Sore itu, Valerie tidak tahu apa yang sedang terjadi dengan ayahnya. Dia melihat bunga-bunga yang beberapa hari kemarin ia tanam dengan tangannya sendiri.
Beberapa bunga ada yang layu, tapi masih ada banyak yang tumbuh terlihat segar.River berjaga tak jauh dari Valerie. Kendati berada di rumah nyonya tua, tapi Noah tetap menyuruhnya menjaga Valerie karena siapa tahu Ivana akan membuat ulah dengan membuat Valerie merasa tidak nyaman.Terdengar suara sirene ambulans bergaung sampai ke kediaman nyonya tua. Valerie mengabaikannya karena berpikir jika ambulans itu sedang melakukan tugasnya."Noah kapan pulang ya?" gumam Valerie. Dia mengambil ponselnya dan jam sudah menunjukkan lima sore.Valerie berdiri. "River, aku akan masuk ke rumah. Noah mungkin akan segera pulang, kamu bisa kembali lagi besok pagi."Ταρί ...""Tak ada yang perlu dikhawatirkan, aku di rumah nenek suamiku.""Baik Nona."**ValeNoah baru saja keluar dari ruang rapat.Wajahnya yang terlihat tenang membuat Zack bingung bagaimana harus menyampaikan kejadian ini kepada Noah."Tuan, nona Valerie sedang di rumah sakit saat ini," kata Zack.Noah menghentikan langkahnya, memandang bayangan Zack di sampingnya."Di rumah sakit? Apa dia kambuh lagi?""Bukan. Maafkan saya, saya salah bicara. Maksud saya, nona Valerie di rumah sakit karena ayahnya mengalami kecelakaan.""Kita ke rumah sakit sekarang," perintah Noah.**River baru saja kembali entah dari mana, dia membawa sebotol minuman untuk Valerie."Tuan Muda dalam perjalan ke sini, Nona."Valerie mendongak."Benarkah?""Nona, apakah Anda mengenal lelaki yang bernama Derrick tadi?"Valerie menggeleng. "Aku baru saja bertemu dengan ayahku dan tidak tahu siapa saja keluarga ayahku. Memangnya ada apa, River?"River menatap Valerie, lalu menggele
Noah masuk ke kamar dengan perasaan yang tidak tenang. Bukan karena masalah ayah mertuanya. Tapi karena ucapan bibi Tatiana.Dia sudah melupakan gadis itu, dan tidak ingin mengingatnya lagi sampai saat ini.Tapi mengapa bibinya harus menceritakan tentang cinta pertamanya itu?Cinta pertama yang pernah dia cintai, tapi yang juga memberikan luka paling dalam di hatinya.Ia tak mengerti, mengapa luka itu seakan kembali menganga?Ia harap wanita itu tak akan muncul kembali dalam hidupnya.Noah menarik napasnya dalam dalam. Dia melihat bayangan Valerie yang tertidur lelap dengan napas yang teratur.Ia naik ke atas ranjang kemudian memeluk Valerie dari belakang."Kamu belum tidur Noah?" tanya Valerie seperti sadar tak sadar."Hmm aku terbangun karena Zack.""Apa Zack mengganggumu?"Noah terkekeh. Dia membalikkan tubuh Valerie agar menghadap ke arahnya.Valerie membuka matanya dan me
Satu hari kemudianValerie dan Noah bersiap pergi ke pulau pribadi milik keluarga Ivanov.Nyonya tua yang sangat berharap bisa mendapatkan cicit kembar dari Valerie dan Noah begitu sangat bersemangat mengantar kepergian mereka.Kemarin Valerie sudah melakukan proses agar dapat memiliki anak kembar. Meski hasilnya tidak dapat dijamin, tapi setidaknya dia melakukan apa yang nyonya tua inginkan.Dia mendapatkan suntik sel telur sebelum berbulan madu untuk memungkinkan kehamilan kembar. Salah satu metode yang bisa Valerie jalani saat ini."Aku akan kembali lima hari lagi," kata Noah pada neneknya."Ya ya, kalian harus bersenang-senang. Dan jangan pikirkan masalah di sini. Semuanya sudah diurus oleh asisten dan pengacaraku. Jadi jangan khawatir.""Nenek, jika ada kabar mengenai ayahku"Aku akan mengabarimu, tenang saja."Valerie tersenyum lega.**Zack membawa mobil mewah mereka menuju band
Suasana di pantai yang sepi membuat ada gejolak di dalam dirinya yang entah mengapa menjadi merubah perasaannya."Tidak ada siapa siapa di sini," balas Noah.Valerie melihat di belakang mereka, tadi ia melihat beberapa staff mengintip. Tapi saat ini dia sudah tidak melihat lagi."Baiklah baiklah, turunkan aku," rengek Valerie.Noah langsung menurunkan Valerie. Tapi begitu Valerie turun, perempuan itu langsung membasahi wajah Noah dengan air yang ada di kedua tangannya lagi.Noah mengelap wajahnya dengan tangannnya. "Oh, kamu belum jera rupanya." Dia mengejar Valerie yang mencoba berlari, tapi sayangnya Valerie tertangkap lagi."Kali ini aku tidak akan membiarkan kamu pergi," bisik Noah di telinga Valerie.Wajah Valerie memerah, tubuhnya diangkat oleh suaminya dan dia tak dapat menolaknya.Noah membawa kembali Valerie ke vila dengan menggendong Valerie."Aku lapar Noah," kata Valerie tiba tiba.
Keesokan paginya, Valerie bangun dan mendapati Noah masih tidur di sampingnya. Keduanya tidak mengenakan apa apa setelah apa yang mereka lakukan kemarin malam.Lengan Noah menjadi bantal Valerie entah sejak kapan, perempuan itu merasa bersalah karena pasti suaminya akan merasakan pegal di lengannya lantaran dirinya.Ia pun perlahan bergerak turun dari ranjang, setelah menjatuhkan kecupan yang hangat di bibir Noah.Valerie masuk ke kamar mandi, lalu merasakan ada yang hilang dari dirinya."Antingku?" Valerie kehilangan satu anting kirinya yang kemarin masih dia pakai.Anting itu adalah pemberian neneknya ketika dia berulang tahun ke dua puluh tahun waktu itu. Dan kini hilang entah ke mana."Jangan jangan waktu aku berenang kemarin?"Valerie buru buru membersihkan dirinya kemudian turun dari villa. Dia mencari anting kecil itu di antara pasir yang lembut di tepi pantai."Bagaimana ini?" gumam Valerie panik.
Pada akhirnya Zack tidak jadi berlibur, karena malam harinya setelah Noah memastikan istrinya itu tidur. Dia bertemu dengan asistennya tersebut di vila yang tak jauh dari sana."Tuan Muda, ada unggahan seperti ini dari akun anonim. Tapi karena Emma saat ini sedang dalam masa percobaan, saya yakin jika yang melakukannya adalah Derrick.""Mereka belum jera," gumam Noah.Sebuah video yang menunjukkan jika Emma berlutut di hadapan Valerie diedit sebisa mungkin memperlihatkan jika Valerie adalah antagonis yang sebenarnya.Video itu terlihat diambil dari kamera tersembunyi yang sepertinya ada di dalam tas Emma."Kalau aku membongkar perbuatan Emma, Renata dan Derrick tidak akan terkena imbasnya, pikir Noah."Kamu gunakan rekaman suara ini untuk melawan video itu, aku yakin Emma menggunakan video ini untuk menarik simpati publik lagi agar hukumannya lebih ringan."Zack mengangguk setuju."Lalu ..." Noah tampak berpikir
Derick menemui ayahnya yang saat ini sedang berada di ruang santai dan bermain catur."Ada apa?" tanya ayah Derick saat melihat anaknya berada di ambang pintu dengan kursi rodanya."Apa Hendrick sudah sadar?""Belum," jawab Derick. "Kalau terus seperti ini, perusahaan bisa dalam masalah. Bisakah ayah membuat keputusan agar aku bisa memimpin perusahaan selama Hendrick masih dirawat di rumah sakit?"Tanpa menatap Derick, ayahnya fokus dengan bidak catur di depannya. Helaan napas terdengar kasar lalu ia menyandarkan punggung di kursinya."Apa kamu bisa?" tanya ayahnya yang seakan tidak percaya dengan kemampuan Derick."Ayah belum pernah memberikanku kesempatan. Jadi, darimana aku bisa membuktikan kalau aku mampu menggantikan Hendrick."Ayahnya tiba-tiba berdiri. "Aku akan memikirkannya.""Lalu Emma ...""Ada apa dengan Emma?"Derick urung mengatakan niatannya."Tidak apa-apa.""D
Maxim terkejut saat mendapati sosok perempuan duduk di atas ranjangnya sambil memainkan ponselnya.Perempuan itu mengenakan celana pendek dan kaos yang tidak ada lengannya.Rambutnya kali ini pendek berwarna cokelat, dia diam saja di sana seolah tidak terganggu dengan kehadiran Maxim."Isadora!" ujar Maxim terkejut. "Sebaiknya kamu keluar dari sini sebelum nenek tahu," bisik Maxim. Dia langsung menarik tangan sepupunya itu agar keluar dari kamarnya."Kapan kamu tiba di sini?" tanya Maxim.Isadora tersenyum. "Rahasia," jawabnya. "Nenek tidak akan marah padaku, karena aku sedang menjalin hubungan dengan laki-laki yang baru. Aku sudah tidak tertarik padamu, Max!""Syukurlah.""Di mana Noah? Kudengar dia sudah menikah.""Bukan urusanmu." Maxim mendorong punggung Isadora sebelum nenek atau ibunya tahu jika perempuan itu sempat masuk ke kamarnya."Aku tidak peduli apakah kamu dengan lelaki baru atau tidak. Ak