Di saat Bella masih men-scan seluruh sudut ruangan. Tiba-tiba terdengar suara pintu.Beep beep beepCeklekBella langsung mengepal tangannya dengan kuat. Berusaha menahan dirinya. Menanti apa yang akan dia hadapi."Kamu bisa Bel..!!" batin Bella menguatkan hatinya."Kamu sudah disini sayang...?!" seru Steve senang melihat Bella sudah ada di rumah.Bella menoleh ke asal suara pria yang sangat dia kenali itu."Hai Steve..." balas Bella singkat dan membalas senyuman dari Steve. Yang kini hanya memanggil Steve dengan nama. Hal yang sejak dulu tidak pernah dia lakukan. Namun, kini memanggil kata sayang untuk Steve terasa sangat sulit.Steve dengan segera berjalan cepat menyambut Bella."Sayang... Akhirnya kamu pulang..!!" seru Steve langsung merangkul Bella. Memasukkan Bella dalam pelukannya.Bella hanya menerima pelukan Steve tanpa membalas dekapan tersebut. Dibiarkannya tangannya jatuh di sisi-sisi Steve."Hmm... Iya.." Lidahnya terlalu kelu untuk berbicara saat ini. Dadanya terasa sesa
Dirinya saat ini sudah tidak tahan lagi. Tanpa diluar kendali. Semua yang dia rencanakan ingin membuat Steve haus akan dirinya. Sekarang menjadi sirna. Karena sikap Steve saat ini."Bellaa!" teriak Steve. Namun Bella terus berjalan dan meninggalkan ruangan."Arghhh...!!" teriak Steve.CeklekBella mengatur nafasnya. Dapat dia dengar suara Steve yang begitu marah.Pertama kalinya Bella membalas perkataan Steve dan membantah apa yang Steve katakan.Bella memilih duduk di ruang tamu... Sambil menenangkan gemuruh amarah yang sudah membuncah."Hahhh... Huftttt...!" Bella menarik dan menghembuskan nafasnya dengan kasar.DrzzztttPonsel Bella berbunyi."Austin?!" batin Bella senang melihat nama yang muncul di layar ponselnya.'I love you... Dan percaya padaku sayang, kamu bisa lakukan apapun yang ingin kamu lakukan. Aku akan ada di sisimu... Jadi, tidak perlu menahan diri...' (Austin)Membaca pesan dari Austin. Membuat dirinya kembali tersadar. Untuk tidak perlu berlarut-larut untuk memikirk
Setelah mengunci rapat pintu kamar. Bella duduk lemas di lantai yang dingin.Bella memeluk erat kedua betisnya dan menyandarkan kepalanya di atas lutut.Tiba-tiba terdengar suara ketukan pintu dan racauan Steve dari luar.Bella langsung menutup telinganya. Enggan mendengar perkataan Steve yang melukainya.Dadanya masih terasa sangat sakit. Ingin sekali rasanya dia berteriak kepada Steve tentang semua perselingkuhan yang dirinya sudah tahu. Tapi saat ini, dirinya harus berusaha menahan diri.Ingin melakukan balas dendam dengan membuat Steve tergantung kepada dirinya. Tapi baru saja di sentuh oleh Steve. Tubuhnya terasa begitu sesak.Apalagi mendengar perkataan Steve yang begitu menyakitkan. Seolah-olah perselingkuhannya adalah sesuatu hal biasa saja. Dan semuanya akan selesai kalau dibicarakan dengan baik dan meminta maaf.Bahkan Bella merasa, Steve tidak menghargainya sama sekali sebagai seorang istri."Ternyata selama ini, dia hanya memandangiku sebagai istri yang seperti itu..?!" mi
"Tolong! Bebaskan aku!!" lirih Nick yang kini sedang berendam di dalam kolam renang.Setelah mengantar Siska kembali ke rumahnya. Ken dan Fin kembali ke markas mereka.Nick yang sebelumnya sudah di bawa pergi oleh anggota mereka melalui pintu darurat. Kini sedang berada dalam penyiksaan."Whatt?! Bebaskan kamu berengsek!" maki Ken."Keluarkan dia..!!" titah Ken kepada anak buahnya.Bugh! Satu tendangan keras tepat di perut, tepat saat Nick diangkat keluar."Aocccchh...!!" pekik Nick kesakitan.Fin hanya duduk di sofa sambil menghisap vape miliknya.Brak ! "Apa semua ini hah..!! Apa kau masih berniat untuk menyentuh Tuan Austin dan Nyonya Bella..??!! Hah..??!!" geram Ken yang melemparkan foto-foto kepada Nick.Foto-foto yang dia dapatkan dari anak buah yang di suruhnya menyelidiki tempat tinggal Nick. Dan mereka menemukan skema dan foto-foto yang tertempel di whiteboard milik Nick."Kau memiliki berapa nyawa?? Hahh!" bentak Ken.Tap tap tapMax masuk ke dalam dengan wajah yang begitu d
"Morning love..." sapa Austin melihat Bella yang mulai merenggangkan badannya. Di hampirinya Bella yang masih meringkuk di dalam selimut.Austin yang masih mengenakan boxer longgar ikut naik ke atas tempat tidur dan ikut masuk ke dalam selimut. Memeluk tubuh Bella dan merapatkan kepalanya dengan manja di antara tengkuk leher Bella.Bella tersenyum mendapatkan sosok Austin yang manja seperti ini."Apakah ini kenyataan?" batin Bella."Bangun jam berapa, love?" suara khas bangun tidur Bella yang terdengar begitu menggoda.Bukannya menjawab, Austin malah tambah meringkuk di dalam dekapan Bella dengan sangat manja. Rambut-rambut halus di wajah Austin membuat leher dan dada Bella menjadi geli."Sayang.. geli..." manja Bella yang turut melingkarkan tangannya di kepala Austin yang sedari tadi bergerak di sekitar leher dan dadanya."Aroma tubuhmu kalau baru bangun tidur seperti ini sangat enak love...!" suara serak Austin sambil terus menarik nafas dalam untuk menghirup aroma tubuh Bella."Sem
Sedangkan Nick sampai sekarang belum dilepaskan oleh Ken dan Fin.Max juga sangat puas sengaja memberikan pelajaran kepada pria berengsek di depannya. Apalagi Tuannya belum memberikan titah lagi."Ampun.. ampun..." Nick mengemis kepada Max meminta pengampunan."Aku akan membebaskanmu! Tapi satu kali lagi kau berusaha mengganggu Tuan Austin dan Nyonya Bella!! Timah panas ini akan langsung mendarat dikepalamu!" seru Max tajam kepada Nick."I-iya Tuan! Aku berjanji...!!" jawab Nick cepat. Mengemis di sepatu Max.Bugh BughhKembalikan dia, dan tetap awasi gerak-geriknya. Seru Max dengan suara lantang ke anak buahnya."Baikkk Tuan..!!!" jawab mereka serempak."Lalu bagaimana Tuan Austin dan Nyonya Bella?" tanya Max kepada dua anak buahnya yang di tempati di rumah yang berada di sisi kiri dan kamar rumah Steve."Semuanya aman Tuan.." balas Fin dan Ken yang terus mendapatkan kabar dari anak buah nya di dekat kediaman Austin.****Austin membuka layar ponsel, ingin melihat apakah Steve sudah
Di pagi yang lain. Terlihat seorang wanita berparas cantik dan bayi mungil yang begitu cantik sedang berada di dalam tempat Gym.Bayi mungil yang tengah tertidur pulas di atas kereta bayinya."Siska aku mohon... Maafkan aku..!! A-aku sungguh khilaf melakukan semua itu...!! Pria berengsek itulah yang memancingku..!!" ujar Dom memelas kepada Siska.Setelah berpikir panjang selama satu malam. Akhirnya Siska mengambil keputusan terberat dalam hidupnya.Memang terkesan egois. Siska seolah tidak memikirkan anaknya yang masih balita. Tapi, yang Siska lakukan adalah demi anaknya juga. Meninggalkan lingkungannya saat ini dan suaminya sendiri serta masa lalu yang mungkin akan berdampak pada perkembangan putrinya."Coba kamu pikirkan tentang si cantik kita Siska..!! Kamu jangan egois seperti ini..!!" seru Dom yang mulai memakai alasan anak."Demi putri kita? Yang benar saja Dom! Apa saat kamu melakukan hal tersebut pernah terbersit walau sedikit saja bayangan putri kita?!!!" seru Siska dengan su
"Bagaimana bisa kamu menuduh kami seperti itu..!!" seru Steve mulai merendahkan suaranya tanpa menyahut kepada Austin."Menuduh?!" seringai Bella."Aku menuduh?!" ulang Bella sambil menunjuk dirinya sendiri."Hahahaha...!!" tawa Bella memenuhi ruangan."Bella come on..!! Mari kita bicara.. Hanya kita berdua please..!!!" pinta Steve melunak."Kamu sangat tahu sayang, hanya kamu yang aku cintai... Dan aku tahu, kamu juga sangat mencintaiku...!" sambung Steve berusaha meraih tangan Bella.Namun dengan cepat Bella menepisnya. Austin yang mendengarnya langsung mengepalkan kembali tangannya."Yakin? Kau mencintaiku? Atau aku hanyalah wanita bodoh yang bisa kau kontrol sesuka hatimu?! Diberikan harapan... diberikan kenyamanan.... di bahagiakan... dan akhirnya.. Ditinggalkan...!" ujar Bella melihat Steve.Steve kembali terkejut dengan penuturan Bella. Dia tidak sangka kalau istrinya merasakan hal seperti itu."Sayang... Ka-kamu salah paham...!! Semua itu aku lakukan untuk masa depan kita..!!
“Oh my! Love! Aku mau keluar!” geram Austin. Bella semakin mempercepat gerakan kepalanya dan lidahnya bermain semakin liar di dalam sana. Hingga suara geraman suaminya dan hentakan pinggul suaminya yang membuat boa Austin semakin masuk ke dalam tenggorokannya. Cairan hangat dan putih kental itu memenuhi mulut Bella. Wanita cantik itu tersenyum, menyambut semua cairan cinta suaminya itu, ia tak melepaskan milik Austin, ia bahkan menghisap ujung lobang mister p suaminya itu, mengeluarkan semua cairannya dan menelannya tanpa sisa. Kemudian ia melepaskan milik suaminya dan berkata dengan erotis, “Ini sudah bersih sayang.” “Oh my! Love!” suara berat Austin yang langsung membaringkan tubuh istrinya, membuat posisi mereka berbalik. Ia menindih Bella dan melumat bibir istrinya itu. Menatap sang istri penuh cinta. “Enak?” tanya Bella lembut dengan napas berat. “Sangat… dalam sekejap kamu membuatku keluar…” jawab Austin tersenyum puas kepada sang istri, kemudian ia menjilati tengkuk lehe
Ini adalah bab spesial buat kalian semua sayang-sayangkuh ~~~ Semoga kalian suka ya ^^ ----Sebelum baca part ini, ada baiknya kalian lihat video di i9 @ma2.zan >,
Vladimir melihat putranya dan mengangguk setuju.“Terima kasih Ayah,” ucapnya dan melihat ke arah Bryan. “Kamu tahu apa yang harus kamu lakukan Bryan,”“Tentu saja Paman,” jawab Bryan dengan senyuman yang begitu dingin.Pria itu kemudian undur diri dan pamit dari semuanya untuk menghubungi pasukan salju merah untuk mencari keberadaan keluarga Drake hingga tujuh turunan.“Basmi semuanya dan sisakan pria yang bernama Drake,” ujar Austin kepada Bryan. Bryan pun menyetujuinya.Dan hanya dalam beberapa hari semua keturunan keluarga pengusaha Drake tidak ada lagi di daftar penduduk. Kecuali tersisa Drake yang kini berada di Gudang yang begitu gelap.Austin dan Ludwig masuk ke dalam Gudang tersebut, bersama Max dan tentu saja beberapa bawahan Austin dan keluarga Vladislav.Begitu ikatan mata Drake di buka, betapa terkejutnya pria itu melihat pria yang ada di depannya. “Ka… kauuu…kauuu…?” gumamnya tergugu. Suaranya terdengar gemetar.Ludwig menyeringai, “Kenapa ? Apa kau terkejut melihat mayat
Waktu pun berlalu, keesokan paginya Bella bangun dengan masih berpelukan dengan Elle. Setelah menghabiskan waktu sampai jam satu malam, Ibu dan ana kini benar – benar bercerita tentang kehidupan mereka.Bella dengan jujur bercerita tentang rumah tangga nya yang pernah gagal bersama suami pertamanya, namun sekarang dia hidup dengan penuh cinta dalam keluarga suaminya. Serta orang – orang di sekelilingnya yang begitu mencintainya.Elle yang akhirnya bangun tersenyum lembut menatap wajah cantik putri kesayangannya itu. Putrinya yang membuat hidupnya bagaikan di neraka. Tiada hari tanpa ia memikirkan Bella di setiap helaan nafasnya. Kini ia bisa melihat, bahkan menyentuh wajah cantik Bella.“Kamu tumbuh menjadi wanita yang hebat, nak.” Ucap Elle lembut sambil membelai wajah putrinya.“Mom ?” gumam Bella dengan suara serak manjanya kepada Elle. Menandakan wanita cantik itu juga baru terbangun.“Kamu sudah bangun sayang?” tanya Elle lembut.Bella mengangguk pelan.Dan tiba – tiba pintu terb
Austin, Bryan, Ludwig, Arthur, dan Edelmiro duduk di halaman belakang mansion milik Austin dan Bella yang begitu luas. Di sekitar mereka, terdapat kolam renang yang begitu indah dan taman yang indah dengan berbagai macam tanaman dan bunga yang tumbuh subur.Kolam renang yang sangat besar terletak tepat di tengah-tengah halaman belakang, berwarna biru kehijauan dan dipenuhi dengan air yang jernih. Air di kolam renang tersebut mengalir secara perlahan, menghasilkan suara gemericik yang menenangkan. Di sekitar kolam renang, terdapat beberapa kursi mewah yang didesain khusus untuk bersantai di sekitar kolam renang.Di sekeliling kolam renang, terdapat taman yang dipenuhi dengan berbagai macam tanaman dan bunga yang tumbuh subur. Ada beberapa jenis pohon besar yang menghasilkan naungan yang lebat, memberikan kesan sejuk dan menenangkan. Taman juga dilengkapi dengan beberapa patung dan ornamen dekoratif yang menambah kesan elegan dan artistik.Di satu sudut taman, terdapat sebuah teras kayu
Hidangan pun mulai di sajikan satu per satu. Kepiawaian Elle dan Laras di dapur membuat mereka menyajikan makanan yang begitu lezat.“Lalu aku dengar dari Bryan kalau kau sekarang menjabat sebagai direktur utama di rumah sakit besar di Irlandia ? Dan Elle adalah pemilik Galeri terbesar di sana?”“Benar, kedua mertuaku yang begitu shock mendengar cerita kami dan melihat keadaan kami merasa sangat bersedih. Mereka memberikan support yang begitu besar kepada kami berdua. Aku di bangunkan sebuah rumah sakit dan akhirnya berkembang seperti saat ini. Dan Elle diberikan Galeri seni agar anak perempuannya itu tidak bersedih dan larut memikirkan Bella.” Jelas Ludwig.Arthur mengangguk dan kemudian menyeringai, “Dan katanya kau adalah keturunan –“Ting tongBel pintu kembali berbunyi. Austin kembali berdiri untuk membuka pintu menyambut tamu yang datang. Arthur dan Ludwig menhentikan percakapan merekaTerlihat Edelmiro dan Agatha berdiri di depan pintu dengan membawa begitu banyak tentengan kan
“Jadi bagaimana sampai Daddy dan Mommy hidup di Irlandia ?” tanya Bella.Elle tertunduk sedih, “Setelah kondisi kami sudah membaik, Grandpa dan Grandma mu membantu kami untuk pulang. Sedangkan sahabat Daddy dan Mommy juga pergi berpencar ke negara yang berbeda dengan identitas baru kami.”“Grandpa dan Grandma mu di Irlandia memberikan dukungan luar biasa kepada kami berdua.”“Dan begitu kami tiba di Irlandia, kami berdua langsung mencari keberadaan kamu di Swiss, rumah Grandpa Gaston dan Grandma Beatrice. Tetapi yang kami dapatkan adalah berita mengejutkan dari para tetangga yang mengatakan jika mereka pergi dengan tergesa-gesa bersama seorang gadis kecil.” Sambung Elle.“Daddy minta maaf karena tidak bisa menemukan keberadaan kamu Bella, Daddy dan Mommy merasa sangat bersalah.” Ucap Ludwig dengan mata berkaca-kaca.Air mata jatuh di pipi Bella mendengar cerita yang begitu menyedihkan dari kedua orang tua. Bagaimana bisa ia menyalahkan kedua orang tuanya karena kejadiaan naas seperti
Wanita paruh baya itu mengusap lembut punggung Bella, sedangkan pria paruh baya yang berada di sisinya matanya ikut berkaca-kaca menahan embun yang menumpuk di sudut matanya.Bella terlihat semakin kebingungan. Dua orang asing yang tiba-tiba datang memeluknya dan menangis di depannya.Terdengar suara langkah dari dalam. Bella yang masih dalam pelukan wanita asing itu pun menoleh ke suaminya, “Sayang?”Austin tersenyum lembut dan menghampiri istrinya yang terlihat sangat kebingungan itu. Dan hal itu membuat Bella semakin bingung dan bertanya-tanya. Austin memegang pundak istrinya.“Daddy, Mommy… Selamat datang di rumah kami.” ucap Austin kepada pria dan wanita paruh baya di depannya.Bella menekuk keningnya, “Sayang,” perkataan suaminya benar – benar membuatnya sangat bingung.“Apa maksud kamu sayang? Daddy, Mommy?” gumam Bella.Wanita paruh baya itu melepaskan pelukannya, diusapnya air matanya dan menatap Bella dengan senyuman manis di sudut matanya. “Iya sayang, aku mommy mu Elle,
Dan di sinilah keluarga kecil ini berada. Sebelum Arion pindah ke kamarnya. Dia bermanja dengan Bella dan twins.“Hoamss….” Arion menguap dengan besar.“Sudah waktunya tidur ya sayang, besok Arion mau ke sekolah ‘kan?”“Ok mom!”“Cup! Goodnight sayang!” Bella mengecup bibir Arion dan mengusap lembut pipi putranya itu dengan gemas.“Cup ! Goodnight Boy!” ucap Austin dan mengecup pipi Arion.Cup ! Cup! Cup! Sebelum turun dari tempat tidur, Arion memberikan kecupan kepada twins dan Bella.Kemudian pria kecil itu berlari kecil masuk ke dalam kamarnya.Tinggallah Austin dan Bella di atas tempat tidur. Bella bersandar di dada sang suami, memanjakan dirinya.Austin dengan lembut mengusap punggung istrinya. Kemudian dia bergeser dan memperbaiki posisi Bella agar bersandar di headboard dengan nyaman.Pria tampan berhazel biru itu lalu mengambil tempat dan memijit dengan lembut kaki Bella dengan lembut.“Terima kasih sayang…” ucap Bella dengan senyuman bahagianya.Wanita cantik itu menikmati p