Share

Tak Ada Darah Sultan di Diri Agung

Daran memakai pakaian milik ayahnya, karena pakaian miliknya tidak ada yang pas kecuali pakaiannya ketika ditemukan di hutan.

"Apa tidak ada pakaian yang lebih sederhana, Yah? Masa' aku ke mall memakai setelan jas, kayak mau ke kantor aja," ujar Daran protes. Menyusul ayahnya yang sedang menikmati kopi paginya sambil melihat tablet kerjanya.

"Pakaian itu cocok untukmu, Nak, meski kemeja itu terlalu kecil buat tubuhmu, ototmu itu lebih besar daripada milik ayah," ujar Adnan senang melihat perawakan putranya lebih macho darinya.

"Tapi, Yah. Aku tidak nyaman." Daran menggerak-gerakan bahunya yang terasa ketat.

"Kamu harus terbiasa dengan jas itu, sebentar lagi kamu harus menggantikan ayah ke kantor. Selama ini, ayah dibantu oleh Agung untuk mengurus perusahaan." Adnan menggigit roti lapisnya.

"Kak Agung?" tanya Daran tertarik lalu duduk di kursi seberang ayahnya, mengambil roti lapis juga dan menggigitnya.

"Mau teh, Tuan Muda?" Tiba-tiba datang seorang wanita baya dengan rambut bergelung
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status