Home / Romansa / Hasrat Terpendam Suamiku / 18. Mencintai Pria Itu (1)

Share

18. Mencintai Pria Itu (1)

Author: Asia July
last update Last Updated: 2024-09-24 08:13:36
Ketika pagi tiba, Sophia bangun tanpa Albert di ruangan itu. Matahari telah menyingsing tinggi di langit, cahayanya masuk melalui jendela yang terbuka. Sophia bangkit dengan rasa pusing di kepala, tapi lebih baik dari kemarin. Ini mungkin dipengaruhi oleh lingkungannya, Sophia tidak pernah menyukai rumah sakit, dan dia tidak terbiasa berada terlalu lama di luar rumah.

Seorang dokter datang untuk memeriksa keadaannya, lelaki itu bilang besok mungkin Sophia sudah boleh pulang. Seperginya dokter itu, seorang perempuan berseragam putih datang mengantarkannya sarapan dan obat, setelah itu pergi dan meninggalkan Sophia seorang diri lagi.

Sophia menatap bubur putih di atas mangkuk itu. Nafsu makannya langsung hilang hanya dengan menghirup aroma makanan itu, tapi Sophia ingin segera sembuh, dia tidak ingin Albert berpikir dirinya kekanak-kanakan atau manja. Maka dengan tangan kirinya yang terasa kebas dan bergetar, Sophia menyendok cairan kental itu dengan susah payah, lalu menyuapinya ke mulu
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • Hasrat Terpendam Suamiku   19. Mencintai Pria Itu (2)

    Albert tidak benar-benar melakukan niatnya. Walaupun mereka sempat berdebat, tapi pada akhirnya Albert mengalah setelah Sophia mengancam akan melaporkannya atas tindakan pelecehan seksual. Albert telah bersikap aneh, seperti yang dikatakan Sophia. Dan sekarang, Albert duduk di sofa menunggu Sophia selesai mandi sambil memikirkan sikapnya akhir-akhir ini.Memangnya kenapa? Aku suaminya. Albert membatin dan memutuskan untuk tidak memikirkannya lagi.Setelah Sophia selesai, termasuk juga mengganti pakaian, dia keluar dengan rambut basah dan handuk putih yang ia gosok-gosokkan ke kepala. Sophia duduk di ranjang, menatap lurus ke arah Albert di sofa. Tangan kiri Sophia sebenarnya terasa sangat lemas dan pegal, sedangkan tangan kanannya masih diperban dan digips, entah kapan dia akan sembuh dan bisa menggunakan kedua tangannya seperti semula lagi. Sophia melepas handuk putih yang tadi ia gosok-gosokkan ke rambutnya yang basah. Walau begitu, rambutnya masih tetap basah dan air menetes-netes d

    Last Updated : 2024-09-24
  • Hasrat Terpendam Suamiku   20. Insecurity (1)

    Keesokan harinya datang begitu saja. Sophia sudah diperbolehkan untuk pulang, sedang Albert tidak datang untuk menjemputnya. Sophia tidak berharap banyak setelah cekcok yang mereka lakukan malam sebelumnya, dia juga tidak siap untuk bertemu dengan lelaki itu, yang saat ini mungkin tengah ditumpuk oleh pekerjaan kantornya. Dia adalah seorang workaholic sekali dan Sophia memaksa diri untuk memaklumi hal itu, walaupun dia sebenarnya tidak tahu apakah Albert tengah sibuk bekerja, atau melakukan hal lain.Sophia menyusuri koridor dengan langkah penuh percaya diri, kacamata bertengger di hidungnya, dan sebuah masker rumah sakit menutupi sebagian wajahnya. Sophia sampai di luar rumah sakit dan menghirup udara sebanyak-banyaknya, lalu tersenyum senang. Akhirnya, setelah berhari-hari, dia pun diperbolehkan untuk kembali menghirup udara tanpa aroma antiseptik.Sophia sudah memesan taksi yang akan membawanya pulang, tapi alih-alih taksi, kendaraan yang berhenti di hadapannya saat ini adalah mobil

    Last Updated : 2024-09-24
  • Hasrat Terpendam Suamiku   21. Insecurity (2)

    Televisi menyala, seorang wanita dari channel ramalan cuaca menginformasikan bahwa malam ini akan terjadi badai yang cukup buruk. Hujan lebat sudah turun membasahi kota, menutup gemerlapnya dengan tetesan-tetesan air lebat dan kabut yang cukup pekat. Awan-awan kelabu bergelung di langit, kilatan-kilatan terang saling bersahutan dengan gemuruh lantang.Albert berdiri menghadap jendela dengan kedua tangan yang tenggelam di saku. Tatapannya tampak kosong walau dapat dipastikan bahwa saat ini pikirannya tidak begitu. Albert kemudian menoleh ke belakang, pada ponselnya yang tergeletak di meja.“Bodoh!” rutuknya pada diri sendiri, kemudian berbalik, mengambil kasar ponselnya dan kunci mobil, kemudian melangkah dengan cepat pergi dari sana.***Dalam tidurnya, Sophia merasakan sepasang mata menatapnya tajam. Hal itu sangat mengusik. Dia pun terbangun, membuka pelan kelopak matanya untuk kemudian tertegun melihat siapa yang duduk bersandar pada tembok di hadapannya.Sophia meloncat duduk, meng

    Last Updated : 2024-09-24
  • Hasrat Terpendam Suamiku   22. Tekanan Menggelora

    Sophia bangun lebih siang dari biasanya. Dia hanya memiliki dua pilihan, bangun terlalu pagi, atau bangun terlalu siang. Itu dilakukannya untuk menghindari Albert. Selain itu, Sophia juga merasa sedikit kesusahan melakukan rutinitas paginya dengan tangan dominannya yang bermasalah. Dia bahkan butuh beberapa saat lebih lama untuk memasang pakaian. Sophia, seperti biasa, memastikan bahwa pakaiannya menutupi tubuhnya dengan baik. Dia mengenakan turtle neck berwarna krem yang dibalutnya dengan blazer rajut coklat.Sophia turun ke bawah dan tidak menemukan Dana di dapur. Tapi setidaknya Dana pergi meninggalkan catatan bahwa dia mengunjungi kebun dan telah membuatkan Sophia sarapannya.Sophia membuka tutup saji dan menemukan berbagai macam menu sarapan terhidang. Sophia memilih omelet dan jus tomat favoritnya. Dana bahkan juga menyiapkan sepiring tomat-tomat kecil yang dipotong menyerupai kelinci, hal itu telah berhasil menghibur pagi Sophia yang semula terasa sedikit sendu.Sophia duduk di

    Last Updated : 2024-09-24
  • Hasrat Terpendam Suamiku   23. Makan Malam Keluarga (1)

    Sophia tahu beberapa kata yang mungkin dapat menggambarkan apa yang saat ini dirasakannya. Kupu-kupu di perut? Aliran listrik yang menggelitik saraf? Jantung berdebar? Nyatanya, tidak satupun dari itu. Karena dia merasa, apa yang dirasakannya kini tidak akan bisa digambarkan dengan kata-kata apapun. Detik ketika bibirnya bersentuhan dengan bibir Albert, pikiran Sophia langsung kosong dari semua hal kecuali lelaki itu. Albert menciumnya dengan intens. Ciuman pria itu bergerak seolah dia hendak mengenal bibirnya dengan lebih baik, membelai setiap lekukannya dengan kelembutan yang membuat Sophia bergetar.Telapak tangan Albert ada di rambut Sophia, sebelahnya di pinggang lembut perempuan itu. Ketika Albert menekan tubuhnya semakin dekat, Sophia terkesiap, dan saat itulah Albert menyatukan lidah mereka. Sophia mengerang, kepalan tangannya di dada Albert menguat, sementara Albert memperdalam ciuman mereka.Sophia merasa oksigen di paru-parunya semakin menipis. Dia mendorong dada Albert pela

    Last Updated : 2024-09-24
  • Hasrat Terpendam Suamiku   24. Makan Malam Keluarga (2)

    Louis menyesap habis minumannya kemudian berdehem. “Bagaimana kabarmu, Sophie? Kulihat tanganmu sudah tampak baik-baik saja.”Sophia menatap tangannya. Tangannya memang tidak sakit lagi, namun masih susah untuk difungsikan dengan normal. Dia mustahil bisa memakan makanannya dengan benar malam ini. “Seperti yang kau lihat, Papa, aku baik-baik saja.”Ayahnya mengangguk, menyesap minumannya lagi yang baru saja ditumpahkan ke gelasnya oleh sang istri.“Sophia, di mana Albert? Bukankah seharusnya kau datang bersamanya?” Mariane bertanya dengan nada seolah dia peduli.“Albert memiliki pekerjaan yang tidak bisa dia tinggalkan di kantor,” jawab Sophia.“Seharusnya dia datang, ini kan makan malam keluarga. Lihatlah, bahkan kekasih kakakmu saja yang juga sangat sibuk mensempatkaan diri untuk datang kemari.”Sophia hanya bisa tersenyum menjadi balasannya, tidak tahu harus menjawab apa.“Tidakkah dia punya orang-orang untuk melakukan pekerjaannya itu?” tanya Billie.“Dia lebih suka melakukannya se

    Last Updated : 2024-09-24
  • Hasrat Terpendam Suamiku   25. Tamu Tak Diundang

    Sophia menatap ke luar jendela, melihat langit malam yang ditutupi awan kelabu. Tembok pagar mansion tempatnya tinggal tampak di pandangan. Sophia menyukai bangunan itu, desainnya begitu megah dan modern, ditambah dengan sentuhan alam yang hijau di luar, tempat yang nyaman untuk disebut rumah.Namun, Sophia tidak ingin terlalu menganggap tempat itu adalah rumahnya, sebab dia tahu suatu hari nanti dia harus pergi dari sana. Sophia tidak ingin menanam perasaannya terlalu dalam hanya untuk kemudian dicampakan. Albert bisa saja memutuskan hubungan mereka bulan depan, atau bahkan besok, alias kapan saja. Sophia merasa bahwa dia harus selalu siap.Albert masih dukuk di sebelahnya, mereka sama-sama terdiam. Mobil kemudian memasuki gerbang yang terbuka dengan otomatis. Satpam menunduk memberi salam saat mobil melaju melewatinya.Ketika mobil akhirnya berhenti di depan teras mansion, Sophia melirik Albert."Kau tadi tidak makan, mau kusiapkan sesuatu untuk makan malam?" Sophia bertanya dengan r

    Last Updated : 2024-09-24
  • Hasrat Terpendam Suamiku   26. Mimpi Buruk

    "Di mana Dana?" tanya Sophia sesaat setelah dia masuk ke ruang makan.Albert yang tengah menuangkan air ke dalam gelas menoleh padanya. "Dana?" tanyanya bingung.Gerakan tangan Sophia yang menarik kursi terhenti, dia terdiam lama sambil menatap menu makan malam yang tersedia di meja."Jadi... kau menyiapkan semua ini sendiri?" tanya Sophia pelan."Hm," jawab Albert diikuti anggukan singkat.Sophia tidak menyangka sekaligus kagum akan seberapa cepatnya lelaki itu melakukan semua ini. Memasak steak dan menata meja.Aku pasti butuh berjam-jam untuk melakukannya, batin Sophia. Dia melirik dapur sejenak dan melihat bahwa tempat itu tampak seolah tidak ada yang pernah menggunakannya memasak steak beberapa saat lalu. Selain cekatan, Albert juga sangat rapi dan bersih."Lalu di mana kekasihmu?" tanya Sophia lagi, tersadar bahwa si pirang tidak ada di sana."Dia bukan kekasihku. Dan aku sudah mengusirnya pergi," jawab Albert tanpa menoleh padanya, Albert sibuk memotong daging di piringnya, lalu

    Last Updated : 2024-09-24

Latest chapter

  • Hasrat Terpendam Suamiku   Extra Part 1 - Apologize

    Rasanya dingin.Sekujur tubuh dan ulu hatinya seolah membeku. Jalanan yang ramai tidak berhasil menepis rasa kesepian dan keputusasaan yang dia rasakan di dalam. Ucapan wanita itu terus terngiang dalam benaknya.Sophia Raymond.Apakah ini karma? pikir Cecilia.Sekarang, setelah dia tahu bahwa anak di dalam perutnya bukanlah anaknya bersama Albert, rasanya sedikit menyakitkan dan sulit dipercaya. Tapi kalau bukan Albert, siapa? Cecilia tahu bahwa dia telah bersikap seperti wanita murahan ketika memutuskan untuk mendekati Albert Raymond, namun pesona pria itu tidak bisa dia bantah, dan ayahnya saat itu begitu bangga ketika tahu Cecilia memiliki hubungan dekat dengan seorang seperti Albert.Cecilia merasa bahwa dia tidak bisa kehilangan lelaki itu, apapun alasannya, karena itu artinya dia akan kehilangan perhatian keluarganya juga. Sebab hanya dengan bersama Albert, dia akan dianggap berguna oleh ayahnya yang serakah.Namun kini, saat Cecilia s

  • Hasrat Terpendam Suamiku   Alternative Ending 5

    Setelah menceritakannya pada Sophia, Albert bertanya, “Kenapa kau tidak mengangkat teleponku atau membaca pesanku?”Sophia menatap Albert dengan pelototan tajam dan juga balas bertanya, “Kenapa kau mematikan ponselmu?”“Baterainya habis.”Sophia lantas mengangguk paham. “Ponselku tertinggal di mobil Daniel saat tadi aku mencoba menghubungimu berulang kali. Mom jatuh sakit lagi jadi Daniel ingin aku datang menemaninya sementara dia memiliki urusan penting di kantor yang harus diurus. Aku mengobrol dengan Mom dan baru selesai satu jam lalu. Kemudian aku bangun karena pemanas di kamarku tidak berfungsi dengan baik.”Helaan napas lega menyahut penjelasannya.Tersenyum tenang, Albert menidurkan kepalanya lagi dan membawa Sophia bersamanya.Dia melirik setelan pakaian kerjanya yang teronggok di atas karpet. “Seharusnya kau melepas milikmu juga,” ucapnya berbisik.Sophia menggumam.

  • Hasrat Terpendam Suamiku   Alternative Ending 4

    Sophia menarik selimut semakin rapat menutupi tubuhnya. Kamar ini memiliki penghangat ruangan yang buruk, mungkin karena sudah bertahun-tahun tidak digunakan. Sophia bersumpah bahwa dia akan berbicara pada Daniel mengenai hal ini besok. Dan oleh rasa dingin itulah Sophia terbangun dari tidurnya.Langsung diliriknya jam di atas nakas, ternyata dia baru terlelap selama satu jam. Setelah menemani ibunya di kamar sampai wanita itu terlelap, Sophia langsung ke kamarnya sendiri dan berbaring, tidak berniat untuk tidur, tapi kemudian jatuh tertidur.Sophia pun bangkit berdiri, dia butuh air hangat atau sesuatu yang mampu menepis rasa dingin itu. Sophia bangkit dan mencari ponselnya, lalu kemudian tersadar bahwa benda itu tertinggal di mobil Daniel.Dia belum memberi tahu Albert. Jadi Sophia memakai jubah tidurnya dan pergi ke luar kamar dengan tergesa, untuk pergi ke telepon rumah dan segera menghubungi suaminya itu. Albert pasti khawatir saat pulang ke apartemen dan t

  • Hasrat Terpendam Suamiku   Alternative Ending 3

    Kemudian, sebuah deringan membuyarkan lamunan Sophia. Wanita itu sejenak mengedarkan pandang dan sadar bahwa dirinya tengah duduk di sofa, di dalam apartemen yang sepi, seorang diri. Kejadian tadi pagi masih begitu lekat dalam ingatannya.Sophia pun menghela napas.Pagi tadi, Albert hanya memberikannya satu pelepasan dengan permainan jarinya, bersikeras bahwa mereka harus menemui dokter terlebih dahulu untuk melakukan lebih dari itu. Kemudian Albert melesat ke kamar mandi, berada di sana cukup lama dan berangkat kerja setelahnya.Sophia menatap langit yang kini sudah gelap, lalu mengambil ponselnya yang sedari tadi berdering dan melihat nama Daniel tertera di sana. Sophia mengangkatnya.“Daniel.”“Sophie, kau di mana?”“Aku masih di apartemen Albert,” jawab Sophia. Dia sudah memberi tahu Daniel dan Luke beberapa hari lalu mengenai akhir dari permasalahan rumah tangganya. Mereka terdengar lega, tapi sekalig

  • Hasrat Terpendam Suamiku   Alternative Ending 2

    Sophia mengernyit, kemudian membelalak dan refleks menepis tangan Albert dari wajahnya. Dia memelototi pria itu dengan tatapan tajam.“Jangan berkata seolah kau juga tidak!” seru Sophia. Wajahnya memerah karena malu, seolah dia diingatkan tentang sebuah ketidaksenonohan dari semua undangan-undangan terbuka yang dia lakukan beberapa malam ini secara berturut-turut pada Albert, dan secara berturut-turut juga Albert menolaknya.Dituduh seperti itu, Sophia merasa langsung kehilangan wajahnya sendiri. Dia lantas berbalik dan memunggungi Albert ke jendela.Apakah aku sudah bertindak keterlaluan? pikirnya. Padahal dia hanya senang menggoda Albert, melihat wajah lelaki itu tersiksa oleh kekeraskepalaannya sendiri adalah sebuah hiburan baru bagi Sophia. Tapi dia juga tidak bisa menampik hasrat yang timbul bersamaan dengan kesenangan itu.Namun Sophia tidak suka akan bagaimana Albert mengatakannya sekarang seolah hanya Sophia yang menginginkannya.

  • Hasrat Terpendam Suamiku   Alternative Ending 1

    Langit gelap perlahan turun dari jendela, yang selama setengah jam lalu Sophia tatap dengan mata menerawang. Tangannya terlipat di atas sandaran sofa dan dagunya terpaku di sana dengan mata yang setengah terutup.Bosan, itulah yang Sophia rasakan. Hampir satu minggu sudah dia tinggal di apartemen Albert ini dan tidak pernah keluar kemana pun. Sementara Albert bekerja, Sophia ditinggalkan sendiri tanpa aktivitas apapun.Albert melarangnya melakukan banyak hal; memasak, bersih-bersih, mengangkat barang-barang berat, atau berdiri terlalu lama, berjalan terlalu jauh. Lelaki itu menjadi begitu konyol pada beberapa hal. Walau Sophia tahu itu hanya bentuk kekhawatirannya yang berlebihan saja.Setiap malam saat waktunya tidur, Albert akan terjaga sampai dia memastikan Sophia sudah tertidur lelap. Lalu paginya, Sophia harus bangun dalam pelukan pria itu, atau setidaknya Sophia harus di sana saat Albert membuka mata. Kalau tidak, Albert akan tampak panik dengan mata liar

  • Hasrat Terpendam Suamiku   169. Selamanya (END)

    Sophia akan kembali pada Albert.Itulah yang dia inginkan, yang selalu dia inginkan, tapi lebih sering dia tutup-tutupi dengan berbagai macam alasan di kepalanya karena rasa takut untuk tersakiti kembali. Namun kini, entah perasaan ini datang dari mana, Sophia merasa yakin. Terlebih ketika dia teringat pada ucapan menohok yang Daniel katakan siang tadi.“Pastikan bahwa kau tidak akan menyesal di kemudian hari karena keegoisanmu ini, Sophia. Bayi di dalam kandunganmu … membutuhkan ayahnya. Kau tidak akan mau dia berakhir sepertimu, ‘kan?”Kalimat itu bergema dalam telinga Sophia, menguasai benaknya. Dia terlahir tanpa figur ayah, dia tahu bagaimana rasanya. Dan ketika dia memiliki sosok ayah itu, ekspektasinya dijatuhkan oleh kehadiran ibu dan saudara-saudara yang tidak dia kenal. Sophia tidak ingin hal itu terjadi pada anaknya.Mungkin tidak apa-apa kalau memang suatu hari nanti hubungannya dengan Albert tidak berjal

  • Hasrat Terpendam Suamiku   168. Jangan Pergi

    Sophia terkikik-kikik geli oleh respon yang diberikan suaminya. Dia lantas berjinjit, lalu mengecup belakang telinga Albert yang tengah memerah.Sesaat setelah melakukan itu, tubuh Sophia tiba-tiba saja didorong ke belakang dan berhenti saat punggungnya menyentuh meja pantri. Dia pikir akan merasakan sakit akibat benturan tersebut, namun ternyata Albert menahan punggungnya dengan tangan pria itu sendiri, seolah bersikap melindungi Sophia.Perlakuan kecil itu saja sudah membuat jantung Sophia berdetak kencang, terlebih ketika dia mendongak ke atas dan melihat mata pria di hadapannya yang menatapnya dengan tatapan liar. Sejenak, Sophia merasa menyesal telah menggoda Albert. Tadinya dia hendak lari ke kamar sesaat setelah mengecup pria itu, namun ternyata Albert memiliki pikiran lain. Dan pikiran lelaki itu sungguh berbahaya bagi kinerja jantung Sophia saat ini.Albert mendekatkan wajahnya pada sang istri, menghirup aroma manis buah anggur yang tadi disantapnya seb

  • Hasrat Terpendam Suamiku   167. Daddy

    “Apa kau pernah mendengar sebelumnya seorang ayah yang mengidam ketika istrinya hamil?” kata Sophia.Albert mengernyit, menaikkan sebelah alisnya skeptis, lalu menunduk ke arah perut Sophia. Seketika, ekspresinya berubah datar.Sophia lantas terkekeh geli. “Kau pasti terkejut. Ya tuhan, pantas saja aku sudah tidak lagi mengalami mual-mual, rupanya masalah itu sudah dilimpahkan padamu.” Sophia benar-benar tertawa dengan senang.Albert yang tadinya hendak menggoda istrinya itu mendadak tercenung oleh suara tawa Sophia yang rasanya sudah lama tidak dia dengar. Albert memandang wajah cantik istrinya itu yang tampak berseri-seri, cerah, dan begitu terhibur. Albert merasa dia tidak akan bisa lagi mengalihkan pandangnya dari apa yang kini ada di hadapannya.Namun, karena keterdiaman Albert itu, Sophia langsung sadar dan menghentikan tawanya. Dia berdeham pelan. “Maaf, tidak seharusnya aku bersikap seperti tadi,” kata Sophia de

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status