Awalnya Stevi ingin menyuruh Pamela mengerjakan pekerjaan seperti itu. Namun, begitu mengingat mungkin saja Pamela berniat jahat dan memasukkan sesuatu pada minuman Revan, pada akhirnya dia memelototi Pamela dan memutuskan untuk membelinya sendiri.Tak lama kemudian, Kalana juga keluar dari ruang pemeriksaan dokter dengan menggendong seorang bocah lelaki.Sama sekali tidak terlihat ekspresi seorang ibu yang mengkhawatirkan kondisi luka anaknya di wajah Kalana. Sebaliknya, dia menyunggingkan seulas senyum yang sangat manis kepada Pamela."Kak Pamela, kamu benar-benar hebat, ya! Kamu bisa keluar dari perangkap yang sudah aku rencanakan dengan sebaik mungkin dengan begitu mudah!"Melihat Kalana menunjukkan karakter aslinya, Pamela tidak terkejut. Namun, hari ini dia memiliki pandangan baru pada wanita itu.Dulu, dia hanya beranggapan Kalana adalah seorang wanita yang sangat licik. Namun, sekarang dia merasa wanita yang kelihatan lemah lembut dan polos itu jauh lebih menakutkan dari bayang
Bahkan Stevi kelihatan lebih memedulikan kondisi kesehatan bocah lelaki itu dibandingkan ibunya!....Di bangsal anak-anak.Sambil menahan air matanya, Revan tampak berbaring di tempat tidur. Di bawah arahan Kalana, bocah lelaki itu mengulurkan lengan kecilnya dan membiarkan suster menusukkan jarum infus di lengannya ....Bocah lelaki itu benar-benar sangat patuh. Menghadapi jarum infus, dia sama sekali tidak meronta dan merengek.Pamela merasa sedikit khawatir. Dia melirik obat infus yang diresepkan oleh dokter yang telah disuap oleh Kalana kepada Revan.Dari obat infus tersebut hanya terkandung zat garam dan zat nutrisi, tidak ada zat-zat obat-obatan lainnya.Walau begitu, bocah sekecil itu tetap tidak boleh diberi infus zat garam yang berlebihan. Apa mungkin tubuhnya bisa tahan?Sebagai seorang calon ibu, Pamela benar-benar tidak tahan melihat tindakan Kalana yang memanfaatkan seorang anak kecil. Saat dia hendak membuka mulutnya untuk menghentikan tindakan wanita itu ....Tepat pada
Kalana tahu selama lebih dari satu bulan ini, Agam tidak pernah meminta Ervin untuk menghentikan pencarian Pamela.Jadi, dia bisa membayangkan kalau Agam bertemu dengan Pamela di saat seperti ini, pasti akan terjadi hal yang tidak diinginkannya. Kalau sampai kesalahpahaman antara mereka mengenai bocah lelaki ini diluruskan ....Tidak, dia sudah bersusah payah untuk menyingkirkan Pamela dari sisi Agam. Bagaimana mungkin dia melihat mereka bersatu kembali begitu saja?!Otak Kalana berputar dengan cepat. Ada beberapa hal yang tidak bisa dia katakan sendiri. Karena itulah, dia menarik-narik lengan Stevi, sahabatnya.Tiba-tiba lengannya ditarik oleh Kalana, Stevi tertegun sejenak. Saat dia memiringkan kepalanya dan melihat ekspresi tak berdaya Kalana, dia merasa kasihan pada sahabatnya. Dia segera memutar otaknya dan menjawab, "Oh, Kak Jason. Aku ingat sepertinya tadi Kak Jason masuk ke dalam. Sepertinya Kak Jason yang berada di dalam kamar kecil!"'Jason berada di dalam kamar kecil?' Agam
'Sebaiknya Pamela tahu diri dan nggak muncul lagi di hadapan Agam selamanya!'Setelah Agam pergi, Jason berkata ke arah pintu kamar kecil dengan nada dingin, "Keluarlah! Dia sudah pergi."Beberapa detik kemudian, pintu kamar kecil terbuka dan Pamela berjalan keluar. Dia memberi hormat kepada Jason, lalu berkata, "Terima kasih Pak Jason datang tepat waktu dan membantuku menyelesaikan masalah."Jason hanya melirik Pamela tanpa menanggapinya. Kemudian, dia berjalan ke arah tempat tidur dan melihat keponakan kecilnya yang sedang diinfus. Dia mengulurkan lengannya untuk memeriksa apakah kening keponakan kecilnya panas atau tidak. Melihat ekspresi bocah lelaki itu tampak baik-baik saja, dia pun merasa lega.Kalana juga ikut berjalan ke arah tempat tidur, lalu berkata, "Kak, Revan baik-baik saja. Dokter mengatakan dia hanya alergi. Kakak nggak perlu mengutus orang untuk menyelidiki para pelayan lagi. Hal ini nggak ada hubungannya dengan mereka.""Hmm, baguslah kalau Revan baik-baik saja." Jas
Melalui kaca spion mobil, Pamela menatap wajah tampan Jason dan menjawab, "Aku bukan takut, aku hanya nggak ingin memperumit masalah. Aku nggak ingin membawa masalah dalam hubungan adik Pak Jason dan Tuan Agam."Jason menyipitkan matanya, terkekeh pelan dan berkata, "Jadi, menurutmu hanya dengan kemunculanmu sekali saja di hadapan Agam, maka akan memengaruhi hubungan adikku dengan calon adik iparku?"Pamela mengalihkan pandangannya ke luar jendela mobil dan berkata dengan jujur, "Ya, begitulah."Jason menyunggingkan seulas senyum sinis dan berkata, "Pamela, dari mana kepercayaan dirimu itu, sampai-sampai kamu merasa dirimu lebih unggul dibandingkan Kalana?"Menghadapi sindiran Jason, Pamela tetap tenang dan menyunggingkan seulas senyum."Pak Jason, dalam lubuk hatimu, tentu saja nggak ada seorang pun yang bisa dibandingkan dengan adik yang telah kamu manjakan sejak kecil. Hal itu sangat wajar. Seperti ini perumpamaannya, biarpun Pak Jason adalah orang yang sangat unggul, dalam lubuk ha
Dengan mata terpejam, Jason berkata dengan datar, "Besok malam kamu perlu menemaniku menghadiri sebuah acara, berpakaianlah dengan formal."Pamela tertegun sejenak. 'Menghadiri sebuah acara?'Kemudian, dia teringat. 'Oh, tadi untuk menolak penawaran Kalana dan Stevi, Pak Jason mengatakan besok aku adalah pendampingnya, 'kan?''Seharusnya acara yang dimaksud oleh Pak Jason adalah acara ulang tahun bibi Keluarga Yanuar yang disebut oleh Kalana tadi, bukan?''Ah! Tadi aku hanya berniat untuk membantu Pak Jason! Kenapa dia malah benar-benar berencana untuk membawaku menghadiri acara itu?!'Pamela merasa agak ragu. Dia bukan tipe orang yang sudah menghadiri acara seperti itu. Namun, setelah dipikir-pikir kembali, bibi Jason adalah tetua dalam Keluarga Yanuar, seharusnya wanita itu mengetahui dengan lebih jelas apa yang terjadi dalam Keluarga Yanuar kala itu. Jadi, dia ingin mencoba untuk menjalin hubungan dengan wanita itu. Mungkin saja dia bisa mencari tahu tentang ibunya ....Setelah berp
Pamela tidak pernah membeli pakaian-pakaian yang tidak praktis dipakai seperti itu. Di dalam lemari pakaiannya, juga tidak ada pakaian formal atau gaun.Walaupun memang benar dia yang mendirikan Perusahaan Vasant, tetapi biasanya Ariel dan Marlon yang menghadiri perjamuan bisnis. Sebagai seorang bos di belakang layar, dia hanya bertanggung jawab dalam masalah teknis, strategi serta pengambilan keputusan-keputusan penting perusahaan.Tentu saja Ariel tahu bosnya tidak suka mengenakan pakaian-pakaian tidak praktis seperti itu. Dia menutup laptopnya, lalu bertanya dengan penasaran, "Hmm? Bos, kenapa kamu tiba-tiba meminjam gaun? Ada urusan apa?"Pamela menguap dan berkata, "Besok aku akan menemani Jason menghadiri sebuah acara. Dia memintaku untuk berpakaian formal."Ariel menganggukkan kepalanya dan berkata, "Kalau begitu, selesai makan malam nanti, aku akan menemani Bos ke sebuah butik untuk membeli gaun baru. Kalau Bos memakai gaunku, akan kebesaran dan mudah terlepas."Setelah berpiki
Di posisi Pamela berada sekarang, dia tidak bisa mendengar isi pembicaraan nyonya pemilik warung dengan pria itu. Namun, sangatlah aneh melihat sosok pria terpandang seperti Agam duduk sendirian di sebuah warung di pinggir jalan.Marlon mendecakkan lidahnya dan berkata, "Bos, aku benar-benar nggak menyangka orang seperti Agam bisa datang ke tempat seperti ini. Ternyata dia juga bisa makan barbeku di pinggir jalan, dilengkapi dengan sebotol bir dan sepiring hidangan pelengkap! Tapi, apa artinya makan dan minum sendirian seperti itu? Sungguh membosankan!"Pamela juga merasa pemandangan di hadapannya itu sangat aneh. Lagi pula, bukankah sore tadi pria itu mengatakan dia sedang mengejar pesawat? Kenapa sampai sekarang dia masih berada di Kota Marila?Dia teringat kala itu dia datang sendirian ke warung barbeku ini untuk makan malam. Saat itu, Agam kebetulan lewat dan melihatnya. Kemudian, pria itu duduk bersamanya dan mencicipi barbeku warung ini. Selesai makan dan hendak pergi, saking kek