Share

29. Tidak Diutamakan

“Nic, aku sudah membeli seluruh bahan yang kita butuhkan untuk ma—“ bibir Amarise terkatup rapat dengan pandangan terkejut melihat dua bodyguard Nic yang sangat dikenali Amarise.

Mereka yang sedari tadi berdiri di ruang tengah unit penginapan, berjalan mendekati Amarise. “Maaf, jika kami memilih menunggu Anda di sini, Nyonya,” sahut pria itu sudah berdiri di hadapan Amarise.

Perempuan itu menatap keduanya bergantian. Ia bingung karena baru saja pulang dari supermarket tidak jauh dari penginapan. Amarise memutuskan pergi sendiri tanpa menyetujui ajakan Nic. Terlebih pria yang sudah bersamanya lima hari di Shanghai, sesekali mulai disibukkan dengan pekerjaan.

“Ada apa kalian sudah menungguku di sini?” tanya Amarise.

Ia mulai gusar karena mata yang ia sisir sekilas dan menajamkan pendengaran, tidak mendapati tanda-tanda keberadaan Nic. “Cepat, jangan membuatku khawatir,” lanjut perempuan itu masih berdiri di ambang pintu.

Perempuan berbalut mantel sebatas lutut itu masih mengenggam
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status