"Hmm, melihat keadaan seperti ini. Apa tidak masalah kalau kita istirahat sebentar di Hotel ini.. Setelah mabukku reda, kita bisa pulang," ujar Steve."Iya, tidak masalah Pak.." Setuju Joy."Mau saya bantu Pak..?" tawar Joy."Hmm.. Thank you Joy"Steve pun berjalan beriringan dengan Joy kemudian memberikan kartu kreditnya kepada Joy untuk memesan kamar.Setelah itu mereka masuk ke dalam lift. Joy memapah tubuh Steve yang lebih besar darinya.Tangan Steve tepat berada di bawah pa-yu-daranya. Dan sesekali di tersentuh oleh tangan Steve pada saat mereka berdua berada di dalam lift. Joy menggigit bibir bawahnya untuk menahan desahannya.BippCeklekJoy membuka pintu, dan kembali menutupnya.Dengan hati-hati memapah Steve menuju ke atas tempat tidur."Bapak istirahat saja dulu di sini.." ucap Joy sebelum membaringkan Steve.Namun, Bugh.. Joy terpleset dan tubuhnya yang duluan terjatuh di atas ranjang. Sedangkan Steve dengan gerakan cepat menopang tubuhnya agar tidak menindih tubuh Joy.Tapi
Setelah selesai berpakaian. Austin menuju ke dapur."Kamu yakin sayang, kamu yang masak..?" ucap Bella yang mengikut Austin dari belakang sambil memegang kedua pinggang Austin karena Austin sendirilah yang meletakkan tangan Bella di pinggangnya.Jadi mereka berjalan seperti kereta api. Karena Austin memegang kedua tangan Bella."Iya sayang, biar aku yang memasak.." jawab Austin santai dan mulai membuka lemari pendingin.Mengeluarkan beberapa sayuran dan ikan salmon yang sudah dia bersihkan kemarin.Setelah meletakkan semua bahan, Austin mendekat ke Bella kemudian mengangkat tubuh Bella dengan mudahnya. Dan mendudukkan Bella di atas meja bar.Tidak lupa mengecup sesaat bibir wanita tercintanya.Sikap manis dari Austin membuat Bella selalu berbunga-bunga dan merasakan arti dari kata sangat dicintai.Austin menggunakan celemek dan meminta Bella untuk bantu mengikatnya."Thank you, love.." ucap Austin dan mulai memotong-motong sayuran. Kentang di masukkan ke oven sebagai karbohidrat, Seda
Terlihat Steve duduk di ruang tamu sambil menyesap kopi.Bella menghampiri Steve,"Sayang, aku ada janji dengan klien. Jadi sedikit lagi aku akan keluar. Kamu tidak masalahkan..?" seru Bella.Steve menoleh ke Bella,"Mau kemana..Dan kenapa di hari minggu seperti ini..?" cerca Steve."Hanya sedikit masalah pekerjaan sayang," jawab Bella terpaksa berbohong."Apa tidak bisa hari senin..?" Steve keberatan."Sebenarnya aku keluar karena sekalian untuk belanja bahan makanan, karena Giselle akan datang sebentar malam.." jelas Bella."Giselle..? Dia mau datang..? Sudah aku duga..!" batin Steve."Hmm, baiklah kalau begitu. Hati-hati di jalan.." tukas Steve lembut."Dan belanja dengan bahan terbaik sayang, kamu harus mentraktir Giselle makanan yang enak.." ujar Steve saat Bella sudah berbalik.Tanpa rasa curiga, Bella menoleh sedikit ke arah Steve,"Oke sayang..!! Terima kasih..!!" balasnya dengan senyuman manisnya.***Di sebuah Cafe, terlihat Nick sedang menunggu seseorang."Bro..!!!" seru Nick
Nick dan Dom menyiapkan kamera. Karena tidak mungkin moment seperti ini akan dia sia-siakan. Sedangkan Nick akan menyimpan video tersebut untuk bisa mengancam Bella memenuhi semua permintaannya.Suara bell berbunyi."Bersiaplah Dom..!!" seru Nick.Dom mengikuti kata-kata Nick, dengan segera meleapskan seluruh pakaiannya yang hanya bersisakan Boxer di tubuhnya.Nick membuka pintu kamar dan menyeringai melihat Bella sudah ada di depan Pintu kamar."Kamu sudah datang...?" seru Nick senang.Bella hanya diam dan melangkah mundur. Hingga ada tangan yang melingkar di pinggangnya."Hai Nick..!! Kami sudah datang..!" seru Austin dengan tatapan tajamnya melihat Nick."Pa-Pak Austinn...?!!" kaget Nick. Suaranya tercekat tidak percaya melihat Austin ada di sini bersama Bella.#Flashback On#Pada malam itu, Bella mengatakan kejadian sebenarnya dan siapa pelaku peneror itu."Sebenarnya, pria itu adalah Nick..!" jujur Bella."WHATTTT...!!" teriak Austin tidak percaya mendengar ucapan Bella."Kenapa k
Bella terlihat duduk di sofa tanpa melepaskan tautan tangannya dengan Austin.Sedangkan Austin, menunggu Nick membuka laptopnya. Dia tidak ingin Nick menyimpan satu pun foto yang terlihat lekukan tubuh Bella.Dia tidak peduli dengan ancaman yang di berikan Nick, mengetahui Nick bisa dengan bebas melihat bagian sensitif Bella membuatnya kembali meradang.Nick yang merasa terintimidasi berpikir untuk melakukan sesuatu untuk menjadi senjata untuknya di kemudian hari."Jangan berpikir terlalu jauh Nick ! Jauhkan semua pikiran licikmu..! Itu tidak berlaku untukku..!!" seru Austin yang membuat Nick mati kutu."Sial..!!" maki Nick.Ringgg ringggAustin merogoh ponselnya."Bagaiana Max..?" seru Austin."Sudah saya bereskan Tuan, sekarang pria besar ini ada di gudang dengan jari yang tidak lengkap..!" jawab Max dengan santai."Bagus..!! Aku akan bereskan yang disini..!!" balas Austin dan tersenyum dingin.Max selalu bisa di andalkan."Siapa sayang?" tanya Bella."Hmm..? Max yang menelpon..." j
"Nick kamu bisa pergi..!! Dan jangan berani untuk melakukan sesuatu kalau masih ingin bernafas...!! Aku akan memberikan tugas untukmu, jadi masuk ke kantor seperti biasa..!!" ancam Autsin dengan sorot mata dinginnya."Ba-baik..!!" jawab Nick cepat dan berlari keluar menuju pintu keluar.BrakSuara pintu tertutup.Austin langsung meraih Bella masuk ke dalam pelukannya.Dan sedetik kemudian air mata Bella yang sedari tadi tertahan tumpah dengan derasnya. Hatinya terlalu sakit mengetahui kenyataan.Dan dia sadar diri, dia pun melakukan hal yang sama. Tindakannya pun tidak dia benarkan."Sssttttt... Ssstttt..." gumam Austin menenangkan Bella. Diusapnya dengan lembut punggung Bella yang terisak."Austin... hikss... hikss... Apa memang aku yang salah di sini..?" lirih Bella dengan isakan tangisnya. Menangkup wajahnya di dalam dada hangat Austin."Sejak kapan dia seperti itu... Hikss... Hikss... aaaa... aaaa.... Austin...!!!" tangis pilu menyanyat hati dari Bella.Austin hanya bisa memeluk Be
Desahan dan lenguhan saling bersahutan diantara dua insan yang meluapkan rasa cinta mereka.Kerinduan yang teramat dalam kepada Bella membuat Austin ingin membuat Bella merasakan seluruh hujaman cintanya.Luka yang begitu dalam di toreskan oleh sang suami ditutupi oleh pria yang mencintainya begitu dalam.Tiap detik, tiap menit, tiap jam, tidak mengenal tempat dan waktu. Tidak melihat suasana dan kondisi. Bella mendapatkan tatapan penuh cinta dari pria yang tidak pernah terbersit dipikirannya. Pria yang kini sedang menindihnya dengan tatapan mendamba. Bukan tatapan yang hanya dipenuhi nafsu belaka.Austin yang tidak pernah egois dalam melakukan sek-s bersamanya, selalu mendahulukan dirinya untuk terus mencapai or-gas-me. Membuat dirinya menembus batas kenikmatan berkali-kali.Setiap sentuhan, kecupan, hisapan, sesapan, jilatan dari Austin dia lakukan dengan lembut dan tidak tergesa-gesa.Setiap sudut tubuhnya seolah-olah sudah dia telusuri senti demi senti, inchi demi inchi tidak Austi
"Ehh... Austin..!!!" kaget Steve yang melihat Austin ikut masuk."Yo...!" jawab Austin santai.Steve berdiri dan menghampiri Austin, mengambil sebagian kantongan belanja dari tangan Austin."Kenapa bisa sama-sama..?" tanya Steve sambil menyimpan kantongan belanja di atas meja dapur yang disusul oleh Austin."Ohh... Tadi pas aku lewat depan swalayan gak sengaja lihat Bella sedikit kesusahan bawa belanjaan segini banyak sendirian. Aku kira dia sama kamu...!! Ternyata Bella sendiri, jadi aku paksa untuk antar sampai ke sini..!!" jelas Austin dengan penuh makna."Ah... Iya.. tadi aku ada sedikit pekerjaan. Jadi tidak bisa mengantar Bella.." jawab Steve."Aku ke dalam dulu untuk ganti pakaian.." sela Bella sambil sedikit melirik ke arah Austin."Iya sayang.." jawab Steve.Austin hanya diam dan tersenyum.Kemudian Bella masuk ke dalam kamar. Dan berganti dengan pakaian rumah. Di dalam dadanya bergemuruh melihat wajah Steve. Tiba-tiba foto yang dia lihat tadi pagi terlintas di pikirannya. Be