Diarahkannya tongkat kejantanannya ke li-yang kewanitaan Bella. Dan... Blesss"Arghh.. uhmpp.." gumam Bella di sela ciuman mereka.Dapat Bella rasakan milik Austin begitu penuh di dalam tubuhnya."Ahhh Austin, sayang," desahan Bella ketika Austin mulai memacu tubuhnya dengan pelan namun tetap begitu nikmat di rasakan oleh Bella."Aku akan membuatmu melupakan kesedihanmu sayang.. Biarkan aku masuk ke dalam hatimu seutuhnya... Maafkan aku yang egois ini...!!" seru Austin di sela-sela pompaannya."Ah.. ah... ahh...Sayang...!!" balas Bella dengan tatapan sendu ke Austin disela desahannya.Austin kembali menciumi bibir Bella dan meremas pa-yu-dara Bella bergantian, menghujam tubuh Bella lebih dalam dan keras.Bella memeluk tubuh kekar Austin dengan kuat. Kukunya sedikit dia tancapkan karena merasakan sensasi luar biasa di inti tubuhnya.Austin melepaskan ciumannya dan menatap wajah Bella. Mengukungnya dengan lekat."Akan aku buktikan, kalau cintaku tidak akan pernah habis untukmu, karena r
Daniel tidak ingin menanyakan hal privasi kepada Giselle, tanpa Giselle yang memberitahukannya terlebih dahulu.Dengan cepat Daniel menekan nomor 2 dan di tahan lama hingga terlihat nama Bella di layar ponselnya.Tuutt.... tuuuttt.... tuttttTuttt... tuuuttt.... tuuuttttLima kali Daniel menghubungi nomor Bella tapi tidak kunjung diangkat."Apa Bella baik-baik saja..?" gumam Daniel khawatir kemudian mengambil kunci mobilnya.Daniel berlari keluar dengan tergesa-gesa. Membuat semua karyawannya menjadi heran."Ada yang terjadi Pak..?" tanya Asisstent Daniel yang menyusul Daniel."Ada urusan penting..!!! Tolong kamu yang atasi masalah di kantor..!!” Seru Daniel yang langsung masuk ke dalam mobilnya."Baru kali ini raut wajah Pak Daniel terlihat panik seperti itu...!!!" gumam Asistent Daniel.Daniel menyetir tanpa arah. Karena memang baru lagi bertemu Bella setelah empat tahun.Dia tidak tahu harus mencari Bella kemana, akhirnya dia memutuskan kemana tempat terakhir dia bertemu Bella.Tem
Bella hanya mengangguk kecil, ketika tubuhnya sudah kembali di bopong oleh Austin. Kewanitaannya sudah kembali berdenyut-denyut hanya karena ciuman dari Austin.Tubuhnya tidak lagi bisa menolak apa yang akan di lakukan oleh Austin terhadap tubuhnya.Karena terlalu memabukkan dan begitu dia inginkan untuk merasakannya kembali.Setelah selesai melepaskan seluruh guncangan kenikmatan mereka di dalam kamar mandi. Kini Bella sudah berganti pakaian. Yang tentu saja hanya berupa gaun tidur tipis. Baju rumah yang di sediakan Austin untuknya.Sedangkan sisanya hanya pakaian formal dan semi formal untuk dirinya keluar rumah."Ayo sarapan, dan aku akan menunjukkan sesuatu padamu sayang..." seru Austin yang mengatur sarapan di meja makan untuk mereka berdua."Terima kasih..." jawab Bella yang sudah duduk berhadapan dengan Austin."You’re welcome love..." balas Austin lembut, memotong pancake dan menyuapi Bella.Bella membuka mulutnya dan menyambut suapan dari Austin.Perlakuan hal kecil membuat h
"Steve...???" shock Bella melihat Steve dengan kasar dan liarnya bercumbu dan menyetubuhi Joy. Joy sang Sekretaris. Di ruang kerjanya sendiri.Hal yang begitu sulit Bella dapatkan dari suaminya. Nafkah batin selama dua tahun, tetapi suaminya itu dengan mudahnya bercinta bersama wanita lain.Video yang berhasil di rekam oleh Nick tanpa sepengetahuan Steve dan Joy.Pada saat Joy masuk ke dalam ruangan Steve. Nick dengan cepat menahan pintu tersebut. Dan berhasil merekam perbuatan Steve dan Joy."Hmm, iya sayang... Dan jujur...aku juga pernah melakukan sek-s bersamanya... " jujur Austin tidak ingin menutupi seberapa buruknya dia.Dia tidak ingin Bella mengetahui hal tersebut dari orang lain.Mendengar hal tersebut membuat Bella menoleh ke arah Austin dengan tatapan yang begitu tajam.Kemudian berdiri melepaskan pelukan Austin, meninggalkan Austin yang masih terduduk di kursinya."Arghh... Apa aku mengatakannya di saat yang tidak tepat...?" batin Austin yang langsung berdiri dan mengejar
"Ma-maafkan aku Bella, dulu sudah menjadi pria berengsek... Maafkan aku..." ucap Austin menciumi puncak kepala Bella."Maafkan aku sudah melakukan hal itu kepadamu, maafkan aku sudah melecehkanmu sebelumnya, maafkan aku sudah mengancammu untuk mengikuti keinginanku... Maafkan aku..." lirih Austin yang merasa begitu bersalah, karena dialah yang membawa Bella sampai melakukan itu semua, dan karena dialah Bella harus terlibat masalah dengan Nick.Bella menangis sejadi-jadinya mendengar perkataan Austin.Mengingat kembali semua perlakuan Austin terhadapnya. Yang membuat Bella begitu membenci Austin saat itu. Ingin sekali dia hindari Austin sebisa mungkin.Tapi sekarang dia berada di dalam pelukan pria ini.Austin melepaskan pelukannya. Dan sedikit menunduk dan melihat wajah Bella. Di tangkupnya wajah Bella dengan kedua tangannya yang besar.Di usapnya dengan lembut air mata yang terus mengalir dari pelupuk mata Bella. Mengeringkan air mata yang membasahi pipi Bella dengan lembut."Kamu ta
"Selamat pagi Pak..." sapa Joy melihat CEO nya yang baru saja keluar dari lift."Iya pagi Joy," jawab Steve singkat dan masuk ke dalam ruangannya.Joy menyusul masuk ke dalam ruangan Steve. Berjalan dengan begitu seksi, berbalut pakaian sekretaris yang ketat memperlihatkan lekukan tubuhnya."Ini berkas untuk meeting pagi ini bersama Perusahaan LOL... Silahkan di lihat Pak..." ujar Joy sambil meletakkan map berwarna coklat."Hmm... Thank you.." jawab Steve singkat."Kenapa Pak Steve tiba-tiba jadi cuek seperti ini... Dan... matanya terlihat sembab.." batin Joy melihat CEO nya itu dengan seksama.Steve membaca dan membolak-balikkan berkas dari Joy."Hmm, ayo langsung ke ruang meeting!" seru Steve."Baik Pak.." jawab Joy. Kemudian menyusul di belakang Steve.Steve kembali masuk dalam mode fokusnya bekerja. Dirinya benar-benar melupakan masalahnya dengan Bella.Meeting yang dia lakukan pagi ini juga berjalan dengan lancar dan sukses.Tidak terasa meeting selesai tepat jam dua belas siang,
Sesaat sebelumnya...Setelah memblokir semua panggilan telpon dari Steve. Bella melihat begitu banyak panggilan tidak terjawab dari Steve.Tiba-tiba saja terbersit di pikiran Bella untuk membuat Steve merasakan hal yang dia rasakan selama dua tahun terakhir ini.Entah sakit hati akan setiap perlakuannya tiba-tiba saja keluar begitu saja."Aku sangat mencintaimu Steve, tapi apa yang aku dapatkan saat ini? Aku sudah berusaha selama delapan tahun ini menjadi orang yang paling pengertian akan semua keputusan yang kamu buat. Semua keinginan, semua perkataanmu, semua keputusanmu secara sepihak. Aku akan selalu mencoba mengerti dan memahaminya..." gumam Bella dalam hati.Deg"Oh my... Apa ini yang di maksud Austin..?" shock Bella.Tiba-tiba terlintas ucapan Steve kepada dirinya, "Kamu memang wanita yang paling tepat untukku, karena hanya kamulah wanita yang paling mengerti dan paling memahami aku Bella...""Perbedaan arti kata paling dan saling ternyata seperti ini..?" gumam Bella menutup mu
Daniel yang baru saja tiba di ruangannya tersenyum puas melihat satu set meja tambahan sudah ada di ruangannya.Tersusun begitu rapi. Tepat berada di salah satu sudut yang membuat Daniel bisa memandangi wajah Bella—tanpa Bella sadari.Daniel menuju ke kursi kebesarannya dan memasukkan password di komputernya."Ada email dari Bella..!" seru Daniel dengan girang mendapatkan notifikasi dari sudut kanan bawah di layar monitornya.Daniel membuka isi email dan membaca semua naskah yang diberikan Bella."Hmm, semakin hari kemampuan Bella semakin baik, bahkan mendekati sempurna. Membuatku sedikit sulit untuk mengoreksi dan bisa bertukar pesan dengannya lama-lama hanya untuk membahas naskah ini...!!" gumam Daniel kepada dirinya sendiri.Namun, bukan namanya Daniel kalau tidak menemukan celah. Akhirnya, Daniel membuka mode obrolan dan mengirimkan pesan kepada Bella.Kurang lebih selama dua jam Daniel bisa mengulur waktu hanya untuk memperbaiki tiga naskah yang di berikan Bella.Tentu saja itu h