Share

Chapter 025

last update Last Updated: 2025-04-12 06:37:49

Senja mulai turun perlahan, mewarnai langit Bali dengan semburat oranye dan ungu yang indah. Cahaya matahari terakhir jatuh tepat di permukaan kolam infinity, memantulkan warna emas yang hangat.

Di rooftop vila, makan malam pertama sudah disiapkan.

Meja panjang dari kayu jati dihiasi lampu gantung bohemian dan lilin-lilin kecil dalam toples kaca. Aroma ayam bakar, udang panggang, dan sambal matah menyeruak memikat indra.

Para peserta mulai mengambil tempat duduk. Tertawa, bersenda gurau, dan sesekali melempar candaan tentang siapa yang bakal dekat dengan siapa. Semua terdengar natural, seperti yang diharapkan kru produksi.

Victor duduk di ujung kanan meja, berseberangan dengan Luna yang tampak tak berhenti menatapnya sambil sesekali memulai obrolan ringan. Di sisi kiri Victor, ada kursi kosong.

Ayla datang beberapa menit kemudian, membawa tablet kecil dan earpiece yang tergantung di telinganya. Ia tidak berniat ikut makan malam, hanya ingin memastikan bahwa audio dan angle kamera be
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Hasrat Terlarang Sang Idol   Chapter 026

    Malam ketiga di vila pinggir pantai Bali terasa hangat meski angin berembus kencang dari laut. Api unggun menyala tenang di tengah lingkaran kursi rotan yang disusun setengah melingkar, memantulkan cahaya oranye ke wajah-wajah yang berseri karena lelah dan tawa. Di sekeliling, lampu-lampu gantung dari bohlam kecil berkedip lembut, menciptakan suasana seperti pesta kecil yang intim.Ayla duduk di antara dua peserta pria, masih mengenakan sweater abu oversized yang menutupi separuh lengannya, dipadukan dengan celana jeans longgar dan sandal rumah. Rambutnya dibiarkan tergerai, beberapa helaian terbang ditiup angin malam, dan matanya yang tajam tak berhenti mengamati sekeliling—kebiasaan seorang produser yang tak bisa diam.Padahal, awalnya ia tak berniat duduk di sana.Namun, karena salah satu peserta perempuan mendadak sakit, produser memintanya untuk bergabung demi meramaikan sesi behind-the-scenes ini. Ice breaking, katanya. Konten lucu-lucuan. Ayla menolak halus, tapi sorotan kamer

    Last Updated : 2025-04-15
  • Hasrat Terlarang Sang Idol   Chapter 001

    “Apa-apaan ini, Ryan?!”Ayla mendorong pintu ruang ganti dengan kasar. Engsel pintu berderit keras, hampir copot karena kekuatannya. Suaranya menggema memenuhi ruangan.Di sinilah Ryan Kenzie berada bersama seorang aktris cantik pendatang baru.Pandangan Ayla menatap penampilan Ryan berantakan. Jas hitam Ryan tergeletak di lantai. Kemeja putih yang kusut dan tersingkap, memperlihatkan dada bidang Ryan yang terbuka. Wajahnya tetap santai, seolah tidak melakukan kesalahan apapun.Di pangkuannya, aktris bergaun merah tampak kaget setengah mati. Wajahnya memerah. Ia buru-buru melompat berdiri dan merapikan gaunnya yang jelas berantakan.Ryan menoleh dengan tenang. “Oh? Kau sudah datang?”Suaranya rendah dan malas, penuh percaya diri yang menyebalkan.Ayla hampir kehilangan kata-kata. Napasnya memburu, jemarinya mengepal erat di sisi tubuhnya.“Kau pikir ini lelucon?!” hardik Ayla. Suaranya bergetar menahan amarah.“Kita punya pemotretan penting dalam 15 menit. Tapi, kau di sini ....” Ayla

    Last Updated : 2025-03-12
  • Hasrat Terlarang Sang Idol   Chapter 002

    "Ugh!"Kepalan tangan Ayla mengeras di atas meja bar yang dingin. Kepalanya terasa berat. Bukan karena alkohol, tapi karena emosi yang berkecamuk di dadanya.Lima tahun Ayla membangun kariernya dari nol. Ia bekerja siang dan malam tanpa mengenal lelah. Tapi dalam satu hari, kariernya jatuh karena seorang pria tidak tahu diri. Ryan Kenzie.Bajingan itu bukan hanya menghancurkan kariernya. Tapi juga berhasil menendangnya keluar dari industri entertainment seakan-akan ia tidak pernah ada.Dan Bianca.Ayla meremas gelas bourbon lebih erat. Tangannya sedikit gemetar. Matanya terpaku pada layar ponselnya. Ia melihat foto Ryan dan Bianca berdiri di samping CEO Star Vision.Tentu saja. Mereka sudah merencanakan ini sejak awal.Ayla terkekeh, tapi bukan karena lucu. Lebih seperti tawa getir seseorang yang baru saja menyadari betapa kejamnya dunia yang selama ini dijalaninya.Rambut Ayla berantakan, bahkan beberapa helai jatuh menutupi wajahnya yang lelah. Riasan di matanya sedikit luntur. Bla

    Last Updated : 2025-03-12
  • Hasrat Terlarang Sang Idol   Chapter 003

    "Tenang, Ayla! Kau bukan orang yang mudah kalah."Ayla menatap pantulan dirinya di dinding kaca gedung megah di depannya. Langit biru pagi terpantul di permukaannya, membuatnya tampak semakin tinggi dan berwibawa.MAHA Entertainment.Nama itu terpampang angkuh di atas pintu masuk utama, seperti pengingat bahwa dunia hiburan tidak pernah tidur. Ini bukan sekadar gedung; ini adalah pusat kekuasaan.Ayla menarik napas panjang, menekan perasaan gugup yang merayap di dadanya.Hari ini, Ayla tidak datang sebagai seseorang yang dipermalukan. Tapi, datang untuk membuktikan bahwa dirinya masih layak berada di dunia ini.Tanpa ragu, Ayla melangkah masuk.Begitu melewati pintu kaca otomatis, atmosfer di dalam langsung berbeda. Jika DxD terasa seperti panggung penuh kepalsuan, di mana semua orang berusaha terlihat lebih bersinar daripada yang lain, maka MAHA Entertainment seperti markas para eksekutif.Efisiensi. Disiplin. Tidak ada yang bekerja setengah hati di sini.Meja resepsionis besar dari

    Last Updated : 2025-03-12
  • Hasrat Terlarang Sang Idol   Chapter 004

    Ayla terpaku di tempatnya.Otaknya berusaha menyangkal kenyataan yang ada di depan matanya. Tapi tidak peduli seberapa keras ia mencoba, pria itu tetap berdiri di sana. Nyata. Dengan tubuh tegap, tangan dimasukkan ke saku celana, dan senyum tipis yang terlihat santai, tetapi justru memancarkan kesombongan.Victor Noelle.Pria yang pernah Ayla cintai lebih dari siapa pun. Namun, meninggalkannya di altar tiga tahun lalu tanpa sepatah kata.Jari-jari Ayla mencengkeram lengan kursi begitu erat hingga buku-buku jarinya memutih. Detak jantungnya melonjak liar, tetapi ia menolak membiarkan kegelisahannya terlihat. Ayla menelan ludah. Ia mencoba meredam sensasi aneh di perutnya yaitu perpaduan amarah, sakit hati, dan sesuatu yang ia benci untuk akui… ketakutan.Sementara itu, Victor tetap diam, hanya mengamatinya dengan tatapan tajam yang sulit ditebak. Lalu, dengan gerakan santai, ia menyandarkan diri ke meja Darren, seolah situasi ini tidak lebih dari pertemuan bisnis biasa.“Kau terlihat

    Last Updated : 2025-03-12
  • Hasrat Terlarang Sang Idol   Chapter 005

    Ayla menatap kontrak di hadapannya dengan rahang mengeras. Jari-jarinya mencengkeram sandaran kursi, mencoba menahan gejolak yang berputar di dadanya.Di seberang meja, Darren dengan santai mendorong berkas itu lebih dekat. Senyum kecilnya menyiratkan kemenangan.“Ini kesepakatannya.”Suara Darren terdengar begitu ringan, seolah yang ditawarkannya bukanlah perangkap yang akan mengikat Ayla. “Gaji tiga kali lipat dari DxD, fasilitas premium, dan kebebasan penuh dalam mengelola klien.”Kedengarannya menggiurkan. Tawaran yang sulit ditolak. Tapi Ayla bukan orang bodoh. Tawaran semewah ini selalu datang dengan harga yang mahal. Dalam hal ini, harganya adalah sesuatu yang paling ia hindari.Tenggorokan Ayla terasa kering. Ia menelan ludah, lalu mendongak, menatap Darren dengan sorot tak percaya sebelum kembali menatap kontrak di hadapannya.Darren mengangkat alis, masih dengan ekspresi percaya diri yang membuat Ayla ingin membalikkan meja.“Kau ragu?”Darren menghela napas dramatis, lalu

    Last Updated : 2025-03-12
  • Hasrat Terlarang Sang Idol   Chapter 006

    Ayla tidak ingin berlama-lama di ruangan ini. Setelah menyelesaikan tanda tangannya, ia langsung berdiri, mengambil tasnya, dan melangkah cepat menuju pintu tanpa menoleh ke belakang.Victor mengangkat alis, sudut bibirnya sedikit terangkat saat melihat sikap Ayla yang begitu ingin kabur darinya. Ia tidak terburu-buru, tapi tatapan matanya tetap tertuju pada sosok wanita itu yang semakin menjauh.Darren mengamati keduanya dengan minat. “Jangan terlalu keras padanya, Victor.”Victor hanya tersenyum miring sebelum beranjak dari kursinya. “Aku tidak perlu berusaha. Dia yang selalu melawan.”Tanpa menunggu lebih lama, ia mengikuti Ayla keluar.Sesampainya di depan lift, Ayla menekan tombol lift berulang kali, berharap pintu besi itu segera terbuka. Ia tahu Victor akan menyusulnya, dan ia tidak ingin satu ruangan dengan pria itu lebih lama lagi.Pintu lift berdenting dan terbuka. Ayla pun langsung melangkah masuk. Tapi sebelum pintu benar-benar tertutup, sebuah tangan besar menahannya.Vic

    Last Updated : 2025-03-12
  • Hasrat Terlarang Sang Idol   Chapter 007

    Keheningan di dalam lift begitu pekat hingga Ayla bisa mendengar detak jantungnya sendiri, keras dan tidak beraturan. Napasnya pendek, tersengal, seakan oksigen di dalam ruangan sempit itu menghilang begitu saja.Ia berdiri kaku, punggung menempel pada dinding logam dingin, kedua tangan mengepal erat di sisi tubuhnya.'Tidak, tidak, tidak... Kenapa harus sekarang?'Matanya melirik sekilas ke arah Victor melalui sudut mata. Pria itu berdiri tak jauh darinya, begitu dekat hingga keberadaannya terasa menyesakkan.Aroma kayu cendana bercampur mint dari tubuh Victor menyerbu indranya—aroma yang dulu selalu membuatnya tenang, tetapi kini justru mengaduk-aduk perasaannya. Tangannya mencengkeram ponsel erat, seolah benda kecil itu bisa menjadi jangkar yang menahannya tetap waras.Tiba-tiba, lampu lift berkedip satu kali—sebentar, tetapi cukup membuat jantung Ayla melompat panik. Ia menahan napas, merasa sesak oleh bayangan masa lalu yang berputar tanpa ampun di kepalanya.'Kumohon!'Suara mek

    Last Updated : 2025-03-12

Latest chapter

  • Hasrat Terlarang Sang Idol   Chapter 026

    Malam ketiga di vila pinggir pantai Bali terasa hangat meski angin berembus kencang dari laut. Api unggun menyala tenang di tengah lingkaran kursi rotan yang disusun setengah melingkar, memantulkan cahaya oranye ke wajah-wajah yang berseri karena lelah dan tawa. Di sekeliling, lampu-lampu gantung dari bohlam kecil berkedip lembut, menciptakan suasana seperti pesta kecil yang intim.Ayla duduk di antara dua peserta pria, masih mengenakan sweater abu oversized yang menutupi separuh lengannya, dipadukan dengan celana jeans longgar dan sandal rumah. Rambutnya dibiarkan tergerai, beberapa helaian terbang ditiup angin malam, dan matanya yang tajam tak berhenti mengamati sekeliling—kebiasaan seorang produser yang tak bisa diam.Padahal, awalnya ia tak berniat duduk di sana.Namun, karena salah satu peserta perempuan mendadak sakit, produser memintanya untuk bergabung demi meramaikan sesi behind-the-scenes ini. Ice breaking, katanya. Konten lucu-lucuan. Ayla menolak halus, tapi sorotan kamer

  • Hasrat Terlarang Sang Idol   Chapter 025

    Senja mulai turun perlahan, mewarnai langit Bali dengan semburat oranye dan ungu yang indah. Cahaya matahari terakhir jatuh tepat di permukaan kolam infinity, memantulkan warna emas yang hangat. Di rooftop vila, makan malam pertama sudah disiapkan. Meja panjang dari kayu jati dihiasi lampu gantung bohemian dan lilin-lilin kecil dalam toples kaca. Aroma ayam bakar, udang panggang, dan sambal matah menyeruak memikat indra.Para peserta mulai mengambil tempat duduk. Tertawa, bersenda gurau, dan sesekali melempar candaan tentang siapa yang bakal dekat dengan siapa. Semua terdengar natural, seperti yang diharapkan kru produksi.Victor duduk di ujung kanan meja, berseberangan dengan Luna yang tampak tak berhenti menatapnya sambil sesekali memulai obrolan ringan. Di sisi kiri Victor, ada kursi kosong.Ayla datang beberapa menit kemudian, membawa tablet kecil dan earpiece yang tergantung di telinganya. Ia tidak berniat ikut makan malam, hanya ingin memastikan bahwa audio dan angle kamera be

  • Hasrat Terlarang Sang Idol   Chapter 024

    Beberapa hari setelah pertemuan itu, keputusan akhirnya datang.Victor setuju untuk bergabung di The House of Hearts.Meski awalnya menolak, Victor akhirnya menerima tawaran itu setelah mempertimbangkan dengan matang. Ia setuju dengan syarat: tidak ada skenario palsu, tidak ada pengaturan pasangan, dan Ayla ikut dalam tim produksi sebagai pengawas kreatif—agar ia tahu tidak akan dijebak untuk membuat drama murahan.Keputusan itu membuat Darren lega. Ia segera menghubungi pihak produksi untuk mengatur detail, sementara Ayla, meski ragu, tidak punya pilihan selain menyanggupi.Hari pertama syuting di Bali dimulai dengan angin laut yang lembut berembus, membawa aroma asin yang menyatu dengan hangatnya sinar matahari pagi. Vila besar yang digunakan sebagai lokasi syuting berdiri megah di atas tebing, menghadap langsung ke hamparan Samudera. Bangunannya berarsitektur tropis modern, berdinding kaca dan kayu alami, menampilkan perpaduan antara kemewahan dan kehangatan. Di dalamnya, terdapa

  • Hasrat Terlarang Sang Idol   Chapter 023

    Setelah beberapa menit yang terasa menenangkan, Nicko akhirnya pamit. Ia tidak memaksa Ayla untuk bicara banyak, hanya menepuk pelan bahu gadis itu dan meninggalkan sebaris kalimat yang menenangkan sebelum masuk ke dalam mobilnya.Ayla menatap punggung mobil yang menjauh, lalu menarik napas panjang sebelum berbalik. Tubuhnya menggigil sedikit saat kembali menaiki lift dan masuk ke apartemen.Begitu pintu tertutup, keheningan kembali menyelimuti ruangannya. Ayla berjalan pelan ke meja, menatap laptop yang masih menyala, menampilkan foto Victor—cuplikan dari video wawancaranya beberapa tahun lalu, ketika ia baru saja memenangkan penghargaan musik internasional.Ayla menghela napas panjang, duduk dengan lelah di kursinya. Tangannya terulur untuk menutup layar, tapi gerakan itu terhenti saat sebuah notifikasi email muncul di pojok kanan atas.[New Mail - 23:46 | “Tawaran Eksklusif: Reality Show Terbaru Victor Noelle”]Alis Ayla mengernyit, lalu segera membuka email itu.Subject: Tawaran

  • Hasrat Terlarang Sang Idol   Chapter 022

    Tiba-tiba ponsel Ayla bergetar, membuatnya menoleh sejenak ke arah benda pipih yang tergeletak di samping laptop. Layarnya menyala, menampilkan satu nama yang membuat napasnya langsung tertahan.Nicko.Ayla memejamkan mata, lalu menghela napas panjang sembari mengusap wajahnya dengan kedua tangan. Sudah hampir seminggu pria itu tak menghubunginya, dan kini tiba-tiba muncul di layar, seolah tahu bahwa Ayla sedang rapuh.Nicko. Pria yang selama setahun terakhir ini terus mengejarnya dengan cara yang tenang, sabar, dan tak memaksa.Mereka pertama kali bertemu di pemakaman orang tua angkat Ayla. Saat itu, Ayla nyaris pingsan karena kelelahan dan terlalu larut dalam kesedihan. Dan di sanalah Nicko datang—berdiri di antara pelayat, wajahnya tampan dan bersih, dengan kemeja putih yang tergulung hingga siku, tampak sangat kontras dengan latar langit kelabu sore itu.Ternyata, Nicko adalah anak dari sahabat lama Mama Ayla. Ia datang sebagai bentuk penghormatan terakhir untuk kedua orang tua a

  • Hasrat Terlarang Sang Idol   Chapter 021

    "Kau menguntitku?!" dengus Ayla seraya mengusap kasar air matanya. Suaranya masih bergetar karena luapan emosi yang belum sepenuhnya reda.Victor hanya menipiskan bibir, lalu berjalan menuju tepian rooftop. Ia menyandarkan satu tangan ke pagar besi, kemudian merogoh saku jaketnya. Sebatang rokok terselip di jemarinya, putih sempurna dengan ujung sedikit remuk, seakan sudah sering digenggam sebelum akhirnya dinyalakan.Dengan gerakan santai, ia mengambil korek, menggesek roda pemantiknya hingga api kecil berkobar. Cahaya oranye sekejap menerangi wajahnya saat ia menyalakan rokok itu, lalu mengisapnya dalam-dalam sebelum meniupkan asap tipis ke udara malam."Aku tidak mengikutimu," jawabnya santai tanpa sekalipun melirik Ayla.Ayla menghapus air matanya dengan kasar, menahan geram yang kembali muncul. Tatapannya menyipit penuh jijik begitu melihat Victor merokok dengan begitu alami.Sejak kapan dia jadi seperti itu?Dulu, Victor paling tidak tahan dengan asap. Entah itu rokok, dupa, at

  • Hasrat Terlarang Sang Idol   Chapter 020

    Ayla berjalan cepat menuju toilet staf, berharap bisa menenangkan diri. Jantungnya masih berdebar tidak karuan setelah kejadian di panggung tadi."Brengsek," gumamnya pelan.Kenapa Victor selalu tahu cara menarik perhatiannya? Kenapa pria itu bertindak seolah-olah tidak pernah ada luka yang ia tinggalkan?Begitu sampai di toilet, Ayla menyandarkan diri ke wastafel, menatap bayangannya di cermin. Wajahnya masih sedikit memerah. Entah karena marah atau efek dari sorotan Victor yang begitu dalam saat bernyanyi tadi.Namun, sebelum sempat menarik napas untuk menenangkan diri, suara pintu terbuka membuatnya refleks berbalik.Victor berdiri di ambang pintu, tangannya bersandar di kusen, bibirnya tertarik dalam senyum menggoda."Kau melarikan diri begitu saja," katanya dengan nada santai, namun tatapannya penuh intensitas.Ayla mengeraskan ekspresinya. "Kau tidak seharusnya ada di sini, Victor. Ini toilet wanita."Victor mengangkat bahu, melangkah masuk tanpa ragu. "Toilet staf, lebih tepatn

  • Hasrat Terlarang Sang Idol   Chapter 019

    Victor hanya mengangkat bahu, masih dengan senyuman misteriusnya.Acara pun terus berlanjut dengan berbagai segmen, termasuk permainan cepat di mana Victor harus menjawab pertanyaan dalam 10 detik.Namun, sepanjang acara, ada satu hal yang Ayla sadari—Victor tidak hanya bersikap profesional di depan kamera, tetapi juga tahu bagaimana memainkan perannya sebagai bintang.Dan yang lebih menyebalkan lagi, ia tahu betul bagaimana membuat orang lain memperhatikannya. Termasuk Ayla.Setelah sesi tanya jawab utama, Laura tersenyum lebar dan bertepuk tangan."Baiklah, Victor, sekarang kita masuk ke segmen spesial kita, Rapid Fire Questions! Dalam segmen ini, aku akan memberikan pertanyaan cepat, dan kau harus menjawabnya dalam waktu kurang dari 10 detik. Jawaban yang terlalu lama dianggap batal. Siap?"Penonton bersorak, sementara Victor hanya menyesuaikan duduknya dengan santai. "Siap," jawabnya penuh percaya diri."Oke, pertanyaan pertama! Jika kau hanya bisa memilih satu—akting atau menyany

  • Hasrat Terlarang Sang Idol   Chapter 018

    Victor melirik jam di pergelangan tangannya saat keluar dari lokasi pemotretan. Waktu sudah menunjukkan pukul 16.30, dan agenda berikutnya sudah menunggunya. Live Talk Show "Celebrity Spotlight" yang disiarkan langsung di salah satu stasiun TV nasional.Begitu ia melangkah ke dalam van yang telah disiapkan untuknya, Ayla sudah lebih dulu duduk di sana, mengecek jadwalnya di tablet."Kita harus langsung ke studio sekarang. Acara dimulai pukul 18.00, dan kau harus sudah berada di ruang makeup setidaknya 30 menit sebelumnya," kata Ayla tanpa menoleh.Victor hanya mengangguk santai. "Aku tahu."Joe, supir mereka, segera menyalakan mesin dan mulai melajukan kendaraan. Sementara itu, Ayla masih fokus membaca catatan di tabletnya."Host talk show kali ini adalah Laura Satria. Kau ingat dia?"Victor menyandarkan kepalanya ke kursi. "Tentu saja. Laura itu blak-blakan dan suka melempar pertanyaan jebakan."Ayla tersenyum tipis. "Makanya, jangan lengah. Mereka pasti akan membahas comeback-mu da

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status