Share

Bab 08

last update Last Updated: 2024-12-10 19:10:37

"Ma, Pa... Katakan aku harus gimana? Aku harus apa?" Suara isakan Nayya terdengar semakin intens. Memecah area pemakaman yang lenggang hari itu.

"Dulu aku percaya kalau cinta bisa menaklukkan segalanya. Aku pikir selama aku punya Mas Liam, aku bisa bertahan. Tapi sekarang aku sadar... mungkin cinta saja gak cukup." Suaranya semakin lirih, hampir tertelan oleh angin. "Kalau gak ada harapan... kalau aku gak bisa jadi istri yang diharapkan keluarga Liam... apa gunanya aku di sana?"

Nayya terdiam sejenak, membiarkan kata-kata itu menggantung. Ia mencengkeram nisan dengan lebih erat. "Ma, Pa, aku gak mau jadi beban. Tapi aku juga gak mau menyerah. Aku masih cinta sama dia... meskipun setiap harinya aku bertanya-tanya, apa Mas Liam masih memiliki perasaan yang sama?"

Galen berdiri di belakang, menyaksikan punggung Nayya yang rapuh di hadapan dua pusara itu. Ia mengerti bahwa dirinya tak lebih dari bayang-bayang di sini, namun di saat yang bersamaan, ia merasakan keinginan kuat untuk memberi
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Hasrat Terlarang Sang Bodyguard   Bab 09

    "Galen...""Iya Nona?"Namun bukan jawaban yang Galen dapatkan saat ia menunggu respons, melainkan gerakan tangan Nayya yang perlahan terulur. Jari kelingkingnya terulur ke depan wajah Galen. Untuk sesaat, Nayya menatap Galen dengan pandangan yang sulit diartikan—ada kelelahan, luka, dan sebersit harapan yang terpantul dalam matanya."Kamu mau janji kan?" tanyanya pelan, hampir seperti bisikan. "Janji kalau kamu akan tetap di sini. Tidak pergi atau meninggalkan aku, apapun yang terjadi?"Galen tertegun. Ia tak menyangka akan permintaan ini, namun ia melihat harapan dalam tatapan Nayya. Ia tahu, ini bukan sekadar permohonan sederhana dari seorang majikan pada bawahan sepertinya. Ini adalah permintaan yang datang dari seseorang yang sudah berada di titik terendahnya, seseorang yang merasa dunia bisa runtuh kapan saja.Galen menatap perempuan itu sebelum melingkarkan jari kelingkingnya pada Nayya. Membuat pinky promise. "Saya janji, Nona," k

    Last Updated : 2024-12-11
  • Hasrat Terlarang Sang Bodyguard   Bab 10

    "Aku mau langsung pulang aja." Galen mengangguk tanpa banyak bertanya. Ia mengerti bahwa Nayya butuh waktu untuk menenangkan diri setelah apa yang terjadi hari ini. Ia kembali fokus pada kemudi, memacu mobil dengan kecepatan sedang menuju rumah.Perjalanan berlangsung dalam keheningan. Nayya bersandar di kursi, matanya terpejam, meskipun pikirannya masih terus bekerja. Sesekali, ia merasa kehadiran Galen di depannya memberikan sedikit rasa nyaman, seperti jangkar yang menahannya agar tidak sepenuhnya tenggelam dalam kekacauan ini.Begitu tiba di rumah, Galen memarkir mobil dengan hati-hati di depan garasi. Ia keluar terlebih dahulu, membuka pintu untuk Nayya. "Kita sudah sampai, Nona," ucapnya dengan lembut.Nayya membuka matanya perlahan, lalu mengangguk. Ia turun dari mobil dengan langkah pelan, merasakan lelah yang luar biasa di tubuhnya. Galen memperhatikan langkahnya yang lunglai dan segera berkata, "Kalau ada yang Nona butuhkan, Anda bisa p

    Last Updated : 2024-12-11
  • Hasrat Terlarang Sang Bodyguard   Bab 11

    Liam menatap layar ponselnya cukup lama. Nama sang istri terpampang jelas di sana. Namun, ada sesuatu yang membuatnya ragu untuk menghubungi Nayya. "Sudahlah. Nanti aja aku telfon Nayya." Liam kembali meletakkan ponselnya di meja. Ia mengusap wajahnya dengan kedua tangan, mencoba menghilangkan rasa penat dalam dirinya. Sebagai gantinya, ia meraih laptop dan membuka berkas yang baru saja dikirimkan oleh Revan. "Mungkin aku akan menyelesaikan dokumen ini sebelum pulang ke rumah," bisiknya, seolah sedang meyakinkan dirinya sendiri. Pria 30 tahunan itu berusaha fokus pada pekerjaannya. Ia menatap layar laptopnya, mencoba mengabaikan suara-suara kecil di kepalanya yang terus memunculkan bayangan wajah Nayya. Ia membuka dokumen dari Revan dan mulai membacanya dengan saksama, tetapi pikirannya tetap melayang ke rumah. "Fokus, Liam. Fokus," gumamnya sembari memijat pelipis.

    Last Updated : 2024-12-12
  • Hasrat Terlarang Sang Bodyguard   Bab 12

    "Enghhh..."Nayya tidak melawan, tubuhnya terlalu lemah untuk menolak. Beberapa detik berlalu dalam keheningan. Galen menunggu dengan cemas, tangannya masih memegangi termometer untuk memastikan posisinya tidak bergeser.Ketika bunyi “bip” terdengar, Galen dengan cepat menarik termometer dan melihat angka yang tertera.“39,2 derajat...” gumamnya, alisnya berkerut. Ia meletakkan termometer itu di atas meja dan menatap Nayya penuh kekhawatiran. “Nona, Anda demam tinggi. Saya telfon dokter dulu." Dengan cekatan, Galen berusaha menghubungi dokter langganan keluarga mereka. Namun beberapa kali mencoba, panggilan tersebut belum tersambung juga.Galen berdecak kesal. Ia melihat ke Hanya dengan cemas sebelum menggendong tubuh perempuan berbalut selimut itu ala bridal. Tanpa menunggu persetujuan, ia bergerak cepat untuk membawa Nayya ke rumah sakit. Hanya saja, saat baru separuh ia menuruni tangga, seseorang yang sangat Galen kenal, sedang berdir

    Last Updated : 2024-12-13
  • Hasrat Terlarang Sang Bodyguard   Bab 13

    "Tapi Tuan, saya..." Galen menggigit ujung lidahnya. Tidak berani melanjutkan kalimat yang hendak ia katakan."Ada apa Galen? Kamu kenapa?""Saya akan menunggu di depan, Tuan. Barang kali Tuan membutuhkan sesuatu," balasnya. Dengan kalimat yang cukup sopan."Ya sudah, terserah kamu saja." Liam tak terlalu ambil pusing. Dia hanya mengangguk setelah Galen pamit untuk standby di depan. Sementara dia, berada di kamar rawat Nayya dan memperhatikan istrinya tersebut dengan seksama.Setelah beberapa jam berlalu, Nayya mulai siuman. Ia membuka kedua kelopak matanya sambil berusaha menyesuaikan cahaya lampu yang menyilaukan penglihatannya."Kamu udah bangun?""M- mas Liam?" Nayya sedikit terkejut saat melihat suami berada tak jauh darinya. Bahkan Liam tampak segera bangkit dari sofa dan berjalan menghampirnya. "Kenapa aku bisa di sini?"Nayya mencoba bangkit, tetapi tubuhnya terasa lemas. Sebelum ia sempat bergerak lebih jauh, Li

    Last Updated : 2024-12-13
  • Hasrat Terlarang Sang Bodyguard   Bab 14

    "Selamat ulang tahun, Ma. Semoga Mama panjang umur, sehat selalu, dan diberikan keberkahan."Nayya memeluk ibu mertuanya— Widuri. Memberikan ucapan selamat di hari jadi ulang tahun sang mertua."Makasih, Nay." Wanita dengan gincu merah dan rambut disanggul rapi ke belakang itu memeluk Nayya. Berterimakasih karena sang menantu menyempatkan waktunya untuk datang ke pesta ini."Aku bawain kado buat Mama." Dengan senyum tulusnya, Nayya menunjukkan paperbag besar berisi tas mewah yang dia beli di luar negeri. Barang branded yang menjadi incaran sang Mertua selama beberapa bulan terakhir. "Aku tau Mama udah lama kepengen tas ini.""Makasih ya sayaang.""Sama-sama.""Mama suka kan?""Suka," Widuri tersenyum penuh arti setelah menerima kado dari Nayya. Ia mendekati menantunya lalu berbisik, "tapi kamu tau kan apa hal yang paling Mama harapkan?"Tubuh Nayya membeku. Selama beberapa detik ia merasa jantungnya seperti berh

    Last Updated : 2024-12-14
  • Hasrat Terlarang Sang Bodyguard   Bab 15

    "Mas... Kamu di mana? Kenapa belum datang juga? Kamu gak lupa kan kalau sekarang pesta ulang tahun Mama kamu?" ["Halo? Siapa ya?"] Nayya terdiam sejenak, terpaku mendengar suara perempuan di ujung telepon. "K- kamu yang siapa? Kenapa ponsel Mas Liam ada di kamu?" Ekspresi wajah perempuan itu menegang. Perasaan was-was seketika melingkupi hatinya. 'Siapa wanita ini? Dia belum pernah mendengar suara wanita itu sebelumnya. Dan... Kenapa ada di dekat mas Liam?' pikirnya panik. Sebelum ia sempat bertanya lebih jauh, suara Liam terdengar di telepon. "Halo, Nayya," kata Liam dengan nada tenang. "Ada apa?" "Mas!" suara Nayya terdengar bergetar, penuh kecurigaan. "Itu tadi siapa? Kenapa hape kamu bisa ada sama dia?" Liam terdiam beberapa detik. "Oh, itu—" Ia terdengar menarik napas. "Itu sekretarisku. Kita lagi lembur bareng, kan aku bilang tadi aku ada meeting penting. HP aku tadi aku tinggal di meja, jadi mungkin dia yang angkat." "Sekertaris? Bukannya sekertaris kamu si Revan ya? Apa

    Last Updated : 2024-12-17
  • Hasrat Terlarang Sang Bodyguard   Bab 16

    "Mas Liam!" suara Nayya terdengar dingin. "Kamu ini kerja atau pacaran sama dia? Kenapa kalian deket banget?"Perempuan itu segera mundur beberapa langkah, wajahnya pucat. Liam bangkit dari kursinya, mencoba mengendalikan situasi. Meskipun kehadiran sang istri sempat membuatnya terkejut."Nayya, apa yang kamu lakukan di sini?" tanyanya mencoba untuk tetap tenang. Setenang ekspresi wajahnya."Aku ke sini buat mastiin sesuatu," balas Nayya sambil melipat kedua tangannya di dada, matanya menatap tajam pada Liam.Sekertaris itu membuka mulut, mencoba menjelaskan. "Bu— saya hanya membantu Pak Liam menyelesaikan laporan. Kami tidak—""Diam!" suara Nayya meninggi. "Aku gak nanya sama kamu!" Tatapannya menjurus tajam ke arah wanita tersebut."Nayya, sudah cukup!" potong Liam, nadanya tajam. "Aku benar-benar sedang bekerja. Kenapa kamu harus datang ke sini dan membuat keributan?"Nayya tertawa sinis. "Keributan? Mas, kamu tahu ga

    Last Updated : 2024-12-18

Latest chapter

  • Hasrat Terlarang Sang Bodyguard   Bab 94

    "Liam..."Merasa namanya dipanggil, Liam pun menoleh ke sumber suara. Tak jauh darinya, berdiri seorang wanita paruh baya dengan raut wajah tenang namun sorot matanya tajam penuh kekhawatiran. Widuri—ibunya—menatapnya tanpa senyum."Kita bisa bicara sebentar?" tanyanya, lembut tapi jelas.Liam berdiri, sedikit gugup. "Tentu aja Ma."Mereka berjalan dalam diam menuju ruangan sebelah. Begitu sampai di sana, Widuri langsung menatap putranya tanpa basa-basi.“Kamu yakin sama keputusan ini, Liam?”Liam menghela napas, lalu duduk. "Kalau Mama maksud soal pernikahan... ya, aku udah yakin."Widuri tetap berdiri, menyilangkan tangan. “Liam, dia itu umurnya masih jauh di bawah kamu. Belum lagi dia sebatang kara, keluarganya gak jelas kayak gimana. Kalau kamu ngerasa bertanggungjawab sama Nayya, kamu kan gak wajib buat nikahin dia. Kamu masih bisa melakukan hal lain."Pernyataan sang Mama, itu membuat Liam terdiam beberapa detik sebelum menjawab pelan, “Ma, Nayya gak punya siapa-siapa selain aku

  • Hasrat Terlarang Sang Bodyguard   Bab 93

    "Kalau aku harus ngertiin kamu terus, gimana sama aku, hah?!"Pertengkaran makin memanas. Nafas Cintya memburu, matanya memerah menahan air mata yang ingin pecah. Liam berdiri di hadapannya, masih mencoba menahan semua emosi yang menggelegak dalam dadanya.“Jawab aku, Liam!” bentak Cintya tiba-tiba. “Kamu bilang semua ini karena tanggung jawab, dan rasa bersalah kamu ke Nayya. Terus aku gimana? Apa kamu gak ngerasa bersalah padaku? Apa kamu gak kasian sama aku?"Liam terhenyak. Mulutnya terbuka, tapi tak ada kata yang keluar. Wajahnya menegang.Cintya melangkah mendekat, tatapannya menusuk. "Kamu lupa sama impian kita dulu? Kita akan menikah setelah dapat pekerjaan baik, bangun rumah tangga harmonis, hidup bahagia sampai tua. Apa kamu lupa impian kita itu?""Tapi Nayya sebatang kara, Cintya. Kasian dia. Toh— pernikahan ini hanya sementara. Aku akan segera ceraikan dia setelah Nayya bisa hidup mapan."Cintya menatap Liam dengan wajah hancur, air matanya mulai jatuh satu per satu. Ia me

  • Hasrat Terlarang Sang Bodyguard   Bab 92

    "Kamu gak bohong kan?" tanya Nayya dengan mata berkaca-kaca. Seolah ia menaruh banyak harapan pada pria di depannya.Liam menghela napas panjang, lalu menarik Nayya ke dalam pelukannya. Gadis itu diam, hanya membiarkan dirinya tenggelam dalam dekapan hangat yang selama ini menjadi satu-satunya tempat ia merasa aman."Aku gak bohong, Nayya," bisik Liam dengan suara lirih. "Aku udah janji sama Tante Dewi… aku bakal jagain kamu, sampai kapanpun."Nayya terdiam, matanya kembali berkaca-kaca. Pelukan Liam terasa begitu tulus, dan untuk sesaat, ia merasa semua luka bisa perlahan disembuhkan."Aku takut kehilangan lagi, Liam," gumamnya. "Tante Dewi satu-satunya keluarga yang aku punya… dan sekarang aku cuma punya kamu."Liam merapatkan pelukannya, seolah tak ingin membiarkan Nayya jatuh lagi. "Kamu gak sendiri. Selama aku masih bisa bernapas, kamu gak akan pernah sendiri."Nayya memejamkan mata. Tangisnya akhirnya pecah dalam diam. Ia tahu, kata-kata Liam bukan sekadar janji kosong. Tapi ia

  • Hasrat Terlarang Sang Bodyguard   Bab 91

    "Liam... kamu ingat janji kamu ke tante, kan?" Liam menelan ludah. Dada terasa sesak. Ia tahu ke mana arah pembicaraan ini. "Kamu janji bakal jaga Nayya selamanya... dan aku ingin melihat kalian menikah sebelum aku pergi." Ruangan terasa semakin sunyi. Nayya terkejut, matanya membesar. "Tante, kenapa tiba-tiba bicara seperti ini?" Dewi tersenyum lembut. "Karena Tante ingin kamu bahagia, Nay. Tante ingin kamu punya seseorang yang bisa selalu menjagamu... dan aku percaya Liam adalah orang yang tepat." Liam menunduk, hatinya kacau. Janji yang dulu ia buat saat masih dipenuhi rasa bersalah, kini kembali menghantuinya. Ia teringat Cintya. Wajahnya, suaranya, harapannya. Namun, di saat yang sama, ia juga melihat Nayya. Perempuan yang sudah melalui banyak hal karena kesalahannya. Gadis yang selama ini ia lindungi,

  • Hasrat Terlarang Sang Bodyguard   Bab 90

    Cintya menggigit bibirnya, matanya kembali memerah. "Berapa lama aku harus menunggu, Liam?" Liam tidak bisa menjawab. Ia tidak tahu. Cintya tersenyum pahit, lalu menarik tangannya dari genggaman Liam. "Aku gak tahu apakah aku bisa menunggu atau tidak." Liam tidak bisa membiarkan Cintya pergi begitu saja. Ia segera berdiri dan mengejarnya keluar restoran. Langkahnya cepat, penuh dengan kegelisahan yang menghantui pikirannya. "Cintya!" panggilnya saat melihat wanita itu berjalan menuju mobilnya. Cintya berhenti, tapi tidak langsung menoleh. Ia menarik napas dalam-dalam sebelum akhirnya membalikkan badan. Matanya masih menyiratkan luka dan keraguan. "Apa lagi, Liam?" suaranya terdengar lelah. Liam mendekat, kali ini tanpa ragu. "Aku tahu aku sudah banyak mengecewakan kamu, dan aku tahu ini gak adil buat kamu. Tapi, aku serius, Cintya. Aku gak mau kehilangan kamu."

  • Hasrat Terlarang Sang Bodyguard   Bab 89

    Malam itu di salah restoran. Liam duduk di kursi berhadapan dengan Cintya, mantan kekasihnya. Wanita itu tampak cantik dalam balutan gaun hitam, tetapi ekspresinya penuh amarah dan kekecewaan. Sejak tadi, Cintya belum mengucapkan sepatah kata pun, hanya menatapnya tajam. Akhirnya, ia berbicara. "Aku gak habis pikir, Liam." Suaranya dingin. "Setelah sekian lama gak ada kabar, sekarang aku dengar kamu sibuk merawat perempuan lain?" Liam menatapnya dengan ekspresi datar. "Ini bukan seperti yang kamu pikir, Cintya. Lagipula dia bukan orang lain. Dia—" "Dia korban kecelakaan waktu itu kan? Aku tau kok." Perempuan itu menyandarkan punggungnya ke kursi, melipat tangan di depan dada. "Yang gak habis pikir, kenapa kamu sampai rela menghabiskan banyak waktu untuk dia sampai melupakanku." Liam mengepalkan tangannya di bawah meja. "Aku gak bermaksud buat lupain kamu. Aku hanya sedang mempertanggungjawabkan semua kesalahanku ke Nayya

  • Hasrat Terlarang Sang Bodyguard   Bab 88

    Liam duduk di sofa kecil di dekat ranjang, menatap Nayya yang sedang tertidur. Gadis itu masih terlihat lemah, meskipun kondisinya jauh lebih baik dibandingkan saat pertama kali sadar dari koma. Nafasnya tenang, dadanya naik turun perlahan di bawah selimut putih yang menutupi tubuhnya. Sudah beberapa bulan berlalu, dan sejak saat itu, Liam hampir tidak pernah meninggalkan Nayya. Ia yang menggantikan perban luka di lengannya, membantunya berjalan saat fisioterapi, dan menyuapinya saat Nayya masih terlalu lemah untuk makan sendiri. Setiap hari, tugas Liam adalah menjaga dan merawat gadis itu. Seperti pagi tadi— "Pelan-pelan, Nay." Liam berdiri di sampingnya, satu tangan memegang lengan gadis itu, sementara tangan satunya berada di punggungnya, menopang tubuhnya agar tidak terjatuh. Mereka sedang berjalan di taman belakang rumah, udara sejuk menyelimuti pagi itu. Nayya mengerutkan kening, fokus pada langkahnya. Ia masih merasa canggung dan tidak stabil, tapi dengan Liam di sis

  • Hasrat Terlarang Sang Bodyguard   Bab 87

    "Tante... siapa?" Jantung Dewi seperti berhenti berdetak. Air mata langsung menggenang di matanya saat ia meraih wajah Nayya dengan kedua tangannya. "Nayya, kamu gak ingat Tante? Kamu gak ingat siapa aku?" Gadis itu semakin bingung, napasnya tersengal. "Aku... aku gak tahu..." Dewi menoleh cepat ke arah dokter yang baru masuk, wajahnya dipenuhi kecemasan. "Dok, kenapa dia begini? Kenapa dia gak ingat aku?" Dokter menarik napas panjang sebelum berbicara. "Bu Dewi, kami sudah memprediksi ini. Berdasarkan hasil pemeriksaan, ada kemungkinan besar Nayya mengalami amnesia akibat trauma otak yang ia alami dalam kecelakaan itu. Amnesia. Dewi merasa kepalanya berputar. "Jadi... dia gak ingat apa pun?" suaranya terdengar bergetar. Dokter mengangguk. "Hilang ingatan total. Dia bahkan mungkin tidak ingat siapa dirinya sendiri." Dewi langsung menatap Nayya lagi, hatinya mencelos melihat betapa kosongnya ekspresi gadis itu. "Nayya..." bisiknya, suaranya nyaris tidak terdengar.

  • Hasrat Terlarang Sang Bodyguard   Bab 86

    Jika ia harus pergi lebih cepat, siapa yang akan menjaga Nayya? Siapa yang akan memastikan keponakannya tidak merasa sendirian di dunia ini? Ia menggeleng, menolak membiarkan pikirannya terlalu jauh. "Tante cuma ingin seseorang yang bisa menjaga kamu dengan baik," bisiknya. "Dan tante harap... dia bisa melakukan itu untuk kamu." Suara langkah kaki terdengar di balik pintu, menghentikan monolog Dewi. Ia mengangkat kepalanya dan menoleh ke arah pintu, di mana seseorang berdiri ragu-ragu. Liam. Dewi menatap pemuda itu lama, membaca ekspresinya yang terlihat penuh keraguan. Ada sesuatu di matanya—penyesalan, kebingungan, dan mungkin sedikit ketakutan. Liam yang ditemani oleh salah satu petugas kepolisian dan sang pengacara, akhirnya melangkah masuk dengan canggung, lalu berhenti di ujung tempat tidur Nayya. Pandangannya terarah pada gadis yang terbaring tak berdaya di hadapannya. Dewi menghela napas dalam, lalu berbicara tanpa menatap Liam. "Kamu datang ternyata." Liam men

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status