Namun, kemarahan di dalam hati Irma tidak bisa dihilangkan. Rasanya seperti ada batu besar yang mengganjal di hati, membuatnya merasa sangat tidak nyaman.Liana bisa melihat keengganan dan kebencian di dasar matanya, lalu mengalihkan pandangannya.Dia berjalan mendekati Hazel, memeriksa apakah Hazel terluka. Setelah itu, dia kembali menatap Irma."Justin lah yang selingkuh lebih dulu. Aku sudah janji pada ibu Hazel. Kalau Justin berbuat jahat kepada Hazel, pertunangan akan dibatalkan. Nggak masalah kalau Hazel ingin menikah dengan siapa pun yang dia inginkan."Hazel mengangkat matanya karena terkejut, emosi dalam hatinya menjadi campur aduk.Ternyata ibunya memikirkan penyelesaian lain untuknya.Pasti karena saat itu ibunya terluka oleh sikap Krisna. Jadi, dia sangat berhati-hati dalam memilih pasangan untuk Hazel, bukan?Sergio berjalan mendekat dan berdiri di samping Hazel. Lalu, dia berkata kepada Irma, "Kak, berita perselingkuhan Justin sudah menyebar. Banyak orang yang mulai menyu
"Nah, pintar! Sergio nggak bilang kalau kalian sudah menikah, jadi aku nggak menyiapkan apa-apa. Ini mas kawin yang diberikan oleh ibuku dan akan menjadi milikmu mulai sekarang."Liana tersenyum sumringah dan melepaskan gelang zamrud dari pergelangan tangannya. Lalu, dia memakaikannya ke pergelangan tangan Hazel.Kelopak mata Hazel pun tertuju pada gelang itu. Dia langsung melambaikan tangannya untuk menolak. "Bu, ini terlalu berharga. Aku nggak bisa menerimanya."Sikap Liana tegas. "Ambillah. Ini tanda ketulusan Ibu. Mulai sekarang Ibu akan meminta tolong kepadamu untuk menjaga Sergio. Ibu masih punya banyak perhiasan yang awalnya memang dipersiapkan untuk mas kawinmu. Jadi, kamu bisa bawa sekalian nanti ketika pulang."Hazel kehabisan kata-kata dan menatap Sergio untuk meminta bantuan.Melihat Sergio mengangguk kepadanya, dia dengan ragu-ragu mengambil gelang itu. "Terima kasih, Bu."Sergio berdiri di sampingnya, bahkan tidak mengalihkan pandangannya dari Hazel.Terutama ketika melih
Irma tahu bahwa dia salah dan langsung mengambil alat makannya lagi.Hanya saja, makanan ini terasa sangat tidak enak.Ketika melihat Sergio yang terus mengambilkan makanan untuk Hazel dan menatapnya dengan lembut, hatinya terasa tidak nyaman.Kenapa sebelumnya dia tidak tahu bahwa Sergio ternyata memiliki sisi lembut seperti itu?Dia juga tidak tahu pesona seperti apa yang dimiliki Hazel sampai bisa membuat pria berdarah dingin seperti Sergio berbuah sedrastis ini.Hazel menyadari arah pandangan Irma dan menatapnya balik, lalu tersenyum tipis.Gigi Irma bergemeletuk karena marah, merasa bahwa keagungannya telah diprovokasi.Meskipun Hazel sudah menarik diri dari pernikahannya dengan Justin, dia tetaplah orang yang lebih tua dari Hazel.Karena itulah cara dia menatap mata Hazel juga menunjukkan kesan provokasi yang kuat. Dia ingin menunjukkan statusnya.Namun sebelum dia sempat melakukan sesuatu, tatapan tajam Sergio dan Liana melayang ke arahnya.Ditatap oleh dua tatapan yang begitu s
Mobil yang dikendarai Hazel dan Sergio sampai di Grand Permata jam sepuluh malam.Sergio tidak bisa menahan tawanya saat melihat gadis kecil yang sedang tertidur lelap, yang kepalanya bisa terjatuh kapan saja kalau bergerak sedikit saja."Hazel, sudah."Hazel membuka matanya dan menggaruk-garuk kepalanya karena tidak enak. "Ah, aku hampir ketiduran."Sergio langsung tersenyum. "Hmm. Kamu tidur sangat nyenyak barusan."Wajah kecil Hazel memerah, lalu membantah secara tidak sadar, "Nggak tidur, cuma hampir ketiduran saja!"Dia terlalu mengantuk sampai tidak bisa menahannya."Ya, aku salah bicara. Kamu hampir tertidur." Sergio tersenyum cerah, lalu membuka pintu mobil dan turun.Mendengar ada suara di depan vila, Adam langsung keluar menyambut kedatangan mereka.Lampu di vila masih menyala. Para pelayan sudah beristirahat di sisi vila yang lain, hanya menyisakan Adam yang berjaga di sini.Hazel turun dari mobil dan menyapa Adam.Adam melihat Sergio, ingin mengatakan sesuatu, tetapi mengur
Apa yang tidak Hazel sadari adalah, akting yang dia lakukan sangat buruk, yang membuat Sergio langsung bisa menyadarinya.Melihat sosok mungil terbaring di atas tempat tidur dengan bulu mata yang berkedip-kedip tetapi menolak untuk membuka matanya, Sergio tertawa dalam hati.Namun, dia tidak menguak akting Hazel. Dia melainkan mengambil piyama dari lemari pakaian dan langsung pergi ke kamar mandi untuk mandi.Hazel akhirnya bisa bernapas lega ketika mendengar pintu kamar mandi tertutup dan suara air yang mengalir deras setelahnya.Dengan berkurangnya bom waktu dari Sergio, saraf-sarafnya yang tegang akhirnya mengendur dan dia pun tertidur.Dia sudah tertidur ketika Sergio keluar dari kamar mandi.Dia membungkus dirinya rapat-rapat dengan selimut, hanya memperlihatkan wajahnya yang kecil, cantik dan menyenangkan.Pipi Hazel sedikit memerah. Bibirnya yang merona mencecap beberapa kali dan alisnya menegang. Bulu matanya bergerak beberapa kali, seolah-olah sedang mengalami mimpi yang indah
Melihat wajah tidur pria yang tampan di sebelahnya, sekelebat ketakjuban muncul di bawah mata Hazel.Harus dikatakan bahwa wajah Sergio benar-benar sangat menawan.Sergio memiliki wajah yang dingin, dalam, tegas dan begitu sempurna sehingga nyaris tanpa cela.Sementara tubuhnya, meskipun mengenakan baju tidur, Hazel masih bisa merasakan dada Sergio yang keras dan memiliki otot perut.Hazel tidak menahan diri dan diam-diam mengulurkan tangan dan menyentuhnya.Benar saja, ternyata sangat keras.Hazel langsung merasa seperti mendapatkan harta karun yang sangat berharga. Dia tidak bisa menahan rasa bahagia saat membayangkan bisa melihat wajah itu setiap hari.Dia terus larut dalam pikirannya sendiri, jadi tidak tahu seberapa lancangnya pemikirannya ini.Baru ketika bulu mata Sergio berkedip beberapa kali, Hazel tersentak kembali ke dunia nyata.Menyadari bahwa dirinya menatap Sergio dengan kagum, pipi Hazel langsung memerah.Dia diam-diam menarik kembali tangan yang berada di pinggang Serg
Tampaknya olahraga yang Sergio lakukan selama beberapa tahun ini telah membuahkan hasil. Dia tidak menaruh target untuk mendapatkan fisik yang kekar, hanya murni melakukan olahraga demi kesehatan. Namun begitu dipuji seperti ini oleh Hazel, entah kenapa dia merasakan kepuasan tersendiri di dalam hati.Melihat pipi Hazel yang memerah, mata Sergio berkedip beberapa kali, lalu mendekatkan tubuhnya perlahan.Saat ini, hanya ada satu pikiran yang tersisa di benaknya, yaitu mencium Hazel.Dia tidak tahu bagaimana hubungan pasangan lain, dia juga sadar kalau dirinya terlalu mesum karena menginginkan seorang gadis yang hampir sepuluh tahun lebih muda darinya. Namun, dia masih tidak bisa mengendalikan hatinya.Sebesar apa pun hambatan dan kesulitan yang Sergio hadapi dalam dunia bisnis, dia mampu menghadapinya dengan senyuman.Hanya saat menghadapi Hazel, jantung di dalam dadanya akan kehilangan kendali, seolah-olah seperti kuda liar yang berlari kencang di tengah hamparan rerumputan.Dalam dir
Butuh waktu lama hingga rasa panas di wajah Hazel menghilang. Baru setelah itulah dia beranjak dari tempat tidur.Saat ini, nada dering ponselnya berbunyi."Hazel, tolong aku!"Suara cemas Winda terdengar dari dalam ponsel, diiringi suara rintihan yang terdengar menyakitkan.Hazel sedikit mengernyit dan berkata, "Winda, jangan panik. Apa yang terjadi?"Winda menghela napas dalam dan menjawab, "Hari ini ada geladi bersih untuk perayaan ulang tahun kampus. Tapi kakiku terluka dan aku nggak bisa tampil buat menari di acara itu!"Kerutan di dahi Hazel makin dalam. "Di mana kamu sekarang? Aku akan segera ke sana!"Winda langsung menjawab, "Aku ada di ruang kesehatan. Jangan khawatir. Lukanya nggak terlalu serius, kok. Tapi kata dokter aku nggak boleh olahraga berat."Hazel berpikir sejenak, lalu mengatakan, "Baiklah. Tetap di ruang kesehatan dan jangan pergi ke mana pun. Aku akan ke sana sekarang."Setelah menutup telepon, Hazel bergegas turun.Ketika melihatnya turun, Adam langsung menyamb