Jason makan sambil berdeham dengan malas. Dia sepertinya telah menanggapi kata-kata Stevi, tapi dia juga seperti tidak menanggapinya. Meskipun Jason bersikap sopan, dia terlihat acuh tak acuh dan menjaga jarak dengan Stevi.Saat makan, Jason menjawab panggilan telepon dan bangkit untuk berjalan keluar.Melihat Jason berkata keluar, Stevi merasa sedikit khawatir. Jason baru makan beberapa suap, kenapa dia keluar lagi? Apakah makanan yang dimasaknya kali ini tidak sesuai dengan selera Jason?Kalana melihat kegelisahan sahabatnya. Dia menepuk tangan Stevi dengan penuh empati sambil menasihatinya, "Stevi, kakakku memang seperti itu. Dia sering lupa makan dan tidur karena urusan pekerjaan, jangan terlalu banyak berpikir."Stevi mengangguk. Dia merasa sedikit lebih lega.Kalana mengalihkan pandangannya dan berkata, "Ngomong-ngomong Stevi, besok adalah pesta ulang tahun bibiku. Apakah kamu sudah menyiapkan gaun untuk hadir?"Stevi tertegun sejenak. Jika Kalana tidak menyebutkannya, Stevi tela
Kalana berkata sambil menunjukkan ekspresi polos dan kasihan yang membuat orang ingin melindunginya, "Tapi ...."Stevi berdiri, lalu mengetuk meja Pamela. Setelah itu, dia menyilangkan tangan dan berkata pada Pamela dengan arogan.Pamela, biarkan aku memberitahumu! Sekarang Revan sedang tidur di sofa kantor Kak Jason. Kalana dan aku akan kembali setelah berjalan-jalan! Kalau setelah kembali, kami menemukan sesuatu yang nggak beres pada Revan, kamu harus tanggung jawab!Pamela bahkan tidak mengangkat kelopak matanya, tapi dia tetap menolaknya.Namun, Stevi tidak memberinya kesempatan untuk menolak. Dia berkata sambil meraih tangan Kalana, "Kalana, ayo pergi!"Pamela mengerutkan kening sambil mendongakkan kepalanya. Saat ini, dia hanya melihat punggung Kalana dan Stevi buru-buru memasuki lift ....Pamela terdiam seribu bahasa.Pamela tidak mempermasalahkan sikap Stevi. Bagaimana Kalana yang merupakan seorang ibu bisa begitu percaya diri meninggalkan anaknya di tangan seseorang yang memil
Pada saat ini, Kalana dan Stevi membuka pintu, lalu berjalan masuk sambil mengobrol dengan membawa tas belanjaan ...."Kalana, gaun yang baru saja kamu pilihkan untukku sangat indah. Aku sangat menyukainya! Aku akan memakainya ke pesta ulang tahun Bibi Nelly besok!""Yah, menurutku itu terlihat sangat bagus! Stevi, besok kamu pasti akan membuat semua orang tercengang saat mengenakan gaun itu!""Huhu!" Saat melihat ibunya kembali, Revan menjadi lebih bersemangat. Dia berlari ke arahnya seperti orang gila, tapi dia terjatuh ke lantai karena dia terlalu cemas dan menangis lebih keras ....Melihat hal ini, Kalana terkejut dan buru-buru pergi untuk memapah putranya sambil bertanya, "Revan, ada apa?"Revan segera memeluk leher ibunya dan bersandar di pelukannya untuk mencari perlindungan. Namun, saat ini dia masih menangis tanpa henti, "Huhu ....""Revan, beri tahu ibu ada apa? Apakah kamu merasa nggak enak badan?"Selain menangis, seorang anak berusia satu tahun tidak bisa mengungkapkan pen
Pamela sama sekali tidak terkejut dengan Jason yang memercayai ucapan Stevi. Dia hanya berkata dengan ekspresi datar."Pak Jason, begini, satu jam yang lalu, Nona Alister dan Nona Stevi berkata bahwa mereka akan pergi berbelanja dan memintaku untuk menjaga anaknya.""Aku menolak berulang kali, tapi mereka nggak menyetujuinya. Akhirnya, aku menjaga putra Nona Kalana tidur sepanjang waktu tanpa menyentuhnya.""Adapun dari mana asal luka di tubuhnya itu, aku nggak tahu."Setelah mendengarkan kata-kata Pamela, Kalana makin terisak di pelukan Jason sambil menyalahkan dirinya sendiri, "Kak! Ini salahku, ini semua salahku. Seharusnya aku nggak meminta sekretarismu untuk mengawasi Revan. Aku nggak pernah menyangka sekretaris kakakku akan menindas anakku ...."Stevi berkata dengan marah, "Kak Jason, jangan dengarkan tipu muslihat Pamela! Begitu kami masuk, Revan menangis dan berlari ketakutan. Kalau kami mundur selangkah lagi, kami nggak tahu bagaimana Pamela akan menganiayanya! Menurutku, kita
Jason bertanya sambil memandang Kalana dengan tatapan ragu, "Kalana, ini berarti luka di tubuh Revan sudah ada sebelum kamu membawanya ke sini. Apa yang terjadi? Apakah ada orang di rumah yang berdekatan dengan Revan?"Saat Jason menanyakan hal ini, Kalana merasa sangat bersalah. Dia mengedipkan matanya, lalu menitikkan air mata ....Benar, Kalana yang sengaja mencubit Revan. Dia berbuat seperti ini untuk menjebak Pamela agar Jason memecatnya!Stevi adalah orang yang dia ajak untuk bersaksi dan mengompori Jason.Namun, dia tidak menyangka Pamela telah merencanakan tindakan pencegahan. Dia bahkan merekam seluruh proses dengan ponselnya!Kalana menyembunyikan rasa bersalah dan gelisahnya dengan menangis sambil terisak. "Kak ... a ... aku nggak tahu! Bagaimana ini bisa terjadi? Siapa yang begitu jahat hingga menganiaya anak sekecil itu! Apakah pengasuh yang bertanggung jawab merawat Revan merasa nakal, jadi dia memanfaatkan kesempatan saat aku nggak untuk menganiayanya ...."Seseorang men
Awalnya Stevi ingin menyuruh Pamela mengerjakan pekerjaan seperti itu. Namun, begitu mengingat mungkin saja Pamela berniat jahat dan memasukkan sesuatu pada minuman Revan, pada akhirnya dia memelototi Pamela dan memutuskan untuk membelinya sendiri.Tak lama kemudian, Kalana juga keluar dari ruang pemeriksaan dokter dengan menggendong seorang bocah lelaki.Sama sekali tidak terlihat ekspresi seorang ibu yang mengkhawatirkan kondisi luka anaknya di wajah Kalana. Sebaliknya, dia menyunggingkan seulas senyum yang sangat manis kepada Pamela."Kak Pamela, kamu benar-benar hebat, ya! Kamu bisa keluar dari perangkap yang sudah aku rencanakan dengan sebaik mungkin dengan begitu mudah!"Melihat Kalana menunjukkan karakter aslinya, Pamela tidak terkejut. Namun, hari ini dia memiliki pandangan baru pada wanita itu.Dulu, dia hanya beranggapan Kalana adalah seorang wanita yang sangat licik. Namun, sekarang dia merasa wanita yang kelihatan lemah lembut dan polos itu jauh lebih menakutkan dari bayang
Bahkan Stevi kelihatan lebih memedulikan kondisi kesehatan bocah lelaki itu dibandingkan ibunya!....Di bangsal anak-anak.Sambil menahan air matanya, Revan tampak berbaring di tempat tidur. Di bawah arahan Kalana, bocah lelaki itu mengulurkan lengan kecilnya dan membiarkan suster menusukkan jarum infus di lengannya ....Bocah lelaki itu benar-benar sangat patuh. Menghadapi jarum infus, dia sama sekali tidak meronta dan merengek.Pamela merasa sedikit khawatir. Dia melirik obat infus yang diresepkan oleh dokter yang telah disuap oleh Kalana kepada Revan.Dari obat infus tersebut hanya terkandung zat garam dan zat nutrisi, tidak ada zat-zat obat-obatan lainnya.Walau begitu, bocah sekecil itu tetap tidak boleh diberi infus zat garam yang berlebihan. Apa mungkin tubuhnya bisa tahan?Sebagai seorang calon ibu, Pamela benar-benar tidak tahan melihat tindakan Kalana yang memanfaatkan seorang anak kecil. Saat dia hendak membuka mulutnya untuk menghentikan tindakan wanita itu ....Tepat pada
Kalana tahu selama lebih dari satu bulan ini, Agam tidak pernah meminta Ervin untuk menghentikan pencarian Pamela.Jadi, dia bisa membayangkan kalau Agam bertemu dengan Pamela di saat seperti ini, pasti akan terjadi hal yang tidak diinginkannya. Kalau sampai kesalahpahaman antara mereka mengenai bocah lelaki ini diluruskan ....Tidak, dia sudah bersusah payah untuk menyingkirkan Pamela dari sisi Agam. Bagaimana mungkin dia melihat mereka bersatu kembali begitu saja?!Otak Kalana berputar dengan cepat. Ada beberapa hal yang tidak bisa dia katakan sendiri. Karena itulah, dia menarik-narik lengan Stevi, sahabatnya.Tiba-tiba lengannya ditarik oleh Kalana, Stevi tertegun sejenak. Saat dia memiringkan kepalanya dan melihat ekspresi tak berdaya Kalana, dia merasa kasihan pada sahabatnya. Dia segera memutar otaknya dan menjawab, "Oh, Kak Jason. Aku ingat sepertinya tadi Kak Jason masuk ke dalam. Sepertinya Kak Jason yang berada di dalam kamar kecil!"'Jason berada di dalam kamar kecil?' Agam