Share

50. Hinaan di Depan Umum

Beberapa hari kemudian, Malam itu, angin berhembus pelan, membawa dingin yang tak seberapa menyejukkan panasnya suasana di dalam ruangan acara keluarga besar itu. Para tamu mengenakan pakaian rapi, berkumpul di sekeliling meja-meja penuh makanan mewah, bercakap-cakap dan tertawa seolah tak ada masalah di dunia. Namun, di satu sudut ruangan, percakapan yang mulai terbentuk beralih menjadi sindiran tajam yang merobek suasana nyaman.

"Raka memang baik hati, tapi sayang, dia tidak punya apa-apa," kata Bu Retno dengan senyum tipis di bibirnya. Suaranya lembut, namun penuh dengan nada menghina yang menguar jelas di antara tawa kecilnya. Matanya berkilat, seperti puas menyudutkan menantunya di hadapan banyak orang.

Nadia berdiri di samping Raka, tubuhnya membeku mendengar kata-kata ibunya. Ia menggigit bibirnya, berusaha menahan amarah yang semakin mendidih dalam dadanya. Tangannya mengepal di sisi tubuhnya, berusaha mengendalikan emosi yang siap meledak. Ia sudah cukup lama mendengar hinaan
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status