Share

43. Tekanan Bertambah

Nadia duduk di salah satu sudut kafe yang penuh dengan cahaya lembut sore itu. Udara dingin dari pendingin ruangan membuatnya menggigil, meskipun ia merasa panas di dalam hatinya. Pertemuan ini dengan Arman membuatnya gelisah sejak pagi. Ia tahu betul bahwa pembicaraan mereka kali ini tidak akan berbeda dari yang sebelumnya. Satu lagi perdebatan tentang pilihan hidupnya, tentang Raka. Tapi meskipun begitu, bagian dari dirinya berharap bahwa kali ini, Arman akan sedikit lebih pengertian.

Arman datang dengan langkah mantap, tersenyum tipis pada Nadia saat mereka bertukar pandang. Ia duduk di seberang meja, menarik napas dalam-dalam sebelum memulai basa-basi. "Apa kabar, Nad?" tanyanya.

"Baik," jawab Nadia, meskipun kenyataannya tidak sesederhana itu. "Kamu sendiri?"

Arman hanya mengangguk pelan, mengaduk kopinya dengan gerakan yang terukur. Tidak butuh waktu lama sebelum Arman masuk ke inti pembicaraan, seakan sudah menyusun kata-katanya dengan rapi sejak lama. “Nadia, kita keluarga, dan
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status