Beranda / Pernikahan / Hidup Bersama Yang Tak Terduga! / Bab 26 - Keadaan Menyedihkan

Share

Bab 26 - Keadaan Menyedihkan

Penulis: MeowMoe
last update Terakhir Diperbarui: 2023-11-06 00:49:02
Bau busuk menyengat langsung tercium saat aku baru membuka pintu kamar ayahku. Bisa dikatakan kalau kamar ayahku benar-benar sangat suram dan menyedihkan untuk dilihat. Dengan pencahayaan redup, yang sudah sejak lama selalu kukomplain pada Camila, suasana suramnya semakin terasa nyata.

Steven juga terlihat tidak suka dengan keadaan di dalam kamar. Selain remang, kamar ini juga terlihat tak terurus, kotor, dan bau. Padahal baru satu minggu saja aku tidak berada di sini karena akulah yang biasanya selalu membersihkan kamar ini.

“Ayah...”

Siapapun yang melihat keadaan ayahku pasti akan sedih, terutama aku sebagai anaknya. Tubuhnya lebih kurus dibandingkan saat terakhir aku bertemu dengannya 9 hari yang lalu, juga sepertinya tidak pernah mandi dalam beberapa hari belakangan.

Aku juga melihat kotorannya yang sudah mengering menempel di sprei kasur bersama sisa-sisa makanan yang tidak dibersihkan.

Biasanya memang aku lah yang lebih sering membersihkan tubuhnya di sore hari, juga memandikanny
MeowMoe

Terima kasih sudah membaca... Terima kasih juga yang sudah memberi dukungan (vote, komentar, dan memberi rate bintang 5) Dukung terus ya... Thank You <3 Kalau berkenan follow I6 author ya : @meowmoe21 @_meowmoe_

| 2
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (5)
goodnovel comment avatar
Rosana Butarbutar
puas baca nya. tiap bab panjang
goodnovel comment avatar
Endang Nurhayati
lucu dan menggemaskan
goodnovel comment avatar
Ukhty Lia
suka ceritanya ,ga bertele tele
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Hidup Bersama Yang Tak Terduga!   Bab 27 - Wanita Asing Yang Menakutkan

    Wanita berambut pirang alami ini benar-benar sangat cantik, membuatku hampir mengira jika dia adalah seorang aktris atau foto model kelas dunia.“Dia Sofi,” Steven memperkenalkan wanita itu padaku.'Sofi? Oh... Steven tadi menyebut namanya saat kami masih berada di kamar ayah. Kukira aku salah mendengar nama yang dia sebutkan.'“Senang bertemu Anda, Nyonya Steve. Saya Sofia Jørgensen. Anda bisa memanggil saya Sofi,” sapa wanita itu sembari memperkenalkan diri dan mengulurkan tangan padaku.Nada bicaranya memang sangat lembut dan sopan, namun ekspresi dinginnya tidak berubah sama sekali.“Senang juga bertemu Anda, Sofi.”Aku masih memerhatikan Sofi. Aku yakin kalau dia bukanlah keturunan campuran, namun bahasa Indonesianya terdengar sangat fasih.“Sofi berasal dari Denmark,” Steven memberitahu seakan bisa membaca pikiranku.“Oh...”'Haha... luar biasa... Apa mereka ini orang-orang yang bisa membaca pikiran? Atau memang pikiranku yang mudah ditebak?'Kami menoleh ke arah pintu saat mende

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-06
  • Hidup Bersama Yang Tak Terduga!   Bab 28 - Apa Yang Terjadi Pada Ayahku?

    Sofi cantik. Sepertinya juga masih muda, dan yang terutama lagi adalah tubuhnya sangat bagus. Aku yakin tidak mungkin ada laki-laki yang tidak terpikat padanya. Yah… kecuali lelaki yang orientasinya menyimpang.'Aku yakin kalau Steven juga mungkin tertarik—'"Tuan Steve sudah menganggap saya seperti adiknya sendiri."“Eh?”Aku menatap Sofi lekat-lekat melalui kaca spion sebelum mendongak menatap ke langit-langit mobil, berharap menemukan papan pengumuman tak terlihat yang menuliskan isi pikiranku yang mungkin muncul di atas kepalaku.Aku masih tidak terbiasa dengan kemampuan mereka dalam membaca ekspresi wajah.'Apa sebagai pengawal pribadi mereka melatih kemampuan membaca ekspresi orang lain? Ah... Benar, mereka pasti sudah sangat terlatih.'Meyakini hal itu, aku pun berbicara jujur. “Bagaimana denganmu sendiri? Apa kau menganggap Steven seperti seorang pria?”“Tuan Steve memang sangat menawan.”Aku melihat senyum tipis yang muncul di wajahnya. Untuk pertama kalinya aku melihatnya ter

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-07
  • Hidup Bersama Yang Tak Terduga!   Bab 29 - Penyesalan

    Karena aku terus mendesak, Steven akhirnya memberitahu mengenai perawat yang curiga jika ayahku selama ini mungkin telah diberikan obat perusak saraf dalam dosis kecil yang terakumulasi selama beberapa tahun hingga akhirnya membuatnya lumpuh akibat sudah terlalu banyak mengkonsumsi obat tersebut. “Tapi bagaimana mungkin Dokter yang menangani ayahku saat rawat jalan sampai tidak tahu kalau ayahku mengonsumsi zat berbahaya itu?” “Apa Anda pernah mengantarkan Ayah Anda untuk rawat jalan?” Steven bertanya balik.Aku terdiam beberapa saat, ingat kalau aku tidak pernah mengantarkan ayahku sama sekali untuk melakukan rawat jalan karena kesibukanku. Aku juga ingat kalau Camila tidak mengizinkan Nina yang tidak sesibuk aku untuk ikut bersama saat ada jadwal rawat jalan. “Jadi begitu...”Kedua kakiku tiba-tiba terasa lemas hingga tidak sanggup menopang tubuhku saat mengingat kelalaianku yang sama sekali tidak pernah menemani ayahku untuk rawat jalan. Dan yang terpenting, aku bahkan tidak ada

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-07
  • Hidup Bersama Yang Tak Terduga!   Bab 30 - Mimpi Sederhana

    “Kita tidak ke kantin rumah sakit saja?” tanyaku saat tahu jika dia ingin mengajakku makan malam di luar area rumah sakit.“Ini sudah malam.” “…Benar juga.” Kantin pasti sudah tutup. Mereka tidak mungkin buka 24 jam. Saat kami tiba di parkiran, aku kaget melihat mobil yang akan kami kendarai. Mobil sedan mewah berwarna hitam yang kuperkirakan berharga selangit. Mobil ini sebenarnya mobil yang sama dengan yang kukendarai bersama Sofi tadi. Karena pikiranku sedang kacau aku sampai tidak memperhatikannya. 'Pantas kursinya terasa sangat nyaman. Mobil ini pasti sangat mahal, kan?'Aku menoleh menatap Steven yang duduk di sampingku, di belakang kemudi. 'Siapa dia ini sebenarnya? Tidak mungkin kan seorang pengawal memiliki mobil semahal ini? Atau ini mobil bosnya?'“Anda merindukan saya?” “Hah? A-apa? Tidak... bukan begitu… maksudku—”“Sedih mendengarnya. Padahal Anda menatap saya seperti itu.” “...Bukan begitu, aku cuma sedang...” 'Tentu saja aku sangat merindukanmu. Haiss... Dasar Ke

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-07
  • Hidup Bersama Yang Tak Terduga!   Bab 31 - Momen Kebersamaan

    Aku sudah lupa kapan terakhir kali Nayla menghubungiku, yang pasti kami sudah tidak pernah berkirim pesan lagi sejak dia dan Franky menikah.'Kapan mereka menikah? 5 atau 6 tahun lalu? Sudah lama juga ternyata.'Aku bukan sengaja sedang mengingat Nayla. Aku mengingatnya lagi karena tiba-tiba saja mendapat pesan darinya yang tentu saja tidak langsung kubuka. Aku agak curiga dengan pesan yang Nayla kirim setelah bertahun-tahun tidak menghubungiku, curiga kalau pesannya berhubungan dengan Franky.Seingatku, Franky selalu memata-mataiku saat aku sedang dekat dengan seorang pria, baik saat kami masih berteman dulu, terutama saat kami baru putus.'Masa sih dia sampai minta Istrinya bertanya setelah tahu kalau aku sudah menikah?'Franky dulu sering melakukannya. Dia selalu memata-matai dengan pria mana aku sering berbicara melalui rekan kerja bahkan melalui bawahanku.Dia tidak malu memanfaatkan posisinya sebagai orang dari kantor pusat untuk memengaruhi rekan kerja dan bawahanku. 'Ya, Franky

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-08
  • Hidup Bersama Yang Tak Terduga!   Bab 32 - Saling Menerima

    Aku mengintip dan menatap Steven, yang sedang tertawa, dengan perasaan kesal.Saat ia menyusulku masuk, setelah menutup pintu, aku segera berlari ke kamar mandi dengan membawa pakaianku.'Pantas dia berdiri menghalangi pintu. Ku kira dia sedang berpose untuk menggodaku juga. Ugh... Bodohnya aku...'"Kenapa kau tidak memberitahu kalau kau datang bersama mereka?!" teriakku dari dalam kamar mandi."Saya sudah mengirimi Anda pesan."'Ah… jadi ada pesan lain lagi... Ku kira itu pesan Nayla makanya belum kubuka.'Aku cepat-cepat mengenakan seluruh pakaianku dan membawa Steven pergi menyusul Sofi dan yang lainnya ke restoran untuk sarapan bersama. Sudah pasti aku akan semakin malu kalau datang terlalu lama. Mereka pasti akan mengira kalau kami sedang…"Kenapa kau tidak memberitahuku?" protesku pada Steven sambil terus menariknya agar cepat tiba di lift."Saya sudah mengatakannya tadi, kan? Saya sudah mengirimi Anda pesan.""Haaah... Bukan itu maksudku. Ah sudahlah, ayo cepat!""Kita tidak per

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-08
  • Hidup Bersama Yang Tak Terduga!   Bab 33 - Menyiapkan Bukti

    “Pantas saja...!”Saking marahnya, aku meminta Steven untuk segera mengantarkanku pergi menyusul Lintang dan Sofi menemui Camila, namun Sofi memberitahu kalau Camila ternyata sudah dibebaskan dengan uang jaminan oleh seseorang.“Dia dibebaskan? Kenapa bisa? Kenapa Polisi tidak melakukan penyelidikan ke rumah sakit dulu?!” Perasaanku saat ini benar-benar tak karuan. Sedih, marah, kesal, juga merasa bersalah pada ayahku karena terlalu terlambat menyadarinya.'Sialan kau, Camila!'“Tenang dulu. Kau harus bisa menangkan dirimu. Kau tahu kan kalau kita tidak akan bisa berpikir jernih saat dalam keadaan marah?”Steven merangkul dan mengusap lembut belakang kepalaku. Perlakuannya padaku yang seperti memperlakukan seorang anak kecil ini sebenarnya membuatku agak sedikit malu, terutama saat menyadari jika kami sedang diperhatikan orang-orang di parkiran, di mana kami saat ini berada.Tapi... Jujur saja aku sangat menyukainya. Apalagi mencium aroma lembut dari bajunya, yang entah bagaimana sanga

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-09
  • Hidup Bersama Yang Tak Terduga!   Bab 34 - Membongkar Kenakalan Agus

    Aku tersenyum sinis saat melihat betapa ramainya toko kelontong milik ayahku yang kini dikelola Agus. Aku tahu kalau dia berbohong saat selalu mengatakan kalau toko ini telah sepi dan membutuhkan tambahan uang untuk membayar setoran pada para penyuplai barang yang harus dipenuhinya tiap bulan.'Tsk… mana mungkin kekurangannya selalu hampir sama tiap bulannya? 3 sampai 5 juta? Lagian mana ada kekurangan yang sesedikit itu jika toko ini benar-benar sepi? Berbohong juga butuh kecerdasan, Agus!'Aku dulu sebenarnya tidak setuju kalau Agus-lah yang mengambil alih toko kelontong ini dan pernah menyarankan agar Nina saja yang mengelolanya karena dia juga sangat malas sekolah bahkan sudah sering membolos sekolah saat SMP.Sayangnya Nina yang pemalas dan manja itu menolak mentah-mentah usulku dan pada akhirnya malah selalu meminta uang jajan padaku. Padahal, andai Nina mau mengelola toko ini, dia pasti akan menghasilkan lebih banyak uang dariku.Karena 10 tahun lalu kebetulan Agus baru lulus SM

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-09

Bab terbaru

  • Hidup Bersama Yang Tak Terduga!   Thank You

    Hai, Reader… Author mengucapkan terima kasih banyak dengan sepenuh hati atas kesabarannya saat menantikan setiap episode lanjutan selama dua bulan ini. Semua dukungan, komentar dan ulasan yang sudah kalian berikan adalah penyemangat bagi Author ketika menyelesaikan keseluruhan cerita ini, tentu saja itu sangat berarti dan tak akan pernah terlupakan. Terima kasih yang tak terhingga untuk semua Reader di mana saja berada, yang sangat Author kasihi, karena tetap setia meluangkan waktu dan segalanya untuk membaca karya pertama Author hingga di akhir cerita. Walau sebenarnya cerita ini masih sangat jauh dari kata sempurna, Author berharap semoga novel “Hidup Bersama Yang Tak Terduga!” dapat tetap melekat dan memberikan kesan di hati para Reader. Akhir kata, dengan tak henti-hentinya Author berterima kasih kembali kepada semua Reader yang tetap bersedia meluangkan waktu menemani dan memberikan semangat baik berupa dukungan vote, komentar, dan ulasan di karya-karya Author yang berikutnya.

  • Hidup Bersama Yang Tak Terduga!   Bab 130 - Bersyukur

    “Hais… bisakah tidak mengatakannya selantang itu?” protesku pada Bertha.Bukannya aku pelit, hanya saja pertanyaannya tadi membuat sekumpulan ibu-ibu penggosip yang sejak tadi sibuk menjelek-jelekkan salah satu teman mereka —yang sepertinya tidak sedang ikut berkumpul dengan mereka—, sekarang menoleh ke arahku.Bertha dan Karin tertawa terbahak melihat reaksiku, aku tahu mereka sengaja melakukannya karena merasa kesal dengan obrolan ‘tinggi’ ibu-ibu sosialita itu, terutama saat membicarakan teman mereka yang sepertinya hidup dalam kesusahan.“Kalau begitu akan saya panggilkan manajer di sini untuk memberikan pelayanan spesial untuk Anda, Nyonya,” kata Nayla yang kemudian berdiri dan membungkukkan tubuhnya ke arahku sebelum beranjak pergi menuju meja pemesanan.‘Mereka semua gila, aku kan belum bilang bawa atau tidak, malah sudah seyakin itu.’Tidak lama sang manajer datang bersama dengan Nayla dan membawakan daftar menu eksklusif kepada kami semua.Aku menyerahkan black card dari dompe

  • Hidup Bersama Yang Tak Terduga!   Bab 129 - Berkumpulnya Geng Semenjana

    “Cuma dia pria terbaik di antara banyaknya pria yang mendekatiku,” jawab Nina malu-malu.Aku ingat siapa Adrian, pria yang akhirnya berhasil memikat hati dan menikahi Nina. Dia adalah pria yang pernah Nina acuhkan dulu saat beberapa kali berkunjung ke rumah ayahku. Meskipun pernah diabaikan oleh Nina selama hampir dua jam, ternyata perasaannya pada Nina tetap tidak berubah.Aku benar-benar tidak menyangka jika Adrian masih menyimpan perasaannya pada Nina selama bertahun-tahun, dia memang luar biasa gigih.‘Hmmm… Steven juga sama seperti itu, menyimpan perasaan selama bertahun-tahun.’Adrian adalah pria yang baik dan sopan. Dia juga orang yang mandiri dan sudah memiliki pekerjaan begitu lulus dari kuliah —sebagai pekerja kantoran pada umumnya.Nina dulu menganggap Adrian sangat kurang dalam hal ketampanan hingga tidak menanggapi pernyataan cintanya. Tapi, jika diperhatikan sungguh-sungguh, sebenarnya Adrian pria yang manis, bersih, juga rapi.“Lagian memang karena Kak Steven selalu berh

  • Hidup Bersama Yang Tak Terduga!   Bab 128 - Pengusaha Sukses

    “Apa kabar, Ayah?” tanyaku pada ayahku yang sedang mengajari Chloe memasang umpan di mata pancingnya.“Seperti yang kau lihat, keadaan ayah luar biasa baik,” jawabnya sembari merentangkan kedua tangan dan memintaku datang mendekat untuk memeluknya. “Bagaimana denganmu, apa kau tidak lelah melakukan perjalanan jauh dengan perut besar seperti ini?”“Aku memang sedikit lelah, tapi aku juga merindukan kalian. Mulai minggu depan hingga waktu lahiran tiba, aku akan istirahat dan tidak berkunjung ke sini untuk sementara waktu,” jelasku padanya.Hanya itu yang kami bicarakan karena Chloe sudah memintanya lagi untuk melanjutkan mengajarinya memasang umpan di mata pancing.“Itu cacing, kan? Apa tidak ada umpan buatan? Kalau tidak salah aku pernah melihat orang menjual umpan buatan,” protesku merasa geli melihat cacing yang Chloe pegang dengan berani.“Bagaimana kami bisa membelinya? Kau pikir Olly dan keluarganya membuka toko perlengkapan memancing di sini?” sahut ayahku sembari melambaikan tang

  • Hidup Bersama Yang Tak Terduga!   Bab 127 - Pulang Kampung

    “Hore… pesawat… pesawat…” Sorak Chloe sambil bertepuk tangan begitu kami tiba di bandara.Saat ini kami sekeluarga akan bepergian ke kampung halaman Steven, tentu saja ke Kota Green Borneo yang menarik hati. Kami memang sering sekali ke sana. Jika ku hitung-hitung, hampir setiap minggu kami pergi ke kota itu atas permintaanku karena aku sangat menyukai rumah panggung yang ada di sana.Omong-omong soal rumah panggung, ayahku dan ibu tiriku —atau ibu mertuaku?— sudah dua tahun ini tinggal di rumah yang dihadiahkan ayah mertuaku untuknya. Yah, ayahku memang sangat pemaaf, dia tetap mencintai istrinya walau dulu pernah disakiti.“Setiap orang pasti pernah melakukan kesalahan, kita harus membuka hati untuk memaafkan dan memberikan kesempatan kedua kepada siapa saja yang sungguh-sungguh menyesali perbuatannya,” kata ayahku kala itu, ketika aku merasa bingung bagaimana harus bersikap pada Camila yang merupakan ibu tiri sekaligus ibu mertuaku juga karena dia adalah ibu kandung Steven.Steven s

  • Hidup Bersama Yang Tak Terduga!   Bab 126 - Chloe Ophelia Steve

    “Chloe…, ada lihat ponsel Mama?” seruku sembari menuruni tangga dari lantai atas ke arah gadis mungil yang sedang asik bermain mobil-mobilan bersama Leon —putra Sofi dan Lintang.‘Oh astaga, boneka kembali terabaikan,’ aku memungut boneka yang tergeletak begitu saja di ujung tangga dan membawakannya pada Chloe.“Chloe Ophelia Steve,” ucapku menyebut namanya dengan lengkap karena merasa gemas pada kesukaannya yang selalu saja memainkan mobil-mobilan dan juga robot-robotan milik Leon. Aku menyerahkan boneka kelinci itu ke arah tangannya, “Ada lihat ponsel mama?”Chloe menghentikan permainannya dan menunduk memperhatikan boneka kelinci yang ada di tangannya. Ia lalu mendudukkan kelinci itu di sofa yang ada di belakangnya, “Rabbit lelah, istirahat dulu,” sahutnya mengabaikan pertanyaanku.Bukan tanpa alasan jika aku menanyakan dimana ponselku pada anak umur 4 tahun ini. Bagaimana tidak, hampir semua barang-barangku berpindah dari tempatnya. Lipstik ku pernah tersimpan di kulkas olehnya, is

  • Hidup Bersama Yang Tak Terduga!   Bab 125 - Bantuan

    “A-apa yang ingin kau lakukan?” Aku buru-buru menggeser tubuhku menjauhi Sonya yang sudah duduk di sampingku sambil mengangkat pisau ke dekat dadanya.“Nyonya Steve. Saya ingin bertanya pada Anda. Jika saya menolong Anda, apa Anda akan membantu saya?”Pertanyaan Sonya sempat membuatku tertegun sejenak sebelum akhirnya bisa menanggapi dengan gugup, “Y-ya? Apa maksudmu?” tanyaku balik, sembari memperhatikan sorot matanya yang tampak putus asa.“Jika Anda berjanji melepaskan saya dari bertanggung jawab atas penculikan kali ini, saya akan membantu Anda meloloskan diri dari sini.”Aku terdiam sejenak, merasa heran dengan kata-kata yang terdengar seperti sebuah permintaan itu.“Kita sepakat. Aku tidak akan menuntutmu jika kau melepas… Maksudku, membantuku pergi dari sini,” dengan cepat aku memberikan jawaban setelah mendengar suara tembak menembak yang semakin intens di bawah sana.“Bukan cuma menuntut. Tolong berikan jaminan pada saya agar keluarga Steve tidak menghancurkan hidup saya karen

  • Hidup Bersama Yang Tak Terduga!   Bab 124 - Psikopat

    ◇Sofia Jørgensen◇Aku dan Cakra langsung pergi menuju lokasi penyekapan Nyonya Steve yang Jason berikan pada kami, sementara Tuan Steve dan timnya akan menyusul menggunakan helikopter yang sedang dikirimkan pasukan kami pada mereka.Walau aku memiliki tingkat kekhawatiran yang sama seperti saat Nyonya kami diculik untuk pertama kalinya dulu, namun kali ini aku tidak mengkhawatirkan nyawanya. Berbeda dengan saat pertama kali dulu, kali ini kami sudah mengetahui siapa dalang penculikannya.Jika Nyonya berada dalam tangan Duncan Wise, kemungkinan Nyonya untuk mati sangatlah kecil karena Duncan memiliki kelemahan pada wanita cantik dan kami merasa sangat bersyukur atas ‘kekurangannya’ itu. Tidak ada di antara kami yang tidak tahu jika Duncan sangat menyukai wanita, terutama wanita secantik Nyonya kami.‘Aku juga yakin kalau Nyonya tidak akan tinggal diam andai Duncan Wise ingin melecehkannya,’ pikirku, tahu kalau Nyonya kami sebenarnya cukup menakutkan saat sedang marah.“Jangan lewati jal

  • Hidup Bersama Yang Tak Terduga!   Bab 123 - Amukan Singa Betina

    ♡Keysa Andini♡“Lepaskan aku brengsek!”Aku mengumpat sambil terus berusaha melepaskan kedua tanganku dari genggaman Duncan yang sedang berusaha menjilat wajahku lagi setelah usaha pertamanya tadi hampir saja berhasil.Awalnya, aku memang ingin berusaha untuk tetap tenang —sambil memikirkan cara mengetahui lokasi keberadaanku saat ini untuk membantu Steven agar dapat lebih mudah menemukanku— dan bermaksud memengaruhi Duncan dengan menggunakan gaya Sofi berbicara pada setiap lawan bisnisnya. Tapi, setelah diperlakukan seperti ini, niat itu pun pada akhirnya langsung kulupakan.Wanita mana yang akan diam saja saat tahu dirinya hendak dilecehkan?Tentu saja aku langsung mengerahkan seluruh tenaga untuk menjauhkan Duncan dari atas tubuhku. Sialnya, tubuh Duncan yang gemuk dan tenaganya yang sangat kuat membuatku tak berdaya.Walau beberapa seranganku sempat berhasil mengenai wajahnya —saat ia membebaskan salah satu tanganku untuk merobek baju atasanku—, pada akhirnya dia menangkap tanganku

DMCA.com Protection Status