Daniel yang baru saja tiba di ruangannya tersenyum puas melihat satu set meja tambahan sudah ada di ruangannya.Tersusun begitu rapi. Tepat berada di salah satu sudut yang membuat Daniel bisa memandangi wajah Bella—tanpa Bella sadari.Daniel menuju ke kursi kebesarannya dan memasukkan password di komputernya."Ada email dari Bella..!" seru Daniel dengan girang mendapatkan notifikasi dari sudut kanan bawah di layar monitornya.Daniel membuka isi email dan membaca semua naskah yang diberikan Bella."Hmm, semakin hari kemampuan Bella semakin baik, bahkan mendekati sempurna. Membuatku sedikit sulit untuk mengoreksi dan bisa bertukar pesan dengannya lama-lama hanya untuk membahas naskah ini...!!" gumam Daniel kepada dirinya sendiri.Namun, bukan namanya Daniel kalau tidak menemukan celah. Akhirnya, Daniel membuka mode obrolan dan mengirimkan pesan kepada Bella.Kurang lebih selama dua jam Daniel bisa mengulur waktu hanya untuk memperbaiki tiga naskah yang di berikan Bella.Tentu saja itu h
Giselle mendekati Steve, "Aku menyukaimu karena kepolosanmu Steve, tapi sepertinya kamu sudah berubah...! Jadi, aku sudah tidak tertarik lagi denganmu...!!" ketus Giselle dan meninggalkan Steve yang berdiri mematung.Hingga Steve melihat mobil Giselle menjauh."Pak..?" tegur Joy yang sudah berada di belakang Steve."Ah iya Joy...! Maaf kamu melihat hal yang seperti ini.. I-itu, di-dia..." bingung Steve harus menjelaskan dari mana."Yah... Seperti itulah diriku Joy... Seperti yang kamu lihat saat ini...!" sambung Steve.Joy tersenyum."Tidak masalah Pak. Aku malah suka dengan Pak Steve yang seperti itu..." balas Joy dengan senyuman manisnya ke arah Steve.Deg"Hmm, kalau begitu kamu mau menemaniku untuk minum?" tawar Steve."Dengan senang hati Pak..." balas Joy dan langsung mengaitkan tangannya ke lengan Steve dengan manja hingga kedua pa-yu-daranya yang hampir tumpah itu rapat dengan lengan Steve."Ya... Setidaknya tidak ada Bella ataupun Giselle. Masih ada Joy yang bisa menemaniku ma
Melihat Steve masuk ke dalam toilet. Dirinya juga masuk ke dalam kamarnya untuk berganti pakaian dan membersihkan diri.Ceklek"Ah Pak..?!" kaget Joy melihat Steve sudah ada di dekat kamarnya.GlekSteve terdiam mematung melihat penampilan Joy.Joy hanya menggunakan tanktop dengan satu tali berwarna putih, hanya sebatas menutup setengah tubuh atasnya tanpa mengenakan bra. Dapat Steve lihat cuakan pucuk Joy yang tercetak di balik kain tipis yang ia gunakan.Shortpants yang hanya menutup bongkahan sintalnya. Sehingga bibir kewanitaan nya tercetak dengan jelas."Kamu harus kontrol dirimu Steve..!!" serunya dalam hati. Tidak ingin tergoda lagi terhadap wanita lain. Sudah cukup dirinya menyakiti Bella."Pak..?" panggil Joy karena Steve tidak menjawab."Ah iya Joy..!" jawab Steve."Duduk pak.. Biar saya buatkan coklat hangat.." ujar Joy sambil menarik tangan Steve dan menuntunnya untuk duduk di sofa ruang tamu."Hmm, baiklah.." jawab Steve mengikuti Joy.Yah, setidaknya malam ini dia tidak
[Warning Adult Kontent]"Dan setelah ini, kamu akan selalu masuk dalam permainan ku," batin Joy tersenyum smirk. Dia akan melakukan apapun yang Steve inginkan selama bisa berada di sisi CEO—nya itu."Di sini..?" gumam Steve ketika ujung kepalanya menyentuh li-yang belakang Joy.Di gerakkannya perlahan."Akhh..." teriak Joy kesakitan."Ternyata sangat sulit..." batin Steve."Joy, angkat sedikit pantatmu ke atas dan lebarkan kakimu.." Steve mengarahkan karena posisinya kurang bagus."Oke Pak.." jawab Joy dan mengikuti arahan Steve.Di angkatnya sedikit bokongnya dan melebarkan kakinya sehingga li-yang belakangnya terlihat begitu jelas."Aku akan mencobanya lagi..." ujar Steve."Humm.. I-iya..." balas Joy."Nah di sini...!!" batin Steve merasakan ujung kepalanya mulai masuk, Joy sedikit meringis kesakitan. Dan tepat saat dia dorong.Blessss"Akhh...!!!!!" jerit Joy. Dan mengunci tubuhnya."Masuk... Semuanya masuk...!!" pikir Steve.Joy terus meringis kesakitan, merasakan li-yang belakang
"FUCK!! SHIT!!""ARGH!! SIALAN KAU DOM....!!!!""AUSTIN....!!!!! AKU AKAN MEMBALAS SEMUA PERBUATANMU HARI INI...!!!!!"Makian demi makian terus terlontar dari mulut Nick.Dia baru saja dipulangkan ke apartmentnya dengan anak buah Max.Dirinya langsung di lempar masuk ke dalam apartmentnya sendiri.Tubuhnya terkulai lemas tidak berdaya.Dom, orang yang seharusnya dia panggil untuk memberikan hukuman kepada Bella. Malah menghukumnya dengan brutal.Nick tidak menyangka kalau hanya d-ldo dan segala jenis mainannya yang akan Dom masukkan ke dalam tubuh belakangnya.Tanpa Nick tahu, tiba-tiba saja Dom turut memasukkan tongkatnya. Dan menyutubuhi dirinya dengan begitu brutal."Fuck... Fuck...!!!! Aku akan membalas kalian semua....!!!""Terutama kamu Bella...!!! Semua ini karena dirimu...!!!!" gumam Nick yang masih tergeletak di lantai.Tenaganya benar-benar tidak ada untuk melakukan sesuatu. Mulai dari tengah malam kemarin sampai malam ini dirinya terus di hukum oleh Dom.Tubuhnya merasakan
#Flashback ON#"Hmm... Kampusnya lumayan besar dan mewah..." gumam Austin sesaat baru turun dari mobil dengan gaya yang cool. Memakai kaos berwarna hitam, celana jeans dan kacamata hitam, serta sepatu sport hi-ankle berwarna putih.Tepat saat dirinya turun. Semua mata wanita tertuju padanya.Austin dengan santai berjalan melewati koridor gedung. Ingin segera menghadap ke rektor untuk melaporkan dirinya yang terlambat masuk di semester ke dua ini sebagai mahasiswa pindahan.Tap tap tapBughSeorang gadis menabrak bahunya dengan tidak sengaja."Aowhh... Sorry sorry...!!" ujar gadis tersebut."Ka-kamu pasti senga—" seru Austin ingin marah-marah namun terhenti karena gadis yang menabraknya sudah pergi meninggalkan dirinya sendiri dengan sedikit berlari. Biasanya gadis yang menabraknya kalau bukan ingin kenalan atau menggoda dirinya.Karena kesal. Austin mengikuti gadis tersebut. Gadis yang sudah menabraknya."Ckk... Pasti dia sengaja menabrakkan dirinya untuk mencari perhatianku...!!" gum
"Hmm... Iya..." jawab Austin dan mengangguk."Oh my... Austin...!!!" kesal Bella dengan raut wajah tidak percaya."Tapi bukan salahku juga sayang... Masa iya kalau aku minta Steve mati, dia mau ikut mati...? Atau minimal suruh dia meninggalkan pekerjaannya demi kamu... Apa dia akan melakukannya..?" tukas Austin dengan sedikit menyindir Bella. Karena bagi Steve pekerjaan adalah nomor satu dalam hidupnya."Hmm..." gumam Bella malas menanggapi penjelasan Austin. Dan duduk bersandar di dada Austin.Karena dia juga sadar maksud dengan apa yang dikatakan Austin. Intinya kalau Steve memang tidak berniat untuk selingkuh walau di berikan wanita telanjang sekalipun, dia tidak akan tergoda.Tetapi saat ini, Steve malah melakukannya dengan kesadaran penuh. Bukan hanya dengan Giselle, melainkan bersama sekretarisnya."Lalu, boleh aku bertanya?""Apa sayang..?" balas Austin sembari mengusap lengan Bella dengan lembut."Boleh aku tahu keberadaan Steve saat ini...?" tanya Bella."Eh...?" kaget Austin
Setiap moment percintaannya bersama Bella terasa begitu menakjubkan bagi Austin.Masih ada sedikit rasa tidak percaya, kini dia bersama wanita yang merupakan cinta pertamanya.Ekspresi Bella yang menikmati setiap sentuhan Austin terlihat begitu mempesona dan tulus. Wajah malu dan merona ketika mendesah membuat Bella terlihat sangat cantik dan membuatnya ingin terus melihat ekspresi Bella seperti itu."Ahhh..!! Aku benar-benar terjerat dengan cintaku ini..!" batin Austin yang terus memacu dirinya dengan cepat membuat Bella mengerang kenikmatan."Ahh... Kamu sangat cantik love..!" seru Austin.Austin merasakan kewanitaan Bella meremas tongkatnya dengan kuat.Bersama dengan racauan Bella yang menandakan akan mencapai or-gas-menya. Dirinya pun sudah diambang batas menahan denyutan yang begitu kuat di tongkatnya."Oh my! Bellaaa...!!!" erangan pria gagah itu."Ahh... Austinn..!! Eunggg... Ah..."Cairan cinta mereka tumpah begitu banyak menandakan mereka mendapatkan puncak or-gas-me yang be
“Oh my! Love! Aku mau keluar!” geram Austin. Bella semakin mempercepat gerakan kepalanya dan lidahnya bermain semakin liar di dalam sana. Hingga suara geraman suaminya dan hentakan pinggul suaminya yang membuat boa Austin semakin masuk ke dalam tenggorokannya. Cairan hangat dan putih kental itu memenuhi mulut Bella. Wanita cantik itu tersenyum, menyambut semua cairan cinta suaminya itu, ia tak melepaskan milik Austin, ia bahkan menghisap ujung lobang mister p suaminya itu, mengeluarkan semua cairannya dan menelannya tanpa sisa. Kemudian ia melepaskan milik suaminya dan berkata dengan erotis, “Ini sudah bersih sayang.” “Oh my! Love!” suara berat Austin yang langsung membaringkan tubuh istrinya, membuat posisi mereka berbalik. Ia menindih Bella dan melumat bibir istrinya itu. Menatap sang istri penuh cinta. “Enak?” tanya Bella lembut dengan napas berat. “Sangat… dalam sekejap kamu membuatku keluar…” jawab Austin tersenyum puas kepada sang istri, kemudian ia menjilati tengkuk lehe
Ini adalah bab spesial buat kalian semua sayang-sayangkuh ~~~ Semoga kalian suka ya ^^ ----Sebelum baca part ini, ada baiknya kalian lihat video di i9 @ma2.zan >,
Vladimir melihat putranya dan mengangguk setuju.“Terima kasih Ayah,” ucapnya dan melihat ke arah Bryan. “Kamu tahu apa yang harus kamu lakukan Bryan,”“Tentu saja Paman,” jawab Bryan dengan senyuman yang begitu dingin.Pria itu kemudian undur diri dan pamit dari semuanya untuk menghubungi pasukan salju merah untuk mencari keberadaan keluarga Drake hingga tujuh turunan.“Basmi semuanya dan sisakan pria yang bernama Drake,” ujar Austin kepada Bryan. Bryan pun menyetujuinya.Dan hanya dalam beberapa hari semua keturunan keluarga pengusaha Drake tidak ada lagi di daftar penduduk. Kecuali tersisa Drake yang kini berada di Gudang yang begitu gelap.Austin dan Ludwig masuk ke dalam Gudang tersebut, bersama Max dan tentu saja beberapa bawahan Austin dan keluarga Vladislav.Begitu ikatan mata Drake di buka, betapa terkejutnya pria itu melihat pria yang ada di depannya. “Ka… kauuu…kauuu…?” gumamnya tergugu. Suaranya terdengar gemetar.Ludwig menyeringai, “Kenapa ? Apa kau terkejut melihat mayat
Waktu pun berlalu, keesokan paginya Bella bangun dengan masih berpelukan dengan Elle. Setelah menghabiskan waktu sampai jam satu malam, Ibu dan ana kini benar – benar bercerita tentang kehidupan mereka.Bella dengan jujur bercerita tentang rumah tangga nya yang pernah gagal bersama suami pertamanya, namun sekarang dia hidup dengan penuh cinta dalam keluarga suaminya. Serta orang – orang di sekelilingnya yang begitu mencintainya.Elle yang akhirnya bangun tersenyum lembut menatap wajah cantik putri kesayangannya itu. Putrinya yang membuat hidupnya bagaikan di neraka. Tiada hari tanpa ia memikirkan Bella di setiap helaan nafasnya. Kini ia bisa melihat, bahkan menyentuh wajah cantik Bella.“Kamu tumbuh menjadi wanita yang hebat, nak.” Ucap Elle lembut sambil membelai wajah putrinya.“Mom ?” gumam Bella dengan suara serak manjanya kepada Elle. Menandakan wanita cantik itu juga baru terbangun.“Kamu sudah bangun sayang?” tanya Elle lembut.Bella mengangguk pelan.Dan tiba – tiba pintu terb
Austin, Bryan, Ludwig, Arthur, dan Edelmiro duduk di halaman belakang mansion milik Austin dan Bella yang begitu luas. Di sekitar mereka, terdapat kolam renang yang begitu indah dan taman yang indah dengan berbagai macam tanaman dan bunga yang tumbuh subur.Kolam renang yang sangat besar terletak tepat di tengah-tengah halaman belakang, berwarna biru kehijauan dan dipenuhi dengan air yang jernih. Air di kolam renang tersebut mengalir secara perlahan, menghasilkan suara gemericik yang menenangkan. Di sekitar kolam renang, terdapat beberapa kursi mewah yang didesain khusus untuk bersantai di sekitar kolam renang.Di sekeliling kolam renang, terdapat taman yang dipenuhi dengan berbagai macam tanaman dan bunga yang tumbuh subur. Ada beberapa jenis pohon besar yang menghasilkan naungan yang lebat, memberikan kesan sejuk dan menenangkan. Taman juga dilengkapi dengan beberapa patung dan ornamen dekoratif yang menambah kesan elegan dan artistik.Di satu sudut taman, terdapat sebuah teras kayu
Hidangan pun mulai di sajikan satu per satu. Kepiawaian Elle dan Laras di dapur membuat mereka menyajikan makanan yang begitu lezat.“Lalu aku dengar dari Bryan kalau kau sekarang menjabat sebagai direktur utama di rumah sakit besar di Irlandia ? Dan Elle adalah pemilik Galeri terbesar di sana?”“Benar, kedua mertuaku yang begitu shock mendengar cerita kami dan melihat keadaan kami merasa sangat bersedih. Mereka memberikan support yang begitu besar kepada kami berdua. Aku di bangunkan sebuah rumah sakit dan akhirnya berkembang seperti saat ini. Dan Elle diberikan Galeri seni agar anak perempuannya itu tidak bersedih dan larut memikirkan Bella.” Jelas Ludwig.Arthur mengangguk dan kemudian menyeringai, “Dan katanya kau adalah keturunan –“Ting tongBel pintu kembali berbunyi. Austin kembali berdiri untuk membuka pintu menyambut tamu yang datang. Arthur dan Ludwig menhentikan percakapan merekaTerlihat Edelmiro dan Agatha berdiri di depan pintu dengan membawa begitu banyak tentengan kan
“Jadi bagaimana sampai Daddy dan Mommy hidup di Irlandia ?” tanya Bella.Elle tertunduk sedih, “Setelah kondisi kami sudah membaik, Grandpa dan Grandma mu membantu kami untuk pulang. Sedangkan sahabat Daddy dan Mommy juga pergi berpencar ke negara yang berbeda dengan identitas baru kami.”“Grandpa dan Grandma mu di Irlandia memberikan dukungan luar biasa kepada kami berdua.”“Dan begitu kami tiba di Irlandia, kami berdua langsung mencari keberadaan kamu di Swiss, rumah Grandpa Gaston dan Grandma Beatrice. Tetapi yang kami dapatkan adalah berita mengejutkan dari para tetangga yang mengatakan jika mereka pergi dengan tergesa-gesa bersama seorang gadis kecil.” Sambung Elle.“Daddy minta maaf karena tidak bisa menemukan keberadaan kamu Bella, Daddy dan Mommy merasa sangat bersalah.” Ucap Ludwig dengan mata berkaca-kaca.Air mata jatuh di pipi Bella mendengar cerita yang begitu menyedihkan dari kedua orang tua. Bagaimana bisa ia menyalahkan kedua orang tuanya karena kejadiaan naas seperti
Wanita paruh baya itu mengusap lembut punggung Bella, sedangkan pria paruh baya yang berada di sisinya matanya ikut berkaca-kaca menahan embun yang menumpuk di sudut matanya.Bella terlihat semakin kebingungan. Dua orang asing yang tiba-tiba datang memeluknya dan menangis di depannya.Terdengar suara langkah dari dalam. Bella yang masih dalam pelukan wanita asing itu pun menoleh ke suaminya, “Sayang?”Austin tersenyum lembut dan menghampiri istrinya yang terlihat sangat kebingungan itu. Dan hal itu membuat Bella semakin bingung dan bertanya-tanya. Austin memegang pundak istrinya.“Daddy, Mommy… Selamat datang di rumah kami.” ucap Austin kepada pria dan wanita paruh baya di depannya.Bella menekuk keningnya, “Sayang,” perkataan suaminya benar – benar membuatnya sangat bingung.“Apa maksud kamu sayang? Daddy, Mommy?” gumam Bella.Wanita paruh baya itu melepaskan pelukannya, diusapnya air matanya dan menatap Bella dengan senyuman manis di sudut matanya. “Iya sayang, aku mommy mu Elle,
Dan di sinilah keluarga kecil ini berada. Sebelum Arion pindah ke kamarnya. Dia bermanja dengan Bella dan twins.“Hoamss….” Arion menguap dengan besar.“Sudah waktunya tidur ya sayang, besok Arion mau ke sekolah ‘kan?”“Ok mom!”“Cup! Goodnight sayang!” Bella mengecup bibir Arion dan mengusap lembut pipi putranya itu dengan gemas.“Cup ! Goodnight Boy!” ucap Austin dan mengecup pipi Arion.Cup ! Cup! Cup! Sebelum turun dari tempat tidur, Arion memberikan kecupan kepada twins dan Bella.Kemudian pria kecil itu berlari kecil masuk ke dalam kamarnya.Tinggallah Austin dan Bella di atas tempat tidur. Bella bersandar di dada sang suami, memanjakan dirinya.Austin dengan lembut mengusap punggung istrinya. Kemudian dia bergeser dan memperbaiki posisi Bella agar bersandar di headboard dengan nyaman.Pria tampan berhazel biru itu lalu mengambil tempat dan memijit dengan lembut kaki Bella dengan lembut.“Terima kasih sayang…” ucap Bella dengan senyuman bahagianya.Wanita cantik itu menikmati p