Di tengah-tengah kalimatnya, dahi Hazel terkena sentilan dari Sergio.Sambil menutupi dahinya dengan rasa sakit, Hazel mengangkat kepalanya dan menatap pelakunya dengan wajah memelas. "Sakit! Om apa sih?""Memberimu pelajaran!"Sergio menjawab pelan. Melihat Hazel benar-benar kesakitan, dia pun menjadi tidak tega. Dia mengulurkan tangan dan mengusap tempat yang baru saja dia pukul.Dia melanjutkan, "Kamu selalu jadi yang nomor satu di mataku, jadi nggak ada yang namanya merepotkan. Hazel, aku malah senang kalau kamu sering menggangguku. Itu menandakan kalau aku cukup berharga di hatimu."Hazel tersentak tersadar, tidak menyangka akan mendengar kata-kata seperti itu dari bibir Sergio.Meskipun suara pria itu tenang, nadanya bercampur dengan nada pasrah yang tidak kentara.Entah kenapa jantung Hazel terasa seperti ditusuk dengan keras oleh sesuatu, hatinya terasa masam."Om, terima kasih ...."Tidak pernah ada orang yang membela dan mencintai Hazel seperti yang dilakukan Sergio.Perasaan
Mendengar pengakuan Hazel yang tiba-tiba, hati Sergio langsung luluh.Dia mengulurkan tangan dan mengusap kepala Hazel, dengan lembut mendaratkan ciuman di puncak rambutnya."Hmm."Bisa mendapatkan pengakuan dari istrinya, Sergio merasa bahwa apa yang dia lakukan kali ini tidak sia-sia.Tidak sia-sia dia menunda pembicaraan kerja sama yang sangat penting untuk datang ke sini dan mendukung Hazel.Setelah waktu yang tidak diketahui, Hazel akhirnya melepaskan Sergio dan mengangkat wajahnya dari dada bidang pria itu.Matanya masih tertutup lapisan kabut berair karena menangis, menambah sedikit kesan sayu pada diri Hazel.Sergio tidak berdaya, menyapukan ujung jarinya dengan lembut di ujung matanya yang memerah. Sudut bibirnya tanpa sadar terangkat naik."Dasar cengeng. Kamu menangis saat sedih dan kamu menangis saat senang ...."Hazel yang mendengar itu langsung menatapnya, terlihat sangat menyedihkan."Bagaimana lagi, aku nggak bisa menahannya ...."Saat Sergio membela dan melindunginya,
"Kak Justin, kamu lebih suka aku atau Hazel?""Tentu saja kamu, sayang. Apa tindakanku masih belum cukup menjadi buktinya?""Aku 'kan cuma mau dengar kamu mengatakan itu secara langsung.""Sayang, kamu itu wanita yang paling aku cintai. Rileks, kamu terlalu tegang ...."Napas pria itu terengah-engah dan tertahan, bercampur dengan desahan genit dari wanita yang berada di bawah tubuhnya, yang seketika memenuhi kamar hotel.Hazel berdiri di luar pintu. Mendengar ini, darah di tubuhnya sampai mendidih. Hawa dingin yang dia menusuk membuatnya tidak berhenti menggigil.Satu jam yang lalu, seseorang mengirimkan sebuah video kepadanya.Dalam video tersebut, tunangannya yang bernama Justin Hardwin tengah merangkul adik tirinya yang bernama Darra Vandana. Terlihat bahwa mereka sedang berciuman mesra di koridor hotel.Awalnya dia mengira itu hanya lelucon, tetapi tidak disangka bahwa keduanya sudah menjalin hubungan asmara sejak lama.Hazel menarik napas dalam-dalam dan mencoba menahan amarah yan
Menyadari betapa ambigu posisi mereka saat itu, pipi Hazel tiba-tiba memerah dan dia menarik diri dari pelukan pria itu dengan panik.Dengan agak malu, dia menjelaskan dengan suara pelan, "Bukan, kakiku mati rasa.""Hmm."Sergio menjawab, lalu tawa pelan terdengar dari mulutnya. Tidak tahu apakah dia percaya dengan alasan yang dibuat Hazel atau tidak.Suaranya lembut dan rendah, yang memiliki efek menenangkan. Hazel merasa seolah-olah hatinya telah diacak-acak.Rasanya begitu menggelitik.Hazel menggosok telinganya, lalu bertanya karena penasaran, "Kenapa Om bisa ada di sini?"Sergio menjawab masih dengan ekspresi yang sama, "Kebetulan lewat saja."Melihat makhluk kecil yang malang dan basah kuyup karena hujan di pinggir jalan, Sergio merasa kalau Hazel seperti seekor kucing yang ditinggalkan oleh pemiliknya, tak berdaya dan menderita.Hazel mengangguk mengerti, tidak tahu harus berkata apa lagi setelah itu.Dia baru mengetahui pengkhianatan tunangannya dan mengalami kelelahan secara f
Saat Ervan tengah tenggelam dalam imajinasinya sendiri, tiba-tiba dia merasakan hawa dingin yang begitu menusuk di bagian belakang lehernya.Dia menoleh ke belakang dan kebetulan bertemu dengan tatapan Sergio yang seperti binatang buas.Dia meringis dan tidak berani berpikir macam-macam lagi, mengumpulkan pikirannya untuk berkonsentrasi mengemudi.Untungnya, Sergio hanya menatapnya dengan tatapan dingin dan memperingatkannya untuk mengemudi dengan benar. Setelah itu, pria itu langsung mengalihkan pandangannya.Setelah keluar dari mobil, Sergio membawa Hazel ke vila tempat tinggalnya. Dia mengeluarkan satu set pakaian bersih dari lemari pakaian dan menyerahkannya kepada Hazel. "Mandi air hangat dulu saja. Di sini nggak ada baju wanita, jadi pakai bajuku dulu.""Ya."Pipi Hazel sedikit memanas. Dia langsung mengambil pakaian itu dengan panik dan masuk ke kamar mandi.Bisa dikatakan kalau tindakannya ini lebih tepat seperti melarikan diri. Dia tidak berani menatap wajah Sergio. Karena itu
Dalam sekejap, Hazel membaca sekilas perjanjian pernikahan dan terdiam sejenak.Hati Sergio menegang tanpa alasan yang jelas ketika melihat Hazel tidak berbicara. Jadi, dia bertanya, "Apa ada masalah?"Hazel menggelengkan kepalanya tidak percaya. "Om, apa kamu yakin mau menandatangani perjanjian ini denganku?"Tidak ada yang salah dengan perjanjian itu. Bahkan setiap isi di dalamnya hampir bisa dikatakan menguntungkan Hazel.Dengan menikahi Sergio, dia tidak hanya akan memiliki status dan kedudukan sebagai Nyonya Hardwin, tetapi juga akan mendapatkan tiga persen saham Perusahaan Hardwin, serta real estat atas nama pribadi Sergio.Dia juga akan mendapatkan setengah dari aset pribadi Sergio jika mereka bercerai.Perusahaan Hardwin adalah konglomerat multinasional terbesar di Kota Palapa yang bergerak di bidang keuangan, real estat, katering, hotel dan berbagai industri lainnya. Nilai pasar sahamnya pun terus meningkat.Dengan keluarga kelas tiga seperti Keluarga Vandana, jika semua aset
Para pelayan tengah berkumpul dan bergosip dengan berbisik-bisik.Tokoh utama dari gosip itu tidak lain adalah Hazel.Pagi-pagi sekali, Adam memberi tahu mereka bahwa nyonya akan terus berada di rumah mulai sekarang. Adam meminta mereka memperlakukan nyonya itu dengan baik untuk ke depannya.Semua orang terkejut dan tidak percaya bahwa seorang Sergio, yang selalu berhati dingin benar-benar membawa seorang wanita ke rumah.Sebelum Hazel turun ke bawah, semua orang berspekulasi tentang identitasnya.Mereka semua ingin tahu wanita seperti apa yang pantas untuk seorang yang begitu hebat seperti Sergio.Saat melihat wajah Hazel, mereka semua terpana.Alis Hazel begitu indah, kulitnya putih dan bening. Matanya begitu jernih, membuat orang terpana saat melihatnya.Sosoknya jauh lebih cantik daripada aktris yang ada di televisi.Yang paling mengejutkan mereka adalah, Hazel ternyata mengenakan kemeja Sergio.Sergio sedikit memiliki fetis terhadap kebersihan dan semua orang yang tinggal di sini
"Hazel, coba katakan itu sekali lagi! Selama ini aku membesarkanmu bukan untuk membuatmu bicara seperti ini kepadaku! Bagaimana bisa aku memiliki anak yang nggak bisa diatur sepertimu!"Paru-paru Krisna serasa mau meledak karena amarah. Dia tidak percaya kata-kata itu keluar dari mulut Hazel.Hazel menjauhkan telepon dari telinganya tanpa ekspresi, lalu mengusap telinganya. "Kalau Ayah ingin mendengarnya, Ayah bisa merekamnya dan memutarnya setiap malam sebelum tidur."Hazel bersikap begitu patuh di depan Sergio karena secara naluri dia merasa takut kepada Sergio.Sedangkan terhadap orang lain, kalaupun itu ayahnya sendiri, Hazel tidak akan menahan diri.Dulu, Hazel masih merasa sedih setelah dimarahi oleh Krisna. Namun setelah ibunya meninggal, dia menjadi paham akan semuanya.Jangan pernah menginginkan sesuatu yang bukan milik atau kita akan terluka.Jadi, setelah mengetahui bahwa Justin telah mengkhianatinya, dia tidak merasa sedih, justru merasa bersyukur.Setidaknya, mereka masih
Mendengar pengakuan Hazel yang tiba-tiba, hati Sergio langsung luluh.Dia mengulurkan tangan dan mengusap kepala Hazel, dengan lembut mendaratkan ciuman di puncak rambutnya."Hmm."Bisa mendapatkan pengakuan dari istrinya, Sergio merasa bahwa apa yang dia lakukan kali ini tidak sia-sia.Tidak sia-sia dia menunda pembicaraan kerja sama yang sangat penting untuk datang ke sini dan mendukung Hazel.Setelah waktu yang tidak diketahui, Hazel akhirnya melepaskan Sergio dan mengangkat wajahnya dari dada bidang pria itu.Matanya masih tertutup lapisan kabut berair karena menangis, menambah sedikit kesan sayu pada diri Hazel.Sergio tidak berdaya, menyapukan ujung jarinya dengan lembut di ujung matanya yang memerah. Sudut bibirnya tanpa sadar terangkat naik."Dasar cengeng. Kamu menangis saat sedih dan kamu menangis saat senang ...."Hazel yang mendengar itu langsung menatapnya, terlihat sangat menyedihkan."Bagaimana lagi, aku nggak bisa menahannya ...."Saat Sergio membela dan melindunginya,
Di tengah-tengah kalimatnya, dahi Hazel terkena sentilan dari Sergio.Sambil menutupi dahinya dengan rasa sakit, Hazel mengangkat kepalanya dan menatap pelakunya dengan wajah memelas. "Sakit! Om apa sih?""Memberimu pelajaran!"Sergio menjawab pelan. Melihat Hazel benar-benar kesakitan, dia pun menjadi tidak tega. Dia mengulurkan tangan dan mengusap tempat yang baru saja dia pukul.Dia melanjutkan, "Kamu selalu jadi yang nomor satu di mataku, jadi nggak ada yang namanya merepotkan. Hazel, aku malah senang kalau kamu sering menggangguku. Itu menandakan kalau aku cukup berharga di hatimu."Hazel tersentak tersadar, tidak menyangka akan mendengar kata-kata seperti itu dari bibir Sergio.Meskipun suara pria itu tenang, nadanya bercampur dengan nada pasrah yang tidak kentara.Entah kenapa jantung Hazel terasa seperti ditusuk dengan keras oleh sesuatu, hatinya terasa masam."Om, terima kasih ...."Tidak pernah ada orang yang membela dan mencintai Hazel seperti yang dilakukan Sergio.Perasaan
Sebahagia apa Hazel saat ini, sebesar itu pula rasa pahit yang ada di hati mereka yang dipaksa untuk meminta maaf.Mereka menyesalinya.Mengapa mereka tidak tahu diri dan berani menyinggung Hazel?Mengapa mereka mengatakan sesuatu seperti Hazel sudah mengkhianati Sergio dan Sergio akan marah dan meninggalkannya?Cara Sergio menatap Hazel begitu lepas dan penuh cinta.Di bagian mana itu menunjukkan rusaknya hubungan mereka?Orang yang awalnya bersikap sombong sekarang menundukkan kepala mereka. Rasanya, mereka ingin sekali mengecilkan tubuh mereka, meminimalkan rasa kehadiran mereka di ruangan ini."Kita nggak seharusnya mengganggu Hazel karena dia masih muda.""Apa lagi?"Sergio mengangkat matanya dengan dingin, menyalurkan penindasan yang kuat di bawah matanya.Apa lagi ....Semua orang diam-diam berteriak di dalam hati.Kenapa mereka malah mengganggu dewa kematian ini!"Kita nggak bisa menilai dengan baik dan salah paham dengan Bu Hazel.""Kita seharusnya nggak menyebutkan rumor ngga
Namun, Sergio tidak berniat membiarkan mereka lolos begitu saja.Matanya sedikit menyipit, aura dingin yang gelap terpancar dari kedalaman matanya. "Hmm? Maksud kalian aku berbohong?"Saat kata-kata ini terlontar, mereka menjadi makin panik."Bukan, bukan begitu!""Kesalahpahaman, itu semua salah paham!""Tuan Sergio, kami harusnya menghormati Bu Hazel, mana mungkin kami mengancamnya? Kami hanya ingin bertanya tentang video itu, itu saja."Sergio tertawa dingin, matanya yang tajam seperti elang menyapu semua orang yang hadir.Bibirnya yang tipis terbuka sedikit, suaranya yang dingin sangat menindas. Kata-kata yang diucapkannya membuat semua orang gemetar."Kesalahpahaman? Aku sudah melihat video itu, jelas sekali kalau sudut pengambilan gambarnya lah yang salah. Kalian bahkan nggak paham soal beginian, kenapa nggak ganti saja posisi dewan direksi JY Group dengan orang lain?"Walaupun nada suara Sergio datar, semua orang bisa merasakan kalau dia sedang marah!Mereka ingin melarikan diri
Suara rendah dan dingin, yang menyalurkan penindasan itu bergema dengan tajam di ruang konferensi yang besar, membuat siapa pun yang mendengarnya bergidik ngeri.Semua orang yang hadir menoleh secara bersamaan. Seketika, mata mereka membelalak kaget."Tu ... Tuan Sergio?"Kenapa sosok agung ini datang ke mari?Perasaan menindas yang dibawa Sergio kepada mereka saat Sergio terakhir kali muncul di ruang konferensi tampaknya masih tersisa sampai hari ini.Banyak orang secara tidak sadar menahan napas, tidak berani bernapas keras-keras. Mereka menatap lurus ke arah Sergio, ingin melihat apa yang ingin dia lakukan.Sergio bahkan tidak melirik mereka satu detik pun, langsung berjalan ke arah Hazel dan berdiri di depannya."Hazel, apa semuanya baik-baik saja? Apa kamu diganggu?"Hazel juga terkejut dengan kedatangannya. Lalu, dia bertanya dengan tidak percaya, "Om, kenapa kamu datang?"Sorot mata pria yang gelap dan dalam itu tiba-tiba menjadi lebih lembut. Dia mengulurkan tangan untuk mengus
Hazel berkata dengan suara dingin, "Daripada peduli dengan hal ini, kamu harusnya merenungkan seberapa besar kontribusimu kepada perusahaan."Pria itu terdiam, lalu menjadi jengkel dan menggebrak meja di depannya. "Apa maksudmu?""Seperti apa yang sudah aku katakan." Ekspresi di wajah Hazel tidak berubah, nada suaranya sangat tenang, "Alasan kenapa perusahaan jatuh ke dalam situasi saat ini nggak terlepas dari orang-orang sepertimu yang hanya tahu cara mengacau dan berpuas diri."Pria itu membuka mulutnya, ingin membalas sesuatu, tetapi dia melihat tatapan Hazel yang sedingin es."Kalau kamu nggak mau aku menguak semua tabiatmu, lebih baik diam."Suara Hazel jernih dan dingin, matanya menyalurkan ketegasan di dalamnya dan tubuhnya memancarkan aura kuat yang membawa tekanan tak terlihat."Kamu ...."Wajah pria itu memerah, tetapi dia tidak bisa mengucapkan sepatah kata pun untuk membalas. Dia terpaksa diam.Ruang konferensi menjadi hening, semua orang memiliki persepsi baru tentang Haze
Hazel memijit punggungnya yang, lalu berjuang untuk bangun dari tempat tidur untuk mandi.Apa yang terjadi semalam memang sangat berlebihan, membuat wajah Hazel terlihat lebih pucat.Jarak yang dekat ke kamar mandi saja membutuhkan waktu beberapa menit untuk berjalan ke sana.Usai selesai mandi dan berganti pakaian, dia hampir terlambat ke kantor.Hazel segera beranjak dari tempat tidurnya dan bergegas keluar sambil menyapa Adam."Selamat pagi, Pak Adam. Aku berangkat dulu, sampai jumpa nanti malam ....""Nyonya, sarapan dulu sebelum berangkat. Yang namanya pekerjaan pasti nggak ada selesainya."Adam menghentikan Hazel, mencoba menasihatinya dengan cemas.Hazel melambaikan tangannya, terlihat sedikit terburu-buru. "Nggak usah. Pagi ini ada rapat dan aku sudah hampir terlambat."Adam mengerutkan kening tidak setuju dan menariknya kembali. "Jangan sampai nggak sarapan. Nyonya, Tuan secara khusus meminta saya untuk mengawasi Nyonya sarapan sebelum berangkat kerja. Bahaya kalau tekanan dar
Meskipun Hazel memiliki tubuh yang kurus, tubuhnya tetap berisi di beberapa bagian.Sergio sangat menyukainya.Hazel menatap tatapan membara yang tersembunyi di bagian bawah mata Sergio, entah bagaimana, pikirannya tiba-tiba teringat kembali saat di mana mereka berada di tempat tidur.Wajahnya langsung memerah. Dia langsung beranjak, mencoba melarikan diri."Om, aku sudah kenyang, mau istirahat dulu!"Namun saat Hazel berdiri, pergelangan tangannya dipegang oleh Sergio.Dengan sedikit tarikan, tubuh Hazel jatuh ke belakang. Saat kembali tersadar, dia sudah berada di pangkuan Sergio.Hazel tersipu malu dan berbisik, "Apa yang kamu lakukan?""Menurutmu?"Sergio mendekat perlahan, menempelkan dahinya ke dahi Hazel. Matanya yang gelap dan teduh menyembunyikan api yang membara.Bulu mata Hazel yang panjang dan lentik berkedip beberapa kali dan menatapnya dengan memelas. "Aku nggak tahu."Sergio menempelkan bibirnya ke bibir Hazel, suaranya serak seolah berisi butiran pasir, "Aku ... menging
Sergio tidak bisa menahan tawa saat melihat rasa malu Hazel, sampai menciut seperti ini.Dia mengulurkan tangan dan mengusap rambut Hazel yang sedikit berantakan, suaranya jelas dan pelan, "Ya, nggak akan aku buka."Setelah mengatakan itu, dia meninggikan suaranya dan berkata kepada Adam yang berada di luar pintu, "Ya. Hari ini pasti kalian lelah, istirahatlah lebih awal."Adam terdiam sejenak, lalu dengan cepat menyadari kalau mungkin dia sudah mengganggu kesenangan tuan dan nyonyanya.Dia menunjukkan senyum penuh kasih, lalu mengiakan dengan penuh pengertian, "Baik, saya akan mengatur situasi agar nggak ada yang akan mengganggu kalian malam ini!"Mendengar kata-kata Adam, Hazel tahu kalau Adam sudah salah paham.Dia mengangkat pipinya yang memerah dari dada Sergio dan menatap tajam ke arah pelakunya."Kamu sengaja melakukan ini?"Sergio menarik kembali senyuman di wajahnya. "Ya, aku memang sengaja."Hazel terkesiap dan ingin memukulnya. Namun, belum sempat dia mengepalkan tinjunya ya