Share

48. Diskusi yang Menyakitkan

Keesokan Harinya, Raka duduk di tepi tempat tidur, tangannya mengepal di pangkuan. Wajahnya tampak tenang, namun di matanya ada semburat kesedihan yang sulit disembunyikan. Ia sudah mendengar pengakuan Nadia, namun perasaan tak nyaman itu tak kunjung pergi. "Aku tahu hidup ini berat untukmu," katanya pelan, seolah berusaha mengukur setiap kata yang keluar dari bibirnya. "Dan aku juga sadar kalau aku mungkin tidak sesuai harapan keluargamu."

Nadia, yang berdiri di dekat jendela dengan tatapan kosong keluar, menoleh dengan cepat. Perkataannya membuat hatinya tercekat, tapi ia tak tahu harus berkata apa. Ia mengerti, benar-benar mengerti bahwa kata-katanya tadi membuat Raka merasa seperti bayangan masa lalu lebih kuat daripada hubungan mereka saat ini.

Raka melanjutkan dengan suara yang sedikit gemetar, "Tapi, Nadia... kita nggak bisa terus hidup dalam bayangan masa lalu. Kalau kamu merasa ada seseorang atau sesuatu yang lebih baik daripada aku... katakanlah."

Nadia memejamkan matanya, m
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status