Home / Romansa / Hasrat Terpendam Suamiku / 10. Pria Asing (1)

Share

10. Pria Asing (1)

Author: Asia July
last update Last Updated: 2024-09-23 21:10:52

Hal yang sedikit membuat Sophia terkejut adalah bahwa ternyata Albert memesankannya satu restoran sekaligus.

Sophia tidak mengira lelaki itu benar-benar melakukannya ketika seorang pelayan datang memberikannya salam sebagai Mrs. Raymond. Mendengar nada panggilan pelayan itu membuat Sophia merasa diolok-olok. Jadi dia tidak menyahut ataupun tersenyum seperti dirinya yang biasa.

Sophia dipersilakan untuk duduk, di sebuah meja yang telah diatur sedemikian rupa sehingga menampakkan kesan yang mewah dan romantis. Letaknya di samping jendela kaca besar yang langsung menyuguhkan pemandangan kota yang gemerlap.

Sekalipun begitu, Sophia merasa sedikit kecewa karena ternyata Albert belum datang.

Tipikalnya, pikir Sophia. Pasti sekarang dia tengah tenggelam di tumpukan kerjaannya.

Sophia menunggu.

Malam ini, dia hanya mengenakan gaun sederhana berwarna merah yang jatuh sampai bawah lututnya, berkerah cukup rendah, dan berlengan panjang yang terbuat dari brukat transparan. Sophia bahkan mengenakan makeup yang cukup tebal, sesuai untuk suasana malam, apalagi makan malam romantis seperti ini.

Walau Sophia yakin sekali bahwa mereka tidak akan melewatinya dengan hal-hal romantis. Sophia berjanji dia tidak akan mengulang kelakuannya ketika di mobil kemarin. Jika Albert ingin berbicara, maka mereka harus memilih topik yang tidak menyinggung sedikit pun perihal perasaan.

Orang-orang sering berkata Sophia tidak memiliki hati. Mungkin memang benar demikian.

Tapi Albert yang selingkuh, mengapa harus dirinya yang dikata-katai? Di mata Sophia, Albert jauh lebih tidak berperasaan.

Waktu berlalu begitu lambat. Sophia menunggu dan menunggu. Akan tetapi, Albert tidak juga datang.

Pelayan restoran itu telah datang kepadanya beberapa kali untuk menawarkan minum atau kudapan, tapi Sophia menolak dengan satu lambaian tangan.

Lama kelamaan, Sophia merasa lelah menunggu. Dia menopang wajahnya dengan siku di meja, menghadap jendela, menatap pemandangan membosankan di luar sana.

Bibir Sophia cemberut, matanya tampak lelah. Dia memblokir hatinya untuk merasakan apa pun, mengeraskannya. Albert mungkin saja telat karena ada pekerjaan yang tidak bisa ia tunda. Atau—Sophia tidak mau naif—lelaki itu tengah disibukkan lagi dengan selingkuhannya.

Di mana pun di antara dua itu, Sophia tidak akan memaafkannya. Bukannya lelaki itu memiliki ponsel? Ke mana otaknya yang cerdas pergi jika dia tidak bisa menggunakan ponsel untuk menghubungi Sophia dan mengabarinya tentang keterlambatannya untuk datang?

Sophia tiba-tiba saja ingin memeriksa halaman gosip. Dia melakukannya dan benar saja seperti dugaannya!

Sophia tertawa getir, mematikan ponselnya lagi.

Ternyata dia tidaklah sepenting itu. Ternyata apa yang terjadi di mobil kemarin tidak mengubah apa pun. Albert tetaplah Albert.

Pria itu tidak datang memenuhi janjinya untuk makan malam dengan sang istri karena tengah asyik check in ke hotel mewah bersama selingkuhannya.

Sophia semakin memberengut dan menggerutu dalam hati. Para pelayan di belakang sana pasti saat ini tengah mencemoohnya. Mereka semua mengenal Albert, dan kurang lebih pasti juga tahu tentang istri dan kehidupan rumah tangganya.

Pantulan wajah Sophia terpatri pada kaca jendela. Apa aku tidak cantik sama sekali? batinnya. Tapi segera menyadari jawabannya, bahwa dia cantik. Sophia mengulanginya berulang kali di kepala, bahwa dirinya memang cantik. Dia tidak akan membiarkan Albert membuatnya merasa tidak percaya diri dan mengubah dirinya menjadi orang lain lagi. Sophia lelah dengan kepura-puraan.

Dua jam berlalu, pria sialan itu tidak juga datang.

Sophia berada di ambang kemarahan yang dipenuhi kecewaan mendalam. Kenapa aku jadi ingin menangis? batinnya bertanya dengan gamang. Dasar cengeng! hardiknya pada diri sendiri dengan cepat sebelum dia benar-benar menuruti hatinya untuk menangis.

Sophia sudah bersiap untuk pergi ketika tiba-tiba saja seorang pria datang menghampirinya.

“Selamat malam, Nona Sophia.”

Sophia mendongak menatap pria rupawan itu, yang baru saja memanggilnya dengan sebutan Nona Sophia, bukan Mrs. Raymond seperti kebanyakan orang.

“Selamat malam,” jawab Sophia mencoba ramah, walau nada suaranya tetap terdengar sedikit ketus.

Pria rupawan itu tersenyum. “Apakah teman kencan Anda tidak datang?”

Sophia mengernyit. Apa yang pria ini coba lakukan?

“Sepertinya tidak. Bolehkah aku menemanimu untuk makan malam sebagai gantinya?”

Sophia belum sempat menolak ketika pria itu dengan seenaknya duduk di hadapannya, lalu memanggil pelayan.

Related chapters

  • Hasrat Terpendam Suamiku   11. Pria Asing (2)

    “Maaf, Sir, apa yang kau lakukan?” tanya Sophia dengan wajah datar.Pria itu tersenyum. “Aku melihatmu duduk di sini sedari tadi. Wanita secantik dirimu, tidak sepantasnya dibiarkan menunggu.”Raut wajah Sophia tidak berubah. Dia tidak ingin melayani omong kosong siapa pun sekarang. Jadi Sophia pun bangkit.“Tunggu dulu!” cegah pria itu pada Sophia.Sophia berhenti dan menghadapnya. “Sekali lagi, maaf, Sir. Tapi, aku benar-benar tidak butuh belas kasihanmu.”Pria itu tersenyum lagi. “Miss Sophia, tidakkah kau mau bermain sedikit dengan seorang pria lain untuk membalas perlakuan suamimu ini?”Sophia langsung terdiam, menatap pria itu lama. Ucapannya ternyata mampu menyentuh diri Sophia yang saat ini tengah goyah. Dia berpikir, ide itu tidak buruk juga.Sophia pun duduk kembali, menatap pria murah senyum itu lagi.Seoarang pelayan datang dan mereka pun memesan makan malam mereka.“Namaku Daniel Mateo,” kata pria itu memperkenalkan diri.“Kau tentunya sudah tahu siapa aku,” sahut Sophia d

    Last Updated : 2024-09-23
  • Hasrat Terpendam Suamiku   12. Amarah

    “Apa-apaan itu tadi?!”Sophia melengos, melewati Albert dan masuk ke dalam rumah.Albert mengejarnya dan menarik paksa tangan Sophia untuk berbalik menghadapnya. “Jawab aku!” desis Albert tegas.Sophia menatapnya dingin. “Apa yang harus aku jawab, Albert?” tanya Sophia dengan tenang.Albert menggertakkan giginya dengan keras. “Siapa lelaki sialan itu?! Kita sudah janji untuk makan malam bersama, namun kau malah asik berselingkuh dengan pria lain.”Sophia menahan diri untuk tidak meledak oleh amarah yang saat ini tengah bergumul di dalam dirinya karena ucapan Albert itu.“Siapa dia? Namanya Daniel Mateo, Albert.” Sophia menjawab. Tangan wanita itu terangkat untuk menangkup wajah Albert. Mengusap garis keras yang tercetak oleh amarah di dalam dirinya. “Dia pria yang sangat baik dan menawan, bukan?”“Sophia,” Albert mendesis geram.Sophia tersenyum manis. Bayangan cahaya menutupi wajah Albert, sedang Sophia tampak bersinar oleh cahaya rembulan di wajahnya, matanya berkilat-kilat.“Kau ben

    Last Updated : 2024-09-24
  • Hasrat Terpendam Suamiku   13. The Accident (1)

    Keesokan harinya, Sophia terbangun dengan rasa pening di kepala. Dia menatap pantulan dirinya di cermin dan berdecak tidak suka pada sisa air mata yang menempel di wajahnya.Sophia kemudian melangkah membersihkan diri. Baru saja pelayan setia Albert, Sir Harrith, memberitahunya untuk bersiap-siap dan pergi ke kantor Albert atas panggilan pria itu.Sophia tidak ingin pergi, apalagi dengan perasaan yang masih kacau seperti ini, tapi apakah dia punya pilihan lain?Setelah selesai bersiap-siap, Sophia turun dan menyapa Dana juga memakan sedikit sarapannya. Dana memprotes atas pola makan Sophia yang menurutnya tidak sehat, tapi Sophia mengabaikannya dan pamit pergi.Hari ini, karena sir Harrith tidak mengatakan apa pun tentang tujuan Albert menyuruhnya datang, jadi Sophia hanya mengenakan pakaian kasual saja. Jeans panjang yang membalut tungkai jenjangnya dengan sempurna, dipadukan dengan kemeja warna putih kelonggaran, juga tas selempang hitam, dan sepatu boot yang berwarna senada dengan t

    Last Updated : 2024-09-24
  • Hasrat Terpendam Suamiku   14. The Accident (2)

    Ketika Sophia menatapnya seperti itu, Albert seolah dapat melihat tatapan terluka di sana, atau itu hanya imajinasinya saja? Sophia bukanlah perempuan yang mudah tersakiti. Perempuan rapuh yang menangis padanya saat itu tidaklah nyata. Yang saat ini berdiri di hadapannya adalah Sophia yang sebenarnya, wanita yang penuh keangkuhan.“Lupakan saja,” dengus Albert pada akhirnya, berbalik dan kembali duduk di kursi kerjanya. “Kita akan mengunjungi salah satu proyek penting siang nanti. Proyek itu adalah hasil kerja sama Raymond dan Abraham. Aku ingin kau datang karena kau adalah—”“Jaminan.”Albert terdiam, tatapannya kian keras pada Sophia yang saat ini berdiri tampak acuh di hadapannya.“Aku ingin kau datang karena kau adalah istriku.”Sophia mendengus. Jelas-jelas, alasan ayahnya menikahkannya dengan Albert adalah demi proyek ini. Mereka menjadikan Sophia sebagai jaminan, atau tali pengikat erat antara hubungan kerja sama mereka.“Jangan mengada-ngada,” sahut Sophia sinis.Albert berdec

    Last Updated : 2024-09-24
  • Hasrat Terpendam Suamiku   15. Kakak Laki-laki

    Ketika sadar, Sophia telah berada di kamar sebuah rumah sakit. Dengan aroma khas tempat tersebut dan kesunyiannya, Sophia bangun sepenuhnya sembari meringis pelan merasakan kepalanya yang dilanda denyutan menyakitkan secara tiba-tiba. Tangan kanannya hendak memegang pelipis untuk mengecek keadaan kepalanya, namun justru rasa sakit itu berpindah ke sana, dan Sophia pun menyadari sesuatu.Dia diinfus dan tangannya diperban. Pasti patah, atau keseleo, batin Sophia yakin. Dia ingat tentang kejadian sebelum ini dengan sangat jelas. Hal itu membuat Sophia mengedarkan pandang, seolah mencari-cari kehadiran seseorang, namun mendapati dirinya hanya sendirian di sana.Sophia merasa kecewa.Dia lalu menghabiskan lima menit berikutnya hanya menatap langit-langit putih dengan bosan, tidak berani bergerak terlalu banyak karena takut kepalanya akan dilanda sakit lagi.Lima menit berlalu, pintu terbuka, seorang dokter tua dan suster masuk ke dalam untuk mengecek keadaan Sophia.“Kapan aku sudah bisa p

    Last Updated : 2024-09-24
  • Hasrat Terpendam Suamiku   16. Perlakuan Khusus Suami (1)

    Setelah semua orang pergi dan hanya menyisakan Sophia serta Albert berdua di ruangan itu, Sophia berkata tanpa menatap Albert, “Kau tidak perlu merasa bersalah atau berhutang budi, apa yang aku lakukan padamu itu hanyalah refleks.”Iya, itu memang refleks, yang digerakkan oleh perasaan hatinya pada Albert. Tapi, tentu saja Sophia tidak akan mengakuinya.Dari arah sofa, Albert tersenyum. Dia melempar tisu yang ternoda oleh darah itu ke dalam tempat sampah, lalu duduk dengan kedua siku bertumpu di lutut.“Sebenarnya apa yang salah denganmu?” tanya Sophia, setengah menggerutu. “Kau tahu kau tidak perlu memukul Luke sampai seperti itu hanya karena dia datang menjengukku.”Albert menghindari tatapan Sophia. Dia juga menanyakan pertanyaan yang sama pada dirinya sendiri seperti yang Sophia lontarkan.“Albert?” panggil Sophia, menunggu jawaban.Tidak sekarang, batin Albert. “Aku melihatmu meringkuk ketakutan. Dan kau bahkan menangis.”Sophia tertegun saat mendengar jawabannya. Dia sedari tadi

    Last Updated : 2024-09-24
  • Hasrat Terpendam Suamiku   17. Perlakuan Khusus Suami (2)

    Jantung Sophia tidak henti-hentinya berdetak kencang karena Albert terus saja menatapnya sambil menyuapinya dengan bubur yang terasa hambar itu. Namun, setelah beberapa sendok, rasanya mulai terasa lebih baik. Apa ini ada hubungannya dengan resep rahasia yang terdapat di dalam bubur itu, atau semata-mata karena tatapan Albert yang terasa semakin intens ketika menyuapinya?Yang mana pun jawabannya, Sophia akhirnya dapat menghabiskan makanan itu sampai sendok terakhir. Dan bahkan untuk meminum obat, Sophia juga harus disuapi. Walau sempat sedikit berdebat, akhirnya Sophia pasrah lagi dan menenggak habis obat-obat itu dengan segelas air yang Albert juga suapi.“Ugh! Ini terasa tidak benar,” keluh Sophia.“Ya, maka dari itu jangan banyak membantah agar kau cepat sembuh dan keluar dari sini,” sahut Albert yang telah berpindah lagi ke sofa setelah merapikan peralatan makan Sophia.Sophia menoleh pada Albert, melihatnya membuka laptop dan memasang kaca mata bening di atas pangkal hidungnya ya

    Last Updated : 2024-09-24
  • Hasrat Terpendam Suamiku   18. Mencintai Pria Itu (1)

    Ketika pagi tiba, Sophia bangun tanpa Albert di ruangan itu. Matahari telah menyingsing tinggi di langit, cahayanya masuk melalui jendela yang terbuka. Sophia bangkit dengan rasa pusing di kepala, tapi lebih baik dari kemarin. Ini mungkin dipengaruhi oleh lingkungannya, Sophia tidak pernah menyukai rumah sakit, dan dia tidak terbiasa berada terlalu lama di luar rumah.Seorang dokter datang untuk memeriksa keadaannya, lelaki itu bilang besok mungkin Sophia sudah boleh pulang. Seperginya dokter itu, seorang perempuan berseragam putih datang mengantarkannya sarapan dan obat, setelah itu pergi dan meninggalkan Sophia seorang diri lagi.Sophia menatap bubur putih di atas mangkuk itu. Nafsu makannya langsung hilang hanya dengan menghirup aroma makanan itu, tapi Sophia ingin segera sembuh, dia tidak ingin Albert berpikir dirinya kekanak-kanakan atau manja. Maka dengan tangan kirinya yang terasa kebas dan bergetar, Sophia menyendok cairan kental itu dengan susah payah, lalu menyuapinya ke mulu

    Last Updated : 2024-09-24

Latest chapter

  • Hasrat Terpendam Suamiku   Extra Bab 6 - Family ( END)

    Matahari pagi menerpa wajahnya, memberikan ilusi seolah sinar suci keluar dari pori-porinya. Dan semua anak rambutnya yang berantakan di kepala dan sekitar wajah nya, berwarna keemasan alih-alih cokelat gelap.Albert tersenyum, menatap Sophia dengan mata teduh. Kebiasaan yang sudah dimilikinya sejak lama; bangun pagi-pagi supaya bisa menyisihkan waktu setidaknya setengah jam untuk berpuas diri menatap wajah istrinya itu.Anak pertama mereka sudah lahir, putra bermahkota yang membawa pesan baik; Istvanzino Raymond.Perhatian keduanya jadi terbagi antara satu sama lain dengan anak mereka yang baru berusia satu tahun. Tidak banyak waktu yang Albert habiskan bersama Sophia, begitu pun sebaliknya. Tapi itu tidak apa, karena dia menyayangi putranya lebih dari apapun, dia akan mengorbankan segalanya. Dan Albert tidak ragu bahwa Sophia juga pasti akan melakukan hal yang sama.Hanya pada waktu pagi hari, beberapa saat sebelum Istvanzino terbangun, Albert memiliki

  • Hasrat Terpendam Suamiku   Extra Part 5 - Something Very Valuable

    “Albert.”Albert yang tengah memusatkan tatapannya pada layar laptop menoleh pada Sophia yang berdiri di hadapannya sembari berkacak pinggang. Perutnya yang telah membesar mengintip keluar dari kaus polos yang dia kenakan, dan pemandangan itu benar-benar menggemaskan, sukses mengalihkan fokus Albert seketika.“Ada apa, Sophie?”Kening wanita itu berkerut-kerut dalam. Albert mengernyit, kemudian bertanya dengan nada cemas. “Kenapa? Apa perutmu sakit?”Sophia menggeleng.“Lalu?”“Apa kau ingat dengan kalung yang … dulu aku berikan padamu?”“Kalung yang mana?”Tatapan mata Sophia tampak gelisah. Dia mencoba untuk menjelaskan sesuatu yang tampaknya sulit untuk dia jelaskan.“Kalung … yang dulu sering aku kenakan,” ucapnya.Albert mencoba untuk mengingat-ingat, tidak butuh lama dia pun langsung teringat. Tapi keberadaan benda tersebut memang benar-benar telah Albert lupakan.“Ya, kenapa dengan kalung itu?” tanya

  • Hasrat Terpendam Suamiku   Extra Part 4 - In a Sunny Day

    Bulan-bulan berlalu begitu saja.Musim dingin telah berganti menjadi musim semi, kemudian matahari terasa semakin tinggi dan musim panas pun datang. Usia kandungan Sophia sudah menginjak minggu ke dua puluh enam, atau sekitar tujuh bulan.Semuanya masih terasa sama, kecuali tubuhnya yang membesar dan keposesifan suaminya yang semakin menjadi. Selain perut yang membuncit, Sophia tidak mengalami perubahan signifikan pada area tubuhnya yang lain, tapi justru Albert yang mengalami perubahan-perubahan itu.Selama tiga minggu terakhir, Albert merutinkan olahraga untuk menjaga kondisi tubuhnya dalam bentuk yang ideal. Dia telah memakan makanan yang seharusnya Sophia makan, dia melakukan hal-hal yang seharusnya Sophia ingin lakukan. Dia juga masih sangat sensitif pada aroma dan masing sering muntah-muntah.Sophia tidak mengerti kenapa justru Albert yang mengalami semua itu. Bukankah seharusnya dirinya sebagai ibu yang mengandung? Tapi Dokter mengatakan bahwa itu

  • Hasrat Terpendam Suamiku   Extra Part 3 - Sweet Honey (19)

    Siang yang mendung ini Sophia bangun dengan perasaan ringan di dadanya. Dia menggeliat sekaligus menguap untuk melemaskan otot-ototnya yang kaku. Saat melirik pada jendela yang gordennya telah terbuka, salju turun dari langit dan semuanya nyaris tampak berwarna putih.Sophia pun bangkit duduk sembari menahan selimut untuk menutupi dadanya. Dia mengusap leher ketika mengingat aktivitasnya semalam dengan sang suami, Sophia nyaris merasa bahwa sentuhan pria itu masih tertinggal di kulitnya.Saat menoleh ke samping, dia tidak menemukan Albert di sana, dan seprai terasa dingin yang artinya Albert sudah bangun cukup lama. Sophia lantas bangkit, lalu dilepasnya selimut yang tadi menutupi tubuhnya, kemudian berjalan tanpa sehelai benang pun menuju tempat lilin aroma terapi masih menyala, Sophia meniupnya.Dia membutuhkan benda itu, karena ada begitu banyak lukisan di kamarnya ini sekarang. Aroma cat minyak masih tercium dari lukisan-lukisan yang belum sepenuhnya kering,

  • Hasrat Terpendam Suamiku   Extra Part 2 - Unexpected Encounter

    Suara deburan ombak memecah kesunyian malam. Semilir angin kencang bertiup, membawa aroma laut yang khas, menerbangkan embun air asin ke bibir pantai. Paula yakin kalau dia berdiri lebih lama di sana dia mungkin akan kembali ke kamar hotelnya dengan pakaian basah.Di akhir tahun yang terasa dingin di Inggris, membuat Paula memutuskan untuk berlibur ke Miami. Dia tidak pernah menyukai musim dingin. Baginya fashion di musim dingin itu terlalu membosankan, dia punya segudang pakaian untuk dipadupadankan di lemarinya.Namun jauh di dalam, alasan mengapa Paula pergi adalah bukan karena itu. Melainkan sesuatu yang mengganggu sikap rasionalnya akhir-akhir ini.Alexander Harrison. Pria yang dia pikir akan benar-benar memberinya cincin pertunangan, pergi meninggalkannya, sama seperti pria-pria sebelumnya.Melihat bagaimana Sophia, adik bungsunya yang kaku itu, bahagia dengan curahan cinta dari seorang pria, membuat Paula iri. Terlebih, pria itu adalah Albert Raymo

  • Hasrat Terpendam Suamiku   Extra Part 1 - Apologize

    Rasanya dingin.Sekujur tubuh dan ulu hatinya seolah membeku. Jalanan yang ramai tidak berhasil menepis rasa kesepian dan keputusasaan yang dia rasakan di dalam. Ucapan wanita itu terus terngiang dalam benaknya.Sophia Raymond.Apakah ini karma? pikir Cecilia.Sekarang, setelah dia tahu bahwa anak di dalam perutnya bukanlah anaknya bersama Albert, rasanya sedikit menyakitkan dan sulit dipercaya. Tapi kalau bukan Albert, siapa? Cecilia tahu bahwa dia telah bersikap seperti wanita murahan ketika memutuskan untuk mendekati Albert Raymond, namun pesona pria itu tidak bisa dia bantah, dan ayahnya saat itu begitu bangga ketika tahu Cecilia memiliki hubungan dekat dengan seorang seperti Albert.Cecilia merasa bahwa dia tidak bisa kehilangan lelaki itu, apapun alasannya, karena itu artinya dia akan kehilangan perhatian keluarganya juga. Sebab hanya dengan bersama Albert, dia akan dianggap berguna oleh ayahnya yang serakah.Namun kini, saat Cecilia s

  • Hasrat Terpendam Suamiku   Alternative Ending 5

    Setelah menceritakannya pada Sophia, Albert bertanya, “Kenapa kau tidak mengangkat teleponku atau membaca pesanku?”Sophia menatap Albert dengan pelototan tajam dan juga balas bertanya, “Kenapa kau mematikan ponselmu?”“Baterainya habis.”Sophia lantas mengangguk paham. “Ponselku tertinggal di mobil Daniel saat tadi aku mencoba menghubungimu berulang kali. Mom jatuh sakit lagi jadi Daniel ingin aku datang menemaninya sementara dia memiliki urusan penting di kantor yang harus diurus. Aku mengobrol dengan Mom dan baru selesai satu jam lalu. Kemudian aku bangun karena pemanas di kamarku tidak berfungsi dengan baik.”Helaan napas lega menyahut penjelasannya.Tersenyum tenang, Albert menidurkan kepalanya lagi dan membawa Sophia bersamanya.Dia melirik setelan pakaian kerjanya yang teronggok di atas karpet. “Seharusnya kau melepas milikmu juga,” ucapnya berbisik.Sophia menggumam.

  • Hasrat Terpendam Suamiku   Alternative Ending 4

    Sophia menarik selimut semakin rapat menutupi tubuhnya. Kamar ini memiliki penghangat ruangan yang buruk, mungkin karena sudah bertahun-tahun tidak digunakan. Sophia bersumpah bahwa dia akan berbicara pada Daniel mengenai hal ini besok. Dan oleh rasa dingin itulah Sophia terbangun dari tidurnya.Langsung diliriknya jam di atas nakas, ternyata dia baru terlelap selama satu jam. Setelah menemani ibunya di kamar sampai wanita itu terlelap, Sophia langsung ke kamarnya sendiri dan berbaring, tidak berniat untuk tidur, tapi kemudian jatuh tertidur.Sophia pun bangkit berdiri, dia butuh air hangat atau sesuatu yang mampu menepis rasa dingin itu. Sophia bangkit dan mencari ponselnya, lalu kemudian tersadar bahwa benda itu tertinggal di mobil Daniel.Dia belum memberi tahu Albert. Jadi Sophia memakai jubah tidurnya dan pergi ke luar kamar dengan tergesa, untuk pergi ke telepon rumah dan segera menghubungi suaminya itu. Albert pasti khawatir saat pulang ke apartemen dan t

  • Hasrat Terpendam Suamiku   Alternative Ending 3

    Kemudian, sebuah deringan membuyarkan lamunan Sophia. Wanita itu sejenak mengedarkan pandang dan sadar bahwa dirinya tengah duduk di sofa, di dalam apartemen yang sepi, seorang diri. Kejadian tadi pagi masih begitu lekat dalam ingatannya.Sophia pun menghela napas.Pagi tadi, Albert hanya memberikannya satu pelepasan dengan permainan jarinya, bersikeras bahwa mereka harus menemui dokter terlebih dahulu untuk melakukan lebih dari itu. Kemudian Albert melesat ke kamar mandi, berada di sana cukup lama dan berangkat kerja setelahnya.Sophia menatap langit yang kini sudah gelap, lalu mengambil ponselnya yang sedari tadi berdering dan melihat nama Daniel tertera di sana. Sophia mengangkatnya.“Daniel.”“Sophie, kau di mana?”“Aku masih di apartemen Albert,” jawab Sophia. Dia sudah memberi tahu Daniel dan Luke beberapa hari lalu mengenai akhir dari permasalahan rumah tangganya. Mereka terdengar lega, tapi sekalig

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status