Tepat di hari Sabtu,Brams diam-diam berangkat ke Singapore.Kedua rekan kerjanya Wanda dan Jamil ikut serta turut menghadiri acara pernikahan sahabat mereka.Jesselyn yang begitu tidak sabar kini telah berada di Bandara untuk menyambut kedatangan kekasihnya.
Jesselyn melihat Brams keluar bersama dua orang rekan kerjanya.Mata berbinar dan hati yang sangat bergelora seiring dengan rasa rindu pada Brams, kini jelas terlihat dari tingkah Jesselyn menyambut Brams.
"Hai Brams," ucap Jesselyn dengan memeluk calon suaminya.
"Hai sayang," jawab Brams yang juga membalas pelukan Jesselyn.
"Waduhh..baru juga beberapa hari kelihatannya kedua calon pengantin sudah saling merindukan," ucap Wanda.
"Ya sudah, sekarang kita lebih baik secepatnya berangkat ke rumah pak Hadi.Disana tentu saja masih banyak hal yang harus di kerjakan untuk semua persiapan pernikahan besok hari."Jesselyn dan ketiganya masuk mendalam mobil kemudian berangkat ke rumah pak Hadi.
Tepatnya pada malam hari,Shahnaz masih saja tidak bisa membuang pikirannya dari Brams.Dia dengan yakin akan menghubungi Brams saat itu juga."Kringgg,"Suara handpone milik Brams berbunyi, Jesselyn melihat kalau Brams masih ada di kamar mandi.Dia langsung berdiri dan mengambil handpone tersebut."Hallo,"ucap Jesselyn menyapa seseorang yang menghubungi handpone suaminya."Ini siapa ya?"Tanya Shahnaz yang bingung dengan suara wanita yang mengangkatnya.."Hallo," kata Jesselyn lagi pada Shahnaz."Maaf ya ini siapa?"tanya Jesselyn."Shahnaz yang begitu percaya diri kalau Brams hanyalah miliknya seorang,kini menjawab dengan berbohong."Maaf ya ini aku Shahnaz,istri dari mas Brams.""Enggak salah orang ya?"yang sebenarnya istri Brams itu aku atau kamu?jawab Jesselyn.Shahnaz jadi ciut,Dia sedih dengan ucapan Jesselyn.Shahnaz yang selama ini tidak pernah tahu kalau Brams sudah punya istri,kini jadi bertanya-t
Tibalah saatnya malam hari yang ditunggu-tunggu oleh Shahnaz.Dengan busana menarik juga make up yang menawan,Shahnaz keluar dari dalam kamar."Ibu...!""Iya Shahnaz,ada apa?""Ibu,aku mau keluar sebentar ya!""Kamu mau kemana sayang?"Tanya ibunya."Aku mau ketempat Brams." Jawab Shahnaz.Ibunya senyum melihat Shahnaz,dia begitu senang bila Shahnaz bahagia.Sambil menggelengkan kepala, ibunya melihat Shahnaz berjalan keluar dengan anggun dan cantik sekali.Beberapa menit menyetir mobil,Shahnaz akhirnya tiba di depan rumah Brams.Tanpa rasa sungkan, Shahnaz masuk ke dalam dengan santainya."Tak..Tak..Tak..,"Langkah sepatu Shahnaz terdengar oleh Brams mendekati kamarnya.Brams tidak yakin kalau Shahnaz akan datang seperti yang dikatakannya."Pak Dika,"kata Shahnaz sambil masuk kedalam kamar."Eh kamu Shahnaz,dia mengerutkan keningnya.Aku tidak yakin kalau kamu datang kesini."Ucap
"Uhuakkk..Uhuakkk,"Shahnaz pagi itu terlihat mual dan muntah.Mukanya pucat dan kedinginan.Shahnaz tidak selera makan bahkan bicara juga dia jadi malas."Kamu sakit Shahnaz?" Tanya ibunya.Ibunya memegang kening Shahnaz, Badannya tersa dingin dan mukanya semakin pucat.Ibunya yang sangat menyayangi Shahnaz sangat khawatir dengan keadaan anaknya."Kita berobat ya sayang!"Kata ibunya.Shahnaz hanya diam saja.Dia tidak mau menjawab ucapan ibunya."Shahnaz,apa kamu sudah makan?"Shahnaz terlihat hanya menggelekan kepalanya.Dia tidak mau kalau ibunya banyak bicara saat itu."Kenapa aku jadi merasa mual begini ya?" Bathin Shahnaz.Saat itu juga dia terpikir kalau orang yang biasanya mual muntah itu adalah orang yang masuk angin dan orang..."Tidak...apakah aku sekarang hamil?" Bathin Shahnaz.Dia kelihatannya begitu tidak yakin dengan apa yang dipikirkannya.Tapi karena dia ingin segera memiliki Brams, tentun
Brams dan Jesselyn seakan membalas kerinduan mereka selama lebih dari dua minggu.Brams hampir tiga kali membuang lahar hangatnya demi memuaskan sang istri."Sayang,apa kamu sudah puas? Tanya Brams dengan begitu manja.Jesselyn terlihat manggut-manggut dan malu melihat Brams.Jesselyn berbaring lemah seperti kehabisan tenaga.Brams yang melihat Jesselyn dengan kondisi seperti itu, malah duduk dan langsung ke kamar mandi.Mendengar gemerincing air dari kamar mandi, Jesselyn berbalik dan melihat ke arah kamar mandi.Dia yang tadinya ingin tidur, sekarang malah ikut mandi karena takut kalau kedua orangtuanya datang."Eh..kamu sayang," ucap Brams."Apa kamu tidak capek?""Iya sih sayang,tapi aku takut dan kalau nantinya papa dan mama datang melihat kita berada di kamar siang-siang begini.Jesselyn membuka handuk yang sengaja dia pakai dari kamarnya.Memang dasar Brams punya nafsu yang amat sangat, sehingga dia tidak tah
Mata Jesselyn terbelalak karena terkejut melihat Brams sudah ada di depannya.Dengan bicara terbatah-batah, Jesselyn melihat Brams."S_sayang,aku tidak apa-apa kok,T-Tadi aku terkejut karena yang datang orang gila."jawab Jesselyn dengan berbohong.Brams melihat Jesselyn sepertinya ketakutan.Dia melihat muka Jesselyn yang berubah jadi pucat."Ahh barangkali Jesselyn memang takut dan terkejut karena melihat orang gila." Bathin Brams."Sayang,sudahlah kamu enggak usah takut,"Akukan ada disini.Brams langsung memeluk Jesselyn yang ketakutan.Dia sama sekali tidak tahu kalau Jesselyn saat itu sedang berbohong padanya."Syukurlah,untung saja Brams bisa percaya dengan alasan yang aku katakan." Bathin Jesselyn.Keduanya kini duduk kembali di sofa ruang tamu.Jesselyn sampai saat itu juga belum bisa melupakan hala yang baru saja dilihatnya.Seiring dengan acara televisi yang diikuti oleh mereka tiba-tiba."Ting..Tong..," Suara bel
Pak Hadi dan istrinya masuk ke dalam kamar, sementara Brams dan Jesselyn masuk ke sebuah restauran mewah yang ada di Singapore."Sayang,kamu mau makan apa?""Terserah deh sayang,kali ini aku ingin makan makanan yang sesuai dengan pesanan kamu."Jawab Jesselyn.Brams tersenyum melihat istrinya,dia kelihatannya makin hari makin sayang pada Jesselyn."Kringgg..!"Handpone Brama tiba-tiba berbunyi.Brams langsung meraih handpone dari atas meja dan melihat siapa yang memanggil."Hahhhh..dia lagi..!"bathin Brams.Dengan sedikit kesal dia malah menolak panggilan tersebut."Siapa sayang?"Tanya Jesselyn."Akhhh orang yang salah sambung sayang,"kata Brams.Jesselyn meneteskan menikmati makanan yang sudah terhidang dimejanya.Sementara Brams sengaja menonaktifkan handponenya agar tidak bisa dihubungi oleh Shahnaz lagi.Mata Brams melihat Jesselyn sangat berselera dalam menikmati makanan.Brams juga perlahan mulai menikmati makana
Sepulang dari restaurant, Jesselyn kelihatannya kecapean.Dia tiba-tiba demam dan menggigil.Brams seketika itu jadi panik dan kasihan melihat muka Jesselyn yang berubah jadi pucat."Sayang,kamu kenapa?"tanya Brams.Jesselyn hanya diam,dia tidak menjawab pertanyaan suaminya."Mama..!"Brams keluar dari dalam kamar,dia melihat mama Jesselyn ke ruang tamu."Ada apa Brams?" Kamu kenapa kelihatannya seperti panik?""Mama,Jesselyn tiba-tiba demam dan menggigil.Aku tidak tahu apa penyebabnya ma.Tadi sepulang dari restauran,dia langsung lemas."Jesselyn...!" Ucap mamanya,dia langsung ke kamar Jesselyn untuk melihat keadaan putrinya."Jesselyn..kamu kenapa sayang?"Mamanya jadi ikut panik melihat keadaan Jesselyn."Mama, bagaimana kalau kita bawa Jesselyn ke Dokter aja?"Tanya Brams."Iya ..Ayo kamu sekarang bawa dia ke mobil,kita akan membawa dia ke Rumah Sakit terdekat."Pak Hadi yang baru saja datang,juga ikut bingu
Tiga hari sudah Jesselyn selalu dipenuhi rasa mual dan muntah.Brams yang sudah dihubungi banyak relasinya,kini harus kembali ke Jakarta.Brams sangat sedih bila harus meninggalkan istrinya dalam kondisi seperti itu.Namun tuntutan pekerjaan akan memaksa Brams meninggalkan istrinya."Sàyang,aku hari ini terpaksa harus pulang ke Jakarta."Kamu tidak marah kan?"Tidak sayang,aku malah telah bersalah karena harus memaksa kamu untuk lama disini."Jesselyn,kamu jangan berkata seperti itu,disaat seperti ini aku sebaiknya harus ada disamping kamu,dan menjaga kamu. Tapi. . !"Sayang,kamu jangan khawatir,aku disini juga ada papa dan mama yang jaga.Kamu berangkatlah ke Jakarta!Bila nanti kamu punya waktu yang luang,kamu jangan lupa untuk datang kesini.""Tentu saja sayang, aku akan datang.Aku juga tidak akan tahan bila harus lama-lama berpisah dengan kamu. Aku harap kamu bisa merawat Bayu kita yang sedang kamu kandung.""Iya sayang,kamu jangan khaw