"Untukmu tidak ada rahasia sayang. Satu per satu akan aku tunjukkan padamu..." jujur Austin yang kembali menyuapi Bella.Dirinya tidak ingin menutupi apapun kepada Bella. Biar semuanya mengalir dan Bella melihatnya secara langsung."Hmmm.. Aku tunggu sayang..! Dan aku tidak peduli sosok misteriusmu itu.. Bersamamu seperti ini saja sudah membuatku bahagia.." jawab Bella senang."Thank you sayang... Kamu membuatku tenggelam akan rasa cintaku..""Berjanjilah satu hal padaku... Apapun yang terjadi. Tetap cintai aku dan percaya padaku... Dan apa yang akan terjadi ke depannya. Kamu harus ingat, ada aku yang bisa kamu andalkan.. Jangan lagi merasa bisa melewati semuanya sendirian.. .Hmm..?" perkataan Austin yang tersirat banyak arti. Seolah-olah akan banyak hal yang akan terjadi kedepannya."Sayang..?!" panggil Austin melihat Bella yang masih mencerna perkataannya."Iya.. Aku janji.. Aku pikir denganmu aku akan bisa lewati apapun kerikil di depan sana..!" jawab Bella yang membuat hati Austin
Austin terlihat begitu geram mendengar informasi dari Max.Anak buah Max memata-matai kegiatan Steve selama di Kanada.Tentang semua kegiatan Steve dan Giselle. Wanita yang menemani Steve selama di Kanada.Serta apa yang di lakukan Steve, Gerald, dan Frank di dalam Club Malam."Sialan kau Steve..!!!" maki Austin."Bella di sini di penuhi dengan perasaan bersalah. Padahal sudah begitu banyak luka yang kau tanam untuknya..." seru Austin dalam hati."Aku hanya memancingmu, dan kau langsung memakan umpan itu tanpa memikirkan perasaan Bella...FU*CK..!!!"Tangan Austin memutih karena meremas tangannya dengan kuat menahan amarahnya."Uhmmm..." gumam Bella sambil menarik tubuhnya, menandakan Bella sebentar lagi akan bangun."Austin...? Sayang..??" panggil Bella dengan manja mencari Austin di sampingnya menggunakan menepuk-nepuk kasur dengan tangannya.Mendengar suara Bella seperti ada air dingin yang menyiram bara api di dalam hatinya."Iya sayang, aku di sini.." balas Austin yang kembali berb
Sebelum pulang ke rumahnya. Austin dan Bella mampir ke Apartment untuk mengmbil laptop nya.Pakaian yang ingin dia bawa pulang dilarang oleh Austin. Dengan alasan, kalau datang ke sini tidak pusing memikirkan baju ganti.Tapi Bella yakin itu hanyalah alasannya.Membeli bra untuk dirinya saja, Austin berani sampai di cap pria mesum oleh para karyawan toko.Apalagi kalau hanya untuk membelikan dia pakaian biasa."Sudah sayang.." seru Austin dari balik ruangan kerja.Bella menghampiri Austin yang tengah sibuk di depan komputernya."Sibuk..?" tanya Bella."Hmm.. Tidak juga.. Hanya sedikit pekerjaan yang tertunda.." senyum Austin."Tidak masalah kan..?" tanya Austin."Hmm.." gumam Bella dan mendekati Austin.Austin menarik tangan Bella dan menyuruhnya duduk diatas pangkuannya.Bella duduk dengan posisi menyamping dan merangkul Austin.Austin melanjutkan pekerjaannya dengan satu tangan. Sedangkan satu tangannya merangkul pinggang Bella.Karena keasikan kerja, Austin tidak sadar kalau Bella k
Bella pergi ke westafel dapur untuk mencuci mulutnya dan membasuh wajahnya.Airmata nya tumpah begitu saja. Steve seperti sosok yang berbeda beberapa hari ini.Dan delapan tahun hidup bersama tidak pernah sekalipun Steve memanggilnya dengan sebutan lain. Hanya ada satu panggilan 'Sayang'.Dan hari ini dia tiba-tiba menggantinya pada saat kami melakukan sesuatu yang intim.Bella ingin membuang semua prasangka buruk terhadap suaminya. Karena sebenarnya yang saat ini sudah berkhianat adalah dirinya sendiri."Apa pikiranku yang terlalu berlebihan..?!" pikir Bella.Bella mengambil satu sachet minuman kesukaannya. Lalu menuangkan di gelas dan menyeduhnya dengan air panas. Jadilah Hot Chocolate Cadburry.Bella mengambil ponselnya. Kemudian duduk di sofa ruang tamu.Bella menyetel menjadi mode silent."Sayang..? Sudah tidur..?" (Bella)Dalam hitungan lima detik pesannya sudah di baca dan terlihat Austin sendang mengetik."Belum, lebih tepatnya tidak bisa.." (Austin)"Sama sayang, by the way ak
Rutinitas pagi berjalan seperti biasanya. Bella membuatkan Steve sarapan pagi dan sedikit mengobrol tentang perjalanan bisnisnya selama di Kanada."Aku pergi ya sayang.." pamit Steve setelah menyelesaikan sarapannya."Iya... Selamat bekerja.." jawab Bella dan tersenyum manis.Steve keluar rumah begitu saja, meskipun Bella berdiri tepat di depannya.Tapi, perasaan di abaikan dari Steve tidak terasa sakit lagi di dadanya.Drrrzzz DrzzzNotifikasi ponsel Bella berbunyi."Austin..?" gumamnya senang.Bella segera membuka pesan singkat dari Austin."Morning sayang, aku baru keluar dari apartment menuju ke kantor.. Miss you.." (Austin)Bella tersenyum, kemudian mengetik."Morning too sayang.. Selamat bekerja, and miss you too.."(Bella)"Steve sudah pergi..?" (Austin)"Iya."(Bella)Rinng ringggPanggilan Video dari Austin.Bella tersenyum kemudian menekan tombol hijau."Hai cantik.." sapa Austin yang terlihat sedang menyetir."Hai sayang.." balas Bella sedikit malu."Jangan membuat wajah sepe
Bella saat ini berada di Cafe dekat rumahnya. Kembali duduk seorang diri untuk menyelesaikan naskah yang harus dia selesaikan dalam minggu ini.Berusaha fokus dengan semua bahan dan materi, Serta foto-foto yang menunjang dalam pembuatan naskah. Sebagai latar dan tempat."hmmm... Berati ini harus dikasih begini ya...?" monolognya sendiri sambil membaca ulang naskah yang sudah dia ketik sebelumnya.Melihat apakah ada yang typo atau tidak. Karena kadang masih ada saja yang miss dari penglihatan walau sudah di cek beberapa kali.Drrrzz DrzzzzPonsel Bella berbunyi kemudian dia melihat notifikasi.Berasalah dari nomor asing dahulu. Tapi karena dia tahu itu Nick. Dirinya pun tidak takut.'Mari bertemu, atau aku akan mengirimkan ini ke email perusahaan.'Dan ada lagi sebuah foto vulgar miliknya bersama Austin. Dan yang paling parah adalah dirinya bersama Nick. Ternyata saat itu Nick merekam dirinya tanpa dia sadari.Dan yang membuatnya lebih terkejut ketika Nick mengatakan ada kejutan besar
"Tentu saja Pak..." jawab Joy dan ingin berdiri. Namun sebelum berdiri. Joy dengan sengaja menggosokkan miliknya ke tongkat Steve yang mulai mengeras."Kau sangat nakal.. Ugh..!!" desis Steve.Joy hanya tersenyum manis. Bagai wanita polos tetapi sangat liar di atas ranjang.Setelah Joy berlalu meninggalkan ruangan kantornya. Nick masuk ke dalam ruangannya."Sore Pak.." sapa Nick"Sore Nick..!!" balas Steve."Ada apa Nick ..?" tanya Steve."Ini Pak, dokumen yang harus Bapak tanda tangani untuk pengiriman malam ini memakai ekspedisi kapal laut." Jeas Nick."Ah, untuk Negara China..?" tanya Steve."Iya, Pak.. Mereka minta pengiriman di percepat." jelas Nick."Hmm.. Baiklah.. Tunggu sebentar biar aku baca.." tukas Steve dan masuk dalam mode serius membaca proposal pengiriman barang dan surat izin jalan."Uhmm Pak.. Apa benar Bapak ada acara minum bersama Joy..?" tanya Nick. Tebak-tebak berhadiah.Spontan Steve mengangkat wajahnya dan melihat ke arah Nick."Joy memberitahu kepadamu..? penas
Austin dengan lembut membantu Bella membersihkan inti tubuhnya dan mengusap lembut pantat sintal kekasihnya.Di siramnya memakai shower.Setelah selesai. Austin mengangkat Bella duduk di westafel untuk menunggunya membilas badan.Setelah selesai, Austin memakai handuknya yang sepinggang. Kemudian berjalan ke arah Bella yang masih duduk manis sambil menggerakkan kakinya yang gelantungan."Ayookk..!!" seru Austin yang lagi-lagi menggendong Bella seperti anak kecil.Bella masuk ke dalam pelukan Austin agar tidak terjatuh. Kakinya sudah mengait dengan kuat di pinggang Austin. Sehingga Austin bisa merasakan daging lembut Bella mengenai perutnya. karena Bella menggunakan handuk kimono. Jadi begitu Bella membuka kakinya seperti itu. Otomatis inti tubuhnya akan langsung mengenai perutnya.Austin mendongakkan kepalanya melihat wajah Bella yang tengah memeluk lehernya."Aku suka kalau kamu manja seperti ini.." ucap Austin dan tersenyum.CupBelle mengecup sekilas bibir Austin."Karena kamu yang
“Oh my! Love! Aku mau keluar!” geram Austin. Bella semakin mempercepat gerakan kepalanya dan lidahnya bermain semakin liar di dalam sana. Hingga suara geraman suaminya dan hentakan pinggul suaminya yang membuat boa Austin semakin masuk ke dalam tenggorokannya. Cairan hangat dan putih kental itu memenuhi mulut Bella. Wanita cantik itu tersenyum, menyambut semua cairan cinta suaminya itu, ia tak melepaskan milik Austin, ia bahkan menghisap ujung lobang mister p suaminya itu, mengeluarkan semua cairannya dan menelannya tanpa sisa. Kemudian ia melepaskan milik suaminya dan berkata dengan erotis, “Ini sudah bersih sayang.” “Oh my! Love!” suara berat Austin yang langsung membaringkan tubuh istrinya, membuat posisi mereka berbalik. Ia menindih Bella dan melumat bibir istrinya itu. Menatap sang istri penuh cinta. “Enak?” tanya Bella lembut dengan napas berat. “Sangat… dalam sekejap kamu membuatku keluar…” jawab Austin tersenyum puas kepada sang istri, kemudian ia menjilati tengkuk lehe
Ini adalah bab spesial buat kalian semua sayang-sayangkuh ~~~ Semoga kalian suka ya ^^ ----Sebelum baca part ini, ada baiknya kalian lihat video di i9 @ma2.zan >,
Vladimir melihat putranya dan mengangguk setuju.“Terima kasih Ayah,” ucapnya dan melihat ke arah Bryan. “Kamu tahu apa yang harus kamu lakukan Bryan,”“Tentu saja Paman,” jawab Bryan dengan senyuman yang begitu dingin.Pria itu kemudian undur diri dan pamit dari semuanya untuk menghubungi pasukan salju merah untuk mencari keberadaan keluarga Drake hingga tujuh turunan.“Basmi semuanya dan sisakan pria yang bernama Drake,” ujar Austin kepada Bryan. Bryan pun menyetujuinya.Dan hanya dalam beberapa hari semua keturunan keluarga pengusaha Drake tidak ada lagi di daftar penduduk. Kecuali tersisa Drake yang kini berada di Gudang yang begitu gelap.Austin dan Ludwig masuk ke dalam Gudang tersebut, bersama Max dan tentu saja beberapa bawahan Austin dan keluarga Vladislav.Begitu ikatan mata Drake di buka, betapa terkejutnya pria itu melihat pria yang ada di depannya. “Ka… kauuu…kauuu…?” gumamnya tergugu. Suaranya terdengar gemetar.Ludwig menyeringai, “Kenapa ? Apa kau terkejut melihat mayat
Waktu pun berlalu, keesokan paginya Bella bangun dengan masih berpelukan dengan Elle. Setelah menghabiskan waktu sampai jam satu malam, Ibu dan ana kini benar – benar bercerita tentang kehidupan mereka.Bella dengan jujur bercerita tentang rumah tangga nya yang pernah gagal bersama suami pertamanya, namun sekarang dia hidup dengan penuh cinta dalam keluarga suaminya. Serta orang – orang di sekelilingnya yang begitu mencintainya.Elle yang akhirnya bangun tersenyum lembut menatap wajah cantik putri kesayangannya itu. Putrinya yang membuat hidupnya bagaikan di neraka. Tiada hari tanpa ia memikirkan Bella di setiap helaan nafasnya. Kini ia bisa melihat, bahkan menyentuh wajah cantik Bella.“Kamu tumbuh menjadi wanita yang hebat, nak.” Ucap Elle lembut sambil membelai wajah putrinya.“Mom ?” gumam Bella dengan suara serak manjanya kepada Elle. Menandakan wanita cantik itu juga baru terbangun.“Kamu sudah bangun sayang?” tanya Elle lembut.Bella mengangguk pelan.Dan tiba – tiba pintu terb
Austin, Bryan, Ludwig, Arthur, dan Edelmiro duduk di halaman belakang mansion milik Austin dan Bella yang begitu luas. Di sekitar mereka, terdapat kolam renang yang begitu indah dan taman yang indah dengan berbagai macam tanaman dan bunga yang tumbuh subur.Kolam renang yang sangat besar terletak tepat di tengah-tengah halaman belakang, berwarna biru kehijauan dan dipenuhi dengan air yang jernih. Air di kolam renang tersebut mengalir secara perlahan, menghasilkan suara gemericik yang menenangkan. Di sekitar kolam renang, terdapat beberapa kursi mewah yang didesain khusus untuk bersantai di sekitar kolam renang.Di sekeliling kolam renang, terdapat taman yang dipenuhi dengan berbagai macam tanaman dan bunga yang tumbuh subur. Ada beberapa jenis pohon besar yang menghasilkan naungan yang lebat, memberikan kesan sejuk dan menenangkan. Taman juga dilengkapi dengan beberapa patung dan ornamen dekoratif yang menambah kesan elegan dan artistik.Di satu sudut taman, terdapat sebuah teras kayu
Hidangan pun mulai di sajikan satu per satu. Kepiawaian Elle dan Laras di dapur membuat mereka menyajikan makanan yang begitu lezat.“Lalu aku dengar dari Bryan kalau kau sekarang menjabat sebagai direktur utama di rumah sakit besar di Irlandia ? Dan Elle adalah pemilik Galeri terbesar di sana?”“Benar, kedua mertuaku yang begitu shock mendengar cerita kami dan melihat keadaan kami merasa sangat bersedih. Mereka memberikan support yang begitu besar kepada kami berdua. Aku di bangunkan sebuah rumah sakit dan akhirnya berkembang seperti saat ini. Dan Elle diberikan Galeri seni agar anak perempuannya itu tidak bersedih dan larut memikirkan Bella.” Jelas Ludwig.Arthur mengangguk dan kemudian menyeringai, “Dan katanya kau adalah keturunan –“Ting tongBel pintu kembali berbunyi. Austin kembali berdiri untuk membuka pintu menyambut tamu yang datang. Arthur dan Ludwig menhentikan percakapan merekaTerlihat Edelmiro dan Agatha berdiri di depan pintu dengan membawa begitu banyak tentengan kan
“Jadi bagaimana sampai Daddy dan Mommy hidup di Irlandia ?” tanya Bella.Elle tertunduk sedih, “Setelah kondisi kami sudah membaik, Grandpa dan Grandma mu membantu kami untuk pulang. Sedangkan sahabat Daddy dan Mommy juga pergi berpencar ke negara yang berbeda dengan identitas baru kami.”“Grandpa dan Grandma mu di Irlandia memberikan dukungan luar biasa kepada kami berdua.”“Dan begitu kami tiba di Irlandia, kami berdua langsung mencari keberadaan kamu di Swiss, rumah Grandpa Gaston dan Grandma Beatrice. Tetapi yang kami dapatkan adalah berita mengejutkan dari para tetangga yang mengatakan jika mereka pergi dengan tergesa-gesa bersama seorang gadis kecil.” Sambung Elle.“Daddy minta maaf karena tidak bisa menemukan keberadaan kamu Bella, Daddy dan Mommy merasa sangat bersalah.” Ucap Ludwig dengan mata berkaca-kaca.Air mata jatuh di pipi Bella mendengar cerita yang begitu menyedihkan dari kedua orang tua. Bagaimana bisa ia menyalahkan kedua orang tuanya karena kejadiaan naas seperti
Wanita paruh baya itu mengusap lembut punggung Bella, sedangkan pria paruh baya yang berada di sisinya matanya ikut berkaca-kaca menahan embun yang menumpuk di sudut matanya.Bella terlihat semakin kebingungan. Dua orang asing yang tiba-tiba datang memeluknya dan menangis di depannya.Terdengar suara langkah dari dalam. Bella yang masih dalam pelukan wanita asing itu pun menoleh ke suaminya, “Sayang?”Austin tersenyum lembut dan menghampiri istrinya yang terlihat sangat kebingungan itu. Dan hal itu membuat Bella semakin bingung dan bertanya-tanya. Austin memegang pundak istrinya.“Daddy, Mommy… Selamat datang di rumah kami.” ucap Austin kepada pria dan wanita paruh baya di depannya.Bella menekuk keningnya, “Sayang,” perkataan suaminya benar – benar membuatnya sangat bingung.“Apa maksud kamu sayang? Daddy, Mommy?” gumam Bella.Wanita paruh baya itu melepaskan pelukannya, diusapnya air matanya dan menatap Bella dengan senyuman manis di sudut matanya. “Iya sayang, aku mommy mu Elle,
Dan di sinilah keluarga kecil ini berada. Sebelum Arion pindah ke kamarnya. Dia bermanja dengan Bella dan twins.“Hoamss….” Arion menguap dengan besar.“Sudah waktunya tidur ya sayang, besok Arion mau ke sekolah ‘kan?”“Ok mom!”“Cup! Goodnight sayang!” Bella mengecup bibir Arion dan mengusap lembut pipi putranya itu dengan gemas.“Cup ! Goodnight Boy!” ucap Austin dan mengecup pipi Arion.Cup ! Cup! Cup! Sebelum turun dari tempat tidur, Arion memberikan kecupan kepada twins dan Bella.Kemudian pria kecil itu berlari kecil masuk ke dalam kamarnya.Tinggallah Austin dan Bella di atas tempat tidur. Bella bersandar di dada sang suami, memanjakan dirinya.Austin dengan lembut mengusap punggung istrinya. Kemudian dia bergeser dan memperbaiki posisi Bella agar bersandar di headboard dengan nyaman.Pria tampan berhazel biru itu lalu mengambil tempat dan memijit dengan lembut kaki Bella dengan lembut.“Terima kasih sayang…” ucap Bella dengan senyuman bahagianya.Wanita cantik itu menikmati p