Share

Bab 3 : Kehadiran Orang Ketiga

“Kiran.” Bibir Arka bergetar ketika memanggil nama istrinya.

Kiran tersenyum, menatap suaminya yang sudah berada tepat di hadapannya. “Mas, apa kamu sudah bertemu dengan klien-mu? Tadi kamu pamit padaku, kamu bilang kamu ingin bertemu dengan klien, ‘kan?” Kiran menatap ke arah wanita yang ada di samping suaminya. “Apa dia klien-mu, Mas?”

“Kiran, aku .…”

Kiran segera menyela perkataan Arka, meski hatinya begitu sesak seperti ditusuk ribuan jarum. “Oh iya, Mas, tadi aku juga melihat kamu menggendong seorang anak kecil. Dan kenapa aku mendengar kamu bilang ‘anak papa’? Siapa anak itu, Mas?”

Jujur saja, kiran sudah tak mampu lagi untuk menatap suaminya, bibirnya memang tersenyum, tapi hatinya sudah menjerit ingin berteriak. “Ayo jawab aku, Mas. Kenapa kamu hanya diam?”

Arka meraih tangan Kiran, rasa bersalah dan ketakutan sudah memenuhi hatinya. Satu hal yang sangat ia takutkan akhirnya terjadi juga.

“Kiran ....”

“Aku tidak mau kamu terus berbohong kepadaku, Mas. Aku ingin kamu jujur.” Kiran menatap suaminya, seakan mendesaknya untuk berkata jujur.

Arka menghela napas panjang sebelum akhirnya berkata, “Maaf.” Perkataan maaf itu jelas membuat hati Kiran semakin rapuh. “Aku minta maaf, Kiran.”

Kiran menahan tubuh Arka ketika lelaki itu ingin memeluknya. “Tolong, jangan sekarang, Mas. Aku butuh penjelasan. Siapa mereka? Dan kenapa kamu menyembunyikan semuanya dariku?”

Arka menunduk, rasa bersalah terlihat jelas di wajahnya. “Kiran, wanita ini adalah Lita, dan anak yang kamu lihat tadi adalah Cleo. Cleo adalah anak aku dan Lita. Aku tahu ini sangat mengejutkan dan menyakitkan untukmu. Aku menyembunyikan mereka darimu karena aku takut kamu akan meninggalkanku jika tahu kebenarannya.”

Kiran terdiam. Terkejut? Tentu saja ia begitu terkejut atas pengakuan yang telah suaminya utarakan. Selama ini, Kiran merasa pernikahannya begitu sempurna. Ia selalu mengira bahwa Arka adalah suami yang setia, yang selalu ada di sampingnya. Tapi kini, kenyataan yang baru terungkap ini menghancurkan segala harapan dan impiannya.

Air mata Kiran yang sudah membendung sedari tadi akhirnya jatuh menggelinding meninggalkan jejak di pipinya. “Sejak kapan, Mas? Sejak kapan kalian berhubungan di belakang aku?”

Arka mengangkat pandangannya lagi ke arah Kiran, ia bisa merasakan rasa kecewa pada tatapan istrinya yang begitu penuh luka. Tatapan Kiran begitu menyakitkan, seolah menusuk langsung ke dalam hatinya.

“Dua tahun,” jawab Arka, suaranya terdengar serak. “Kami tidak sengaja bertemu di sebuah acara perusahaan. Malam itu, aku sangat lelah dan emosi, kami tidak sengaja menghabiskan malam bersama. Sejak itu, hubungan kami terus berlanjut. Aku tidak tahu bagaimana menghentikannya, Kiran. Aku merasa terjebak oleh perasaan ini.”

Sejenak, Kiran menyeka bulir hangat yang kembali lolos dari pelupuk matanya. “Kamu merasa terjebak? Bagaimana dengan aku, Mas? Kamu membohongiku selama dua tahun. Setiap kali aku menatapmu, aku percaya bahwa kamu adalah suami yang setia. Tapi ternyata, semua itu hanya kebohongan. Aku merasa seperti orang bodoh.”

Arka tertunduk menatap lantai, ia tak berani menatap mata Kiran yang membuatnya semakin bersalah. “Aku minta maaf, Kiran. Aku tahu aku telah menyakitimu dengan cara yang tak termaafkan. Aku hanya berharap kamu bisa memberi aku kesempatan untuk memperbaiki semuanya.”

“Haaa, maaf? Kesempatan?” Kiran tertawa getir mendengar perkataan Arka. “Apa kamu pikir dengan meminta maaf bisa membuat semuanya kembali baik-baik saja?!” Kali ini suara Kiran sudah naik satu oktaf.

Sosok Arka yang selama ini ia banggakan dan percayai kini berubah menjadi sumber kekecewaannya yang mendalam. Kiran merasa telah dibodohi selama ini, dan rasa sakit itu begitu nyata di hatinya.

“Apa kamu pikir kamu bisa membohongiku terus-menerus, Mas? Kalau saja aku tidak mengikutimu malam ini, mungkin aku akan menjadi wanita bodoh yang terus kamu bohongi!” berang Kiran, kilatan di matanya sudah memancarkan amarah yang begitu mendalam.

“Kiran, aku ...” Arka mencoba mendekati Kiran lagi, tangannya terulur seolah ingin memeluk istrinya, tetapi Kiran mundur, ia menolak sentuhan itu.

Kiran mengangkat tangannya, menghentikan Arka di tempatnya. “Aku tidak ingin mendengar apa pun darimu sekarang. Kamu telah menghancurkan semua kepercayaan yang aku miliki. Kamu pikir aku akan memaafkanmu begitu saja hanya karena kamu meminta maaf?”

Arka terdiam, merasakan beratnya kata-kata Kiran yang menghantam hatinya. Selang beberapa detik kemudian, ia berkata, “Aku tahu aku salah, Kiran. Dan aku sangat menyesal. Aku tidak pernah bermaksud menyakitimu seperti ini. Aku hanya takut kehilanganmu.”

Kiran tertawa pahit mendengar pernyataan suaminya. “Takut kehilangan aku? Lucu sekali, Mas. Kamu sudah kehilangan aku sejak kamu memutuskan untuk berbohong dan berselingkuh. Jangan pernah berpikir bahwa aku akan melupakan semua ini dengan mudah!”

Kiran melihat ke arah wanita yang bernama Lita itu, yang sedari tadi hanya terdiam. “Dan kamu, apa sekarang kamu sudah puas karena telah berhasil menghancurkan rumah tangga kami?!” tuduh Kiran ke arah wanita yang ada di samping suaminya.

Lita tampak terkejut dan canggung, tidak tahu harus berkata apa. Ia hanya bisa menunduk, menghindari tatapan penuh amarah dari Kiran.

Arka mencoba untuk membela Lita. “Kiran, Lita bukan wanita jahat. Dia wanita baik, dan dia juga tidak ingin situasi ini terjadi. Ini semua salahku.”

“Kalau dia wanita baik, dia tidak akan pernah mengambil kebahagiaan wanita lain!” hardik Kiran, sambil mengepalkan telapak tangan, menatap suaminya dengan bola mata yang sudah berkaca-kaca, air mata terjatuh kembali di sudut matanya. “Wanita baik tidak akan menghancurkan rumah tangga orang lain! Apa kamu pikir aku akan percaya dengan omong kosongmu itu?!”

Lita akhirnya memberanikan diri mengangkat pandangannya ke arah Kiran. “Kiran, aku tidak pernah berniat untuk menghancurkan rumah tanggamu. Aku juga terjebak dalam situasi ini. Aku tahu aku salah, dan aku sangat menyesal. Tapi Cleo tidak bersalah. Dia hanya seorang anak yang tidak tahu apa-apa.”

“Jangan bawa-bawa anak itu!” cibir Kiran. “Masalah ini antara kita orang dewasa. Kamu, yang tahu bahwa Arka sudah menikah, seharusnya kamu menjauh. Tapi kamu malah memilih untuk terus mendekatinya!”

Kiran segera menghapus air matanya dengan kasar. Ia menatap ke arah suaminya sambil berkata, “Selama ini kamu selalu bilang bahwa kamu begitu pusing dengan tagihan yang selalu membengkak, bukan? Baiklah, kalau begitu aku akan menghilangkan tagihanmu ini.”

Arka dan Lita hanya bisa terdiam, menerima semua kata-kata Kiran yang begitu menyakitkan bagi mereka. Di tengah kebisuan itu, Kiran berbalik dan mulai berjalan menjauh, membawa luka yang mendalam di hatinya.

Arka melihat ke arah Kiran yang sudah melangkah jauh. “Kiran!” serunya, berharap istrinya akan berhenti dan mendengarkannya.

Namun beberapa saat kemudian, Arka melihat Kiran kembali ke arahnya dengan membawa balok di tangan kanannya.

Arka dan Lita begitu panik, terutama karena tatapan Kiran yang kosong, tanpa ada sorot sama sekali.

“Kiran, apa yang ingin kamu lakukan?” Arka bertanya dengan suara bergetar ketika Kiran sudah semakin dekat dengannya.

Komen (1)
goodnovel comment avatar
Euis Hendrawati
istri sah hamil suruh digugurin.. lah sm wanita yg terlibat cinta satu malam dia malah merasa harus bertanggungjawab menikahinya krn hamil.
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status