Giselle mendekati Steve, "Aku menyukaimu karena kepolosanmu Steve, tapi sepertinya kamu sudah berubah...! Jadi, aku sudah tidak tertarik lagi denganmu...!!" ketus Giselle dan meninggalkan Steve yang berdiri mematung.Hingga Steve melihat mobil Giselle menjauh."Pak..?" tegur Joy yang sudah berada di belakang Steve."Ah iya Joy...! Maaf kamu melihat hal yang seperti ini.. I-itu, di-dia..." bingung Steve harus menjelaskan dari mana."Yah... Seperti itulah diriku Joy... Seperti yang kamu lihat saat ini...!" sambung Steve.Joy tersenyum."Tidak masalah Pak. Aku malah suka dengan Pak Steve yang seperti itu..." balas Joy dengan senyuman manisnya ke arah Steve.Deg"Hmm, kalau begitu kamu mau menemaniku untuk minum?" tawar Steve."Dengan senang hati Pak..." balas Joy dan langsung mengaitkan tangannya ke lengan Steve dengan manja hingga kedua pa-yu-daranya yang hampir tumpah itu rapat dengan lengan Steve."Ya... Setidaknya tidak ada Bella ataupun Giselle. Masih ada Joy yang bisa menemaniku ma
Melihat Steve masuk ke dalam toilet. Dirinya juga masuk ke dalam kamarnya untuk berganti pakaian dan membersihkan diri.Ceklek"Ah Pak..?!" kaget Joy melihat Steve sudah ada di dekat kamarnya.GlekSteve terdiam mematung melihat penampilan Joy.Joy hanya menggunakan tanktop dengan satu tali berwarna putih, hanya sebatas menutup setengah tubuh atasnya tanpa mengenakan bra. Dapat Steve lihat cuakan pucuk Joy yang tercetak di balik kain tipis yang ia gunakan.Shortpants yang hanya menutup bongkahan sintalnya. Sehingga bibir kewanitaan nya tercetak dengan jelas."Kamu harus kontrol dirimu Steve..!!" serunya dalam hati. Tidak ingin tergoda lagi terhadap wanita lain. Sudah cukup dirinya menyakiti Bella."Pak..?" panggil Joy karena Steve tidak menjawab."Ah iya Joy..!" jawab Steve."Duduk pak.. Biar saya buatkan coklat hangat.." ujar Joy sambil menarik tangan Steve dan menuntunnya untuk duduk di sofa ruang tamu."Hmm, baiklah.." jawab Steve mengikuti Joy.Yah, setidaknya malam ini dia tidak
[Warning Adult Kontent]"Dan setelah ini, kamu akan selalu masuk dalam permainan ku," batin Joy tersenyum smirk. Dia akan melakukan apapun yang Steve inginkan selama bisa berada di sisi CEO—nya itu."Di sini..?" gumam Steve ketika ujung kepalanya menyentuh li-yang belakang Joy.Di gerakkannya perlahan."Akhh..." teriak Joy kesakitan."Ternyata sangat sulit..." batin Steve."Joy, angkat sedikit pantatmu ke atas dan lebarkan kakimu.." Steve mengarahkan karena posisinya kurang bagus."Oke Pak.." jawab Joy dan mengikuti arahan Steve.Di angkatnya sedikit bokongnya dan melebarkan kakinya sehingga li-yang belakangnya terlihat begitu jelas."Aku akan mencobanya lagi..." ujar Steve."Humm.. I-iya..." balas Joy."Nah di sini...!!" batin Steve merasakan ujung kepalanya mulai masuk, Joy sedikit meringis kesakitan. Dan tepat saat dia dorong.Blessss"Akhh...!!!!!" jerit Joy. Dan mengunci tubuhnya."Masuk... Semuanya masuk...!!" pikir Steve.Joy terus meringis kesakitan, merasakan li-yang belakang
"FUCK!! SHIT!!""ARGH!! SIALAN KAU DOM....!!!!""AUSTIN....!!!!! AKU AKAN MEMBALAS SEMUA PERBUATANMU HARI INI...!!!!!"Makian demi makian terus terlontar dari mulut Nick.Dia baru saja dipulangkan ke apartmentnya dengan anak buah Max.Dirinya langsung di lempar masuk ke dalam apartmentnya sendiri.Tubuhnya terkulai lemas tidak berdaya.Dom, orang yang seharusnya dia panggil untuk memberikan hukuman kepada Bella. Malah menghukumnya dengan brutal.Nick tidak menyangka kalau hanya d-ldo dan segala jenis mainannya yang akan Dom masukkan ke dalam tubuh belakangnya.Tanpa Nick tahu, tiba-tiba saja Dom turut memasukkan tongkatnya. Dan menyutubuhi dirinya dengan begitu brutal."Fuck... Fuck...!!!! Aku akan membalas kalian semua....!!!""Terutama kamu Bella...!!! Semua ini karena dirimu...!!!!" gumam Nick yang masih tergeletak di lantai.Tenaganya benar-benar tidak ada untuk melakukan sesuatu. Mulai dari tengah malam kemarin sampai malam ini dirinya terus di hukum oleh Dom.Tubuhnya merasakan
#Flashback ON#"Hmm... Kampusnya lumayan besar dan mewah..." gumam Austin sesaat baru turun dari mobil dengan gaya yang cool. Memakai kaos berwarna hitam, celana jeans dan kacamata hitam, serta sepatu sport hi-ankle berwarna putih.Tepat saat dirinya turun. Semua mata wanita tertuju padanya.Austin dengan santai berjalan melewati koridor gedung. Ingin segera menghadap ke rektor untuk melaporkan dirinya yang terlambat masuk di semester ke dua ini sebagai mahasiswa pindahan.Tap tap tapBughSeorang gadis menabrak bahunya dengan tidak sengaja."Aowhh... Sorry sorry...!!" ujar gadis tersebut."Ka-kamu pasti senga—" seru Austin ingin marah-marah namun terhenti karena gadis yang menabraknya sudah pergi meninggalkan dirinya sendiri dengan sedikit berlari. Biasanya gadis yang menabraknya kalau bukan ingin kenalan atau menggoda dirinya.Karena kesal. Austin mengikuti gadis tersebut. Gadis yang sudah menabraknya."Ckk... Pasti dia sengaja menabrakkan dirinya untuk mencari perhatianku...!!" gum
"Hmm... Iya..." jawab Austin dan mengangguk."Oh my... Austin...!!!" kesal Bella dengan raut wajah tidak percaya."Tapi bukan salahku juga sayang... Masa iya kalau aku minta Steve mati, dia mau ikut mati...? Atau minimal suruh dia meninggalkan pekerjaannya demi kamu... Apa dia akan melakukannya..?" tukas Austin dengan sedikit menyindir Bella. Karena bagi Steve pekerjaan adalah nomor satu dalam hidupnya."Hmm..." gumam Bella malas menanggapi penjelasan Austin. Dan duduk bersandar di dada Austin.Karena dia juga sadar maksud dengan apa yang dikatakan Austin. Intinya kalau Steve memang tidak berniat untuk selingkuh walau di berikan wanita telanjang sekalipun, dia tidak akan tergoda.Tetapi saat ini, Steve malah melakukannya dengan kesadaran penuh. Bukan hanya dengan Giselle, melainkan bersama sekretarisnya."Lalu, boleh aku bertanya?""Apa sayang..?" balas Austin sembari mengusap lengan Bella dengan lembut."Boleh aku tahu keberadaan Steve saat ini...?" tanya Bella."Eh...?" kaget Austin
Setiap moment percintaannya bersama Bella terasa begitu menakjubkan bagi Austin.Masih ada sedikit rasa tidak percaya, kini dia bersama wanita yang merupakan cinta pertamanya.Ekspresi Bella yang menikmati setiap sentuhan Austin terlihat begitu mempesona dan tulus. Wajah malu dan merona ketika mendesah membuat Bella terlihat sangat cantik dan membuatnya ingin terus melihat ekspresi Bella seperti itu."Ahhh..!! Aku benar-benar terjerat dengan cintaku ini..!" batin Austin yang terus memacu dirinya dengan cepat membuat Bella mengerang kenikmatan."Ahh... Kamu sangat cantik love..!" seru Austin.Austin merasakan kewanitaan Bella meremas tongkatnya dengan kuat.Bersama dengan racauan Bella yang menandakan akan mencapai or-gas-menya. Dirinya pun sudah diambang batas menahan denyutan yang begitu kuat di tongkatnya."Oh my! Bellaaa...!!!" erangan pria gagah itu."Ahh... Austinn..!! Eunggg... Ah..."Cairan cinta mereka tumpah begitu banyak menandakan mereka mendapatkan puncak or-gas-me yang be
Hingga akhirnya, Bella dan Austin menyelesaikan satu ronde panas di dalam kamar mandi. (Adegan tanpa sensornya ada di extra part terpisah, DM ke IG @ma2.zan)"Oh iya sayang... Tadi kamu bilang Max akan menyiapkan segalanya.. Memangnya, mau menyiapkan apa..?" tanya Bella sambil berjalan menuju wardrobe—memilih pakaian tidur untuk Austin dan dirinya."Ohh itu... Max akan memasang penyadap di mobil Steve dan beberapa kamera untuk mengawasi gerak-gerik Steve... Serta yang terutama, memasang cctv yang hanya bisa di akses olehku. Jadi, kalau dia berani menyakitimu. Aku akan langsung teleport ke tempatmu sayang.." jelas Austin yang lagi-lagi kembali membual di akhir membuat Bella hanya bisa geleng-geleng kecil.Austin meraih pakaian yang diberikan Bella dan memakainya.Bella juga memakai gaun tidurnya, senada dengan pakaian tidur Austin."Sini sayang.." Austin menyuruh Bella duduk di tepi ranjang.Kemudian, Austin membuka handuk yang masih menggulung di rambut Bella.Nginngggg...Bunyi haird