Melihat pengurus rumah tua ini seperti terkejut, Jovita tampak bangga. Dia pun menekankan ucapannya lagi."Benar, seperti yang kalian dengar, akulah majikan kalian yang sesungguhnya di Kediaman Dirgantara! Kalian para bawahan ini seharusnya mematuhi ucapanku!" kata Jovita.Dimas yang sudah berpengalaman selalu bersikap tenang dan berhati-hati. Namun, hari ini, menghadapi Jovita yang terlalu percaya diri, dia juga tidak bisa menahan tawanya!Beberapa pembantu yang menghalangi jalannya Jovita juga diam-diam merasa konyol!Jovita yang ditertawakan oleh orang-orang ini pun merasa sangat tidak nyaman. Dia mengernyit. Dengan mata terbelalak, dia berseru, "Hei! Apa yang kalian tertawakan? Aku nggak bohong!"Dimas berhenti tertawa dengan susah payah, lalu berdeham dan kembali ke sikapnya yang sopan seperti sebelumnya."Maaf, Nona. Kalau Nona belum bangun tidur, ada beberapa kamar tamu di lantai satu Kediaman Dirgantara. Nona bisa memilih salah satu kamar itu dan tidur sebentar di sana," kata D
Pamela menganggukkan kepalanya, lalu berjalan menuju ruang tamu dengan santai. Sambil tersenyum dengan sopan, dia berkata, "Tuan Darius, Nyonya Wulan, lama tak berjumpa."Tuan Darius?Mendengar panggilan ini, Darius mengernyit sambil berseru, "Dasar anak durhaka! Apa katamu?"Pamela duduk di sofa yang berjarak agak jauh dari ketiga orang itu. Dia menerima segelas kopi hitam yang disiapkan khusus untuknya oleh seorang pembantu wanita dan menyesap seteguk kopinya. Kemudian, dia mengangkat tatapannya dan menjawab, "Tuan Darius. Ada masalah? Namamu bukan Darius, ya?"Sejak Pamela mengetahui bahwa dia sama sekali tidak berhubungan darah dengan Darius, dia tidak sanggup dan juga tidak berencana untuk memanggil pria ini dengan panggilan "ayah" lagi.Darius bukan ayah kandungnya, juga tidak berperan dalam membesarkan dan mendidiknya. Sejak Pamela dibuang ke desa, pria ini tidak pernah menanyakan tentang kabarnya, jadi pria ini tidak layak dianggap sebagai ayahnya Pamela!Darius memelototi putr
Pamela menundukkan kepalanya, hal ini membuat Jovita makin marah. "Bagaimana memberimu hukuman? Itu tergantung dengan sikapmu mengakui kesalahan dan perasaanku!"Saat ini, Wulan menghela napas tak berdaya, lalu membujuk putrinya dengan niat baik, "Sudahlah, Jovita. Bagaimanapun juga, Pamela adalah adikmu, kamu jangan mempersoalkan hal itu padanya lagi!"Tak lama kemudian, Wulan melihat Pamela lagi, lalu berkata dengan ekspresi baik hati, "Pamela, kamu sudah lama mewakili Jovita, juga membuat kariernya tak bisa berjaya lagi. Kami hanya menganggapmu masih muda, jadi nggak pengertian, juga nggak memintamu membayar kerugian itu.""Hari ini, asalkan kamu bisa mengembalikan posisi nyonya Keluarga Dirgantara pada Jovita, bahkan menjamin kelak nggak akan muncul lagi, juga nggak akan menghancurkan hubungan pernikahan Tuan Agam dan Jovita setelah kamu mengemas barangmu dan pergi. Kami akan menganggap hal ini berlalu begitu saja!"Jovita berkata dengan tak senang, "Ibu, persyaratan ini sangat men
"Baik!" Pamela langsung menyetujuinya.Kemudian, dia menoleh memerintah pembantu yang sudah bengong di sebelahnya untuk membiarkannya memanggil semua pembantu di rumah dan Pak Dimas kemari.Pembantu itu baru sadar, lalu menganggukkan kepalanya dan berlari keluar.Tak lama kemudian, Pak Dimas membawa semua pembantu Keluarga Dirgantara berkumpul di ruang tamu.Pamela memperkenalkan dengan serius, "Kukenalkan pada kalian, dia adalah kakakku yang bernama Jovita Alister, dia baru nyonya sebenarnya di sini, juga orang yang ingin dinikahi oleh Tuan Agam! Kedua orang di sampingnya adalah orang tua Jovita, juga besan Keluarga Dirgantara."Pak Dimas dan pembantu lainnya terlihat kaget, bahkan mencurigai Nyonya sedang bercanda pada mereka!Namun, Pamela terlihat serius, bahkan tak ada maksud bercanda. "Sudahlah, nanti kalian layani mereka dengan baik, aku naik ke atas untuk mengemas barangku dulu, dengan begitu nyonya kalian bisa tinggal di sini!"Setelah mendengar Pamela memperkenalkan dia di de
Agam berdiri di tempat penggantian sepatu, karena suara TV yang terlalu keras, dia sudah merasa ada yang aneh di rumah ini.Agam menyipitkan matanya, lalu menatap tiga orang asing di ruang tamu dengan waspada, bahkan wajah gantengnya menjadi masam.Dua pembantu akan menyambut Agam seperti biasa, lalu menunggu Agam melepaskan jaket, baru satunya menundukkan tubuh untuk memberikan sandal pada Agam.Agam hanya bisa menyerahkan jaketnya pada pembantu, tapi tidak mengganti sandal, melainkan bertanya, "Siapa yang ada di ruang tamu?"Ekspresi kedua pembantu terlihat rumit, bahkan saling melihat, lalu salah satu dari mereka berkata dengan tak berdaya, "Tuan, ketiga orang itu adalah keluarga Nyonya, tapi mereka ...."Ketika pembantu baru bicara sampai setengah, dia tiba-tiba diam.Karena dia tidak tahu bagaimana menjelaskan tentang hari ini nyonya memperkenalkan "nyonya baru" pada mereka. Sungguh rumit sampai mereka sebagai bawahan belum tahu sebenarnya mana yang benar ....Agam melihat dia men
Kalimat "halo dan selamat datang" yang cuek itu sangat jarang terdengar dari mulut pria tertinggi dan benar-benar terhormat ini.Detak jantung Jovita semakin cepat dan dia hampir tersanjung.Dia yakin Tuan Agam pasti memiliki kesan yang baik terhadapnya. Kalau tidak, bagaimana dia bisa begitu ramah dan sopan padanya!Ternyata pria yang terlihat sangat dingin dan sombong itu mengatakan dia menyambut kedatangannya. Bukankah itu sudah memperjelas semuanya?Dialah orang yang ingin dinikahi Tuan Agam dulu. Menurut wanita yang datang ke rumahnya kemarin, sepertinya Tuan Agam telah melihat serial TV-nya di TV dan langsung jatuh cinta padanya. Maka dari itu, dia langsung mengutus seseorang ke rumahnya untuk mempekerjakannya.Lalu alasan mengapa dia berhasil disingkirkan oleh Pamela si wanita rendahan itu mungkin karena dia dan Pamela adalah teman, juga terlihat agak mirip. Meskipun dia sendiri tidak berpikir demikian, orang luar mungkin menganggapnya sangat mirip.Terlebih lagi, Pamela si wani
Darius menatap Agam yang jauh lebih tinggi darinya, kemudian menaiki tangga yang telah diberikan dan berkata dengan sikap orang tua yang penuh wibawa sambil menganggukkan kepala."Menantu yang baik, kamu sangat luar biasa. Mulai sekarang, kita akan saling menjaga!"Wulan juga berkata sambil tersenyum, "Menantuku, kamu pasti lelah setelah seharian bekerja, 'kan? Sebentar lagi Ibu akan memasakkan makanan istimewa untukmu!"Pak Dimas yang berdiri di dekatnya mengerutkan kening karena jijik dan hampir mengira dia salah dengar. Beraninya Nyonya Alister mengaku sebagai ibu tuan muda?Seorang ibu mertua sekalipun tidak boleh bersikap tidak sopan.Ketiga anggota Keluarga Alister benar-benar tidak sopan dan kurang beretika ....Agam menyipitkan matanya dengan raut wajah muram. Dia hanya memiringkan kepalanya dan berkata pada Pak Dimas, "Layani Paman dan Bibi dengan baik. Aku akan naik ke atas untuk menemuinya dulu.""Baik, Tuan." Pak Dimas menjawab sambil menundukkan kepala."Tuan Agam, tunggu
"Menjelaskan?" Agam menyipitkan matanya. Dia bahkan tidak memperhatian ekspresi malu-malu Jovita. Matanya selalu tertuju pada Pamela.Agam mengulurkan tangannya yang besar untuk mengambil koper dari tangan Pamela, lalu menyerahkannya kepada Dimas yang berdiri di samping sambil bertanya pada Pamela, "Apa yang kamu lakukan?"Saat berbicara, Agam melingkarkan lengannya di pinggang Pamela, lalu menarik Pamela ke dalam pelukannya seolah dia khawatir Pamela benar-benar akan pergi.Pamela merasa tidak pantas berpelukan di depan orang-orang. Jadi, dia mendorong dada Agam dan mencoba untuk melepaskan diri, tapi dia tidak bisa melepaskan pelukan Agam. Pamela tidak punya pilihan selain mengangkat bahu, merentangkan tangannya sambil menjelaskan, "Paman, begini masalahnya. Saat kamu pergi ke Kediaman Keluarga Alister untuk menjemput pengantin wanita, kamu seharusnya masuk melalui pintu depan Kediaman Keluarga Alister dan menjemput Jovita! Tapi Paman, kamu malah melewati pintu belakang pintu dan mem