Share

Bab 24 - Keributan

Penulis: MeowMoe
last update Terakhir Diperbarui: 2023-11-05 00:52:58
Aku menepi lagi lalu berjalan melewati Agus karena aku datang dengan tujuan untuk menjenguk ayahku. Jadi aku tidak ingin repot-repot meladeni ejekannya.

“Kalau Kak Key sedang senang, harusnya Kakak memberi kami angpao dong?” ucap Agus lagi sambil berjalan mengitariku seperti seorang anak kecil.

Aku menghentikan langkahku lagi dan menatap Sendy yang langsung menundukkan kepala saat bertemu pandang denganku.

'Kalau dia saja merasa tidak nyaman dengan kelakuan suaminya ini, apalagi aku. Huh… Memangnya aku bank? Duit terus…'

Aku agak kasihan dengan Sendy. Aku tahu kalau dia sering mendapat kekerasan dari Agus. Bukan hanya dengan kata-kata, juga secara fisik.

Sebagai informasi, Sendy hampir tidak pernah datang berkunjung dengan menggunakan baju lengan pendek. Ia selalu datang dengan menggunakan baju lengan panjang, juga celana panjang. Terlihat jelas kalau dia tidak ingin memar-memar di tangan dan kakinya terlihat oleh orang lain. Aku tahu itu. Aku pernah tidak sengaja melihatnya saat kami
MeowMoe

Terima kasih sudah membaca... Terima kasih juga yang sudah memberi dukungan (vote, komentar, dan memberi rate bintang 5) Dukung terus ya... Thank You <3 Kalau berkenan follow I6 author ya : @meowmoe21 @_meowmoe_

| 1
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (5)
goodnovel comment avatar
Anime Fans
semangat key
goodnovel comment avatar
Vena
bagus bett
goodnovel comment avatar
Boa
rame banget
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Hidup Bersama Yang Tak Terduga!   Bab 25 - Kembali

    “Kau mau pergi ke mana?!” teriak Camila saat melihatku beranjak pergi meninggalkan ruang tamu menuju ruang keluarga yang menghubungkan pada beberapa kamar tidur, termasuk kamar tidur ayahku.Aku mengabaikannya, berjalan terus memasuki ruang keluarga sampai mendengar dia mengataiku ‘jalang’, barulah aku berbalik.“Oh… sekarang kau mendengarku?! Mama benar, kan? Kau pergi meninggalkan suami untuk bertigaan bersama dua pria ini? Pantas saja kau masih tidur sampai hampir tengah hari!” Camila berkata lebih bersemangat setelah melihatku berbalik karena satu kata darinya tadi. Dia mengiraku berbalik dan menatapnya marah karena apa yang dikatakannya adalah kebenaran.Dan apa yang dikatakannya setelah itu membuatku benar-benar ingin menerkamnya.“Oh… jadi benar gosip yang beredar di kantormu kalau kau belum menikah sampai hampir berusia kepala 4 karena ketagihan menjadi simpanan para pengusaha dan pejabat!”'Gosip di kantor? Kenapa bisa sampai di telinganya?'Aku melihat Bu Imah dan Nina menata

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-05
  • Hidup Bersama Yang Tak Terduga!   Bab 26 - Keadaan Menyedihkan

    Bau busuk menyengat langsung tercium saat aku baru membuka pintu kamar ayahku. Bisa dikatakan kalau kamar ayahku benar-benar sangat suram dan menyedihkan untuk dilihat. Dengan pencahayaan redup, yang sudah sejak lama selalu kukomplain pada Camila, suasana suramnya semakin terasa nyata.Steven juga terlihat tidak suka dengan keadaan di dalam kamar. Selain remang, kamar ini juga terlihat tak terurus, kotor, dan bau. Padahal baru satu minggu saja aku tidak berada di sini karena akulah yang biasanya selalu membersihkan kamar ini.“Ayah...”Siapapun yang melihat keadaan ayahku pasti akan sedih, terutama aku sebagai anaknya. Tubuhnya lebih kurus dibandingkan saat terakhir aku bertemu dengannya 9 hari yang lalu, juga sepertinya tidak pernah mandi dalam beberapa hari belakangan.Aku juga melihat kotorannya yang sudah mengering menempel di sprei kasur bersama sisa-sisa makanan yang tidak dibersihkan.Biasanya memang aku lah yang lebih sering membersihkan tubuhnya di sore hari, juga memandikanny

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-06
  • Hidup Bersama Yang Tak Terduga!   Bab 27 - Wanita Asing Yang Menakutkan

    Wanita berambut pirang alami ini benar-benar sangat cantik, membuatku hampir mengira jika dia adalah seorang aktris atau foto model kelas dunia.“Dia Sofi,” Steven memperkenalkan wanita itu padaku.'Sofi? Oh... Steven tadi menyebut namanya saat kami masih berada di kamar ayah. Kukira aku salah mendengar nama yang dia sebutkan.'“Senang bertemu Anda, Nyonya Steve. Saya Sofia Jørgensen. Anda bisa memanggil saya Sofi,” sapa wanita itu sembari memperkenalkan diri dan mengulurkan tangan padaku.Nada bicaranya memang sangat lembut dan sopan, namun ekspresi dinginnya tidak berubah sama sekali.“Senang juga bertemu Anda, Sofi.”Aku masih memerhatikan Sofi. Aku yakin kalau dia bukanlah keturunan campuran, namun bahasa Indonesianya terdengar sangat fasih.“Sofi berasal dari Denmark,” Steven memberitahu seakan bisa membaca pikiranku.“Oh...”'Haha... luar biasa... Apa mereka ini orang-orang yang bisa membaca pikiran? Atau memang pikiranku yang mudah ditebak?'Kami menoleh ke arah pintu saat mende

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-06
  • Hidup Bersama Yang Tak Terduga!   Bab 28 - Apa Yang Terjadi Pada Ayahku?

    Sofi cantik. Sepertinya juga masih muda, dan yang terutama lagi adalah tubuhnya sangat bagus. Aku yakin tidak mungkin ada laki-laki yang tidak terpikat padanya. Yah… kecuali lelaki yang orientasinya menyimpang.'Aku yakin kalau Steven juga mungkin tertarik—'"Tuan Steve sudah menganggap saya seperti adiknya sendiri."“Eh?”Aku menatap Sofi lekat-lekat melalui kaca spion sebelum mendongak menatap ke langit-langit mobil, berharap menemukan papan pengumuman tak terlihat yang menuliskan isi pikiranku yang mungkin muncul di atas kepalaku.Aku masih tidak terbiasa dengan kemampuan mereka dalam membaca ekspresi wajah.'Apa sebagai pengawal pribadi mereka melatih kemampuan membaca ekspresi orang lain? Ah... Benar, mereka pasti sudah sangat terlatih.'Meyakini hal itu, aku pun berbicara jujur. “Bagaimana denganmu sendiri? Apa kau menganggap Steven seperti seorang pria?”“Tuan Steve memang sangat menawan.”Aku melihat senyum tipis yang muncul di wajahnya. Untuk pertama kalinya aku melihatnya ter

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-07
  • Hidup Bersama Yang Tak Terduga!   Bab 29 - Penyesalan

    Karena aku terus mendesak, Steven akhirnya memberitahu mengenai perawat yang curiga jika ayahku selama ini mungkin telah diberikan obat perusak saraf dalam dosis kecil yang terakumulasi selama beberapa tahun hingga akhirnya membuatnya lumpuh akibat sudah terlalu banyak mengkonsumsi obat tersebut. “Tapi bagaimana mungkin Dokter yang menangani ayahku saat rawat jalan sampai tidak tahu kalau ayahku mengonsumsi zat berbahaya itu?” “Apa Anda pernah mengantarkan Ayah Anda untuk rawat jalan?” Steven bertanya balik.Aku terdiam beberapa saat, ingat kalau aku tidak pernah mengantarkan ayahku sama sekali untuk melakukan rawat jalan karena kesibukanku. Aku juga ingat kalau Camila tidak mengizinkan Nina yang tidak sesibuk aku untuk ikut bersama saat ada jadwal rawat jalan. “Jadi begitu...”Kedua kakiku tiba-tiba terasa lemas hingga tidak sanggup menopang tubuhku saat mengingat kelalaianku yang sama sekali tidak pernah menemani ayahku untuk rawat jalan. Dan yang terpenting, aku bahkan tidak ada

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-07
  • Hidup Bersama Yang Tak Terduga!   Bab 30 - Mimpi Sederhana

    “Kita tidak ke kantin rumah sakit saja?” tanyaku saat tahu jika dia ingin mengajakku makan malam di luar area rumah sakit.“Ini sudah malam.” “…Benar juga.” Kantin pasti sudah tutup. Mereka tidak mungkin buka 24 jam. Saat kami tiba di parkiran, aku kaget melihat mobil yang akan kami kendarai. Mobil sedan mewah berwarna hitam yang kuperkirakan berharga selangit. Mobil ini sebenarnya mobil yang sama dengan yang kukendarai bersama Sofi tadi. Karena pikiranku sedang kacau aku sampai tidak memperhatikannya. 'Pantas kursinya terasa sangat nyaman. Mobil ini pasti sangat mahal, kan?'Aku menoleh menatap Steven yang duduk di sampingku, di belakang kemudi. 'Siapa dia ini sebenarnya? Tidak mungkin kan seorang pengawal memiliki mobil semahal ini? Atau ini mobil bosnya?'“Anda merindukan saya?” “Hah? A-apa? Tidak... bukan begitu… maksudku—”“Sedih mendengarnya. Padahal Anda menatap saya seperti itu.” “...Bukan begitu, aku cuma sedang...” 'Tentu saja aku sangat merindukanmu. Haiss... Dasar Ke

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-07
  • Hidup Bersama Yang Tak Terduga!   Bab 31 - Momen Kebersamaan

    Aku sudah lupa kapan terakhir kali Nayla menghubungiku, yang pasti kami sudah tidak pernah berkirim pesan lagi sejak dia dan Franky menikah.'Kapan mereka menikah? 5 atau 6 tahun lalu? Sudah lama juga ternyata.'Aku bukan sengaja sedang mengingat Nayla. Aku mengingatnya lagi karena tiba-tiba saja mendapat pesan darinya yang tentu saja tidak langsung kubuka. Aku agak curiga dengan pesan yang Nayla kirim setelah bertahun-tahun tidak menghubungiku, curiga kalau pesannya berhubungan dengan Franky.Seingatku, Franky selalu memata-mataiku saat aku sedang dekat dengan seorang pria, baik saat kami masih berteman dulu, terutama saat kami baru putus.'Masa sih dia sampai minta Istrinya bertanya setelah tahu kalau aku sudah menikah?'Franky dulu sering melakukannya. Dia selalu memata-matai dengan pria mana aku sering berbicara melalui rekan kerja bahkan melalui bawahanku.Dia tidak malu memanfaatkan posisinya sebagai orang dari kantor pusat untuk memengaruhi rekan kerja dan bawahanku. 'Ya, Franky

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-08
  • Hidup Bersama Yang Tak Terduga!   Bab 32 - Saling Menerima

    Aku mengintip dan menatap Steven, yang sedang tertawa, dengan perasaan kesal.Saat ia menyusulku masuk, setelah menutup pintu, aku segera berlari ke kamar mandi dengan membawa pakaianku.'Pantas dia berdiri menghalangi pintu. Ku kira dia sedang berpose untuk menggodaku juga. Ugh... Bodohnya aku...'"Kenapa kau tidak memberitahu kalau kau datang bersama mereka?!" teriakku dari dalam kamar mandi."Saya sudah mengirimi Anda pesan."'Ah… jadi ada pesan lain lagi... Ku kira itu pesan Nayla makanya belum kubuka.'Aku cepat-cepat mengenakan seluruh pakaianku dan membawa Steven pergi menyusul Sofi dan yang lainnya ke restoran untuk sarapan bersama. Sudah pasti aku akan semakin malu kalau datang terlalu lama. Mereka pasti akan mengira kalau kami sedang…"Kenapa kau tidak memberitahuku?" protesku pada Steven sambil terus menariknya agar cepat tiba di lift."Saya sudah mengatakannya tadi, kan? Saya sudah mengirimi Anda pesan.""Haaah... Bukan itu maksudku. Ah sudahlah, ayo cepat!""Kita tidak per

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-08

Bab terbaru

  • Hidup Bersama Yang Tak Terduga!   Thank You

    Hai, Reader… Author mengucapkan terima kasih banyak dengan sepenuh hati atas kesabarannya saat menantikan setiap episode lanjutan selama dua bulan ini. Semua dukungan, komentar dan ulasan yang sudah kalian berikan adalah penyemangat bagi Author ketika menyelesaikan keseluruhan cerita ini, tentu saja itu sangat berarti dan tak akan pernah terlupakan. Terima kasih yang tak terhingga untuk semua Reader di mana saja berada, yang sangat Author kasihi, karena tetap setia meluangkan waktu dan segalanya untuk membaca karya pertama Author hingga di akhir cerita. Walau sebenarnya cerita ini masih sangat jauh dari kata sempurna, Author berharap semoga novel “Hidup Bersama Yang Tak Terduga!” dapat tetap melekat dan memberikan kesan di hati para Reader. Akhir kata, dengan tak henti-hentinya Author berterima kasih kembali kepada semua Reader yang tetap bersedia meluangkan waktu menemani dan memberikan semangat baik berupa dukungan vote, komentar, dan ulasan di karya-karya Author yang berikutnya.

  • Hidup Bersama Yang Tak Terduga!   Bab 130 - Bersyukur

    “Hais… bisakah tidak mengatakannya selantang itu?” protesku pada Bertha.Bukannya aku pelit, hanya saja pertanyaannya tadi membuat sekumpulan ibu-ibu penggosip yang sejak tadi sibuk menjelek-jelekkan salah satu teman mereka —yang sepertinya tidak sedang ikut berkumpul dengan mereka—, sekarang menoleh ke arahku.Bertha dan Karin tertawa terbahak melihat reaksiku, aku tahu mereka sengaja melakukannya karena merasa kesal dengan obrolan ‘tinggi’ ibu-ibu sosialita itu, terutama saat membicarakan teman mereka yang sepertinya hidup dalam kesusahan.“Kalau begitu akan saya panggilkan manajer di sini untuk memberikan pelayanan spesial untuk Anda, Nyonya,” kata Nayla yang kemudian berdiri dan membungkukkan tubuhnya ke arahku sebelum beranjak pergi menuju meja pemesanan.‘Mereka semua gila, aku kan belum bilang bawa atau tidak, malah sudah seyakin itu.’Tidak lama sang manajer datang bersama dengan Nayla dan membawakan daftar menu eksklusif kepada kami semua.Aku menyerahkan black card dari dompe

  • Hidup Bersama Yang Tak Terduga!   Bab 129 - Berkumpulnya Geng Semenjana

    “Cuma dia pria terbaik di antara banyaknya pria yang mendekatiku,” jawab Nina malu-malu.Aku ingat siapa Adrian, pria yang akhirnya berhasil memikat hati dan menikahi Nina. Dia adalah pria yang pernah Nina acuhkan dulu saat beberapa kali berkunjung ke rumah ayahku. Meskipun pernah diabaikan oleh Nina selama hampir dua jam, ternyata perasaannya pada Nina tetap tidak berubah.Aku benar-benar tidak menyangka jika Adrian masih menyimpan perasaannya pada Nina selama bertahun-tahun, dia memang luar biasa gigih.‘Hmmm… Steven juga sama seperti itu, menyimpan perasaan selama bertahun-tahun.’Adrian adalah pria yang baik dan sopan. Dia juga orang yang mandiri dan sudah memiliki pekerjaan begitu lulus dari kuliah —sebagai pekerja kantoran pada umumnya.Nina dulu menganggap Adrian sangat kurang dalam hal ketampanan hingga tidak menanggapi pernyataan cintanya. Tapi, jika diperhatikan sungguh-sungguh, sebenarnya Adrian pria yang manis, bersih, juga rapi.“Lagian memang karena Kak Steven selalu berh

  • Hidup Bersama Yang Tak Terduga!   Bab 128 - Pengusaha Sukses

    “Apa kabar, Ayah?” tanyaku pada ayahku yang sedang mengajari Chloe memasang umpan di mata pancingnya.“Seperti yang kau lihat, keadaan ayah luar biasa baik,” jawabnya sembari merentangkan kedua tangan dan memintaku datang mendekat untuk memeluknya. “Bagaimana denganmu, apa kau tidak lelah melakukan perjalanan jauh dengan perut besar seperti ini?”“Aku memang sedikit lelah, tapi aku juga merindukan kalian. Mulai minggu depan hingga waktu lahiran tiba, aku akan istirahat dan tidak berkunjung ke sini untuk sementara waktu,” jelasku padanya.Hanya itu yang kami bicarakan karena Chloe sudah memintanya lagi untuk melanjutkan mengajarinya memasang umpan di mata pancing.“Itu cacing, kan? Apa tidak ada umpan buatan? Kalau tidak salah aku pernah melihat orang menjual umpan buatan,” protesku merasa geli melihat cacing yang Chloe pegang dengan berani.“Bagaimana kami bisa membelinya? Kau pikir Olly dan keluarganya membuka toko perlengkapan memancing di sini?” sahut ayahku sembari melambaikan tang

  • Hidup Bersama Yang Tak Terduga!   Bab 127 - Pulang Kampung

    “Hore… pesawat… pesawat…” Sorak Chloe sambil bertepuk tangan begitu kami tiba di bandara.Saat ini kami sekeluarga akan bepergian ke kampung halaman Steven, tentu saja ke Kota Green Borneo yang menarik hati. Kami memang sering sekali ke sana. Jika ku hitung-hitung, hampir setiap minggu kami pergi ke kota itu atas permintaanku karena aku sangat menyukai rumah panggung yang ada di sana.Omong-omong soal rumah panggung, ayahku dan ibu tiriku —atau ibu mertuaku?— sudah dua tahun ini tinggal di rumah yang dihadiahkan ayah mertuaku untuknya. Yah, ayahku memang sangat pemaaf, dia tetap mencintai istrinya walau dulu pernah disakiti.“Setiap orang pasti pernah melakukan kesalahan, kita harus membuka hati untuk memaafkan dan memberikan kesempatan kedua kepada siapa saja yang sungguh-sungguh menyesali perbuatannya,” kata ayahku kala itu, ketika aku merasa bingung bagaimana harus bersikap pada Camila yang merupakan ibu tiri sekaligus ibu mertuaku juga karena dia adalah ibu kandung Steven.Steven s

  • Hidup Bersama Yang Tak Terduga!   Bab 126 - Chloe Ophelia Steve

    “Chloe…, ada lihat ponsel Mama?” seruku sembari menuruni tangga dari lantai atas ke arah gadis mungil yang sedang asik bermain mobil-mobilan bersama Leon —putra Sofi dan Lintang.‘Oh astaga, boneka kembali terabaikan,’ aku memungut boneka yang tergeletak begitu saja di ujung tangga dan membawakannya pada Chloe.“Chloe Ophelia Steve,” ucapku menyebut namanya dengan lengkap karena merasa gemas pada kesukaannya yang selalu saja memainkan mobil-mobilan dan juga robot-robotan milik Leon. Aku menyerahkan boneka kelinci itu ke arah tangannya, “Ada lihat ponsel mama?”Chloe menghentikan permainannya dan menunduk memperhatikan boneka kelinci yang ada di tangannya. Ia lalu mendudukkan kelinci itu di sofa yang ada di belakangnya, “Rabbit lelah, istirahat dulu,” sahutnya mengabaikan pertanyaanku.Bukan tanpa alasan jika aku menanyakan dimana ponselku pada anak umur 4 tahun ini. Bagaimana tidak, hampir semua barang-barangku berpindah dari tempatnya. Lipstik ku pernah tersimpan di kulkas olehnya, is

  • Hidup Bersama Yang Tak Terduga!   Bab 125 - Bantuan

    “A-apa yang ingin kau lakukan?” Aku buru-buru menggeser tubuhku menjauhi Sonya yang sudah duduk di sampingku sambil mengangkat pisau ke dekat dadanya.“Nyonya Steve. Saya ingin bertanya pada Anda. Jika saya menolong Anda, apa Anda akan membantu saya?”Pertanyaan Sonya sempat membuatku tertegun sejenak sebelum akhirnya bisa menanggapi dengan gugup, “Y-ya? Apa maksudmu?” tanyaku balik, sembari memperhatikan sorot matanya yang tampak putus asa.“Jika Anda berjanji melepaskan saya dari bertanggung jawab atas penculikan kali ini, saya akan membantu Anda meloloskan diri dari sini.”Aku terdiam sejenak, merasa heran dengan kata-kata yang terdengar seperti sebuah permintaan itu.“Kita sepakat. Aku tidak akan menuntutmu jika kau melepas… Maksudku, membantuku pergi dari sini,” dengan cepat aku memberikan jawaban setelah mendengar suara tembak menembak yang semakin intens di bawah sana.“Bukan cuma menuntut. Tolong berikan jaminan pada saya agar keluarga Steve tidak menghancurkan hidup saya karen

  • Hidup Bersama Yang Tak Terduga!   Bab 124 - Psikopat

    ◇Sofia Jørgensen◇Aku dan Cakra langsung pergi menuju lokasi penyekapan Nyonya Steve yang Jason berikan pada kami, sementara Tuan Steve dan timnya akan menyusul menggunakan helikopter yang sedang dikirimkan pasukan kami pada mereka.Walau aku memiliki tingkat kekhawatiran yang sama seperti saat Nyonya kami diculik untuk pertama kalinya dulu, namun kali ini aku tidak mengkhawatirkan nyawanya. Berbeda dengan saat pertama kali dulu, kali ini kami sudah mengetahui siapa dalang penculikannya.Jika Nyonya berada dalam tangan Duncan Wise, kemungkinan Nyonya untuk mati sangatlah kecil karena Duncan memiliki kelemahan pada wanita cantik dan kami merasa sangat bersyukur atas ‘kekurangannya’ itu. Tidak ada di antara kami yang tidak tahu jika Duncan sangat menyukai wanita, terutama wanita secantik Nyonya kami.‘Aku juga yakin kalau Nyonya tidak akan tinggal diam andai Duncan Wise ingin melecehkannya,’ pikirku, tahu kalau Nyonya kami sebenarnya cukup menakutkan saat sedang marah.“Jangan lewati jal

  • Hidup Bersama Yang Tak Terduga!   Bab 123 - Amukan Singa Betina

    ♡Keysa Andini♡“Lepaskan aku brengsek!”Aku mengumpat sambil terus berusaha melepaskan kedua tanganku dari genggaman Duncan yang sedang berusaha menjilat wajahku lagi setelah usaha pertamanya tadi hampir saja berhasil.Awalnya, aku memang ingin berusaha untuk tetap tenang —sambil memikirkan cara mengetahui lokasi keberadaanku saat ini untuk membantu Steven agar dapat lebih mudah menemukanku— dan bermaksud memengaruhi Duncan dengan menggunakan gaya Sofi berbicara pada setiap lawan bisnisnya. Tapi, setelah diperlakukan seperti ini, niat itu pun pada akhirnya langsung kulupakan.Wanita mana yang akan diam saja saat tahu dirinya hendak dilecehkan?Tentu saja aku langsung mengerahkan seluruh tenaga untuk menjauhkan Duncan dari atas tubuhku. Sialnya, tubuh Duncan yang gemuk dan tenaganya yang sangat kuat membuatku tak berdaya.Walau beberapa seranganku sempat berhasil mengenai wajahnya —saat ia membebaskan salah satu tanganku untuk merobek baju atasanku—, pada akhirnya dia menangkap tanganku

DMCA.com Protection Status