menjalankan misi bersama para anggotanya. Anggota nya banyak yang gugur, Keisya terus saja berlari menghindari peluru yang dikeluarkan musuhnya. Tapi Keisya tidak menyadari, sebuah pistol mengarah pada dirinya saat ini, Ia fokus untuk melarikan diri.DorTepat sasaran. Pistol yang diarahkan pada Keisya tadi sangat tepat sasaran.Peluru itu mengenai jantung Keisya, Ia tidak tahan lagi sehingga tubuhnya jatuh. Tidak lama dari itu o
Di sebuah tempat yang sangat indah terdapat seorang gadis cantik menatap sekitar yang semuanya serba putih. "Gue dimana."“Siapa itu?" iris matanya menangkap seorang gadis yang sedang berjalan ke arahnya sekarang. Ia tidak mengenali siapa gadis itu.Sekarang ini, terlihat seorang gadis seumuran dengannya berdiri didepannya.“Siapa lo?” tanya dirinya pada seorang gadis di depannya.“Gue Emily Arabelle Wilson. Tolong bantu gue," ucap gadis itu dengan nada memohon.Dirinya menaikkan satu alisnya. Mengapa gadis ini meminta bantuannya, dan bantuan apa yang gadis ini inginkan. “Bantu apa?" “Tolong balaskan dendam ku pada mereka semua. Terserah lo pakai cara apa saja, yang terpenting tangan gue sendiri yang melakukan semua itu," ucap gadis di depannya.
Terhitung dengan hari ini, Emily telah 3 hari di rumah sakit. Ia sangat tidak betah dengan bau rumah sakit, pada dasarnya raga Emily yang diisi oleh jiwa Keisya saat ini sangat tidak menyukai itu. Bi Sri selalu berada di samping Emily semenjak masuk rumah sakit, terkadang Bi Sri pulang untuk membawakan makanan untuk Emily atau berganti pakaian.Dokter terlebih dahulu memeriksa kondisi Emily. “Baiklah Anda boleh pulang sekarang.”Yang menurut Dokter itu tanpa adanya ekspresi yang terlihat di wajah pasienya, hanyalah wajah datar dan dingin yang pasiennya perlihatkan.“Baru kali ini gue dapat pasien seperti dia,” batin Dokter itu. Baru kali ini dirinya mendapatkan pasien seperti pasiennya sekarang ini yang tanpa ekspresi di wajahnya. “Terima kasih Dok,” balas Bi Sri.Dokter tampan langsung keluar dari ruangan, tetapi sebelum itu ia pam