Austin terlihat begitu geram mendengar informasi dari Max.Anak buah Max memata-matai kegiatan Steve selama di Kanada.Tentang semua kegiatan Steve dan Giselle. Wanita yang menemani Steve selama di Kanada.Serta apa yang di lakukan Steve, Gerald, dan Frank di dalam Club Malam."Sialan kau Steve..!!!" maki Austin."Bella di sini di penuhi dengan perasaan bersalah. Padahal sudah begitu banyak luka yang kau tanam untuknya..." seru Austin dalam hati."Aku hanya memancingmu, dan kau langsung memakan umpan itu tanpa memikirkan perasaan Bella...FU*CK..!!!"Tangan Austin memutih karena meremas tangannya dengan kuat menahan amarahnya."Uhmmm..." gumam Bella sambil menarik tubuhnya, menandakan Bella sebentar lagi akan bangun."Austin...? Sayang..??" panggil Bella dengan manja mencari Austin di sampingnya menggunakan menepuk-nepuk kasur dengan tangannya.Mendengar suara Bella seperti ada air dingin yang menyiram bara api di dalam hatinya."Iya sayang, aku di sini.." balas Austin yang kembali berb
Sebelum pulang ke rumahnya. Austin dan Bella mampir ke Apartment untuk mengmbil laptop nya.Pakaian yang ingin dia bawa pulang dilarang oleh Austin. Dengan alasan, kalau datang ke sini tidak pusing memikirkan baju ganti.Tapi Bella yakin itu hanyalah alasannya.Membeli bra untuk dirinya saja, Austin berani sampai di cap pria mesum oleh para karyawan toko.Apalagi kalau hanya untuk membelikan dia pakaian biasa."Sudah sayang.." seru Austin dari balik ruangan kerja.Bella menghampiri Austin yang tengah sibuk di depan komputernya."Sibuk..?" tanya Bella."Hmm.. Tidak juga.. Hanya sedikit pekerjaan yang tertunda.." senyum Austin."Tidak masalah kan..?" tanya Austin."Hmm.." gumam Bella dan mendekati Austin.Austin menarik tangan Bella dan menyuruhnya duduk diatas pangkuannya.Bella duduk dengan posisi menyamping dan merangkul Austin.Austin melanjutkan pekerjaannya dengan satu tangan. Sedangkan satu tangannya merangkul pinggang Bella.Karena keasikan kerja, Austin tidak sadar kalau Bella k
Bella pergi ke westafel dapur untuk mencuci mulutnya dan membasuh wajahnya.Airmata nya tumpah begitu saja. Steve seperti sosok yang berbeda beberapa hari ini.Dan delapan tahun hidup bersama tidak pernah sekalipun Steve memanggilnya dengan sebutan lain. Hanya ada satu panggilan 'Sayang'.Dan hari ini dia tiba-tiba menggantinya pada saat kami melakukan sesuatu yang intim.Bella ingin membuang semua prasangka buruk terhadap suaminya. Karena sebenarnya yang saat ini sudah berkhianat adalah dirinya sendiri."Apa pikiranku yang terlalu berlebihan..?!" pikir Bella.Bella mengambil satu sachet minuman kesukaannya. Lalu menuangkan di gelas dan menyeduhnya dengan air panas. Jadilah Hot Chocolate Cadburry.Bella mengambil ponselnya. Kemudian duduk di sofa ruang tamu.Bella menyetel menjadi mode silent."Sayang..? Sudah tidur..?" (Bella)Dalam hitungan lima detik pesannya sudah di baca dan terlihat Austin sendang mengetik."Belum, lebih tepatnya tidak bisa.." (Austin)"Sama sayang, by the way ak
Rutinitas pagi berjalan seperti biasanya. Bella membuatkan Steve sarapan pagi dan sedikit mengobrol tentang perjalanan bisnisnya selama di Kanada."Aku pergi ya sayang.." pamit Steve setelah menyelesaikan sarapannya."Iya... Selamat bekerja.." jawab Bella dan tersenyum manis.Steve keluar rumah begitu saja, meskipun Bella berdiri tepat di depannya.Tapi, perasaan di abaikan dari Steve tidak terasa sakit lagi di dadanya.Drrrzzz DrzzzNotifikasi ponsel Bella berbunyi."Austin..?" gumamnya senang.Bella segera membuka pesan singkat dari Austin."Morning sayang, aku baru keluar dari apartment menuju ke kantor.. Miss you.." (Austin)Bella tersenyum, kemudian mengetik."Morning too sayang.. Selamat bekerja, and miss you too.."(Bella)"Steve sudah pergi..?" (Austin)"Iya."(Bella)Rinng ringggPanggilan Video dari Austin.Bella tersenyum kemudian menekan tombol hijau."Hai cantik.." sapa Austin yang terlihat sedang menyetir."Hai sayang.." balas Bella sedikit malu."Jangan membuat wajah sepe
Bella saat ini berada di Cafe dekat rumahnya. Kembali duduk seorang diri untuk menyelesaikan naskah yang harus dia selesaikan dalam minggu ini.Berusaha fokus dengan semua bahan dan materi, Serta foto-foto yang menunjang dalam pembuatan naskah. Sebagai latar dan tempat."hmmm... Berati ini harus dikasih begini ya...?" monolognya sendiri sambil membaca ulang naskah yang sudah dia ketik sebelumnya.Melihat apakah ada yang typo atau tidak. Karena kadang masih ada saja yang miss dari penglihatan walau sudah di cek beberapa kali.Drrrzz DrzzzzPonsel Bella berbunyi kemudian dia melihat notifikasi.Berasalah dari nomor asing dahulu. Tapi karena dia tahu itu Nick. Dirinya pun tidak takut.'Mari bertemu, atau aku akan mengirimkan ini ke email perusahaan.'Dan ada lagi sebuah foto vulgar miliknya bersama Austin. Dan yang paling parah adalah dirinya bersama Nick. Ternyata saat itu Nick merekam dirinya tanpa dia sadari.Dan yang membuatnya lebih terkejut ketika Nick mengatakan ada kejutan besar
"Tentu saja Pak..." jawab Joy dan ingin berdiri. Namun sebelum berdiri. Joy dengan sengaja menggosokkan miliknya ke tongkat Steve yang mulai mengeras."Kau sangat nakal.. Ugh..!!" desis Steve.Joy hanya tersenyum manis. Bagai wanita polos tetapi sangat liar di atas ranjang.Setelah Joy berlalu meninggalkan ruangan kantornya. Nick masuk ke dalam ruangannya."Sore Pak.." sapa Nick"Sore Nick..!!" balas Steve."Ada apa Nick ..?" tanya Steve."Ini Pak, dokumen yang harus Bapak tanda tangani untuk pengiriman malam ini memakai ekspedisi kapal laut." Jeas Nick."Ah, untuk Negara China..?" tanya Steve."Iya, Pak.. Mereka minta pengiriman di percepat." jelas Nick."Hmm.. Baiklah.. Tunggu sebentar biar aku baca.." tukas Steve dan masuk dalam mode serius membaca proposal pengiriman barang dan surat izin jalan."Uhmm Pak.. Apa benar Bapak ada acara minum bersama Joy..?" tanya Nick. Tebak-tebak berhadiah.Spontan Steve mengangkat wajahnya dan melihat ke arah Nick."Joy memberitahu kepadamu..? penas
Austin dengan lembut membantu Bella membersihkan inti tubuhnya dan mengusap lembut pantat sintal kekasihnya.Di siramnya memakai shower.Setelah selesai. Austin mengangkat Bella duduk di westafel untuk menunggunya membilas badan.Setelah selesai, Austin memakai handuknya yang sepinggang. Kemudian berjalan ke arah Bella yang masih duduk manis sambil menggerakkan kakinya yang gelantungan."Ayookk..!!" seru Austin yang lagi-lagi menggendong Bella seperti anak kecil.Bella masuk ke dalam pelukan Austin agar tidak terjatuh. Kakinya sudah mengait dengan kuat di pinggang Austin. Sehingga Austin bisa merasakan daging lembut Bella mengenai perutnya. karena Bella menggunakan handuk kimono. Jadi begitu Bella membuka kakinya seperti itu. Otomatis inti tubuhnya akan langsung mengenai perutnya.Austin mendongakkan kepalanya melihat wajah Bella yang tengah memeluk lehernya."Aku suka kalau kamu manja seperti ini.." ucap Austin dan tersenyum.CupBelle mengecup sekilas bibir Austin."Karena kamu yang
"Hmm, melihat keadaan seperti ini. Apa tidak masalah kalau kita istirahat sebentar di Hotel ini.. Setelah mabukku reda, kita bisa pulang," ujar Steve."Iya, tidak masalah Pak.." Setuju Joy."Mau saya bantu Pak..?" tawar Joy."Hmm.. Thank you Joy"Steve pun berjalan beriringan dengan Joy kemudian memberikan kartu kreditnya kepada Joy untuk memesan kamar.Setelah itu mereka masuk ke dalam lift. Joy memapah tubuh Steve yang lebih besar darinya.Tangan Steve tepat berada di bawah pa-yu-daranya. Dan sesekali di tersentuh oleh tangan Steve pada saat mereka berdua berada di dalam lift. Joy menggigit bibir bawahnya untuk menahan desahannya.BippCeklekJoy membuka pintu, dan kembali menutupnya.Dengan hati-hati memapah Steve menuju ke atas tempat tidur."Bapak istirahat saja dulu di sini.." ucap Joy sebelum membaringkan Steve.Namun, Bugh.. Joy terpleset dan tubuhnya yang duluan terjatuh di atas ranjang. Sedangkan Steve dengan gerakan cepat menopang tubuhnya agar tidak menindih tubuh Joy.Tapi