Waaahhh, tambah seruuu bestie!! Lanjut gak nih...? Yang mau tambahan bab yuk Vote ya~~
Bella terlihat duduk di sofa tanpa melepaskan tautan tangannya dengan Austin.Sedangkan Austin, menunggu Nick membuka laptopnya. Dia tidak ingin Nick menyimpan satu pun foto yang terlihat lekukan tubuh Bella.Dia tidak peduli dengan ancaman yang di berikan Nick, mengetahui Nick bisa dengan bebas melihat bagian sensitif Bella membuatnya kembali meradang.Nick yang merasa terintimidasi berpikir untuk melakukan sesuatu untuk menjadi senjata untuknya di kemudian hari."Jangan berpikir terlalu jauh Nick ! Jauhkan semua pikiran licikmu..! Itu tidak berlaku untukku..!!" seru Austin yang membuat Nick mati kutu."Sial..!!" maki Nick.Ringgg ringggAustin merogoh ponselnya."Bagaiana Max..?" seru Austin."Sudah saya bereskan Tuan, sekarang pria besar ini ada di gudang dengan jari yang tidak lengkap..!" jawab Max dengan santai."Bagus..!! Aku akan bereskan yang disini..!!" balas Austin dan tersenyum dingin.Max selalu bisa di andalkan."Siapa sayang?" tanya Bella."Hmm..? Max yang menelpon..." j
"Nick kamu bisa pergi..!! Dan jangan berani untuk melakukan sesuatu kalau masih ingin bernafas...!! Aku akan memberikan tugas untukmu, jadi masuk ke kantor seperti biasa..!!" ancam Autsin dengan sorot mata dinginnya."Ba-baik..!!" jawab Nick cepat dan berlari keluar menuju pintu keluar.BrakSuara pintu tertutup.Austin langsung meraih Bella masuk ke dalam pelukannya.Dan sedetik kemudian air mata Bella yang sedari tadi tertahan tumpah dengan derasnya. Hatinya terlalu sakit mengetahui kenyataan.Dan dia sadar diri, dia pun melakukan hal yang sama. Tindakannya pun tidak dia benarkan."Sssttttt... Ssstttt..." gumam Austin menenangkan Bella. Diusapnya dengan lembut punggung Bella yang terisak."Austin... hikss... hikss... Apa memang aku yang salah di sini..?" lirih Bella dengan isakan tangisnya. Menangkup wajahnya di dalam dada hangat Austin."Sejak kapan dia seperti itu... Hikss... Hikss... aaaa... aaaa.... Austin...!!!" tangis pilu menyanyat hati dari Bella.Austin hanya bisa memeluk Be
Desahan dan lenguhan saling bersahutan diantara dua insan yang meluapkan rasa cinta mereka.Kerinduan yang teramat dalam kepada Bella membuat Austin ingin membuat Bella merasakan seluruh hujaman cintanya.Luka yang begitu dalam di toreskan oleh sang suami ditutupi oleh pria yang mencintainya begitu dalam.Tiap detik, tiap menit, tiap jam, tidak mengenal tempat dan waktu. Tidak melihat suasana dan kondisi. Bella mendapatkan tatapan penuh cinta dari pria yang tidak pernah terbersit dipikirannya. Pria yang kini sedang menindihnya dengan tatapan mendamba. Bukan tatapan yang hanya dipenuhi nafsu belaka.Austin yang tidak pernah egois dalam melakukan sek-s bersamanya, selalu mendahulukan dirinya untuk terus mencapai or-gas-me. Membuat dirinya menembus batas kenikmatan berkali-kali.Setiap sentuhan, kecupan, hisapan, sesapan, jilatan dari Austin dia lakukan dengan lembut dan tidak tergesa-gesa.Setiap sudut tubuhnya seolah-olah sudah dia telusuri senti demi senti, inchi demi inchi tidak Austi
"Ehh... Austin..!!!" kaget Steve yang melihat Austin ikut masuk."Yo...!" jawab Austin santai.Steve berdiri dan menghampiri Austin, mengambil sebagian kantongan belanja dari tangan Austin."Kenapa bisa sama-sama..?" tanya Steve sambil menyimpan kantongan belanja di atas meja dapur yang disusul oleh Austin."Ohh... Tadi pas aku lewat depan swalayan gak sengaja lihat Bella sedikit kesusahan bawa belanjaan segini banyak sendirian. Aku kira dia sama kamu...!! Ternyata Bella sendiri, jadi aku paksa untuk antar sampai ke sini..!!" jelas Austin dengan penuh makna."Ah... Iya.. tadi aku ada sedikit pekerjaan. Jadi tidak bisa mengantar Bella.." jawab Steve."Aku ke dalam dulu untuk ganti pakaian.." sela Bella sambil sedikit melirik ke arah Austin."Iya sayang.." jawab Steve.Austin hanya diam dan tersenyum.Kemudian Bella masuk ke dalam kamar. Dan berganti dengan pakaian rumah. Di dalam dadanya bergemuruh melihat wajah Steve. Tiba-tiba foto yang dia lihat tadi pagi terlintas di pikirannya. Be
Mendengar perkataan Austin, spontan Steve berbalik ke belakang melihat Bella."Huftt..." Steve menghembuskan nafas beratnya.Bersyukur Bella berada jauh di dapur dan sedang serius memasak, jadi tidak mungkin Bella mendengarkan perkataan Austin.Austin tersenyum smirk. "Sudah kuduga!" batinnya.Steve kembali melihat ke arah Austin."Hmm..." gumam Steve mengangguk tidak enak merasa ketahuan oleh sahabatnya."Kamu tidak akan melakukan hal gila ‘kan..?!" tanya Austin penuh curiga. Dia tidak ingin sampai Bella melihat sesuatu yang akan membuatnya terluka."Ti-tidak mungkin..." jawab Steve cepat namun Austin mendapatkan raut wajah mencurigakan dari Steve."Hmm... Baiklah, kalau begitu aku balik ya..!" pamit Austin."Ok Bro..!!" jawab Steve dan menutup pintu rumahnya.Austin terdiam sejenak. Berpikir agar Bella bisa keluar dari situasi ini.Tapi apapun yang dia pikirkan tetap tidak ada jalan keluar. Dengan menghela nafas berat, Austin melangkah menuju mobil."Aku yakin, kamu wanita yang kuat
"Hahhahaha... Sudah aku duga, pasti ada sesuatu yang terjadi antara kalian berdua ‘kan..?" goda Giselle."Dia juga menghubungiku dan tidak berhenti memujimu Bel..!!!" lanjut Giselle apa adanya.Karena setelah Bella pulang dari kantor Daniel. Daniel langsung menghubungi Giselle dan mengatakan Bella sangat berpotensi dan semakin cantik serta feminin.Blusshh"Benarkah..? Hhehehe... Aku juga senang bisa bekerja sama dalam proyek ini bersama Daniel.." jawab Bella dengan senyuman manisnya."Hmm... Dia tidak berhenti memuji hasil pekerjaanmu.. Semoga kerjasama kalian dalam proyek berjalan sukses ya..!!" ucap Giselle."Iya... Dan thank you kamu yang sudah kasih info ini ke aku...!" ujar Bella."Jangan terlalu sungkan seperti itu Bel..!! Aku memberikan proyek ini karena aku tahu kemampuanmu..!!" seru Giselle."Kamu memang sahabat terbaikku Giselle !!!" ucap tulus Bella dengan mata sedikit berkaca-kaca."Heyy... kenapa sampai seperti itu..!! Please Bella..!!" panik Giselle melihat sahabatnya ya
Bella akhirnya menyelesaikan cucian piringnya. Di aturnya semua piring dan makanan yang masih tersisa."Ah iyaa... Aku belum buat camilan untuk teman minum bersama Giselle..!!" gumam Bella."Giselle...??!!" teriak Bella dari jauh sambil mengambil pan dari dalam rak."..."Tidak mendengar sahutan Giselle. Bella menyimpan pan yang dipegangnya ke atas kompor. Kemudian menyusul Giselle."Ahhh iyaa... Sorry aku kebelet tadi..." seru Giselle yang tiba-tiba muncul dari arah toilet ruang tamu."Ohh iya... Sudah aman..?" tanya Bella yang melihat wajah Giselle begitu merah."Hmm... Iya sudah..!!" balas Giselle cepat."Kamu sudah minum duluan ya..?!!" selidik Bella sambil memicingkan matanya."Hah..??" tanya Giselle bingung."Gak kok..!!" sambung Giselle."Ayoo ngaku..! Tuh muka kamu sudah kayak kepiting rebus..!! Hahhhaa..." seru Bela.Deg"Hehhehe... Ketahuan ya ?!" cengengesan Giselle tersenyum malu."Ada apa Bel..?" tanya Giselle, mengalihkan pembicaraan."Oh iya, kamu mau makan apa untuk ca
Kemudian Max datang dan memberikan tas milik Nick. Tas yang awal kejadian bersama Bella serta sebuah kamera kecil yang Nick sembunyikan untuk merekam Bella."Dan kau pikir trick kecilmu yang seperti ini berhasil untuk menipuku..?" sindir Austin menunjukkan kamera yang di simpan oleh dirinya di sudut ruangan di kamar Hotel tersebut.Dia ingin itu menjadi senjatanya untuk menekan Austin dan Bella. Agar Bella kembali dengan sukarela menyerahkan dirinya."Ti-tidak Pak..!!" balas Nick dengan suara kesakitan dan ketakutan.CuihhhhAustin meludahi wajah Nick.Kemudian Austin menjaga jarak dari mereka dengan sedikit mundur lima langkah ke belakang."Baiklah...!! Karena kalian suka permainan sek-s... Aku akan mengabulkan permintaan kalian...!!" seringai Austin dan melemparkan tas milik Nick di depannya."Max... lepaskan mereka..!!" seru Austin memberi titah."Baik Tuan...!!"Kemudian Max membuka ikatan mereka satu persatu dan di buat berlutut di depan Austin."Sudah aku katakan padamu sebelumn