"Hahhahaha... Sudah aku duga, pasti ada sesuatu yang terjadi antara kalian berdua ‘kan..?" goda Giselle."Dia juga menghubungiku dan tidak berhenti memujimu Bel..!!!" lanjut Giselle apa adanya.Karena setelah Bella pulang dari kantor Daniel. Daniel langsung menghubungi Giselle dan mengatakan Bella sangat berpotensi dan semakin cantik serta feminin.Blusshh"Benarkah..? Hhehehe... Aku juga senang bisa bekerja sama dalam proyek ini bersama Daniel.." jawab Bella dengan senyuman manisnya."Hmm... Dia tidak berhenti memuji hasil pekerjaanmu.. Semoga kerjasama kalian dalam proyek berjalan sukses ya..!!" ucap Giselle."Iya... Dan thank you kamu yang sudah kasih info ini ke aku...!" ujar Bella."Jangan terlalu sungkan seperti itu Bel..!! Aku memberikan proyek ini karena aku tahu kemampuanmu..!!" seru Giselle."Kamu memang sahabat terbaikku Giselle !!!" ucap tulus Bella dengan mata sedikit berkaca-kaca."Heyy... kenapa sampai seperti itu..!! Please Bella..!!" panik Giselle melihat sahabatnya ya
Bella akhirnya menyelesaikan cucian piringnya. Di aturnya semua piring dan makanan yang masih tersisa."Ah iyaa... Aku belum buat camilan untuk teman minum bersama Giselle..!!" gumam Bella."Giselle...??!!" teriak Bella dari jauh sambil mengambil pan dari dalam rak."..."Tidak mendengar sahutan Giselle. Bella menyimpan pan yang dipegangnya ke atas kompor. Kemudian menyusul Giselle."Ahhh iyaa... Sorry aku kebelet tadi..." seru Giselle yang tiba-tiba muncul dari arah toilet ruang tamu."Ohh iya... Sudah aman..?" tanya Bella yang melihat wajah Giselle begitu merah."Hmm... Iya sudah..!!" balas Giselle cepat."Kamu sudah minum duluan ya..?!!" selidik Bella sambil memicingkan matanya."Hah..??" tanya Giselle bingung."Gak kok..!!" sambung Giselle."Ayoo ngaku..! Tuh muka kamu sudah kayak kepiting rebus..!! Hahhhaa..." seru Bela.Deg"Hehhehe... Ketahuan ya ?!" cengengesan Giselle tersenyum malu."Ada apa Bel..?" tanya Giselle, mengalihkan pembicaraan."Oh iya, kamu mau makan apa untuk ca
Kemudian Max datang dan memberikan tas milik Nick. Tas yang awal kejadian bersama Bella serta sebuah kamera kecil yang Nick sembunyikan untuk merekam Bella."Dan kau pikir trick kecilmu yang seperti ini berhasil untuk menipuku..?" sindir Austin menunjukkan kamera yang di simpan oleh dirinya di sudut ruangan di kamar Hotel tersebut.Dia ingin itu menjadi senjatanya untuk menekan Austin dan Bella. Agar Bella kembali dengan sukarela menyerahkan dirinya."Ti-tidak Pak..!!" balas Nick dengan suara kesakitan dan ketakutan.CuihhhhAustin meludahi wajah Nick.Kemudian Austin menjaga jarak dari mereka dengan sedikit mundur lima langkah ke belakang."Baiklah...!! Karena kalian suka permainan sek-s... Aku akan mengabulkan permintaan kalian...!!" seringai Austin dan melemparkan tas milik Nick di depannya."Max... lepaskan mereka..!!" seru Austin memberi titah."Baik Tuan...!!"Kemudian Max membuka ikatan mereka satu persatu dan di buat berlutut di depan Austin."Sudah aku katakan padamu sebelumn
"Bel... Sudah yuk minumnya. Kamu sudah minum banyak nih..!" seru Giselle."Hehehehe.. .Gak kok Giselle..!!" jawab Bella santai karena memang dia sudah janji kepada Austin untuk menahan diri tidak minum alkohol berlebihan."Aku hanya lagi mikir dengan hatiku saat ini. Lagi bahagia atau lagi sedih atau lagi sakit...!!" ucap Bella sambil menerawang jauh. Pandangannya dia alihkan melihat jendela.Perasaannya sangat sulit dia jelaskan.Apa memang di sini dia yang salah..? Siapa yang memulainya pertama..?Perasaannya kepada suaminya perlahan menghilang bahkan saat melihat Steve seperti melihat pria asing.Bella seperti tidak mengenal sosok suaminya lagi.Dan di saat dia tahu pengkhianatan suaminya. Ada sosok pria lain yang sangat memanjakan dan mencintainya. Di mana dirinya merasa sangat di hargai, di manja, dan merasakan artinya hubungan dalam kata saling mengisi satu sama lain.Tanpa sadar Bella menitikkan air matanya."Bel..? Are you ok ..?" khawatir Giselle melihat Bella."Hmm..? Ah iya.
"Agggghhhhh Baby..!!!" suara jeritan wanita yang tertahan.Dan disusul suara pria yang sangat Bella kenali, "Ughh Baby, kamu sangat seksi...!! Ahhh.. Ahhh..!"Seketika tubuh Bella gemetar. Tidak ingin percaya dengan apa yang baru saja dia dengar.Namun terdengar lagi dengan begitu jelas, suara wanita yang terus mengerang dan mendesah."Faster baby, please...!" suara wanita yang sangat Bella kenali."Baby..? Tunggu...!!! Baby..??? Ja-jangan bilang?? Kanada..?" batin Bella menerka-nerka.Amarah Bella begitu membuncah. Dadanya terasa begitu sakit dan sesak. Di khianati oleh dua orang yang paling dia percaya di dunia ini. Dua orang yang selama ini ada dalam hidupnya.Darahnya berdesir hebat. Tubuhnya seketika melemas. Tangannya mengepal kuat.Bella memukul dadanya dengan kepalan tangan. Semakin keras dipukulnya semakin bergetar hebat tubuhnya.Tapi tidak ada air mata yang dapat dia keluarkan saat ini. Entah karena terlalu shock membuat air matanya mengering. Atau terlalu sakit luka yang te
"Arghhh kau memang sangat nakal Giselle. Tapi aku menyukainya...!!" serak Steve yang kembali merem melek merasakan jepitan kewanitaan Giselle. Walaupun begitu becek karena sisa tumpahannya. Tidak mengurangi kenikmatan gesekan di bagian tongkatnya.Giselle bergerak naik turun liar sehingga kedua pa-yu-dara nya yang sintal dan kenyal menabrak-nabrak wajah Steve meminta di mainkan.Steve meraup dengan kedua tangannya meremas pa-yu-dara Giselle dan memasukkannya ke dalam mulutnya. Membuat Giselle semakin gelonjotan tidak karuan."Arghh Ahh.. Ahhh... Stevee... A-akuu.. Akuu...!!!" racau Giselle yang hampir mendapatkan puncaknya.Mendengar racauan Giselle, Steve membantu dengan ikut memompa dan menghentakkan pantatnya dengan cepat.Giselle semakin menjerit dan mengeluh manja. Diraihnya wajah Steve yang sedang melu-mat pucuk pa-yu-dara. Kemudian dengan menciumi dan menyesap bibir Steve. Lidahnya masuk ke dalam rongga mulut Steve. Steve ikut membalas liarnya permainan bibir Giselle.Hingga pe
Bella masih terisak di dalam dekapan Austin. Tangisan pilu terdengar dari Bella.Hatinya teriris, tersayat, karena suaminya tega melakukan itu bersama sahabatnya sendiri di kala dia ada saat itu.Apakah setidak berharga kah dirinya di mata mereka berdua.Steve yaang merupakan pria pertama yang dia cintai, dia abdikan hidupnya untuk pria yang sangat dia cintai. Walau kadang bertolak belakang dengan dirinya sendiri. Mencoba mengerti semua yang dikatakan oleh suaminya.Berusaha menjadi wanita yang diinginkan seorang Steve. Tidak pernah dia berkata tidak atau pun menolak apa yang suaminya inginkan. Dan keputusan suaminya selalu mutlak.Mencoba bertahan pada saat sang suami tidak pernah lagi memberikan nafkah batin untuk dirinya.Selalu mencoba mencari cara agar hubungan ranjang mereka kembali panas seperti dulu. Namun, hasilnya selalu kecewa yang di dapatkan dirinya.Karena tidak mungkin akan berhasil apabila hanya dari salah satu pihak yang berusaha. Sedangkan suaminya hanya fokus di kar
"Ah.. Tidak ada sayang, biar aku yang selidiki.." jujur Austin. Merasa ada sesuatu yang janggal."Apa sebelumnya pada saat di Kanada mereka sudah berhubungan..?" pikir Austin."Max harus segera mengecek CCTV Hotel di Kanada..." batinnya.Setidaknya kalaupun memang faktanya seperti itu. Berarti Steve lah yang lebih dahulu melakukan hal tersebut.Dia tidak ingin Bella terus menyalahkan dirinya sendiri."Apa semua karena salahku sayang, aku yang memberikan Giselle dan Steve kesempatan..?" lirih Bella."Hmm... lagi-lagi..." batin Austin.GrepDiangkatnya tubuh Bella agar naik ke atas pangkuannya."Berhenti menyalahkan dirimu sayang... Entah itu kesempatan atau bukan. Semuanya kembali kepada diri kita masing-masing... Dan kembali dengan perasaan kita... Apakah memang itu sebuah kesalahan atau untuk kesenangan...""Sama seperti aku menggodamu waktu itu.. Di malam itu, aku hanya penasaran, apa yang membuat rumah tangga kalian dingin seperti yang di ceritakan oleh Steve...""Dan ketika aku me
“Oh my! Love! Aku mau keluar!” geram Austin. Bella semakin mempercepat gerakan kepalanya dan lidahnya bermain semakin liar di dalam sana. Hingga suara geraman suaminya dan hentakan pinggul suaminya yang membuat boa Austin semakin masuk ke dalam tenggorokannya. Cairan hangat dan putih kental itu memenuhi mulut Bella. Wanita cantik itu tersenyum, menyambut semua cairan cinta suaminya itu, ia tak melepaskan milik Austin, ia bahkan menghisap ujung lobang mister p suaminya itu, mengeluarkan semua cairannya dan menelannya tanpa sisa. Kemudian ia melepaskan milik suaminya dan berkata dengan erotis, “Ini sudah bersih sayang.” “Oh my! Love!” suara berat Austin yang langsung membaringkan tubuh istrinya, membuat posisi mereka berbalik. Ia menindih Bella dan melumat bibir istrinya itu. Menatap sang istri penuh cinta. “Enak?” tanya Bella lembut dengan napas berat. “Sangat… dalam sekejap kamu membuatku keluar…” jawab Austin tersenyum puas kepada sang istri, kemudian ia menjilati tengkuk lehe
Ini adalah bab spesial buat kalian semua sayang-sayangkuh ~~~ Semoga kalian suka ya ^^ ----Sebelum baca part ini, ada baiknya kalian lihat video di i9 @ma2.zan >,
Vladimir melihat putranya dan mengangguk setuju.“Terima kasih Ayah,” ucapnya dan melihat ke arah Bryan. “Kamu tahu apa yang harus kamu lakukan Bryan,”“Tentu saja Paman,” jawab Bryan dengan senyuman yang begitu dingin.Pria itu kemudian undur diri dan pamit dari semuanya untuk menghubungi pasukan salju merah untuk mencari keberadaan keluarga Drake hingga tujuh turunan.“Basmi semuanya dan sisakan pria yang bernama Drake,” ujar Austin kepada Bryan. Bryan pun menyetujuinya.Dan hanya dalam beberapa hari semua keturunan keluarga pengusaha Drake tidak ada lagi di daftar penduduk. Kecuali tersisa Drake yang kini berada di Gudang yang begitu gelap.Austin dan Ludwig masuk ke dalam Gudang tersebut, bersama Max dan tentu saja beberapa bawahan Austin dan keluarga Vladislav.Begitu ikatan mata Drake di buka, betapa terkejutnya pria itu melihat pria yang ada di depannya. “Ka… kauuu…kauuu…?” gumamnya tergugu. Suaranya terdengar gemetar.Ludwig menyeringai, “Kenapa ? Apa kau terkejut melihat mayat
Waktu pun berlalu, keesokan paginya Bella bangun dengan masih berpelukan dengan Elle. Setelah menghabiskan waktu sampai jam satu malam, Ibu dan ana kini benar – benar bercerita tentang kehidupan mereka.Bella dengan jujur bercerita tentang rumah tangga nya yang pernah gagal bersama suami pertamanya, namun sekarang dia hidup dengan penuh cinta dalam keluarga suaminya. Serta orang – orang di sekelilingnya yang begitu mencintainya.Elle yang akhirnya bangun tersenyum lembut menatap wajah cantik putri kesayangannya itu. Putrinya yang membuat hidupnya bagaikan di neraka. Tiada hari tanpa ia memikirkan Bella di setiap helaan nafasnya. Kini ia bisa melihat, bahkan menyentuh wajah cantik Bella.“Kamu tumbuh menjadi wanita yang hebat, nak.” Ucap Elle lembut sambil membelai wajah putrinya.“Mom ?” gumam Bella dengan suara serak manjanya kepada Elle. Menandakan wanita cantik itu juga baru terbangun.“Kamu sudah bangun sayang?” tanya Elle lembut.Bella mengangguk pelan.Dan tiba – tiba pintu terb
Austin, Bryan, Ludwig, Arthur, dan Edelmiro duduk di halaman belakang mansion milik Austin dan Bella yang begitu luas. Di sekitar mereka, terdapat kolam renang yang begitu indah dan taman yang indah dengan berbagai macam tanaman dan bunga yang tumbuh subur.Kolam renang yang sangat besar terletak tepat di tengah-tengah halaman belakang, berwarna biru kehijauan dan dipenuhi dengan air yang jernih. Air di kolam renang tersebut mengalir secara perlahan, menghasilkan suara gemericik yang menenangkan. Di sekitar kolam renang, terdapat beberapa kursi mewah yang didesain khusus untuk bersantai di sekitar kolam renang.Di sekeliling kolam renang, terdapat taman yang dipenuhi dengan berbagai macam tanaman dan bunga yang tumbuh subur. Ada beberapa jenis pohon besar yang menghasilkan naungan yang lebat, memberikan kesan sejuk dan menenangkan. Taman juga dilengkapi dengan beberapa patung dan ornamen dekoratif yang menambah kesan elegan dan artistik.Di satu sudut taman, terdapat sebuah teras kayu
Hidangan pun mulai di sajikan satu per satu. Kepiawaian Elle dan Laras di dapur membuat mereka menyajikan makanan yang begitu lezat.“Lalu aku dengar dari Bryan kalau kau sekarang menjabat sebagai direktur utama di rumah sakit besar di Irlandia ? Dan Elle adalah pemilik Galeri terbesar di sana?”“Benar, kedua mertuaku yang begitu shock mendengar cerita kami dan melihat keadaan kami merasa sangat bersedih. Mereka memberikan support yang begitu besar kepada kami berdua. Aku di bangunkan sebuah rumah sakit dan akhirnya berkembang seperti saat ini. Dan Elle diberikan Galeri seni agar anak perempuannya itu tidak bersedih dan larut memikirkan Bella.” Jelas Ludwig.Arthur mengangguk dan kemudian menyeringai, “Dan katanya kau adalah keturunan –“Ting tongBel pintu kembali berbunyi. Austin kembali berdiri untuk membuka pintu menyambut tamu yang datang. Arthur dan Ludwig menhentikan percakapan merekaTerlihat Edelmiro dan Agatha berdiri di depan pintu dengan membawa begitu banyak tentengan kan
“Jadi bagaimana sampai Daddy dan Mommy hidup di Irlandia ?” tanya Bella.Elle tertunduk sedih, “Setelah kondisi kami sudah membaik, Grandpa dan Grandma mu membantu kami untuk pulang. Sedangkan sahabat Daddy dan Mommy juga pergi berpencar ke negara yang berbeda dengan identitas baru kami.”“Grandpa dan Grandma mu di Irlandia memberikan dukungan luar biasa kepada kami berdua.”“Dan begitu kami tiba di Irlandia, kami berdua langsung mencari keberadaan kamu di Swiss, rumah Grandpa Gaston dan Grandma Beatrice. Tetapi yang kami dapatkan adalah berita mengejutkan dari para tetangga yang mengatakan jika mereka pergi dengan tergesa-gesa bersama seorang gadis kecil.” Sambung Elle.“Daddy minta maaf karena tidak bisa menemukan keberadaan kamu Bella, Daddy dan Mommy merasa sangat bersalah.” Ucap Ludwig dengan mata berkaca-kaca.Air mata jatuh di pipi Bella mendengar cerita yang begitu menyedihkan dari kedua orang tua. Bagaimana bisa ia menyalahkan kedua orang tuanya karena kejadiaan naas seperti
Wanita paruh baya itu mengusap lembut punggung Bella, sedangkan pria paruh baya yang berada di sisinya matanya ikut berkaca-kaca menahan embun yang menumpuk di sudut matanya.Bella terlihat semakin kebingungan. Dua orang asing yang tiba-tiba datang memeluknya dan menangis di depannya.Terdengar suara langkah dari dalam. Bella yang masih dalam pelukan wanita asing itu pun menoleh ke suaminya, “Sayang?”Austin tersenyum lembut dan menghampiri istrinya yang terlihat sangat kebingungan itu. Dan hal itu membuat Bella semakin bingung dan bertanya-tanya. Austin memegang pundak istrinya.“Daddy, Mommy… Selamat datang di rumah kami.” ucap Austin kepada pria dan wanita paruh baya di depannya.Bella menekuk keningnya, “Sayang,” perkataan suaminya benar – benar membuatnya sangat bingung.“Apa maksud kamu sayang? Daddy, Mommy?” gumam Bella.Wanita paruh baya itu melepaskan pelukannya, diusapnya air matanya dan menatap Bella dengan senyuman manis di sudut matanya. “Iya sayang, aku mommy mu Elle,
Dan di sinilah keluarga kecil ini berada. Sebelum Arion pindah ke kamarnya. Dia bermanja dengan Bella dan twins.“Hoamss….” Arion menguap dengan besar.“Sudah waktunya tidur ya sayang, besok Arion mau ke sekolah ‘kan?”“Ok mom!”“Cup! Goodnight sayang!” Bella mengecup bibir Arion dan mengusap lembut pipi putranya itu dengan gemas.“Cup ! Goodnight Boy!” ucap Austin dan mengecup pipi Arion.Cup ! Cup! Cup! Sebelum turun dari tempat tidur, Arion memberikan kecupan kepada twins dan Bella.Kemudian pria kecil itu berlari kecil masuk ke dalam kamarnya.Tinggallah Austin dan Bella di atas tempat tidur. Bella bersandar di dada sang suami, memanjakan dirinya.Austin dengan lembut mengusap punggung istrinya. Kemudian dia bergeser dan memperbaiki posisi Bella agar bersandar di headboard dengan nyaman.Pria tampan berhazel biru itu lalu mengambil tempat dan memijit dengan lembut kaki Bella dengan lembut.“Terima kasih sayang…” ucap Bella dengan senyuman bahagianya.Wanita cantik itu menikmati p