Kemudian Max datang dan memberikan tas milik Nick. Tas yang awal kejadian bersama Bella serta sebuah kamera kecil yang Nick sembunyikan untuk merekam Bella."Dan kau pikir trick kecilmu yang seperti ini berhasil untuk menipuku..?" sindir Austin menunjukkan kamera yang di simpan oleh dirinya di sudut ruangan di kamar Hotel tersebut.Dia ingin itu menjadi senjatanya untuk menekan Austin dan Bella. Agar Bella kembali dengan sukarela menyerahkan dirinya."Ti-tidak Pak..!!" balas Nick dengan suara kesakitan dan ketakutan.CuihhhhAustin meludahi wajah Nick.Kemudian Austin menjaga jarak dari mereka dengan sedikit mundur lima langkah ke belakang."Baiklah...!! Karena kalian suka permainan sek-s... Aku akan mengabulkan permintaan kalian...!!" seringai Austin dan melemparkan tas milik Nick di depannya."Max... lepaskan mereka..!!" seru Austin memberi titah."Baik Tuan...!!"Kemudian Max membuka ikatan mereka satu persatu dan di buat berlutut di depan Austin."Sudah aku katakan padamu sebelumn
"Bel... Sudah yuk minumnya. Kamu sudah minum banyak nih..!" seru Giselle."Hehehehe.. .Gak kok Giselle..!!" jawab Bella santai karena memang dia sudah janji kepada Austin untuk menahan diri tidak minum alkohol berlebihan."Aku hanya lagi mikir dengan hatiku saat ini. Lagi bahagia atau lagi sedih atau lagi sakit...!!" ucap Bella sambil menerawang jauh. Pandangannya dia alihkan melihat jendela.Perasaannya sangat sulit dia jelaskan.Apa memang di sini dia yang salah..? Siapa yang memulainya pertama..?Perasaannya kepada suaminya perlahan menghilang bahkan saat melihat Steve seperti melihat pria asing.Bella seperti tidak mengenal sosok suaminya lagi.Dan di saat dia tahu pengkhianatan suaminya. Ada sosok pria lain yang sangat memanjakan dan mencintainya. Di mana dirinya merasa sangat di hargai, di manja, dan merasakan artinya hubungan dalam kata saling mengisi satu sama lain.Tanpa sadar Bella menitikkan air matanya."Bel..? Are you ok ..?" khawatir Giselle melihat Bella."Hmm..? Ah iya.
"Agggghhhhh Baby..!!!" suara jeritan wanita yang tertahan.Dan disusul suara pria yang sangat Bella kenali, "Ughh Baby, kamu sangat seksi...!! Ahhh.. Ahhh..!"Seketika tubuh Bella gemetar. Tidak ingin percaya dengan apa yang baru saja dia dengar.Namun terdengar lagi dengan begitu jelas, suara wanita yang terus mengerang dan mendesah."Faster baby, please...!" suara wanita yang sangat Bella kenali."Baby..? Tunggu...!!! Baby..??? Ja-jangan bilang?? Kanada..?" batin Bella menerka-nerka.Amarah Bella begitu membuncah. Dadanya terasa begitu sakit dan sesak. Di khianati oleh dua orang yang paling dia percaya di dunia ini. Dua orang yang selama ini ada dalam hidupnya.Darahnya berdesir hebat. Tubuhnya seketika melemas. Tangannya mengepal kuat.Bella memukul dadanya dengan kepalan tangan. Semakin keras dipukulnya semakin bergetar hebat tubuhnya.Tapi tidak ada air mata yang dapat dia keluarkan saat ini. Entah karena terlalu shock membuat air matanya mengering. Atau terlalu sakit luka yang te
"Arghhh kau memang sangat nakal Giselle. Tapi aku menyukainya...!!" serak Steve yang kembali merem melek merasakan jepitan kewanitaan Giselle. Walaupun begitu becek karena sisa tumpahannya. Tidak mengurangi kenikmatan gesekan di bagian tongkatnya.Giselle bergerak naik turun liar sehingga kedua pa-yu-dara nya yang sintal dan kenyal menabrak-nabrak wajah Steve meminta di mainkan.Steve meraup dengan kedua tangannya meremas pa-yu-dara Giselle dan memasukkannya ke dalam mulutnya. Membuat Giselle semakin gelonjotan tidak karuan."Arghh Ahh.. Ahhh... Stevee... A-akuu.. Akuu...!!!" racau Giselle yang hampir mendapatkan puncaknya.Mendengar racauan Giselle, Steve membantu dengan ikut memompa dan menghentakkan pantatnya dengan cepat.Giselle semakin menjerit dan mengeluh manja. Diraihnya wajah Steve yang sedang melu-mat pucuk pa-yu-dara. Kemudian dengan menciumi dan menyesap bibir Steve. Lidahnya masuk ke dalam rongga mulut Steve. Steve ikut membalas liarnya permainan bibir Giselle.Hingga pe
Bella masih terisak di dalam dekapan Austin. Tangisan pilu terdengar dari Bella.Hatinya teriris, tersayat, karena suaminya tega melakukan itu bersama sahabatnya sendiri di kala dia ada saat itu.Apakah setidak berharga kah dirinya di mata mereka berdua.Steve yaang merupakan pria pertama yang dia cintai, dia abdikan hidupnya untuk pria yang sangat dia cintai. Walau kadang bertolak belakang dengan dirinya sendiri. Mencoba mengerti semua yang dikatakan oleh suaminya.Berusaha menjadi wanita yang diinginkan seorang Steve. Tidak pernah dia berkata tidak atau pun menolak apa yang suaminya inginkan. Dan keputusan suaminya selalu mutlak.Mencoba bertahan pada saat sang suami tidak pernah lagi memberikan nafkah batin untuk dirinya.Selalu mencoba mencari cara agar hubungan ranjang mereka kembali panas seperti dulu. Namun, hasilnya selalu kecewa yang di dapatkan dirinya.Karena tidak mungkin akan berhasil apabila hanya dari salah satu pihak yang berusaha. Sedangkan suaminya hanya fokus di kar
"Ah.. Tidak ada sayang, biar aku yang selidiki.." jujur Austin. Merasa ada sesuatu yang janggal."Apa sebelumnya pada saat di Kanada mereka sudah berhubungan..?" pikir Austin."Max harus segera mengecek CCTV Hotel di Kanada..." batinnya.Setidaknya kalaupun memang faktanya seperti itu. Berarti Steve lah yang lebih dahulu melakukan hal tersebut.Dia tidak ingin Bella terus menyalahkan dirinya sendiri."Apa semua karena salahku sayang, aku yang memberikan Giselle dan Steve kesempatan..?" lirih Bella."Hmm... lagi-lagi..." batin Austin.GrepDiangkatnya tubuh Bella agar naik ke atas pangkuannya."Berhenti menyalahkan dirimu sayang... Entah itu kesempatan atau bukan. Semuanya kembali kepada diri kita masing-masing... Dan kembali dengan perasaan kita... Apakah memang itu sebuah kesalahan atau untuk kesenangan...""Sama seperti aku menggodamu waktu itu.. Di malam itu, aku hanya penasaran, apa yang membuat rumah tangga kalian dingin seperti yang di ceritakan oleh Steve...""Dan ketika aku me
Austin terus memberikan sentuhan dan kecupan lembut di tiap tubuh indah nan putih bersih milik Bella."Kamu wangi dan nikmat sayang..." suara berat Austin yang begitu mendominasi.Bella hanya bisa terus mendesah dan menggeliatkan tubuhnya karena geli yang dia rasakan.Geli tapi begitu merangsang di setiap kecupan Austin.Warna kulit tubuh Bella seputih kapas, bagai porselen yang begitu berharga. Austin menyentuhnya dengan begitu manja dan cinta.Takut apabila sentuhannya akan melukai kulit indah Bella yang tanpa cela dan noda itu."Uhmmppp.. Ahh... Austin... Sayang....!" rengekan Bella di sertai remasan lembut di rambut Austin ketika Austin memilinkan lidahnya di pucuk pa-yu-dara bagian kanan Bella dengan begitu pelan.Di sesapnya bagian pinggir pa-yu-dara Bella yang berwarna putih itu. Dengan beberapa kali hisapan keras dan lembut."Ahh... Sayang..." jerit manja Bella."Uhhmm, aku akan memberikan tanda di tubuhmu sayang..." balas Austin yang masih terus menyesap kulit kenyal Bella di
Diarahkannya tongkat kejantanannya ke li-yang kewanitaan Bella. Dan... Blesss"Arghh.. uhmpp.." gumam Bella di sela ciuman mereka.Dapat Bella rasakan milik Austin begitu penuh di dalam tubuhnya."Ahhh Austin, sayang," desahan Bella ketika Austin mulai memacu tubuhnya dengan pelan namun tetap begitu nikmat di rasakan oleh Bella."Aku akan membuatmu melupakan kesedihanmu sayang.. Biarkan aku masuk ke dalam hatimu seutuhnya... Maafkan aku yang egois ini...!!" seru Austin di sela-sela pompaannya."Ah.. ah... ahh...Sayang...!!" balas Bella dengan tatapan sendu ke Austin disela desahannya.Austin kembali menciumi bibir Bella dan meremas pa-yu-dara Bella bergantian, menghujam tubuh Bella lebih dalam dan keras.Bella memeluk tubuh kekar Austin dengan kuat. Kukunya sedikit dia tancapkan karena merasakan sensasi luar biasa di inti tubuhnya.Austin melepaskan ciumannya dan menatap wajah Bella. Mengukungnya dengan lekat."Akan aku buktikan, kalau cintaku tidak akan pernah habis untukmu, karena r