Agam berdiri di tempat penggantian sepatu, karena suara TV yang terlalu keras, dia sudah merasa ada yang aneh di rumah ini.Agam menyipitkan matanya, lalu menatap tiga orang asing di ruang tamu dengan waspada, bahkan wajah gantengnya menjadi masam.Dua pembantu akan menyambut Agam seperti biasa, lalu menunggu Agam melepaskan jaket, baru satunya menundukkan tubuh untuk memberikan sandal pada Agam.Agam hanya bisa menyerahkan jaketnya pada pembantu, tapi tidak mengganti sandal, melainkan bertanya, "Siapa yang ada di ruang tamu?"Ekspresi kedua pembantu terlihat rumit, bahkan saling melihat, lalu salah satu dari mereka berkata dengan tak berdaya, "Tuan, ketiga orang itu adalah keluarga Nyonya, tapi mereka ...."Ketika pembantu baru bicara sampai setengah, dia tiba-tiba diam.Karena dia tidak tahu bagaimana menjelaskan tentang hari ini nyonya memperkenalkan "nyonya baru" pada mereka. Sungguh rumit sampai mereka sebagai bawahan belum tahu sebenarnya mana yang benar ....Agam melihat dia men
Kalimat "halo dan selamat datang" yang cuek itu sangat jarang terdengar dari mulut pria tertinggi dan benar-benar terhormat ini.Detak jantung Jovita semakin cepat dan dia hampir tersanjung.Dia yakin Tuan Agam pasti memiliki kesan yang baik terhadapnya. Kalau tidak, bagaimana dia bisa begitu ramah dan sopan padanya!Ternyata pria yang terlihat sangat dingin dan sombong itu mengatakan dia menyambut kedatangannya. Bukankah itu sudah memperjelas semuanya?Dialah orang yang ingin dinikahi Tuan Agam dulu. Menurut wanita yang datang ke rumahnya kemarin, sepertinya Tuan Agam telah melihat serial TV-nya di TV dan langsung jatuh cinta padanya. Maka dari itu, dia langsung mengutus seseorang ke rumahnya untuk mempekerjakannya.Lalu alasan mengapa dia berhasil disingkirkan oleh Pamela si wanita rendahan itu mungkin karena dia dan Pamela adalah teman, juga terlihat agak mirip. Meskipun dia sendiri tidak berpikir demikian, orang luar mungkin menganggapnya sangat mirip.Terlebih lagi, Pamela si wani
Darius menatap Agam yang jauh lebih tinggi darinya, kemudian menaiki tangga yang telah diberikan dan berkata dengan sikap orang tua yang penuh wibawa sambil menganggukkan kepala."Menantu yang baik, kamu sangat luar biasa. Mulai sekarang, kita akan saling menjaga!"Wulan juga berkata sambil tersenyum, "Menantuku, kamu pasti lelah setelah seharian bekerja, 'kan? Sebentar lagi Ibu akan memasakkan makanan istimewa untukmu!"Pak Dimas yang berdiri di dekatnya mengerutkan kening karena jijik dan hampir mengira dia salah dengar. Beraninya Nyonya Alister mengaku sebagai ibu tuan muda?Seorang ibu mertua sekalipun tidak boleh bersikap tidak sopan.Ketiga anggota Keluarga Alister benar-benar tidak sopan dan kurang beretika ....Agam menyipitkan matanya dengan raut wajah muram. Dia hanya memiringkan kepalanya dan berkata pada Pak Dimas, "Layani Paman dan Bibi dengan baik. Aku akan naik ke atas untuk menemuinya dulu.""Baik, Tuan." Pak Dimas menjawab sambil menundukkan kepala."Tuan Agam, tunggu
"Menjelaskan?" Agam menyipitkan matanya. Dia bahkan tidak memperhatian ekspresi malu-malu Jovita. Matanya selalu tertuju pada Pamela.Agam mengulurkan tangannya yang besar untuk mengambil koper dari tangan Pamela, lalu menyerahkannya kepada Dimas yang berdiri di samping sambil bertanya pada Pamela, "Apa yang kamu lakukan?"Saat berbicara, Agam melingkarkan lengannya di pinggang Pamela, lalu menarik Pamela ke dalam pelukannya seolah dia khawatir Pamela benar-benar akan pergi.Pamela merasa tidak pantas berpelukan di depan orang-orang. Jadi, dia mendorong dada Agam dan mencoba untuk melepaskan diri, tapi dia tidak bisa melepaskan pelukan Agam. Pamela tidak punya pilihan selain mengangkat bahu, merentangkan tangannya sambil menjelaskan, "Paman, begini masalahnya. Saat kamu pergi ke Kediaman Keluarga Alister untuk menjemput pengantin wanita, kamu seharusnya masuk melalui pintu depan Kediaman Keluarga Alister dan menjemput Jovita! Tapi Paman, kamu malah melewati pintu belakang pintu dan mem
Agam sudah lama mendengar bahwa Pamela menjalani kehidupan yang sulit di keluarganya. Namun, Agam tidak menyangka bahwa setiap anggota keluarga Pamela memperlakukannya seperti ini, termasuk ibu tiri dan saudara tirinya. Bahkan ayahnya pun tidak mencintai Pamela!Agam menunduk, lalu menatap gadis kecil yang acuh tak acuh di pelukannya. Hatinya diam-diam merasa kasihan. Agam tidak bisa membayangkan berapa banyak keluhan yang Pamela derita di Keluarga Alister sejak dia masih kecil sehingga Pamela bisa bersikap acuh tidak acuh seperti ini!Setelah mendengarkan kata-kata tidak masuk akal yang diucapkan oleh ketiga anggota Keluarga Alister, bibir tipis Agam tersenyum sinis. Kemudian, dia berkata, "Bertukar? Kenapa harus bertukar? Wanita yang ingin aku nikahi adalah Pamela yang berada di sampingku, bukan yang lain."Jovita tidak memercayainya!Jovita merasa karena campur tangan dan kata-kata manis Pamela telah membuat Agam menjadi seperti ini!"Tuan Agam, bagaimana mungkin kamu mau menikahi P
Orang yang tertawa bukan Pamela atau Agam.Dimas-lah yang tidak bisa menahan tawanya.Meskipun usia Dimas sudah cukup tua, Dimas belum pernah melihat wanita biasa yang memiliki kepercayaan diri seperti itu. Hari ini Jovita telah menambah wawasannya!Dimas berdeham dengan canggung, lalu menahan senyum canggungnya dan berkata, "Ahem, maaf! Tuan, aku akan melihat apakah makan malammu dan Nyonya sudah siap ...."Setelah berkata, Dimas pergi dengan ekspresi serius.Agam menyipitkan matanya, lalu berkata sambil melirik ke arah Jovita, "Menurutmu, apa yang bisa membandingkan dirimu dengan istriku? Apakah karakter, pengetahuan dan penampilanmu bisa dibandingkan dengan istriku?"Kata-kata Agam sangat melukai harga diri Jovita. Meskipun dia tahu bahwa Pamela memiliki wajah yang cantik hingga membuatnya merasa iri, Jovita merasa bahwa dia tidak lebih buruk dari Pamela. Jika tidak, bagaimana mungkin Jovita bisa menjadi seorang selebriti?Atas dasar apa Agam tidak menyukai Jovita?Pamela selalu ber
Agam menatap ekspresi jijik Darius, lalu aura dingin pun melintas di matanya.Apakah orang seperti itu layak menjadi seorang ayah?Lingkungan keluarga seperti apa tempat Pamela dibesarkan?Agam menyipitkan matanya dengan tidak ramah sambil berkata, "Paman Darius, pertama-tama, kamu harus layak dipanggil ayah oleh istriku, aku baru akan memanggilmu ayah mertua. Sementara kamu tampaknya nggak kompeten sebagai seorang ayah. Jadi di mataku, kamu bahkan bukan nggak pantas menjadi manusia."Darius merasa tertekan dan bersalah, tapi dia masih ingin membela diri. Saat dia melihat tatapan dingin Agam, dia tiba-tiba merasakan ketakutan yang belum pernah dirasakan sebelumnya, sehingga kata-katanya pun seakan tersangkut di tenggorokannya ....Saat ini, sikap Agam terhadap Darius benar-benar berbeda jauh!Ketika mereka pertama kali bertemu, Agam yang memiliki penampilan luar biasa dengan sikap mengesankan ini, menunjukkan rasa hormat dan sopan padanya.Namun, sekarang Darius hanya melihat ekspresi
Dimas memahami keinginan tuannya. Dia berbalik dan mengikuti para pelayan berjalan keluar untuk menjelaskan kepada orang-orang di luar.Setelah semua orang keluar, Pamela merasa tenang. Dia mendorong dada Agam sambil berkata, "Paman, bisakah kamu melepaskanku?"Agam menundukkan kepala untuk menatap Pamela. Bukannya melepaskan Pamela, Agam malah mengencangkan cengkeramannya sedikit lebih erat. "Melepaskanmu dan membiarkan kamu yang tidak berperasaan menyeret barang bawaanmu dan meninggalkanku?"Pamela berkata sambil mengerutkan kening dan menatap Agam, "Paman, apakah barusan kamu nggak merasa koperku sangat ringan? Nggak ada apa-apa di dalamnya. Aku nggak mengemas barangku sama sekali. Aku hanya berpura-pura!"Agam tentu menyadari bahwa koper itu tidak berat sama sekali, tetapi dia tetap merasa sedikit tidak senang. Ada sedikit ketegasan di matanya. "Seseorang datang ke rumah dan mengganggumu. Kenapa kamu nggak meneleponku?"Pamela berkata dengan tenang, "Bukankah kamu sedang bekerja? A