Share

Hasrat Bersemi Pada Malam Hari
Hasrat Bersemi Pada Malam Hari
Penulis: Martha

Bab 1

Penulis: Martha
last update Terakhir Diperbarui: 2024-12-17 16:18:53
Saat Livia bangun, tubuhnya seolah-olah hampir remuk.

Setelah beberapa saat kemudian, dia baru bisa mengumpulkan tenaganya untuk bangkit dari tempat tidur. Selimut jatuh dari tubuhnya, menunjukkan sekujur tubuhnya yang penuh dengan bekas ciuman.

Pintu kamar mandi terbuka.

Sosok bayangan pria yang berpostur tubuh tinggi dan tegap melangkah keluar.

Pinggang pria itu hanya dililit dengan handuk, sedangkan bagian atas tubuhnya terekspos, menunjukkan pahatan yang sempurna, samar-samar otot dadanya yang terpahat dengan sempurna itu terlihat ....

Rambut pendek hitamnya masih meneteskan air.

Menyaksikan pemandangan itu, Livia sedikit tertegun, dia bahkan sampai lupa untuk menarik dirinya kembali ke kenyataan.

"Apa yang kamu lihat? Apa kamu masih mau menjual dirimu sekali lagi?"

Setelah mengucapkan beberapa patah kata itu, pria itu mengambil sebatang rokok dari atas kepala tempat tidur, mengisapnya sambil melirik wanita itu.

Paras yang sempurna, ditambah lagi dengan tubuh yang terpahat sedemikian indahnya, biarpun yang terekspos hanya bagian atas tubuhnya, tetap saja membuat hasrat orang yang melihat pemandangan itu tersulut.

Livia buru-buru mengalihkan pandangannya dari pria itu, tidak berani melihatnya lagi.

Tadi malam, pria itu tidak mengendalikan diri sama sekali, hingga membuat sekujur tubuhnya terasa sakit seperti tulang-tulangnya sudah diremukkan.

Pertama kali, mereka melakukannya di sofa, lalu dilanjutkan lagi di dalam bak mandi.

Bak mandi sangat keras, sensasi yang dirasakannya kala itu adalah sakit.

Livia segera turun dari tempat tidur dengan diliputi rasa malu. Dia mengambil pakaiannya yang terletak di lantai, lalu segera memakainya. Dia sendiri yang melepaskan pakaiannya, jadi pakaiannya masih utuh dan bersih, sama sekali tidak ada robekan.

Archie Yansen duduk di kepala tempat tidur sambil merokok dan melihat wanita itu mengenakan pakaian dengan santai.

Karena merasa kurang nyaman, pergerakan wanita itu terkesan kaku dan konyol seperti diselimuti rasa malu seorang remaja.

Setelah dia selesai merokok, Livia juga sudah selesai berpakaian.

Sebelum pergi, Livia tiba-tiba menghentikan langkah kakinya, lalu menoleh ke arah pria itu dan berkata, "Kamu masih belum membayarku."

Archie mengalihkan pandangannya ke arah wanita itu, suaranya terdengar serak layaknya orang yang baru selesai merokok.

"Berapa banyak yang kamu inginkan?" tanyanya.

Livia tidak tahu harga untuk hal seperti ini, dia juga tidak mengerti. Dengan wajah memerah, dia berkata, "Kamu ikuti saja harga pasaran."

Archie tersenyum, dia melirik wanita itu dari ujung kepala hingga ke ujung kaki, sudut bibirnya sedikit terangkat ke atas.

"Harga pasaran?" katanya dengan ringan. "Dengan tubuhmu yang nggak berkembang dengan baik ini, nggak terlalu bernilai. Yah, mempertimbangkan kamu adalah seorang mahasiswi, aku akan memberimu empat ratus ribu untuk harga satu malam. Bagaimana?"

Livia tertegun selama satu detik. Kemudian, dia terdiam, tidak mengucapkan sepatah kata pun.

Walaupun dia tidak pandai berbicara dan tidak pernah melakukan hal seperti ini, dia juga tahu pria ini sedang mempermalukannya.

Melihat matanya sudah memerah seakan-akan sudah hampir menangis, seperti seekor kelinci tak berdaya yang marah karena ditindas, Archie tidak bercanda pada wanita itu lagi. Dia mengeluarkan ponselnya, menunjukkan kontaknya, lalu menyodorkannya pada wanita itu.

"Nah, tambahkan dulu kontakku, nanti akan kutransfer."

Sorot mata Livia langsung berbinar. Dia segera mengeluarkan ponselnya dan menambahkan kontak pria itu.

Melihat foto profil pria itu kosong, tidak kelihatan apa-apa, sama seperti sosok pria itu yang dingin dan misterius.

Livia merasa sedikit khawatir. 'Apa mungkin ini adalah kontak palsu?'

Dia takut pria itu tidak memberinya bayaran, juga takut pria itu benar-benar hanya mentransfer empat ratus ribu padanya.

Bagaimanapun juga, semalam adalah pertama kalinya dia melakukan hal seperti itu, tentu saja sedikit bernilai, 'kan?

Dia tampak ragu. Sambil menggenggam gagang pintu, dia berkata dengan suara rendah, "Paling ... paling sedikit dua puluh juta."

Selesai berbicara, dia tidak berani melihat ekspresi pria itu. Diam-diam, dia mengingat nomor rumah ini, lalu langsung melarikan diri seperti seekor kelinci.

Melihat sosok bayangan wanita itu tampak jelas tengah melarikan diri dengan ketakutan, Archie terkekeh.

'Oh? Dua puluh juta ... cukup pandai menawar juga, ya?' pikirnya.

Jelas-jelas wanita itu adalah perawan yang masih tidak mengerti apa-apa, tetapi semalam bisa-bisanya wanita itu membuatnya tidak bisa menahan diri dan ingin melakukan hal itu lagi dan lagi.

Kulit yang putih, kaki yang jenjang, pinggang yang ramping, payudara yang lembut ....

Hal yang lebih penting lagi adalah, wanita itu sangat patuh, mudah untuk ditindas.

Dia juga tidak mengerti mengapa wanita sepolos itu, yang sama sekali tidak berpengalaman dalam hal seperti itu, berani menjual diri.

Bisa-bisanya wanita itu menelepon ke tempatnya dengan linglung.

Kalimat pertama yang diucapkan oleh wanita polos itu adalah, "Apakah kamu mau membeli sel telur?"

Bab terkait

  • Hasrat Bersemi Pada Malam Hari   Bab 2

    Awalnya Archie mengira itu adalah panggilan telepon salah sambung. Sambil mengerutkan keningnya, dia langsung memutuskan panggilan telepon itu.Namun, siapa sangka, panggilan telepon itu kembali masuk.Dia menolak panggilan telepon itu lagi dan lagi, tetapi wanita itu meneleponnya lagi dan lagi.Archie sudah kehilangan kesabarannya, dia langsung menjawab panggilan telepon itu. Begitu panggilan telepon tersambung, terdengar suara lembut dari ujung telepon."Tuan, aku sungguh-sungguh. Tahun ini aku berusia dua puluh tahun, tubuhku sehat, aku masih muda dan bersih. Aku kuliah di Universitas Annora Kota Jenewa. Kualitas sel telurku pasti sangat bagus. Tolong pertimbangkan, ya."Gerakan Archie terhenti sejenak, kerutan di keningnya makin dalam.'Hmm? Seorang mahasiswi menggunakan cara seperti ini untuk menipu?' pikirnya.Dia mengucapkan beberapa patah kata dengan tegas. "Jual sel telur melanggar hukum, apa kamu nggak menguasai pengetahuan umum seperti ini?"Orang di ujung telepon terdiam, t

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-17
  • Hasrat Bersemi Pada Malam Hari   Bab 3

    "Ba ... bagaimana cara periksanya?" kata wanita itu dengan tergagap, seakan-akan sedikit gemetar. Dia berusaha keras menekan kegugupan dalam ucapannya."Di mana kamu? tanya Archie dengan santai.Livia menjawab dengan pelan, "Fakultas Desain Arsitektur Universitas Annora Kota Jenewa.""Arsitek?""Hmm ...." Livia membenamkan kepalanya ke dalam lengannya, setengah dari wajahnya sudah merah.Dia merasa dirinya sudah memperalukan identitas ini.Archie mematikan keran air, menarik handuk dan menyeka tangannya hingga kering. Sambil menggenggam ponselnya, dia berjalan keluar dari kamar mandi.Dia tidak punya kebiasaan membawa orang asing ke rumahnya.Namun, sekarang sudah sangat larut, dia tidak ingin keluar.Dia sedang bertaruh, bertaruh apakah wanita polos ini akan datang atau tidak.Kalau wanita itu datang, dia akan menggertaknya.Karena itulah, dia menyebutkan alamat apartemennya. "Baliom, Gedung 6, 1009. Kemarilah."Wajah Livia terasa sangat panas, bahkan leher dan telinganya sudah memera

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-17
  • Hasrat Bersemi Pada Malam Hari   Bab 4

    Wajah Livia langsung memerah.Kepalanya seperti berdengung-dengung, sekujur tubuhnya mulai terasa kaku.Dia tidak menyangka pria yang terdengar ganas dalam panggilan telepon, ternyata adalah sosok pria yang berparas tampan dan tampak elegan seperti ini. Hanya berdiri di sana saja, ketampanan pria ini sudah bisa membuat orang lain tidak bisa mengalihkan pandangan darinya.Namun, aura dingin sekaligus menjaga jarak yang terpancar dari tubuh pria itu, membuatnya tidak berani mendekat.Pria itu kelihatan seperti baru selesai mandi, rambut pendeknya masih sedikit basah. Ekspresi dingin sekaligus malas menghiasi wajahnya.Livia mengangguk dan berkata dengan wajah memerah, "Ya, itu aku.""Ikut denganku."Pria itu hanya mengucapkan dua kata tersebut, lalu langsung berbalik dan berjalan menuju ke arah lift.Livia beranjak dari sofa dengan kaku. Dengan pikiran kosong, dia melangkah mengikuti langkah pria itu....Apartemen ini dirancang dengan gaya mewah, satu lantai hanya dua unit. Setelah kelu

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-17
  • Hasrat Bersemi Pada Malam Hari   Bab 5

    Pupil mata Livia mengecil seketika, ekspresinya tampak pucat sekaligus gugup, punggungnya menempel erat pada pintu."Aku benar-benar sudah menyesal. Tuan, aku mohon lepaskan aku. Aku berjanji nggak akan datang lagi ...."Archie mengalihkan pandangannya ke bawah. Melihat wanita itu berlinang air mata, mata memerah, hidung juga memerah, benar-benar tampak menyedihkan.Dia pun bertanya dengan nada dingin, "Kamu benar-benar nggak jadi jual?"Livia buru-buru menggelengkan kepalanya. "Nggak, nggak jual lagi.""Kelak juga nggak jual lagi?"Air mata Livia langsung mengalir tanpa permisi. Dia berkata dengan suara bergetar, "Nggak akan lagi. Aku mohon padamu, biarkan aku pergi. Aku akan berterima kasih padamu seumur hidupku."Archie menepuk-nepuk pundak wanita itu.Cukup kurus, terasa hanya seperti berbalut tulang saja, daging di tubuh wanita itu nggak terlalu terasa.Dia mengalihkan pandangannya dan berkata, "Pergi sana."Sambil menangis, Livia menoleh untuk membuka pintu. Namun, pintu tetap ti

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-17
  • Hasrat Bersemi Pada Malam Hari   Bab 6

    Archie tidak menyangka dia akan kembali lagi.Dia melihat wajah penuh air mata wanita itu, seakan-akan terlihat lebih menyedihkan daripada tadi. Bibir wanita itu terluka akibat gigitan sendiri, matanya memerah dan membengkak, air mata mengalir tanpa suara, air mata kesedihan sekaligus putus asa.Seakan-akan terpicu oleh sesuatu.Dia melangkah ke samping, bersandar di lemari anggur anggurnya."Apa kamu yakin?"Jari-jari Livia bertautan dengan erat. "Aku kekurangan uang.""Aturannya masih sama, lepas celana."Archie mengucapkan satu kalimat itu dengan datar, dia ingin lihat apakah wanita itu benar-benar akan menyerahkan diri sendiri atau tidak.Dengan ekspresi sedih, Livia menutup pintu, berjalan masuk, lalu mulai melepaskan mantelnya.Tanpa butuh waktu lama, lapisan kain tipis yang menutupi tubuhnya sudah dibukanya dan dilemparkannya ke lantai.Selanjutnya adalah celananya.Dengan iringan suara ritsleting terbuka, celana jins longgar itu langsung meluncur ke lantai, hanya tersisa dua da

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-17
  • Hasrat Bersemi Pada Malam Hari   Bab 7

    Setelah keluar dari Baliom, Livia naik MRT sendiri, kembali ke asramanya.Teman-teman sekamarnya ada jadwal kuliah, jadi tidak berada di asrama. Dia segera masuk ke kamar mandi untuk mandi. Sejauh mata memandang, dia melihat bekas ciuman di sekujur tubuhnya, bekas merah kebiruan itu tampak sedikit mengejutkan.Pria semalam tidak terbilang lembut, bahkan lebih mendekati kasar.Dia menghabiskan waktu cukup lama untuk menggosok, membersihkan dirinya. Kemudian, dia mengenakan baju tidur dan keluar dari kamar mandi, lalu berbaring di atas tempat tidur dan menghela napas lega.Suasana dan aroma yang familier di sekelilingnya, membuatnya merasa sedikit tenang.Livia mengambil ponselnya, lalu melihat ponselnya sejenak. Archie masih belum mentransfer uang untuknya.Setelah melihat kolom obrolan yang kosong itu dan bergumul cukup lama, dia mengetikkan beberapa patah kata. Wajahnya terasa panas dan memerah, pada akhirnya dia tidak bisa menahan diri dan menghapus pesan itu.'Sebaiknya aku tunggu s

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-17
  • Hasrat Bersemi Pada Malam Hari   Bab 8

    Archie mengangkat alisnya, mengeluarkan ponselnya, lalu membuka kolom obrolan dengan wanita itu."Kamu butuh berapa banyak?" tanyanya pada wanita itu.'Aku butuh berapa banyak?'Livia juga baru pertama kalinya melakukan hal seperti itu, dia tidak terlalu mengerti harga pasaran. Namun, biaya operasi ayahnya pasti sangat mahal.Livia tergagap, dia tidak tahu berapa nominal yang harus disebutnya.Melihat ekspresi wanita itu, Archie mengetikkan beberapa patah kata di ponselnya. Beberapa detik kemudian, dia membacakan informasi yang diperolehnya."Kalau berdasarkan harga pasaran jual sel telur, diploma 40 juta sampai 60 juta, S1 100 juta sampai 160 juta, mahasiswi dari universitas bergengsi, dimulai dari 200 juta."Dia mengalihkan pandangannya ke arah wanita itu dan bertanya, "Kamu butuh berapa banyak? 100 juta atau 200 juta?"Livia tidak menyangka pria itu bahkan sudah mengetahui hal ini.Harga yang disebutkan oleh pria itu, sudah jauh lebih tinggi daripada yang harga yang tercantum di ikl

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-17
  • Hasrat Bersemi Pada Malam Hari   Bab 9

    Livia langsung membelalak kaget, dia menatap pria itu dengan tatapan tidak percaya.Dia sudah melakukan hal ini dengan sangat rahasia, bahkan saat menelepon, dia juga akan mencari sudut yang tidak ada orangnya. Bagaimana pria ini bisa mengetahuinya?"Nggak, aku nggak melakukannya! Kamu jangan berbicara sembarangan!"Livia menggigit bibirnya, seakan-akan takut ada sesuatu yang akan terekspos. Malas berinteraksi lebih lama lagi dengan pria itu, dia langsung berbalik, hendak melarikan diri ke atas.Diego langsung menarik lengannya, menariknya kembali dengan mudah."Jangan lari. Aku tahu kamu kekurangan uang, keluargaku sangat kaya. Bagaimana kalau begitu saja? Kamu tidur denganku satu malam, aku akan memberimu dua puluh juta. Bagaimana?"Livia tidak menyangka pria ini akan berbicara begitu blak-blakan.Dalam sekejap, ekspresinya langsung berubah menjadi pucat. Ya, dia merasakan penghinaan dipermainkan dan dipandang rendah orang lain.Biarpun tadi malam dia sudah menjual dirinya sendiri da

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-17

Bab terbaru

  • Hasrat Bersemi Pada Malam Hari   Bab 50

    Ruang tamu gelap gulita, lampu tidak dinyalakan.Archie berjalan ke arah kamar tidur, melihat pecahan gelas berserakan di lantai dekat kepala tempat tidur. Di atas tempat tidur, ada seseorang yang meringkuk di dalam selimut hingga sudah hampir tidak kelihatan.Archie segera menyingkirkan selimut itu. Dia melihat wajah wanita itu memerah, kedua mata wanita itu terpejam, tampak sangat menderita.Hanya dengan sekali pandang saja, dia sudah tahu ada yang tidak beres."Kamu demam?"Archie mengerutkan keningnya, mengangkat lengannya, lalu menyentuh dahi wanita itu dengan punggung tangannya.Saking tingginya suhu tubuh wanita itu, ujung jarinya sampai bergetar sejenak.Suhu tubuhnya sudah terlalu tinggi!Archie melihat ke sekeliling, tidak menemukan adanya termometer. Dia segera kembali ke apartemennya dan membawa kotak medis kemari. Kemudian, dia mengeluarkan termometer untuk mengukur suhu tubuh wanita itu.Hasilnya 39,9 derajat.Saking tingginya suhu tubuhnya, otak wanita itu bahkan sudah h

  • Hasrat Bersemi Pada Malam Hari   Bab 49

    Livia tidak sempat memikirkan untuk makan lagi, dia segera beranjak dan berlari menaiki tangga.Hingga dia menaiki satu langka dengan terengah-engah, dia mendengar suara langkah kaki pria itu dari lantai bawah. Kemudian, terdengar suara pemantik api dinyalakan, seperti sedang menyalakan rokok.Melalui celah belokan tangga, Livia bisa melihat dengan jelas sosok bayangan seseorang di lantai bawah itu.'Benar-benar dia!'Pria itu tampaknya tidak menyadari keberadaannya, tubuh yang tinggi dan tegap itu tengah bersandar dalam posisi miring pada sandaran tangan dengan sebatang rokok di antara jari-jari rampingnya, menghembuskan asap rokok dengan santai.Pria yang elegan, sekaligus bajingan.Livia tidak tahan berlama-lama di tempat itu lagi. Dia memperlambat langkah kakinya, melarikan diri di lantai atas dengan hati-hati....Sore harinya, hujan deras di luar.Awan hitam tampak berkejar-kejaran di langit, petir bergemuruh tiada henti. Setengah bagian dari langit sudah tampak gelap, bahkan par

  • Hasrat Bersemi Pada Malam Hari   Bab 48

    Sepulang ke rumah, Livia terjaga sepanjang malam.Hingga fajar menyingsing, dia juga tidak berhasil menemukan solusi yang bagus.Saat berangkat bekerja keesokan harinya, dia juga tidak berani langsung keluar. Dia mengintip dari balik pintu sangat lama, hingga pria yang tinggal di apartemen seberang itu pergi, dia baru keluar perlahan-lahan.Baru tiba di perusahaan, dia menerima pesan dari Daniel, pria itu mengatakan hari ini akan pergi dinas, dalam beberapa hari ini tidak akan berada di Kota Jenewa, tidak bisa membimbingnya lagi, memintanya untuk mengikuti progres proyek bersama rekan kerjanya.Livia sibuk bekerja seharian di rumah sakit.Dia bekerja bersama seorang rekan kerjanya yang merupakan seorang insinyur yang sudah memiliki lima tahun pengalaman konstruksi. Semua orang memanggilnya Linda, adalah seorang arsitek yang memegang wewenang paling tinggi selain Daniel di seluruh departemen desain, juga merupakan orang dengan temperamen paling buruk.Linda tidak menyukai Livia, kali in

  • Hasrat Bersemi Pada Malam Hari   Bab 47

    Ternyata pria itu memasang kamera pengawas di dalam rumah!Bahkan menyalin rekaman itu, memutarnya lagi dan lagi di hadapannya!Benar-benar sudah gila!Jantung Livia berdegup dengan kencang, dia melompat ingin merebut ponsel pria itu. Namun, Archie jauh lebih tinggi darinya. Menghadapi pria itu, dia seakan-akan tidak tahu diri.Livia menurunkan suaranya dan bertanya pada pria itu, "Sebenarnya apa yang kamu inginkan?"Archie mematikan ponselnya, lalu mencubit wajah wanita itu dan lanjut menciuminya.Saat ini, kemampuan pengendalian dirinya dan sikap tenangnya sudah menghilang tanpa meninggalkan jejak, samar-samar hanya tersisa sifat buruk seorang pria yang tersimpan dalam dirinya. Dia hanya ingin menindas wanita ini, mempermainkan wanita ini sesuka hatinya.Tepat pada saat ini, terdengar suara getaran dari arah tubuh Livia.Dia melepaskan dirinya dari pria itu, mengeluarkan ponselnya dan melirik layar ponselnya. Nama Daniel tampak berkedip-kedip di layar ponselnya.Saat dia hendak menja

  • Hasrat Bersemi Pada Malam Hari   Bab 46

    "Kamu ...."Sebelum Livia selesai berbicara, pria itu langsung menundukkan kepala dan mencium bibirnya, ciuman yang cukup keras dan dalam.Napas dan suhu tubuh pria itu terasa panas. Aroma alkohol yang menyengat disertai dengan aroma khas pria itu langsung menusuk indra penciumannya. Ciuman itu mengintimidasi pernapasannya, cukup kuat seperti hukuman yang ganas."Archie ... lepaskan."Livia dicium oleh pria itu sampai-sampai hampir tidak bisa bernapas. Dia mengerahkan seluruh kekuatannya untuk mendorong pria itu.Namun, upayanya itu sama sekali tidak membuahkan hasil.Pria itu sama sekali tidak mengizinkannya untuk melarikan diri. Ciuman panas itu kian dalam, seakan-akan melahap semua suara isakan dan teriakan rendahnya hingga lenyap tak bersisa.Livia meronta dengan sekuat tenaganya, tetapi telapak tangan pria itu menahan pinggangnya, membenamkan tubuhnya ke dalam tubuh pria itu.Jari-jari ramping pria itu melewati sela-sela rambut panjangnya dan menahan bagian kepalanya, memaksanya u

  • Hasrat Bersemi Pada Malam Hari   Bab 45

    Akhirnya hukuman sudah selesai dijalankan.Seakan-akan bebannya sudah terangkat, Livia duduk kembali ke sofa. Dia merasakan sebagian besar energinya sudah terkuras habis.Sekelompok orang pria kalangan kelas atas ini benar-benar pandai bermain.Ronde berikutnya dimulai, Devon yang tetap bertugas membagi kartu, sedangkan orang-orang lainnya membuka kartu.Sesuai dugaan, kali ini yang mendapatkan kartu AS hati adalah Archie."Eh, kena Dokter Archie."Archie melemparkan kartunya ke atas meja dengan santai, kilatan tajam melintas di matanya."Aku pilih ...." Dia melirik orang-orang di sekeliling ruangan itu, lalu berkata, "Jujur.""Sudah kuduga dia pasti akan pilih Jujur. Dengan karakter pembersihnya, jangan harap dia akan mencium sembarang orang."Devon terkekeh pelan, kilatan licik melintas di matanya.Benar saja, pertanyaannya langsung bersifat eksplosif. "Kapan terakhir kalinya kamu melakukan hubungan intim? Satu malam berapa kali?"Sambil bertopang dagu, samar-samar Archie melirik ora

  • Hasrat Bersemi Pada Malam Hari   Bab 44

    Livia bahkan tidak perlu menoleh, dia sudah tahu siapa orang itu.Dia sedang kooperatif dengan Daniel dalam menerima hukuman, untuk apa pria itu menatapnya seperti itu?Livia tidak sempat memedulikan tatapan pria itu lagi, dia hanya fokus menyuapi Daniel minum.Di belakangnya, sorot mata Archie tertuju pada wanita itu. Makin lama, sorot matanya makin dalam.Dari sudut pandangnya, setengah bagian tubuh wanita itu miring menghadapnya. Kebetulan, dia bisa melihat pinggang ramping wanita itu, serta lekuk tubuh indah wanita itu.Seminggu yang lalu, tubuh itu masih berada di bawahnya, pinggang ramping itu hampir saja patah dibuatnya.Namun, seminggu kemudian, wanita itu malah menyuapi pria lain. Apakah ini yang wanita itu maksud dengan berusaha menaikkan status sendiri dengan mengandalkan kemampuan sendiri?Archie memijat-mijat keningnya, dia merasa makin kesal.Di sisi lain, setelah menyuapi Daniel minum satu gelas, di bawah sorakan orang banyak, Livia kembali menuangkan minuman.Livia mele

  • Hasrat Bersemi Pada Malam Hari   Bab 43

    Daniel berkata, "Aku akan menggantikannya menerima hukuman."Ada orang yang ingin memanas-manasi situasi, berseru, "Eh, Pak Daniel sedang memainkan peran sebagai pahlawan yang menyelamatkan wanita cantik?"Daniel tersenyum dan berkata, "Aku yang membawanya kemari, tentu saja aku yang melindunginya. Dia masih muda, aku nggak bisa membiarkannya ditindas, kalian juga jangan menakut-nakutinya.""Jangan bicara begitu, kami hanya menanyakan sedikit pertanyaan, nggak melakukan apa pun.""Lihatlah ciuman panas tadi, itu baru cara bermain kami biasanya."Satu per satu dari mereka mulai berkomentar, seakan-akan menyudutkan Livia.Livia menggigit bibirnya. Dia baru saja mengatakan dia ingin menerima hukuman sendiri, tetapi Daniel sudah terlebih dahulu buka suara."Aku akan menggantikannya menerima hukuman dua kali lipat itu."Begitu mendengar ucapannya, beberapa orang lainnya juga tidak mempersulitnya lagi, melainkan melambaikan tangan dan memberinya hukuman yang mudah."Kalau begitu minum dua ge

  • Hasrat Bersemi Pada Malam Hari   Bab 42

    Livia baru pertama kali menyaksikan pemandangan seperti itu, dia langsung tercengang.Orang-orang di sekeliling bersorak tanpa henti. Sementara itu, kedua insan itu berciuman tanpa henti, tidak menunjukkan tanda-tanda akan berhenti, bahkan ciuman mereka makin kian memanas.Samar-samar, dia bisa melihat pria itu sudah memasukkan tangannya ke dalam gaun wanita tersebut ....Hingga sebuah tangan besar menutupi pandangannya.Livia mendongak, melihat wajah tampan sekaligus hangat Daniel. Sorot mata hangat itu seakan-akan bisa membersihkan sedikit debu dalam hatinya.Daniel mendekati telinganya dan berbisik, "Jangan terlalu takut, biasakan diri saja."Membiasakan diri?Apakah kelak dia harus sering-sering membiasakan diri dengan situasi dan pemandangan seperti ini?Livia menundukkan kepalanya, suasana hatinya sedikit rumit, sulit dideskripsikan dengan kata-kata.Melalui sudut matanya, dia melirik ke arah kananya. Dia mendapati Archie sedang bersandar di sofa dengan malas. Dari sudut pandangn

DMCA.com Protection Status