Share

Bab 747

Author: Hargai
Melihat ekspresi Adsila yang manis dan imut, Pamela ragu-ragu sesaat. Dia tidak tega menolak, jadi dia menganggukkan kepalanya dan berkata, "Ayo pergi bersama."

Setelah mendapatkan izin dari Pamela, Adsila pun merasa sangat senang. "Aku tahu Bibi pasti akan membawaku pergi, hehe!"

Dengan adanya pengganggu di dunia milik berdua ini, ekspresi Agam menjadi kesal. Dia mengernyit sambil menatap Pamela dan bertanya, "Kamu bukan hanya mau traktir aku makan, ya?"

Pamela membentangkan kedua tangannya sambil berkata, "Hanya bertambah satu orang saja! Paman, jangan pelit!"

Adsila mencondongkan badannya di antara kedua orang ini dan berkata, "Iya! Paman, aku keponakanmu, tapi kamu sepelit ini padaku! Kamu bahkan nggak mau membawaku pergi makan!"

Agam melirik sekilas ke arah Adsila dengan tegas dan berkata, "Kalau mau ikut, duduk dengan baik!"

Mendengar teguran pamannya, Adsila langsung patuh. Dia bergegas duduk dengan baik.

Pria ini menginjak gas, mobil pun melaju meninggalkan Perusahaan Dirgantar
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Just Rara
si agam sm keponakan sendiri aja cemburu ya
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Hari-hari Dimanjakan Paman   Bab 748

    Mendengar keluhan Adsila, Pamela dan Agam melihat ke arahnya. Secara bersamaan, pasangan suami istri ini tampak khawatir ....Gadis yang menyukai hal percintaan ini lebih baik tidak sering-sering pacaran.Pada saat ini, pelayan menyajikan beberapa santapan dingin.Pamela mengambilkan sayur ke piring Adsila yang sedang tidak fokus sambil berkata, "Apa yang sedang kamu pikirkan? Bukankah kamu sudah lapar? Makanlah lebih banyak!"Adsila seketika tersadar. Dia tertawa dan berkata, "Terima kasih, Bibi!"Pamela bergegas mengambilkan sayuran untuk pria di sisinya supaya pria yang kekanak-kanakan ini tidak iri dengan keponakannya lagi!Adsila sangat cerewet. Sambil makan pun mulutnya tidak berhenti berceloteh. "Oh iya, Paman, apakah kamu sudah mendaftarkan pernikahanmu dengan Bibi?" tanya Adsila.Pertanyaan ini membuat gerakan Pamela dan Agam sama-sama terhenti ....Agam menoleh dan menatap Pamela lekat-lekat sambil menjawab, "Belum."Adsila mengernyit dan berkata dengan sungguh-sungguh, "Kena

  • Hari-hari Dimanjakan Paman   Bab 749

    Adsila berkata lagi, "Paman, sebelumnya, kamu mengadakan upacara pernikahan yang sederhana dengan Bibi dan bahkan nggak meninggalkan selembar foto pun!""Kali ini, dengan kepulangan Bibi, bagaimana kalau kamu membawa Bibi pergi mengambil foto pernikahan yang indah?"Sebelum pria ini bisa mengatakan apa pun, Pamela langsung tersenyum dengan dingin sambil berkata, "Lupakan saja, pamanmu seharusnya nggak suka foto-foto."Adsila mengernyit sambil menatap pria ini dan bertanya, "Paman, kamu bahkan nggak mau foto pernikahan?"Dengan tatapannya masih tertuju pada gadis ini, Agam menjawab, "Kalau hanya sesekali, aku masih bisa terima."Pamela mengangkat kepalanya dan menatap pria di sisinya dengan heran.Dia mengira bahwa pria yang tidak ingin mendaftarkan pernikahan dengannya juga akan merasa bahwa mengambil foto pernikahan dengannya hanya akan membuang-buang waktu!Tak disangka, pria ini akan setuju.Begitu mendengar bahwa pamannya bersedia berfoto, Adsila langsung merasa sangat senang. "Bag

  • Hari-hari Dimanjakan Paman   Bab 750

    Pamela menatap pria di sisinya dengan tatapan heran. 'Paman benar-benar bersedia untuk pergi foto sekarang juga?' pikir Pamela.Adsila kembali ke tempat duduknya. Karena ada hal yang dia nantikan, dia pun makan dengan makin lahap!"Bibi, aku sudah nggak sabar! Penampilan Bibi memakai gaun pengantin pasti sangat indah!" kata Adsila.Pamela hanya mengerutkan bibirnya sambil terus meminum kuah, seperti sedang memikirkan sesuatu.Jika seorang pria tidak bersedia untuk mendaftarkan pernikahannya dengan seorang wanita, tetapi sangat aktif dalam pengambilan foto pernikahan, entah apa yang sedang pria ini pikirkan!...Studio foto temannya Adsila adalah sebuah studio foto kelas atas yang terkenal di Kota Marila. Katanya, banyak foto pernikahan, foto potret dan sampul majalah selebriti dan artis terkenal diambil di studio ini.Adsila sengaja tidak memberi tahu identitas Agam pada temannya. Dia takut saat temannya sedang mengambil foto Agam, temannya ini akan merasa tertekan karena statusnya Aga

  • Hari-hari Dimanjakan Paman   Bab 751

    Adsila tidak senang mendengarnya. Dia menggerutu, "Paman! Ini namanya habis manis sepah dibuang! Kamu harus tahu, kalau bukan karena aku, mungkin kamu nggak punya kesempatan lihat Bibi pakai baju pengantin."Agam meletakkan majalah di tangannya, lalu berdiri. Dia berjalan mendekati Pamela tanpa menghiraukan Adsila, jari panjangnya mengelus lembut wajah Pamela sambil berkata, "Cantik sekali."Pamela mendongak menatap pria itu, dengan perasaan malu mengenakan baju pengantin, dia menjawab, "Terima kasih ....""Ayo, kita mulai," kata pria itu sambil menggandeng tangannya, membawanya memasuki studio.Adsila menyilangkan tangannya dengan ekspresi tidak senang. 'Huh! Paman keterlaluan, habis manis sepah dibuang!' batinnya.'Tapi Tante terlihat sangat cantik dengan baju pengantinnya!''Sayang sekali kalau cuma Paman yang lihat.'Setelah berpikir sejenak, Adsila mengeluarkan ponselnya, lalu ikut memasuki studio.Dia merekam seluruh proses pemotretan Agam dan Pamela, lalu mengundang semua orang

  • Hari-hari Dimanjakan Paman   Bab 752

    Justin terperanjat, begitu berbalik, dia melihat kakaknya, Kalana. Justin secara refleks menyembunyikan ponsel di belakang punggungnya sambil berkata, "Ti ... tidak ada."Tadinya Kalana tidak melihat apa pun, tapi dia justru penasaran setelah melihat reaksi Justin yang jelas sedang menyembunyikan sesuatu."Justin, apa yang kamu sembunyikan dariku? Jangan-jangan kamu pacaran diam-diam?" tanya Kalana.Justin menggeleng cepat sembari menjawab, "Tidak, tidak! Aku nggak pacaran diam-diam kok!"Tentu saja Kalana tidak percaya, dia tersenyum sambil berkata, "Kalau nggak pacaran diam-diam, kenapa takut aku lihat ponselmu? Sini, biar kulihat tadi kamu ngobrol dengan siapa?"Justin bukannya takut Kalana melihat ponselnya, tapi takut Kalana sedih setelah melihat video yang dikirimkan Adsila.Dia mengerutkan kening berpikir sejenak, untuk membodohi Kalana, dengan berat hati dia mengakui, "Iya! Aku ... aku pacaran! Isi obrolannya privasiku, jadi nggak boleh kuperlihatkan sama Kakak!"Mendengar adik

  • Hari-hari Dimanjakan Paman   Bab 753

    Melihat riwayat obrolan itu tidak berhubungan dengan pacar Justin, melainkan tentang foto pernikahan Pamela dan Agam,ekspresi Kalana membeku, tatapannya seketika berubah suram.Dalam video yang dia lihat, Agam diarahkan fotografer untuk memegang lembut pinggang Pamela, menatap dan menciumnya sembari tersenyum.Selama bertahun-tahun mengenal Agam, dia belum pernah diperlakukan seperti itu.Adegan dalam video bagaikan duri dalam daging, Kalana luar biasa iri, tanpa sadar dia menggertakkan gigi, ekspresinya benar-benar menyeramkan.Saat ini, Justin menyusul, dia tidak pernah melihat kakaknya yang lembut menunjukkan ekspresi menakutkan seperti itu. Merasakan suasana yang tidak nyaman, Justin pun bertanya dengan cemas, "Kak, kamu nggak apa-apa?"Kalana tersadar kembali, dia mendongak dan memaksakan senyum kaku sambil menjawab, "Nggak apa-apa, memangnya aku kenapa?"Justin mengerutkan kening, dia tahu Kalana terobsesi pada Kak Agam, juga bisa melihat perjuangan kakaknya untuk unjuk diri. De

  • Hari-hari Dimanjakan Paman   Bab 754

    Pamela yang hampir tertidur melihat riwayat obrolan itu, kemudian menjawab dengan tenang, "Paman, mereka 'kan temanmu. Kamu saja yang atur."Pria itu menatapnya lekat sambil berkata, "Aku nggak bisa mengaturnya."Pamela yang sedang menatap cermin menoleh menatap pria itu, alisnya terangkat karena bingung, "Kenapa nggak bisa? Sebelumnya kamu juga pergi minum dengan mereka, kenapa sekarang nggak bisa?"Pria itu menjawab, "Aku nggak punya uang."Pamela terdiam.Penata rias yang sedang mengganti gaya rambut Pamela terkejut sekaligus menahan tawa, merasa kalimat "Aku nggak punya uang" yang keluar dari mulut seorang pria berperawakan tinggi dan elegan seperti itu adalah hal yang luar biasa.Sudut bibir Pamela terangkat, dia baru teringat bahwa Paman telah menyerahkan semua kartu ATM padanya, dia juga tak punya uang lagi di ponselnya."Kalau begitu kamu atur saja, nanti aku bayar," kata Pamela dengan jelas.Agam menantikan kalimat itu, dia mengusap hidung Pamela sejenak sambil berkata, "Kalau

  • Hari-hari Dimanjakan Paman   Bab 755

    Pamela mengangguk sekali lagi sambil berkata, "Aku ingin pulang."Pria itu tidak mengatakan apa-apa lagi, dia merangkulnya dengan lembut sembari berkata, "Hm, kalau begitu kita pulang."Pamela mengerutkan kening bertanya, "Kita? Paman, kamu juga nggak ikut?"Agam menatapnya sembari menjawab, "Kalau kamu nggak pergi, nggak ada yang membayarkan tagihannya, kalau begitu untuk apa aku ke sana?"Mendengar hal itu, Pamela langsung menjulingkan mata, lalu berkata, "Aku bisa mentransfernya padamu, kamu bayar sendiri!"Agam menjawab dengan serius, "Tidak perlu, kalau kamu nggak ikut, aku juga tak berminat keluar, takutnya istriku kabur lagi."Huh! Dasar!Pamela paling tak tahan dengan trik seperti ini, tiba-tiba merasa Paman sangat licik!"Baiklah, kalau begitu aku juga pergi! Sudah, 'kan?Agam tersenyum, lalu membungkuk dan berbisik, "Gadis kecil, aku tahu kamu lelah. Setelah Paman menemani mereka minum beberapa gelas, kita pulang. Malam ini kamu boleh istirahat dengan tenang, aku nggak akan m

Latest chapter

  • Hari-hari Dimanjakan Paman   Bab 2938

    Ketakutan masih melanda Phillip ketika dia membayangkan situasi saat itu, Dian meratakan alis pria itu, "Aku tahu kamu pasti akan datang untuk menyelamatkanku, sama seperti sebelumnya.""Aku mencintaimu, Phillip."Sebelumnya Dian sudah menyatakan cintanya, tapi dia mengatakannya dalam keadaan tidak sadar. Sekarang dia sudah sadar, pikirannya jernih, bahkan sambil tersenyum tipis. Ucapannya membuat Phillip tersipu sejenak."Aku juga mencintaimu," balas Phillip.Dian hanya dirawat sebentar di rumah sakit, tak lama kemudian dia kembali ke Kediaman Sanders.Seperti yang mereka katakan, kondisi Dian tidak serius, dirawat di rumah sakit hanya akan memperlambat pemulihannya.Lebih baik dia dirawat di rumah.Phillip tidak pernah menyinggung pekerjaan Dian. Sebaliknya, Dian langsung pergi ke Surat Kabar Sino untuk mengundurkan diri.Kondisinya saat ini tidak sesuai untuk menyelidiki kasus terkait, lagi pula Phillip langsung menyerahkan barang bukti ke kantor polisi, pihak kepolisian yang akan m

  • Hari-hari Dimanjakan Paman   Bab 2937

    "Phillip, aku menyukaimu, aku mencintaimu."Phillip memeluk Dian dengan perasaan sakit yang tiada tara, "Ini salahku, seharusnya aku lebih cepat.""Aku nggak pernah menyalahkanmu. Aku hanya ingin melihatmu tersenyum. Selama kamu bersedia membiarkanku tetap di sisimu, aku nggak meminta pengakuanmu.""Aku tahu keluargamu menyulitkanmu, aku bisa melihatnya ...."Para pengawal yang ikut menerobos masuk merasa canggung ketika melihat CEO mereka menangis.Namun, yang terpenting saat ini adalah membawa Dian ke rumah sakit untuk pemeriksaan fisik. Setelah lama terikat, aliran darahnya surut, menyebabkan mati rasa yang akan menjadi masalah serius jika tidak bisa pulih.Akhirnya, para pengawal mendorong bos mereka yang sangat pemberani untuk menasihati Phillip. Phillip menundukkan kepala, menyeka air matanya, dia menggendong Dian dengan mudah, tidak membiarkan orang lain turun tangan. Gerakannya sangat lembut, seolah-olah sedang menggendong tuan putri.Untungnya, hasil pemeriksaan menyatakan kon

  • Hari-hari Dimanjakan Paman   Bab 2936

    Setelah itu, Lesti pergi tanpa menoleh, sama sekali tidak menunjukkan keraguan.Masa depan dirinya dan Fabian ada dalam kandungannya, tidak mungkin dia menyerahkan semua hartanya pada Ririn.Karena putrinya tidak menurut, maka dia akan mengandalkan putra dalam kandungannya.Bukankah Ririn senang menemui Juko? Kalau begitu, biarkan saja mereka hidup bersama.Lagi pula dia sudah menghabiskan banyak usaha untuk membesarkan putrinya itu.Ririn menghabiskan paruh pertama hidupnya bersama Lesti, paruh kedua hidupnya sudah seharusnya menjadi giliran Juko.Satu-satunya hal yang membuat Phillip bersyukur adalah Juko tidak mempermainkannya, tampaknya dia masih peduli pada putrinya.Phillip bersama para pengawalnya berhasil menemukan rumah bobrok itu.Pelaku cukup waspada, mereka memilih rumah bobrok di pinggiran desa.Setelah pintu didobrak, Phillip menemukan Dian terbaring sendirian di lantai, tanpa ada yang menghiraukannya.Penjahat yang berjaga menunggu instruksi Juko, tanpa perintah darinya,

  • Hari-hari Dimanjakan Paman   Bab 2935

    Lesti meneteskan air mata, duduk bersila dan terdiam, tidak ingin membela diri.Ririn satu-satunya orang yang masih berusaha memberikan penjelasan, tapi apa pun yang dia katakan, Fabian tidak lagi memercayainya.Hal seperti ini sudah terjadi berkali-kali dan setiap kali Fabian selalu memilih memercayai Lesti dan putrinya.Namun kini dia menyadari bahwa dia sepenuhnya salah.Dian dulunya sangat perhatian dan berperilaku baik, tetapi setelah Lesti dan Ririn memasuki hidup mereka, dia merasa putrinya mulai bermulut tajam dan selalu bertingkah di hadapannya.Sekarang dia baru menyadari, semua itu Dian lakukan untuk mendapatkan lebih banyak perhatian darinya atau setidaknya hanya ingin dia memperlakukan dirinya dan Ririn secara adil.Hanya saja dia tidak pernah menyadarinya. Sebaliknya, dia merasa Dian harus mengalah pada Ririn karena lebih tua."Karena kamu begitu menyukai ayah kandungmu, mulai sekarang kamu bisa hidup bersamanya.""Jangan pernah datang lagi ke rumah ini. Sedangkan ibumu,

  • Hari-hari Dimanjakan Paman   Bab 2934

    Ririn buru-buru bertanya, "Ibu tertipu?""Kenapa Ibu menghubungi Juko?""Sekarang mereka tahu keberadaan Dian, Ibu mengacaukan rencanaku, apa yang ada di kepala Ibu?"Namun Lesti tidak menggubris, dia menangis dan menampar Ririn, "Kamu membuat Ibu takut setengah mati. Kalau terjadi sesuatu padamu, Ibu harus bagaimana? Susah payah Ibu membesarkanmu, apa Ibu harus melihatmu mati?""Ibu 'kan sudah bilang, jangan menemui Juko Sanders, kenapa kamu masih diam-diam menemuinya, bahkan menyuruhnya melakukan hal seperti ini, apa kamu sudah gila?""Ibu hanya ingin menjalani sisa hidup dengan damai bersamamu, kenapa kamu nggak mau mendengarkan Ibu?"Ririn sangat kecewa pada ibunya. Sejak hamil, Lesti tidak pernah lagi memberi pelajaran pada Dian.Namun, Ririn tidak terima, Dian bagaikan duri yang menancap di matanya, duri itu harus disingkirkan agar dia merasa lega."Apa Ibu nggak tahu aku menyukai Phillip?""Aku yang duluan menyukai Phillip, tapi Dian merampasnya. Mana mungkin aku melepaskannya.

  • Hari-hari Dimanjakan Paman   Bab 2933

    Ingin sekali Lesti menamparnya, untuk apa dia bicara seperti itu?Jika dulu pria itu tidak melakukan tindak kekerasan padanya, hubungan mereka tidak mungkin jadi seburuk ini.Sekarang beraninya dia mengatakan berbuat seperti ini demi putrinya, dia kira nyawa Dian bisa diambil semudah itu?Dian adalah Nona Besar Keluarga Sandiga, belum lagi dia sudah menikah dengan Phillip Sanders, sekarang dia adalah istri dari pemilik Perusahaan Sanders. Juko kira siapa dirinya? Beraninya dia menculik Dian!Napas Lesti tidak teratur, dia tersentak, "Kalau kamu nggak percaya, dengarkan saja teriakan putrimu.""Aku nggak bisa menyelamatkannya, nyawanya ada di tanganmu. Lagi pula aku sedang mengandung anak Fabian. Tanpa Ririn sekalipun, aku masih punya anak yang lain, tapi nggak denganmu!"Phillip sangat mengagumi Lesti. Di saat seperti ini, dia tidak lupa mengungkapkan kesetiaannya pada Fabian, secara tidak langsung memberi tahu Fabian bahwa dia selalu berpihak padanya, sungguh hebat.Di ujung telepon,

  • Hari-hari Dimanjakan Paman   Bab 2932

    Phillip menaikkan alisnya sambil berkata, "Jangan khawatir, paling-paling hanya jari tangannya yang disentuh, nggak akan jadi masalah besar. Cedera otot dan tulang akan pulih dalam beberapa bulan. Kalian bisa merawatnya dengan baik di rumah, dijamin dia akan segera pulih."Lesti tidak tega mendengarnya, dia bergegas ke arah Phillip untuk memukulnya, tetapi sebelum berhasil mendekat, pengawal sudah menghentikannya.Fabian juga khawatir, dia segera memeluk Lesti erat-erat ke sisinya, "Kalau benar nggak ada hubungannya dengan Ririn, dia pasti akan keluar dengan selamat, tetapi kalau sebaliknya, kamu harusnya tahu ...."Suara Fabian tiba-tiba berubah dingin. Dia tidak pernah menyangka penculikan putri kandungnya ternyata berhubungan dengan putri tirinya ini.Namun, dia juga tidak terlalu bodoh dan langsung bertanya, "Bagaimana seorang gadis seperti Ririn bisa membawa Dian?""Bahkan kaca mobilnya pecah, pasti ada yang membantunya.""Mungkinkah ada hubungannya dengan ayah kandung Ririn?"Phi

  • Hari-hari Dimanjakan Paman   Bab 2931

    "Benar aku menemui ayah kandungku, tapi hanya satu kali, aku nggak berniat kembali ke sisinya!""Kalau nggak, aku pasti sudah dari dulu meninggalkan Keluarga Sandiga, tapi aku peduli padamu, Ayah. Ayah sudah menjagaku selama bertahun-tahun, aku sudah menganggapmu sebagai ayah kandungku. Kenapa Ayah memperlakukan kami seperti ini?""Sekarang Phillip berbicara nggak bermoral dan melimpahkan semua kesalahan padaku. Ayah harus melihat kebenarannya!"Lesti mengangguk berulang kali, tapi di saat bersamaan, dia penasaran, kapan Ririn menemui Juko?Gadis itu tidak mengatakan apa pun padanya, tapi malah tertangkap oleh Phillip.Sepertinya kejadian yang menimpa Dian memang berhubungan dengannya. Lesti hanya ingin menyelesaikan masalah ini secepatnya agar Phillip tidak berlama-lama di sana.Dia sama sekali tidak punya pemikiran seperti itu, apalagi untuk rujuk dengan Juko.Dia hanya ingin melahirkan putranya dengan selamat di Keluarga Sandiga. Kelak Keluarga Sandiga akan menjadi milik putranya, d

  • Hari-hari Dimanjakan Paman   Bab 2930

    Phillip paling benci ditunjuk orang saat berbicara dengannya. Dia bangkit dari duduknya, seketika tubuhnya lebih tinggi dari Fabian."Kamu masih berani mengaku sebagai ayah kandungnya Dian, kalau aku jadi kamu, aku akan memilih diam dan menyingkir.""Demi putri orang lain, kamu menuduhku mengancam Ririn. Dari ekspresi bersalahnya saja sudah cukup membuktikan kalau masalah ini berhubungan dengannya.""Sekalipun nggak percaya padaku, minimal gunakan otakmu. Pantas saja Perusahaan Sandiga semakin terpuruk, cepat atau lambat akan tamat di tanganmu."Phillip tidak lagi memberi muka. Saat mengucapkan kata-kata ini, dia mundur berulang kali, memegangi dadanya dan hampir kehabisan napas.Lesti melupakan tubuh lemahnya dan maju beberapa langkah, "Begini caramu berbicara dengan ayah mertuamu? Apa Ririn pernah menyinggungmu? Sebelumnya dia bahkan menyukaimu, Ririn masih kecil, kenapa kamu memperlakukannya seperti ini?"Dia mengatakannya berulang kali, tetapi sikap Phillip sudah jelas dan para pen

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status