Bella hanya bisa tertawa mendengar cerita Austin pada saat membeli pakaian dalam untuknya.Ditambah dengan ekspresi wajah yang di buat-buat oleh Austin menambah Bella semakin tertawa keras membayangkan Austin di lihat seperti pria mesum oleh para sales promotion girl."Aduuhhh..aduhh.." rintih Bella tiba-tiba di sela tawanya."Kenapa sayang..?" panik Austin melihat Bella memegang perutnya meringis kesakitan."Perutku keram...Hhehehe.." Cengengesan Bella. Perutnya keram karena terlalu banyak tertawa."Ahh..Bikin panik saja..!!" Austin memegang gemmas kedua pipi Bella."Kamu aja yang over..! Baru merintih gitu aja panik..!!" celutuk Bella."Ya iyalah..Kalau kamu merintih di atas ranjang, aku tambah suka..!! Bila perlu aku buat semakin keras..." mesum Austin memainkan alisnya turun naik."Mesum...!!!" decak Bella dan hendak berlalu."Sini sayang,, mau kemana..?" tarik Austin."Mau kabur dari pria mesum sebelum aku di terkam..!!" jawab Bella asal."Sepertinya aku tidak bisa menahan diri, s
SlurpppSlurrpppSlurrpp"Uhmm Ohh... No..uhmm ya sayang..." racau Bella mendapatkan jilatan yang sedikit kasar dari Austin.Austin terus menjilati li-yang kewanitaan Bella yang trus mengeluarkan airnya.Bella dapat merasakan jemarinya yang mulai ikut basah akibat jilatan Austin. Meraup seluruh area sensitifnya.Jemari Bella yang ada di situ ikut di hisapnya satu persatu. Kemudian Austin mengarahkan tangan kanan Bella untuk menyentuh kli-torinya sendiri."Agghh..." lenguhan Bella.Austin mengajari Bella memainkan klitnya sendiri dengan telunjuknya."Mainkan disini dengan lembut dan jangan berhenti sampai kamu merasakan sesuatu ingin meledak di dalm sini.." seru Austin.Bella pun mengangguk kecil dan mulai memainkan klitnya sendiri.Austin tersenyum melihat ekspresi Bella. Kemudian kembali menjilati li-yang Bella. Di masukkan lidahnya jauh lebih dalam dan bermain dengan cepat. dengan sesekali sesapan dan melu-mat dagingnya.Bella terus mendesis dan mendesah. Vaginnya di bawah sana di a
Austin mempercepat dan semakin dalam memompan inti tubuh Bella. Hingga.."Ahkkk...!! Bella..!!""Uhmm Austinn..!!"Teriakan mereka berdua mencapai puncak ledakan bersama.Bella kembali memeluk tubuh Austin dengan erat. Membiarkan sensasi klimaksnya mereda perlahan."Kau sangat luar biasa sayang..!!" ucap Austin dan mengecup bibir Bella.Kemudian masih di posisi yang sama. Austin tidak melepaskan penyatuan mereka. Berjalan santai ke arah kamar mandi."Mandi.. dan kita makan siang.." ucap Austin dan menurunkan perlahan tubuh Bella di dalam Bathtub yang belum terisi air."Hmm.. makan siang yang hampir kesorean.." sambung Bella."Karna makanan ternikmatku itu kamu..!" lanjut Austin membalas ucapan Bella."Ck..Dasar gombal..!"Austin tertawa dan mengisi bathtub dengan air hangat. Membantu Bella menggosok punggung nya dan menyabuni tubuhnya. Yang tentu saja tangan jahil Austin tidak berhenti bergerilya membuat Bella mendesah berkali-kali akibat ulah nakalnya.Setelah berpakaian. Mereka berd
"Untukmu tidak ada rahasia sayang. Satu per satu akan aku tunjukkan padamu..." jujur Austin yang kembali menyuapi Bella.Dirinya tidak ingin menutupi apapun kepada Bella. Biar semuanya mengalir dan Bella melihatnya secara langsung."Hmmm.. Aku tunggu sayang..! Dan aku tidak peduli sosok misteriusmu itu.. Bersamamu seperti ini saja sudah membuatku bahagia.." jawab Bella senang."Thank you sayang... Kamu membuatku tenggelam akan rasa cintaku..""Berjanjilah satu hal padaku... Apapun yang terjadi. Tetap cintai aku dan percaya padaku... Dan apa yang akan terjadi ke depannya. Kamu harus ingat, ada aku yang bisa kamu andalkan.. Jangan lagi merasa bisa melewati semuanya sendirian.. .Hmm..?" perkataan Austin yang tersirat banyak arti. Seolah-olah akan banyak hal yang akan terjadi kedepannya."Sayang..?!" panggil Austin melihat Bella yang masih mencerna perkataannya."Iya.. Aku janji.. Aku pikir denganmu aku akan bisa lewati apapun kerikil di depan sana..!" jawab Bella yang membuat hati Austin
Austin terlihat begitu geram mendengar informasi dari Max.Anak buah Max memata-matai kegiatan Steve selama di Kanada.Tentang semua kegiatan Steve dan Giselle. Wanita yang menemani Steve selama di Kanada.Serta apa yang di lakukan Steve, Gerald, dan Frank di dalam Club Malam."Sialan kau Steve..!!!" maki Austin."Bella di sini di penuhi dengan perasaan bersalah. Padahal sudah begitu banyak luka yang kau tanam untuknya..." seru Austin dalam hati."Aku hanya memancingmu, dan kau langsung memakan umpan itu tanpa memikirkan perasaan Bella...FU*CK..!!!"Tangan Austin memutih karena meremas tangannya dengan kuat menahan amarahnya."Uhmmm..." gumam Bella sambil menarik tubuhnya, menandakan Bella sebentar lagi akan bangun."Austin...? Sayang..??" panggil Bella dengan manja mencari Austin di sampingnya menggunakan menepuk-nepuk kasur dengan tangannya.Mendengar suara Bella seperti ada air dingin yang menyiram bara api di dalam hatinya."Iya sayang, aku di sini.." balas Austin yang kembali berb
Sebelum pulang ke rumahnya. Austin dan Bella mampir ke Apartment untuk mengmbil laptop nya.Pakaian yang ingin dia bawa pulang dilarang oleh Austin. Dengan alasan, kalau datang ke sini tidak pusing memikirkan baju ganti.Tapi Bella yakin itu hanyalah alasannya.Membeli bra untuk dirinya saja, Austin berani sampai di cap pria mesum oleh para karyawan toko.Apalagi kalau hanya untuk membelikan dia pakaian biasa."Sudah sayang.." seru Austin dari balik ruangan kerja.Bella menghampiri Austin yang tengah sibuk di depan komputernya."Sibuk..?" tanya Bella."Hmm.. Tidak juga.. Hanya sedikit pekerjaan yang tertunda.." senyum Austin."Tidak masalah kan..?" tanya Austin."Hmm.." gumam Bella dan mendekati Austin.Austin menarik tangan Bella dan menyuruhnya duduk diatas pangkuannya.Bella duduk dengan posisi menyamping dan merangkul Austin.Austin melanjutkan pekerjaannya dengan satu tangan. Sedangkan satu tangannya merangkul pinggang Bella.Karena keasikan kerja, Austin tidak sadar kalau Bella k
Bella pergi ke westafel dapur untuk mencuci mulutnya dan membasuh wajahnya.Airmata nya tumpah begitu saja. Steve seperti sosok yang berbeda beberapa hari ini.Dan delapan tahun hidup bersama tidak pernah sekalipun Steve memanggilnya dengan sebutan lain. Hanya ada satu panggilan 'Sayang'.Dan hari ini dia tiba-tiba menggantinya pada saat kami melakukan sesuatu yang intim.Bella ingin membuang semua prasangka buruk terhadap suaminya. Karena sebenarnya yang saat ini sudah berkhianat adalah dirinya sendiri."Apa pikiranku yang terlalu berlebihan..?!" pikir Bella.Bella mengambil satu sachet minuman kesukaannya. Lalu menuangkan di gelas dan menyeduhnya dengan air panas. Jadilah Hot Chocolate Cadburry.Bella mengambil ponselnya. Kemudian duduk di sofa ruang tamu.Bella menyetel menjadi mode silent."Sayang..? Sudah tidur..?" (Bella)Dalam hitungan lima detik pesannya sudah di baca dan terlihat Austin sendang mengetik."Belum, lebih tepatnya tidak bisa.." (Austin)"Sama sayang, by the way ak
Rutinitas pagi berjalan seperti biasanya. Bella membuatkan Steve sarapan pagi dan sedikit mengobrol tentang perjalanan bisnisnya selama di Kanada."Aku pergi ya sayang.." pamit Steve setelah menyelesaikan sarapannya."Iya... Selamat bekerja.." jawab Bella dan tersenyum manis.Steve keluar rumah begitu saja, meskipun Bella berdiri tepat di depannya.Tapi, perasaan di abaikan dari Steve tidak terasa sakit lagi di dadanya.Drrrzzz DrzzzNotifikasi ponsel Bella berbunyi."Austin..?" gumamnya senang.Bella segera membuka pesan singkat dari Austin."Morning sayang, aku baru keluar dari apartment menuju ke kantor.. Miss you.." (Austin)Bella tersenyum, kemudian mengetik."Morning too sayang.. Selamat bekerja, and miss you too.."(Bella)"Steve sudah pergi..?" (Austin)"Iya."(Bella)Rinng ringggPanggilan Video dari Austin.Bella tersenyum kemudian menekan tombol hijau."Hai cantik.." sapa Austin yang terlihat sedang menyetir."Hai sayang.." balas Bella sedikit malu."Jangan membuat wajah sepe