Share

Hazel Kesayangan Sergio
Hazel Kesayangan Sergio
Penulis: Hijau

Bab 1

Penulis: Hijau
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56
"Kak Justin, kamu lebih suka aku atau Hazel?"

"Tentu saja kamu, sayang. Apa tindakanku masih belum cukup menjadi buktinya?"

"Aku 'kan cuma mau dengar kamu mengatakan itu secara langsung."

"Sayang, kamu itu wanita yang paling aku cintai. Rileks, kamu terlalu tegang ...."

Napas pria itu terengah-engah dan tertahan, bercampur dengan desahan genit dari wanita yang berada di bawah tubuhnya, yang seketika memenuhi kamar hotel.

Hazel berdiri di luar pintu. Mendengar ini, darah di tubuhnya sampai mendidih. Hawa dingin yang dia menusuk membuatnya tidak berhenti menggigil.

Satu jam yang lalu, seseorang mengirimkan sebuah video kepadanya.

Dalam video tersebut, tunangannya yang bernama Justin Hardwin tengah merangkul adik tirinya yang bernama Darra Vandana. Terlihat bahwa mereka sedang berciuman mesra di koridor hotel.

Awalnya dia mengira itu hanya lelucon, tetapi tidak disangka bahwa keduanya sudah menjalin hubungan asmara sejak lama.

Hazel menarik napas dalam-dalam dan mencoba menahan amarah yang bergejolak di dadanya. Lalu, dia mengeluarkan ponselnya dari saku dan mendorong pintu hingga terbuka tanpa suara.

Kedua orang di atas ranjang masih tenggelam dalam sensasi kegembiraan. Lalu, mereka tiba-tiba mendengar suara yang begitu dingin, "Sungguh permainan yang luar biasa. Apa kalian ingin aku memberikan tepuk tangan?"

Tubuh kedua orang itu menegang dan mereka menoleh ke arah pintu.

"Ah!" Darra berteriak, meringkuk ke dalam pelukan Justin dengan panik. "Kakak? Apa yang kamu lakukan di sini?"

Justin menutup tubuhnya dengan selimut dan berkata dengan tidak senang, "Siapa yang memintamu datang ke mari?"

Hazel menangkupkan kedua tangannya di depan dada dan menatapnya dengan sinis. "Kalau aku nggak datang, aku nggak akan melihat pemandangan seindah ini."

"Kak, aku sama Kak Justin saling mencintai dengan tulus. Tolong biarkan kami bahagia!"

Mata Darra memerah dan air mata bergejolak di kelopak matanya. Dia menunjukkan tatapan yang lugu dan menyedihkan.

Justin yang melihat itu pun jadi tidak tega. Dia melindungi Darra dengan erat dalam pelukannya dan berkata dengan suara yang dalam, "Hazel, kalau ada apa-apa hadapi aku saja. Darra nggak salah!"

Hazel mencibir, "Nggak salah? Berani sekali kamu menggunakan dua kata itu di depanku?"

"Cukup! Satu-satunya orang yang aku cintai cuma Darra. Kalau kamu sadar diri, kamu harus menemui nenek dan membatalkan pertunangan kita!"

Dia menyukai Darra yang lembut dan menyenangkan saat berada di tempat tidur.

Namun, Hazel sangat pendiam dan tertutup, bahkan tidak membiarkan Justin menyentuhnya. Wanita yang seperti itu sangat membosankan bagi Justin.

Dia tidak bisa merasa terpuaskan saat bersama dengan Hazel.

Mata Hazel sedikit menyipit, cahaya berbahaya dan dingin melintas di bagian bawah matanya. "Selingkuh tetaplah selingkuh, jangan membuat alasan yang nggak jelas. Kalau aku menyebarkan video kalian di ranjang, apa orang lain juga akan merasa kalau kalian nggak bersalah?"

Mendengar itu, wajah Justin dan Darra menjadi pucat, lalu mereka berteriak, "Hazel, hapus videonya!"

"Bagaimana kalau aku nggak mau?"

Hazel mundur dua langkah dan mengangkat dagunya ke arah keduanya dengan provokatif.

"Justin, kalau kamu nggak menyukaiku, kamu bisa bilang. Aku juga nggak mungkin menahanmu. Sikapmu yang begini malah membuatku merasa jijik."

Jika Justin menarik diri dari pernikahan secara baik-baik, mungkin Hazel masih memiliki penilaian yang baik kepadanya.

Sayangnya ....

"Hazel, berhenti!"

Melihat punggung Hazel yang beranjak pergi, Justin sangat marah dan tanpa sadar ingin mengejarnya.

Namun, Darra melingkarkan tangannya di pinggangnya dan menangis kesal.

"Kak Justin, bagaimana ini? Kakak pasti marah padaku. Mungkin dari awal, aku nggak seharusnya menyukaimu. Dengan begitu aku nggak akan menyakiti Kakak ...."

Justin yang mendengar itu merasa bersalah dan tidak tega. Mana mungkin dia sempat memedulikan Hazel?

Ia mencium kening Darra dan berbisik menenangkan, "Darra, kamu terlalu baik. Kalau bukan karena dia yang menjadi penghalang dalam hubungan kita, kita mungkin sudah bersama sejak dulu!"

"Kak Justin, kamu baik sekali ...."

Bibir Darra terangkat naik membentuk seringai kemenangan, tatapannya menatap lurus ke arah Hazel menghilang.

Heh ....

Hazel masih terlalu muda untuk bertarung dengannya!

Darra yakin, tidak butuh waktu lama dia pasti bisa memiliki status istri sah di Keluarga Hardwin.

...

Ketika Hazel meninggalkan hotel, di luar ternyata hujan turun dengan deras.

Malam yang tak berujung menyelimuti. Petir dan lampu jalan yang remang menemani dalam bayangan hujan yang deras.

Hazel berdiri di tengah hujan hingga tubuhnya basah kuyup.

Bayangan Justin dan Darra yang saling bergumul di atas ranjang terus muncul di dalam benaknya, membuatnya mual.

Hazel juga belum makan seharian, jadi perutnya terasa perih.

Dia menguatkan diri untuk berjalan ke tepi jalan, akhirnya tidak bisa menahan diri dan berjongkok.

Air hujan terasa sedingin es ketika menerpa kulitnya yang putih, menyalurkan rasa dingin yang menusuk hingga ke tulang dan membuatnya menggigil.

Gelenyar pening mulai terasa, membuat Hazel tidak bisa membedakan apakah ini mimpi atau ilusi.

Setelah beberapa saat, hujan yang mengguyurnya berangsur-angsur berhenti.

Hazel membuka matanya perlahan dan menemukan sesosok bayangan di depannya.

Dia merasakan sesuatu di dalam hatinya dan pandangannya perlahan-lahan bergerak naik ke atas.

Hal pertama yang muncul dalam penglihatannya adalah kaki jenjang yang terbalut oleh celana panjang. Tubuh tegapnya terbalut indah dalam setelan jas yang dia kenakan.

Menatap lebih jauh ke atas, ada wajah tampan dengan tatapan dingin yang tengah menatapnya.

Sepasang alis tajam pria itu sedikit berkerut. Hidungnya mancung dan bibirnya yang tipis terkatup rapat.

Matanya yang hitam pekat tampak menyatu dengan warna malam.

Hazel menatapnya dengan bingung, sedikit keterkejutan melintas di bagian bawah matanya. "Om? Kenapa bisa ada di sini?"

Pria di hadapannya adalah Sergio Hardwin, pemimpin Keluarga Hardwin yang memiliki keuangan terbaik di Kota Palapa.

Dia juga merupakan om dari mantan tunangannya, Justin.

Dia adalah cucu tertua Keluarga Hardwin, yang juga mewarisi bakat bisnis yang luar biasa. Dia berhasil mengambil alih Perusahaan Hardwin hanya dalam beberapa tahun, membuat nilai pasar perusahaan meningkat dua kali lipat.

Hal yang paling luar biasa adalah metodenya yang menggelegar dan karakternya yang tegas.

Namun, dia selalu rendah hati dan misterius, jarang berurusan dengan mereka yang masih muda dalam keluarga.

Hazel juga hanya bertemu dengannya beberapa kali di jamuan makan Keluarga Hardwin dan hampir tidak pernah berbicara dengannya.

Orang ini memberi perasaan berbahaya, membuat Hazel menghindarinya sebisa mungkin.

Tidak disangka Hazel akan bertemu dengan Sergio di tempat ini, bahkan saat di mana dia dalam keadaan yang menyedihkan.

"Masalah apa yang sampai membuatmu mengabaikan kesehatanmu?"

Alis pria itu sedikit berkerut, suaranya yang lembut dan tebal terdengar seksi sekaligus provokatif. Rasanya seperti ada arus listrik yang melintasi telinga Hazel, membuatnya tergelitik.

Hal ini juga memberinya rasa khawatir yang tak terlihat.

Hazel tersentak kembali ke akal sehatnya dan bergegas berdiri.

Namun, kakinya mati rasa karena terlalu lama berjongkok.

Tubuhnya tiba-tiba limbung dan dia jatuh ke belakang karena kehilangan keseimbangan.

Tepat ketika Hazel mengira dia akan jatuh, sepasang tangan yang hangat dan kuat tiba-tiba melingkari pinggangnya.

Detik berikutnya, dia jatuh ke dada yang hangat dan lebar.

Tangannya meraih saku kemeja di dada pria itu, takut kalau dia akan terjatuh.

Pada saat itu, suara lembut dan pelan pria itu terngiang di telinganya, bercampur dengan sedikit nada menggoda, "Mau mencoba mengambil keuntungan dariku?"

Bab terkait

  • Hazel Kesayangan Sergio   Bab 2

    Menyadari betapa ambigu posisi mereka saat itu, pipi Hazel tiba-tiba memerah dan dia menarik diri dari pelukan pria itu dengan panik.Dengan agak malu, dia menjelaskan dengan suara pelan, "Bukan, kakiku mati rasa.""Hmm."Sergio menjawab, lalu tawa pelan terdengar dari mulutnya. Tidak tahu apakah dia percaya dengan alasan yang dibuat Hazel atau tidak.Suaranya lembut dan rendah, yang memiliki efek menenangkan. Hazel merasa seolah-olah hatinya telah diacak-acak.Rasanya begitu menggelitik.Hazel menggosok telinganya, lalu bertanya karena penasaran, "Kenapa Om bisa ada di sini?"Sergio menjawab masih dengan ekspresi yang sama, "Kebetulan lewat saja."Melihat makhluk kecil yang malang dan basah kuyup karena hujan di pinggir jalan, Sergio merasa kalau Hazel seperti seekor kucing yang ditinggalkan oleh pemiliknya, tak berdaya dan menderita.Hazel mengangguk mengerti, tidak tahu harus berkata apa lagi setelah itu.Dia baru mengetahui pengkhianatan tunangannya dan mengalami kelelahan secara f

  • Hazel Kesayangan Sergio   Bab 3

    Saat Ervan tengah tenggelam dalam imajinasinya sendiri, tiba-tiba dia merasakan hawa dingin yang begitu menusuk di bagian belakang lehernya.Dia menoleh ke belakang dan kebetulan bertemu dengan tatapan Sergio yang seperti binatang buas.Dia meringis dan tidak berani berpikir macam-macam lagi, mengumpulkan pikirannya untuk berkonsentrasi mengemudi.Untungnya, Sergio hanya menatapnya dengan tatapan dingin dan memperingatkannya untuk mengemudi dengan benar. Setelah itu, pria itu langsung mengalihkan pandangannya.Setelah keluar dari mobil, Sergio membawa Hazel ke vila tempat tinggalnya. Dia mengeluarkan satu set pakaian bersih dari lemari pakaian dan menyerahkannya kepada Hazel. "Mandi air hangat dulu saja. Di sini nggak ada baju wanita, jadi pakai bajuku dulu.""Ya."Pipi Hazel sedikit memanas. Dia langsung mengambil pakaian itu dengan panik dan masuk ke kamar mandi.Bisa dikatakan kalau tindakannya ini lebih tepat seperti melarikan diri. Dia tidak berani menatap wajah Sergio. Karena itu

  • Hazel Kesayangan Sergio   Bab 4

    Dalam sekejap, Hazel membaca sekilas perjanjian pernikahan dan terdiam sejenak.Hati Sergio menegang tanpa alasan yang jelas ketika melihat Hazel tidak berbicara. Jadi, dia bertanya, "Apa ada masalah?"Hazel menggelengkan kepalanya tidak percaya. "Om, apa kamu yakin mau menandatangani perjanjian ini denganku?"Tidak ada yang salah dengan perjanjian itu. Bahkan setiap isi di dalamnya hampir bisa dikatakan menguntungkan Hazel.Dengan menikahi Sergio, dia tidak hanya akan memiliki status dan kedudukan sebagai Nyonya Hardwin, tetapi juga akan mendapatkan tiga persen saham Perusahaan Hardwin, serta real estat atas nama pribadi Sergio.Dia juga akan mendapatkan setengah dari aset pribadi Sergio jika mereka bercerai.Perusahaan Hardwin adalah konglomerat multinasional terbesar di Kota Palapa yang bergerak di bidang keuangan, real estat, katering, hotel dan berbagai industri lainnya. Nilai pasar sahamnya pun terus meningkat.Dengan keluarga kelas tiga seperti Keluarga Vandana, jika semua aset

  • Hazel Kesayangan Sergio   Bab 5

    Para pelayan tengah berkumpul dan bergosip dengan berbisik-bisik.Tokoh utama dari gosip itu tidak lain adalah Hazel.Pagi-pagi sekali, Adam memberi tahu mereka bahwa nyonya akan terus berada di rumah mulai sekarang. Adam meminta mereka memperlakukan nyonya itu dengan baik untuk ke depannya.Semua orang terkejut dan tidak percaya bahwa seorang Sergio, yang selalu berhati dingin benar-benar membawa seorang wanita ke rumah.Sebelum Hazel turun ke bawah, semua orang berspekulasi tentang identitasnya.Mereka semua ingin tahu wanita seperti apa yang pantas untuk seorang yang begitu hebat seperti Sergio.Saat melihat wajah Hazel, mereka semua terpana.Alis Hazel begitu indah, kulitnya putih dan bening. Matanya begitu jernih, membuat orang terpana saat melihatnya.Sosoknya jauh lebih cantik daripada aktris yang ada di televisi.Yang paling mengejutkan mereka adalah, Hazel ternyata mengenakan kemeja Sergio.Sergio sedikit memiliki fetis terhadap kebersihan dan semua orang yang tinggal di sini

  • Hazel Kesayangan Sergio   Bab 6

    "Hazel, coba katakan itu sekali lagi! Selama ini aku membesarkanmu bukan untuk membuatmu bicara seperti ini kepadaku! Bagaimana bisa aku memiliki anak yang nggak bisa diatur sepertimu!"Paru-paru Krisna serasa mau meledak karena amarah. Dia tidak percaya kata-kata itu keluar dari mulut Hazel.Hazel menjauhkan telepon dari telinganya tanpa ekspresi, lalu mengusap telinganya. "Kalau Ayah ingin mendengarnya, Ayah bisa merekamnya dan memutarnya setiap malam sebelum tidur."Hazel bersikap begitu patuh di depan Sergio karena secara naluri dia merasa takut kepada Sergio.Sedangkan terhadap orang lain, kalaupun itu ayahnya sendiri, Hazel tidak akan menahan diri.Dulu, Hazel masih merasa sedih setelah dimarahi oleh Krisna. Namun setelah ibunya meninggal, dia menjadi paham akan semuanya.Jangan pernah menginginkan sesuatu yang bukan milik atau kita akan terluka.Jadi, setelah mengetahui bahwa Justin telah mengkhianatinya, dia tidak merasa sedih, justru merasa bersyukur.Setidaknya, mereka masih

  • Hazel Kesayangan Sergio   Bab 7

    Dania menyeka air matanya sambil mengeluh, "Hazel, aku tahu kamu nggak menyukaiku sebagai ibu tirimu. Tapi Darra nggak salah. Kenapa kamu begitu kejam kepadanya?""Aku mengganggunya? Apa itu yang dia katakan?" Hazel tiba-tiba tersenyum, hanya saja senyumnya tidak terlihat di matanya yang begitu dingin dan menusuk.Saat bertemu dengan tatapan Hazel, Darra tiba-tiba meringis. Matanya berkedip karena dia telah berbohong.Namun, dia kembali teringat akan janji Justin padanya semalam, yang mengatakan bahwa dia akan membatalkan pertunangannya dengan Hazel. Rasa takut itu pun lenyap tak tersisa.Kak Justin mencintainya.Salah Hazel sendiri yang tidak mampu menyenangkan seorang pria. Darra tidak bisa disalahkan!Krisna sangat marah saat melihat sikap berani Hazel. "Siapa lagi selain kamu? Darra itu lembut dan baik hati, nggak seperti kamu yang suka iri dan berpikiran jahat."Hazel terlihat seperti mendengar lelucon besar dan benar-benar tertawa terbahak-bahak.Dia menatap Darra dengan dingin,

  • Hazel Kesayangan Sergio   Bab 8

    "Cukup!"Krisna berteriak, menatap Dania yang menjatuhkan diri ke dalam pelukannya dan menangis. Lalu, tatapannya beralih kepada Hazel. Kemarahan dalam dirinya pun melonjak.Dia memelankan nadanya, berkata dengan nada serius kepada Hazel, "Hazel, jangan membuat masalah yang nggak perlu. Darra masih kecil dan belum mengerti banyak hal. Jangan mempermasalahkannya lagi.""Kecil?"Mata Hazel menyapu sosok Darra dan mengangguk. "Ya, dia hanya sebulan lebih muda dariku. Dia memang masih kecil."Hazel sengaja memperkeras nada pada dua kata terakhir. Nadanya datar, tetapi terdengar sangat ironi di telinga Krisna.Wajahnya tiba-tiba berubah muram. Dia menunduk, lalu mengatakan, "Dia itu adikmu, kenapa kamu nggak mau mengalah? Ya. Darra memang berbuat salah, tapi orang yang disukai Justin itu dia. Nggak ada gunanya kamu bersikeras. Lebih baik kamu jelaskan kepada Keluarga Hardwin dan biarkan Darra yang menikah dengan Justin. Dengan begini semua orang akan bahagia. Setelah itu, ayah akan carikan

  • Hazel Kesayangan Sergio   Bab 9

    Sopir masih menunggu di depan rumah Keluarga Vandana. Begitu melihat Hazel keluar, dia langsung berjalan mendekat.Dia mengambil koper di tangan Hazel dan membuka pintu mobil belakang, mempersilakan Hazel masuk, "Nyonya, silakan masuk.""Terima kasih."Hazel menyerahkan kopernya kepada sopir, lalu masuk ke dalam mobil setelah mengucapkan terima kasih.Saat menutup pintu mobil, emosi yang sudah sejak tadi Hazel pendam langsung membuncah seperti gunung berapi yang meletus.Hazel merasa jantungnya seperti direndam dalam lahar dan dibakar oleh api.Air mata menetes dari kedua mayanya. Dia menggigit bibirnya agar tidak mengeluarkan suara.Begitu sopir masuk ke dalam mobil, dia menyadari ada sesuatu yang tidak beres. Begitu menoleh, dia melihat Hazel menangis tanpa suara.Dia terdiam selama beberapa saat sebelum kembali tersadar, tidak tahu harus melakukan apa saat menghadapi situasi semacam ini.Dia sudah menjadi sopir Sergio selama beberapa tahun dan belum pernah mengalami situasi seperti

Bab terbaru

  • Hazel Kesayangan Sergio   Bab 444

    Mendengar pengakuan Hazel yang tiba-tiba, hati Sergio langsung luluh.Dia mengulurkan tangan dan mengusap kepala Hazel, dengan lembut mendaratkan ciuman di puncak rambutnya."Hmm."Bisa mendapatkan pengakuan dari istrinya, Sergio merasa bahwa apa yang dia lakukan kali ini tidak sia-sia.Tidak sia-sia dia menunda pembicaraan kerja sama yang sangat penting untuk datang ke sini dan mendukung Hazel.Setelah waktu yang tidak diketahui, Hazel akhirnya melepaskan Sergio dan mengangkat wajahnya dari dada bidang pria itu.Matanya masih tertutup lapisan kabut berair karena menangis, menambah sedikit kesan sayu pada diri Hazel.Sergio tidak berdaya, menyapukan ujung jarinya dengan lembut di ujung matanya yang memerah. Sudut bibirnya tanpa sadar terangkat naik."Dasar cengeng. Kamu menangis saat sedih dan kamu menangis saat senang ...."Hazel yang mendengar itu langsung menatapnya, terlihat sangat menyedihkan."Bagaimana lagi, aku nggak bisa menahannya ...."Saat Sergio membela dan melindunginya,

  • Hazel Kesayangan Sergio   Bab 443

    Di tengah-tengah kalimatnya, dahi Hazel terkena sentilan dari Sergio.Sambil menutupi dahinya dengan rasa sakit, Hazel mengangkat kepalanya dan menatap pelakunya dengan wajah memelas. "Sakit! Om apa sih?""Memberimu pelajaran!"Sergio menjawab pelan. Melihat Hazel benar-benar kesakitan, dia pun menjadi tidak tega. Dia mengulurkan tangan dan mengusap tempat yang baru saja dia pukul.Dia melanjutkan, "Kamu selalu jadi yang nomor satu di mataku, jadi nggak ada yang namanya merepotkan. Hazel, aku malah senang kalau kamu sering menggangguku. Itu menandakan kalau aku cukup berharga di hatimu."Hazel tersentak tersadar, tidak menyangka akan mendengar kata-kata seperti itu dari bibir Sergio.Meskipun suara pria itu tenang, nadanya bercampur dengan nada pasrah yang tidak kentara.Entah kenapa jantung Hazel terasa seperti ditusuk dengan keras oleh sesuatu, hatinya terasa masam."Om, terima kasih ...."Tidak pernah ada orang yang membela dan mencintai Hazel seperti yang dilakukan Sergio.Perasaan

  • Hazel Kesayangan Sergio   Bab 442

    Sebahagia apa Hazel saat ini, sebesar itu pula rasa pahit yang ada di hati mereka yang dipaksa untuk meminta maaf.Mereka menyesalinya.Mengapa mereka tidak tahu diri dan berani menyinggung Hazel?Mengapa mereka mengatakan sesuatu seperti Hazel sudah mengkhianati Sergio dan Sergio akan marah dan meninggalkannya?Cara Sergio menatap Hazel begitu lepas dan penuh cinta.Di bagian mana itu menunjukkan rusaknya hubungan mereka?Orang yang awalnya bersikap sombong sekarang menundukkan kepala mereka. Rasanya, mereka ingin sekali mengecilkan tubuh mereka, meminimalkan rasa kehadiran mereka di ruangan ini."Kita nggak seharusnya mengganggu Hazel karena dia masih muda.""Apa lagi?"Sergio mengangkat matanya dengan dingin, menyalurkan penindasan yang kuat di bawah matanya.Apa lagi ....Semua orang diam-diam berteriak di dalam hati.Kenapa mereka malah mengganggu dewa kematian ini!"Kita nggak bisa menilai dengan baik dan salah paham dengan Bu Hazel.""Kita seharusnya nggak menyebutkan rumor ngga

  • Hazel Kesayangan Sergio   Bab 441

    Namun, Sergio tidak berniat membiarkan mereka lolos begitu saja.Matanya sedikit menyipit, aura dingin yang gelap terpancar dari kedalaman matanya. "Hmm? Maksud kalian aku berbohong?"Saat kata-kata ini terlontar, mereka menjadi makin panik."Bukan, bukan begitu!""Kesalahpahaman, itu semua salah paham!""Tuan Sergio, kami harusnya menghormati Bu Hazel, mana mungkin kami mengancamnya? Kami hanya ingin bertanya tentang video itu, itu saja."Sergio tertawa dingin, matanya yang tajam seperti elang menyapu semua orang yang hadir.Bibirnya yang tipis terbuka sedikit, suaranya yang dingin sangat menindas. Kata-kata yang diucapkannya membuat semua orang gemetar."Kesalahpahaman? Aku sudah melihat video itu, jelas sekali kalau sudut pengambilan gambarnya lah yang salah. Kalian bahkan nggak paham soal beginian, kenapa nggak ganti saja posisi dewan direksi JY Group dengan orang lain?"Walaupun nada suara Sergio datar, semua orang bisa merasakan kalau dia sedang marah!Mereka ingin melarikan diri

  • Hazel Kesayangan Sergio   Bab 440

    Suara rendah dan dingin, yang menyalurkan penindasan itu bergema dengan tajam di ruang konferensi yang besar, membuat siapa pun yang mendengarnya bergidik ngeri.Semua orang yang hadir menoleh secara bersamaan. Seketika, mata mereka membelalak kaget."Tu ... Tuan Sergio?"Kenapa sosok agung ini datang ke mari?Perasaan menindas yang dibawa Sergio kepada mereka saat Sergio terakhir kali muncul di ruang konferensi tampaknya masih tersisa sampai hari ini.Banyak orang secara tidak sadar menahan napas, tidak berani bernapas keras-keras. Mereka menatap lurus ke arah Sergio, ingin melihat apa yang ingin dia lakukan.Sergio bahkan tidak melirik mereka satu detik pun, langsung berjalan ke arah Hazel dan berdiri di depannya."Hazel, apa semuanya baik-baik saja? Apa kamu diganggu?"Hazel juga terkejut dengan kedatangannya. Lalu, dia bertanya dengan tidak percaya, "Om, kenapa kamu datang?"Sorot mata pria yang gelap dan dalam itu tiba-tiba menjadi lebih lembut. Dia mengulurkan tangan untuk mengus

  • Hazel Kesayangan Sergio   Bab 439

    Hazel berkata dengan suara dingin, "Daripada peduli dengan hal ini, kamu harusnya merenungkan seberapa besar kontribusimu kepada perusahaan."Pria itu terdiam, lalu menjadi jengkel dan menggebrak meja di depannya. "Apa maksudmu?""Seperti apa yang sudah aku katakan." Ekspresi di wajah Hazel tidak berubah, nada suaranya sangat tenang, "Alasan kenapa perusahaan jatuh ke dalam situasi saat ini nggak terlepas dari orang-orang sepertimu yang hanya tahu cara mengacau dan berpuas diri."Pria itu membuka mulutnya, ingin membalas sesuatu, tetapi dia melihat tatapan Hazel yang sedingin es."Kalau kamu nggak mau aku menguak semua tabiatmu, lebih baik diam."Suara Hazel jernih dan dingin, matanya menyalurkan ketegasan di dalamnya dan tubuhnya memancarkan aura kuat yang membawa tekanan tak terlihat."Kamu ...."Wajah pria itu memerah, tetapi dia tidak bisa mengucapkan sepatah kata pun untuk membalas. Dia terpaksa diam.Ruang konferensi menjadi hening, semua orang memiliki persepsi baru tentang Haze

  • Hazel Kesayangan Sergio   Bab 438

    Hazel memijit punggungnya yang, lalu berjuang untuk bangun dari tempat tidur untuk mandi.Apa yang terjadi semalam memang sangat berlebihan, membuat wajah Hazel terlihat lebih pucat.Jarak yang dekat ke kamar mandi saja membutuhkan waktu beberapa menit untuk berjalan ke sana.Usai selesai mandi dan berganti pakaian, dia hampir terlambat ke kantor.Hazel segera beranjak dari tempat tidurnya dan bergegas keluar sambil menyapa Adam."Selamat pagi, Pak Adam. Aku berangkat dulu, sampai jumpa nanti malam ....""Nyonya, sarapan dulu sebelum berangkat. Yang namanya pekerjaan pasti nggak ada selesainya."Adam menghentikan Hazel, mencoba menasihatinya dengan cemas.Hazel melambaikan tangannya, terlihat sedikit terburu-buru. "Nggak usah. Pagi ini ada rapat dan aku sudah hampir terlambat."Adam mengerutkan kening tidak setuju dan menariknya kembali. "Jangan sampai nggak sarapan. Nyonya, Tuan secara khusus meminta saya untuk mengawasi Nyonya sarapan sebelum berangkat kerja. Bahaya kalau tekanan dar

  • Hazel Kesayangan Sergio   Bab 437

    Meskipun Hazel memiliki tubuh yang kurus, tubuhnya tetap berisi di beberapa bagian.Sergio sangat menyukainya.Hazel menatap tatapan membara yang tersembunyi di bagian bawah mata Sergio, entah bagaimana, pikirannya tiba-tiba teringat kembali saat di mana mereka berada di tempat tidur.Wajahnya langsung memerah. Dia langsung beranjak, mencoba melarikan diri."Om, aku sudah kenyang, mau istirahat dulu!"Namun saat Hazel berdiri, pergelangan tangannya dipegang oleh Sergio.Dengan sedikit tarikan, tubuh Hazel jatuh ke belakang. Saat kembali tersadar, dia sudah berada di pangkuan Sergio.Hazel tersipu malu dan berbisik, "Apa yang kamu lakukan?""Menurutmu?"Sergio mendekat perlahan, menempelkan dahinya ke dahi Hazel. Matanya yang gelap dan teduh menyembunyikan api yang membara.Bulu mata Hazel yang panjang dan lentik berkedip beberapa kali dan menatapnya dengan memelas. "Aku nggak tahu."Sergio menempelkan bibirnya ke bibir Hazel, suaranya serak seolah berisi butiran pasir, "Aku ... menging

  • Hazel Kesayangan Sergio   Bab 436

    Sergio tidak bisa menahan tawa saat melihat rasa malu Hazel, sampai menciut seperti ini.Dia mengulurkan tangan dan mengusap rambut Hazel yang sedikit berantakan, suaranya jelas dan pelan, "Ya, nggak akan aku buka."Setelah mengatakan itu, dia meninggikan suaranya dan berkata kepada Adam yang berada di luar pintu, "Ya. Hari ini pasti kalian lelah, istirahatlah lebih awal."Adam terdiam sejenak, lalu dengan cepat menyadari kalau mungkin dia sudah mengganggu kesenangan tuan dan nyonyanya.Dia menunjukkan senyum penuh kasih, lalu mengiakan dengan penuh pengertian, "Baik, saya akan mengatur situasi agar nggak ada yang akan mengganggu kalian malam ini!"Mendengar kata-kata Adam, Hazel tahu kalau Adam sudah salah paham.Dia mengangkat pipinya yang memerah dari dada Sergio dan menatap tajam ke arah pelakunya."Kamu sengaja melakukan ini?"Sergio menarik kembali senyuman di wajahnya. "Ya, aku memang sengaja."Hazel terkesiap dan ingin memukulnya. Namun, belum sempat dia mengepalkan tinjunya ya

DMCA.com Protection Status