"Steve...???" shock Bella melihat Steve dengan kasar dan liarnya bercumbu dan menyetubuhi Joy. Joy sang Sekretaris. Di ruang kerjanya sendiri.Hal yang begitu sulit Bella dapatkan dari suaminya. Nafkah batin selama dua tahun, tetapi suaminya itu dengan mudahnya bercinta bersama wanita lain.Video yang berhasil di rekam oleh Nick tanpa sepengetahuan Steve dan Joy.Pada saat Joy masuk ke dalam ruangan Steve. Nick dengan cepat menahan pintu tersebut. Dan berhasil merekam perbuatan Steve dan Joy."Hmm, iya sayang... Dan jujur...aku juga pernah melakukan sek-s bersamanya... " jujur Austin tidak ingin menutupi seberapa buruknya dia.Dia tidak ingin Bella mengetahui hal tersebut dari orang lain.Mendengar hal tersebut membuat Bella menoleh ke arah Austin dengan tatapan yang begitu tajam.Kemudian berdiri melepaskan pelukan Austin, meninggalkan Austin yang masih terduduk di kursinya."Arghh... Apa aku mengatakannya di saat yang tidak tepat...?" batin Austin yang langsung berdiri dan mengejar
"Ma-maafkan aku Bella, dulu sudah menjadi pria berengsek... Maafkan aku..." ucap Austin menciumi puncak kepala Bella."Maafkan aku sudah melakukan hal itu kepadamu, maafkan aku sudah melecehkanmu sebelumnya, maafkan aku sudah mengancammu untuk mengikuti keinginanku... Maafkan aku..." lirih Austin yang merasa begitu bersalah, karena dialah yang membawa Bella sampai melakukan itu semua, dan karena dialah Bella harus terlibat masalah dengan Nick.Bella menangis sejadi-jadinya mendengar perkataan Austin.Mengingat kembali semua perlakuan Austin terhadapnya. Yang membuat Bella begitu membenci Austin saat itu. Ingin sekali dia hindari Austin sebisa mungkin.Tapi sekarang dia berada di dalam pelukan pria ini.Austin melepaskan pelukannya. Dan sedikit menunduk dan melihat wajah Bella. Di tangkupnya wajah Bella dengan kedua tangannya yang besar.Di usapnya dengan lembut air mata yang terus mengalir dari pelupuk mata Bella. Mengeringkan air mata yang membasahi pipi Bella dengan lembut."Kamu ta
"Selamat pagi Pak..." sapa Joy melihat CEO nya yang baru saja keluar dari lift."Iya pagi Joy," jawab Steve singkat dan masuk ke dalam ruangannya.Joy menyusul masuk ke dalam ruangan Steve. Berjalan dengan begitu seksi, berbalut pakaian sekretaris yang ketat memperlihatkan lekukan tubuhnya."Ini berkas untuk meeting pagi ini bersama Perusahaan LOL... Silahkan di lihat Pak..." ujar Joy sambil meletakkan map berwarna coklat."Hmm... Thank you.." jawab Steve singkat."Kenapa Pak Steve tiba-tiba jadi cuek seperti ini... Dan... matanya terlihat sembab.." batin Joy melihat CEO nya itu dengan seksama.Steve membaca dan membolak-balikkan berkas dari Joy."Hmm, ayo langsung ke ruang meeting!" seru Steve."Baik Pak.." jawab Joy. Kemudian menyusul di belakang Steve.Steve kembali masuk dalam mode fokusnya bekerja. Dirinya benar-benar melupakan masalahnya dengan Bella.Meeting yang dia lakukan pagi ini juga berjalan dengan lancar dan sukses.Tidak terasa meeting selesai tepat jam dua belas siang,
Sesaat sebelumnya...Setelah memblokir semua panggilan telpon dari Steve. Bella melihat begitu banyak panggilan tidak terjawab dari Steve.Tiba-tiba saja terbersit di pikiran Bella untuk membuat Steve merasakan hal yang dia rasakan selama dua tahun terakhir ini.Entah sakit hati akan setiap perlakuannya tiba-tiba saja keluar begitu saja."Aku sangat mencintaimu Steve, tapi apa yang aku dapatkan saat ini? Aku sudah berusaha selama delapan tahun ini menjadi orang yang paling pengertian akan semua keputusan yang kamu buat. Semua keinginan, semua perkataanmu, semua keputusanmu secara sepihak. Aku akan selalu mencoba mengerti dan memahaminya..." gumam Bella dalam hati.Deg"Oh my... Apa ini yang di maksud Austin..?" shock Bella.Tiba-tiba terlintas ucapan Steve kepada dirinya, "Kamu memang wanita yang paling tepat untukku, karena hanya kamulah wanita yang paling mengerti dan paling memahami aku Bella...""Perbedaan arti kata paling dan saling ternyata seperti ini..?" gumam Bella menutup mu
Daniel yang baru saja tiba di ruangannya tersenyum puas melihat satu set meja tambahan sudah ada di ruangannya.Tersusun begitu rapi. Tepat berada di salah satu sudut yang membuat Daniel bisa memandangi wajah Bella—tanpa Bella sadari.Daniel menuju ke kursi kebesarannya dan memasukkan password di komputernya."Ada email dari Bella..!" seru Daniel dengan girang mendapatkan notifikasi dari sudut kanan bawah di layar monitornya.Daniel membuka isi email dan membaca semua naskah yang diberikan Bella."Hmm, semakin hari kemampuan Bella semakin baik, bahkan mendekati sempurna. Membuatku sedikit sulit untuk mengoreksi dan bisa bertukar pesan dengannya lama-lama hanya untuk membahas naskah ini...!!" gumam Daniel kepada dirinya sendiri.Namun, bukan namanya Daniel kalau tidak menemukan celah. Akhirnya, Daniel membuka mode obrolan dan mengirimkan pesan kepada Bella.Kurang lebih selama dua jam Daniel bisa mengulur waktu hanya untuk memperbaiki tiga naskah yang di berikan Bella.Tentu saja itu h
Giselle mendekati Steve, "Aku menyukaimu karena kepolosanmu Steve, tapi sepertinya kamu sudah berubah...! Jadi, aku sudah tidak tertarik lagi denganmu...!!" ketus Giselle dan meninggalkan Steve yang berdiri mematung.Hingga Steve melihat mobil Giselle menjauh."Pak..?" tegur Joy yang sudah berada di belakang Steve."Ah iya Joy...! Maaf kamu melihat hal yang seperti ini.. I-itu, di-dia..." bingung Steve harus menjelaskan dari mana."Yah... Seperti itulah diriku Joy... Seperti yang kamu lihat saat ini...!" sambung Steve.Joy tersenyum."Tidak masalah Pak. Aku malah suka dengan Pak Steve yang seperti itu..." balas Joy dengan senyuman manisnya ke arah Steve.Deg"Hmm, kalau begitu kamu mau menemaniku untuk minum?" tawar Steve."Dengan senang hati Pak..." balas Joy dan langsung mengaitkan tangannya ke lengan Steve dengan manja hingga kedua pa-yu-daranya yang hampir tumpah itu rapat dengan lengan Steve."Ya... Setidaknya tidak ada Bella ataupun Giselle. Masih ada Joy yang bisa menemaniku ma
Melihat Steve masuk ke dalam toilet. Dirinya juga masuk ke dalam kamarnya untuk berganti pakaian dan membersihkan diri.Ceklek"Ah Pak..?!" kaget Joy melihat Steve sudah ada di dekat kamarnya.GlekSteve terdiam mematung melihat penampilan Joy.Joy hanya menggunakan tanktop dengan satu tali berwarna putih, hanya sebatas menutup setengah tubuh atasnya tanpa mengenakan bra. Dapat Steve lihat cuakan pucuk Joy yang tercetak di balik kain tipis yang ia gunakan.Shortpants yang hanya menutup bongkahan sintalnya. Sehingga bibir kewanitaan nya tercetak dengan jelas."Kamu harus kontrol dirimu Steve..!!" serunya dalam hati. Tidak ingin tergoda lagi terhadap wanita lain. Sudah cukup dirinya menyakiti Bella."Pak..?" panggil Joy karena Steve tidak menjawab."Ah iya Joy..!" jawab Steve."Duduk pak.. Biar saya buatkan coklat hangat.." ujar Joy sambil menarik tangan Steve dan menuntunnya untuk duduk di sofa ruang tamu."Hmm, baiklah.." jawab Steve mengikuti Joy.Yah, setidaknya malam ini dia tidak
[Warning Adult Kontent]"Dan setelah ini, kamu akan selalu masuk dalam permainan ku," batin Joy tersenyum smirk. Dia akan melakukan apapun yang Steve inginkan selama bisa berada di sisi CEO—nya itu."Di sini..?" gumam Steve ketika ujung kepalanya menyentuh li-yang belakang Joy.Di gerakkannya perlahan."Akhh..." teriak Joy kesakitan."Ternyata sangat sulit..." batin Steve."Joy, angkat sedikit pantatmu ke atas dan lebarkan kakimu.." Steve mengarahkan karena posisinya kurang bagus."Oke Pak.." jawab Joy dan mengikuti arahan Steve.Di angkatnya sedikit bokongnya dan melebarkan kakinya sehingga li-yang belakangnya terlihat begitu jelas."Aku akan mencobanya lagi..." ujar Steve."Humm.. I-iya..." balas Joy."Nah di sini...!!" batin Steve merasakan ujung kepalanya mulai masuk, Joy sedikit meringis kesakitan. Dan tepat saat dia dorong.Blessss"Akhh...!!!!!" jerit Joy. Dan mengunci tubuhnya."Masuk... Semuanya masuk...!!" pikir Steve.Joy terus meringis kesakitan, merasakan li-yang belakang