Austin mempercepat dan semakin dalam memompan inti tubuh Bella. Hingga.."Ahkkk...!! Bella..!!""Uhmm Austinn..!!"Teriakan mereka berdua mencapai puncak ledakan bersama.Bella kembali memeluk tubuh Austin dengan erat. Membiarkan sensasi klimaksnya mereda perlahan."Kau sangat luar biasa sayang..!!" ucap Austin dan mengecup bibir Bella.Kemudian masih di posisi yang sama. Austin tidak melepaskan penyatuan mereka. Berjalan santai ke arah kamar mandi."Mandi.. dan kita makan siang.." ucap Austin dan menurunkan perlahan tubuh Bella di dalam Bathtub yang belum terisi air."Hmm.. makan siang yang hampir kesorean.." sambung Bella."Karna makanan ternikmatku itu kamu..!" lanjut Austin membalas ucapan Bella."Ck..Dasar gombal..!"Austin tertawa dan mengisi bathtub dengan air hangat. Membantu Bella menggosok punggung nya dan menyabuni tubuhnya. Yang tentu saja tangan jahil Austin tidak berhenti bergerilya membuat Bella mendesah berkali-kali akibat ulah nakalnya.Setelah berpakaian. Mereka berd
"Untukmu tidak ada rahasia sayang. Satu per satu akan aku tunjukkan padamu..." jujur Austin yang kembali menyuapi Bella.Dirinya tidak ingin menutupi apapun kepada Bella. Biar semuanya mengalir dan Bella melihatnya secara langsung."Hmmm.. Aku tunggu sayang..! Dan aku tidak peduli sosok misteriusmu itu.. Bersamamu seperti ini saja sudah membuatku bahagia.." jawab Bella senang."Thank you sayang... Kamu membuatku tenggelam akan rasa cintaku..""Berjanjilah satu hal padaku... Apapun yang terjadi. Tetap cintai aku dan percaya padaku... Dan apa yang akan terjadi ke depannya. Kamu harus ingat, ada aku yang bisa kamu andalkan.. Jangan lagi merasa bisa melewati semuanya sendirian.. .Hmm..?" perkataan Austin yang tersirat banyak arti. Seolah-olah akan banyak hal yang akan terjadi kedepannya."Sayang..?!" panggil Austin melihat Bella yang masih mencerna perkataannya."Iya.. Aku janji.. Aku pikir denganmu aku akan bisa lewati apapun kerikil di depan sana..!" jawab Bella yang membuat hati Austin
Austin terlihat begitu geram mendengar informasi dari Max.Anak buah Max memata-matai kegiatan Steve selama di Kanada.Tentang semua kegiatan Steve dan Giselle. Wanita yang menemani Steve selama di Kanada.Serta apa yang di lakukan Steve, Gerald, dan Frank di dalam Club Malam."Sialan kau Steve..!!!" maki Austin."Bella di sini di penuhi dengan perasaan bersalah. Padahal sudah begitu banyak luka yang kau tanam untuknya..." seru Austin dalam hati."Aku hanya memancingmu, dan kau langsung memakan umpan itu tanpa memikirkan perasaan Bella...FU*CK..!!!"Tangan Austin memutih karena meremas tangannya dengan kuat menahan amarahnya."Uhmmm..." gumam Bella sambil menarik tubuhnya, menandakan Bella sebentar lagi akan bangun."Austin...? Sayang..??" panggil Bella dengan manja mencari Austin di sampingnya menggunakan menepuk-nepuk kasur dengan tangannya.Mendengar suara Bella seperti ada air dingin yang menyiram bara api di dalam hatinya."Iya sayang, aku di sini.." balas Austin yang kembali berb
Sebelum pulang ke rumahnya. Austin dan Bella mampir ke Apartment untuk mengmbil laptop nya.Pakaian yang ingin dia bawa pulang dilarang oleh Austin. Dengan alasan, kalau datang ke sini tidak pusing memikirkan baju ganti.Tapi Bella yakin itu hanyalah alasannya.Membeli bra untuk dirinya saja, Austin berani sampai di cap pria mesum oleh para karyawan toko.Apalagi kalau hanya untuk membelikan dia pakaian biasa."Sudah sayang.." seru Austin dari balik ruangan kerja.Bella menghampiri Austin yang tengah sibuk di depan komputernya."Sibuk..?" tanya Bella."Hmm.. Tidak juga.. Hanya sedikit pekerjaan yang tertunda.." senyum Austin."Tidak masalah kan..?" tanya Austin."Hmm.." gumam Bella dan mendekati Austin.Austin menarik tangan Bella dan menyuruhnya duduk diatas pangkuannya.Bella duduk dengan posisi menyamping dan merangkul Austin.Austin melanjutkan pekerjaannya dengan satu tangan. Sedangkan satu tangannya merangkul pinggang Bella.Karena keasikan kerja, Austin tidak sadar kalau Bella k
Bella pergi ke westafel dapur untuk mencuci mulutnya dan membasuh wajahnya.Airmata nya tumpah begitu saja. Steve seperti sosok yang berbeda beberapa hari ini.Dan delapan tahun hidup bersama tidak pernah sekalipun Steve memanggilnya dengan sebutan lain. Hanya ada satu panggilan 'Sayang'.Dan hari ini dia tiba-tiba menggantinya pada saat kami melakukan sesuatu yang intim.Bella ingin membuang semua prasangka buruk terhadap suaminya. Karena sebenarnya yang saat ini sudah berkhianat adalah dirinya sendiri."Apa pikiranku yang terlalu berlebihan..?!" pikir Bella.Bella mengambil satu sachet minuman kesukaannya. Lalu menuangkan di gelas dan menyeduhnya dengan air panas. Jadilah Hot Chocolate Cadburry.Bella mengambil ponselnya. Kemudian duduk di sofa ruang tamu.Bella menyetel menjadi mode silent."Sayang..? Sudah tidur..?" (Bella)Dalam hitungan lima detik pesannya sudah di baca dan terlihat Austin sendang mengetik."Belum, lebih tepatnya tidak bisa.." (Austin)"Sama sayang, by the way ak
Rutinitas pagi berjalan seperti biasanya. Bella membuatkan Steve sarapan pagi dan sedikit mengobrol tentang perjalanan bisnisnya selama di Kanada."Aku pergi ya sayang.." pamit Steve setelah menyelesaikan sarapannya."Iya... Selamat bekerja.." jawab Bella dan tersenyum manis.Steve keluar rumah begitu saja, meskipun Bella berdiri tepat di depannya.Tapi, perasaan di abaikan dari Steve tidak terasa sakit lagi di dadanya.Drrrzzz DrzzzNotifikasi ponsel Bella berbunyi."Austin..?" gumamnya senang.Bella segera membuka pesan singkat dari Austin."Morning sayang, aku baru keluar dari apartment menuju ke kantor.. Miss you.." (Austin)Bella tersenyum, kemudian mengetik."Morning too sayang.. Selamat bekerja, and miss you too.."(Bella)"Steve sudah pergi..?" (Austin)"Iya."(Bella)Rinng ringggPanggilan Video dari Austin.Bella tersenyum kemudian menekan tombol hijau."Hai cantik.." sapa Austin yang terlihat sedang menyetir."Hai sayang.." balas Bella sedikit malu."Jangan membuat wajah sepe
Bella saat ini berada di Cafe dekat rumahnya. Kembali duduk seorang diri untuk menyelesaikan naskah yang harus dia selesaikan dalam minggu ini.Berusaha fokus dengan semua bahan dan materi, Serta foto-foto yang menunjang dalam pembuatan naskah. Sebagai latar dan tempat."hmmm... Berati ini harus dikasih begini ya...?" monolognya sendiri sambil membaca ulang naskah yang sudah dia ketik sebelumnya.Melihat apakah ada yang typo atau tidak. Karena kadang masih ada saja yang miss dari penglihatan walau sudah di cek beberapa kali.Drrrzz DrzzzzPonsel Bella berbunyi kemudian dia melihat notifikasi.Berasalah dari nomor asing dahulu. Tapi karena dia tahu itu Nick. Dirinya pun tidak takut.'Mari bertemu, atau aku akan mengirimkan ini ke email perusahaan.'Dan ada lagi sebuah foto vulgar miliknya bersama Austin. Dan yang paling parah adalah dirinya bersama Nick. Ternyata saat itu Nick merekam dirinya tanpa dia sadari.Dan yang membuatnya lebih terkejut ketika Nick mengatakan ada kejutan besar
"Tentu saja Pak..." jawab Joy dan ingin berdiri. Namun sebelum berdiri. Joy dengan sengaja menggosokkan miliknya ke tongkat Steve yang mulai mengeras."Kau sangat nakal.. Ugh..!!" desis Steve.Joy hanya tersenyum manis. Bagai wanita polos tetapi sangat liar di atas ranjang.Setelah Joy berlalu meninggalkan ruangan kantornya. Nick masuk ke dalam ruangannya."Sore Pak.." sapa Nick"Sore Nick..!!" balas Steve."Ada apa Nick ..?" tanya Steve."Ini Pak, dokumen yang harus Bapak tanda tangani untuk pengiriman malam ini memakai ekspedisi kapal laut." Jeas Nick."Ah, untuk Negara China..?" tanya Steve."Iya, Pak.. Mereka minta pengiriman di percepat." jelas Nick."Hmm.. Baiklah.. Tunggu sebentar biar aku baca.." tukas Steve dan masuk dalam mode serius membaca proposal pengiriman barang dan surat izin jalan."Uhmm Pak.. Apa benar Bapak ada acara minum bersama Joy..?" tanya Nick. Tebak-tebak berhadiah.Spontan Steve mengangkat wajahnya dan melihat ke arah Nick."Joy memberitahu kepadamu..? penas