Di dalam ruang rawat, Pamela sedang bersandar di kepala ranjang dengan mata terpejam. Tiba-tiba, seseorang mengetuk pintu ruangan. Seorang wanita asing yang berusia sekitar 40-an tahun pun berjalan memasuki ruangan."Cari siapa?" tanya Pamela sambil membuka matanya dan menatap wanita itu dengan tatapan waspada.Ruangan ini dijaga oleh pihak kepolisian, mengapa bisa ada orang asing yang memasuki ruangan ini? Siapa dia?Wanita paruh baya itu membungkukkan badannya sambil berkata dengan sangat hormat, "Nona Pamela, saya Susan, perawat yang disewa Tuan Ervin untuk Anda. Mulai sekarang, saya akan tinggal di sini untuk menjaga Anda. Kalau ada keperluan, katakan saja pada saya."Dengan alis terangkat, Pamela bertanya, "Tuan Ervin? Ervin Pradipta, ya?"Wanita paruh baya itu menganggukkan kepalanya dan menjawab, "Benar, Nona."Pamela mengernyit. 'Agam tiba-tiba menyewa seorang perawat untukku, artinya Agam sudah pergi, ya?' pikir Pamela.'Huh, sepertinya Paman juga nggak percaya padaku.''Kita
Adsila menarik kursi untuk duduk, lalu mengedipkan matanya sambil berkata, "Nggak apa-apa. Sebenarnya, aku juga nggak tahu! Bibi, tanganmu nggak nyaman bergerak, sini, biar aku suapkan kamu sup daging.""Kamu nggak mau bilang?" kata Pamela sambil mengernyit dan menatap Adsila.Adsila selalu menganggap Pamela sebagai idolanya, jadi dia benar-benar khawatir Pamela tidak senang dan akhirnya tidak lagi memedulikannya. Setelah berpikir sejenak, dia juga tidak berani tidak melanjutkan ucapannya tadi."Bibi, emm .... Saat aku baru datang, di depan pintu rumah sakit, aku melihat Paman mengantarkan Kalana keluar. Kalana naik ke mobilnya Paman," kata Adsila.Tatapan Pamela menggelap. Dia terdiam, seulas senyuman sinis juga tersungging di bibirnya.Melihat reaksi Pamela, Adsila pun merasa gugup. "Bibi, jangan marah! Jangan cerai dengan Paman karena hal ini. Berikanlah dia kesempatan ...."Pamela pun tersadar. Dia menatap Adsila dengan tenang sambil berkata, "Aku nggak marah. Hanya saja, kalau hub
Di kantor polisi.Di ruang interogasi yang tertutup dan gelap.Kedua polisi yang terlihat serius duduk di depannya sambil bertanya dengan tegas, "Pamela, apa kamu masih nggak mau mengakui kesalahanmu?"Pamela duduk dengan ekspresi patuh, bahkan berkata dengan tegas, "Aku nggak melakukan kesalahan apa pun, bagaimana aku bisa mengakuinya?"Ketika Pak Siman melihat Pamela begitu keras kepala, dia pun mengerutkan alisnya dengan kesal sambil berkata, "Berkatalah dengan jujur, dengan begitu hukumanmu akan diringankan, mengerti nggak? Aku sudah begitu lama menjadi polisi, jadi banyak bertemu dengan tersangka keras kepala sepertimu, ujung-ujungnya mereka semua menyesal dengan hukuman yang diberikan! Kamu masih begitu muda, tapi kenapa kamu malah melakukan hal nggak baik seperti itu. Sudah mencelakai orang, masih saja nggak mau mengakuinya. Kalau orang tuamu tahu kamu berubah menjadi begini, pasti ingin memukulmu sampai babak belur!"Pamela berkata, "Apa Bapak pernah mendengar kata seperti ini,
"Pak Julius, kamu memiliki prestise yang tinggi di Kota Marila, tapi sekarang kamu malah menjadi pengacara seorang pembunuh, apa kamu nggak takut akan memengaruhi nama baik yang sudah lama itu?"Julius menjawab dengan sopan dan serius, "Pak Jason, aku adalah pengacara, kewajibanku adalah memberi hasil paling adil untuk klienku, juga membuktikan dia nggak bersalah, lagian nggak ada orang yang harus menanggung akibat atas hal yang nggak pernah dia buat."Jason hanya terkekeh. "Kalau Pak Julius berkata seperti itu, aku mau melihat bagaimana kamu membuktikan dia nggak bersalah ketika bukti sudah menyatakan dia melakukan kejahatan!"Di bawah pengaturan polisi, Pamela pun duduk. Tak lama kemudian, preman yang pernah menyerang Kalana pun dibawa polisi lainnya masuk ke dalam.Setelah melihat preman itu, Kalana langsung takut dan memeluk kakaknya ....Jason pun memeluk adiknya sambil menenangkannya. Lalu, dia menatap preman yang pernah menindas adiknya dengan niat ingin membunuh.Julius mulai b
Julius keluar untuk mendesak saksi.Stevi berdiri dengan tangan disilangkan sambil berjalan ke depan beberapa langkah, lalu pura-pura baik hati membujuk, "Pamela, jangan kira cari pengacara hebat sudah bisa membuatmu bebas dari hukuman! Beraninya kamu mencari orang menyakiti Kalana, Kak Jason nggak akan mengampunimu dengan mudah!"Pamela mengerutkan alisnya sambil melihat Stevi, tapi dia hanya menunjukkan ekspresi bosan dan malas menghiraukannya.Ketika melihat Pamela tidak ada reaksi, Stevi benar-benar sulit untuk mengatainya!Setiap Stevi mau mengatai Pamela seperti melakukan hal yang tak berguna, karena Pamela selalu mengabaikannya!Seperti apa pun yang terjadi, Pamela tidak pernah panik, bahkan tidak pernah bersikap antusias. Dia selalu tenang, benar-benar membuat orang kesal hingga ingin menamparnya, agar tahu dia itu bisa sakit atau tidak?!Justin yang duduk di samping menatap Pamela dengan sepasang mata berbinarnya, tapi menunjukkan rasa kecewa dan marah, bahkan ada rasa rumit,
Kepercayaan anak kecil itu runtuh dan dia mundur selangkah dengan raut wajah terluka. "Ayah, kenapa kamu berbuat jahat? Bukankah Ayah selalu mengajariku untuk menjadi orang baik? Bagaimana Ayah bisa melakukan ini? Kamu bukan ayahku. Aku nggak mau ayah jahat sepertimu ....""Rafael! Jangan bicara seperti itu pada Ayah!"Di belakang anak itu ada seorang wanita berpakaian sederhana berjalan masuk. Setelah menegur anak itu, dia menatap suaminya dengan sedih dan berkata, "Kent, kenapa kamu nggak cepat katakan yang sebenarnya? Apakah kamu ingin anak kita hidup dalam bayang-bayang ayahnya adalah orang jahat selamanya?"Kent menghela napas lega setelah melihat istri dan putranya dalam kondisi baik-baik, juga merasa malu untuk bertemu dengan mereka lagi. Dia menundukkan kepalanya dan berkata, "Sayang, syukurlah kamu dan putra kita baik-baik saja. Nggak masalah selama kalian berdua baik-baik saja ....""Ya, kami baik-baik saja. Kami sudah diselamatkan!" Wanita itu bersandar di bahu suaminya deng
Sebelum mengungkapkan dalangnya, Kent membungkuk dalam-dalam ke arah tempat Pamela duduk dan meminta maaf dengan penuh penyesalan."Nona Pamela, aku benar-benar minta maaf. Aku nggak punya pilihan selain mengucapkan kata-kata itu untuk menjebakmu karena dipaksa dan membuatmu orang yang nggak bersalah nyaris dipenjara secara nggak adil."Pamela terlihat tenang. Dia menggelengkan kepalanya dan berkata, "Nggak masalah, sekarang cukup katakan yang sebenarnya dan bersihkan nama baikku.""Nona Pamela, tenang saja. Aku akan melakukannya!"Kent mulai menceritakan kisah sebenarnya tentang bagaimana dia bisa sampai di titik ini kepada polisi ...."Kejadiannya begini, hari itu aku membagikan brosur di Sungai Kolos. Karena kecapekan, aku duduk di bangku untuk istirahat sebentar. Aku melihat seorang gadis duduk di sebelahku dalam keadaan linglung, jadi aku ingin sekalian memberinya brosur.""Hari itu aku memang mempromosikan restoran barbeku kepada Nona Pamela. Dia adalah orang yang sangat baik dan
Stevi berdiri dengan ekspresi kaget, kemudian dia berkata sambil menggelengkan kepalanya, "Bu ... bukan aku! Omong kosong! Kalau kamu berbicara omong kosong lagi, aku akan lapor polisi!"Kent tidak berdebat dengannya, dia hanya berbalik sambil berkata kepada polisi dengan yakin, "Wanita bernama Stevi ini yang memintaku melakukan semua ini.""Saat itu, Stevi mengikuti Nona Pamela dari Manor Sinar Rembulan ke Sungai Kolos. Setelah dia melihat Nona Pamela berbicara denganku yang sedang membagikan brosur, dia langsung menyuruhku untuk melakukan hal itu!""Dia menemukan ponsel Nona Pamela, lalu menggunakan ponsel Pamela untuk mentransfer 200 juta padaku. Setelah itu, dia menghapus histori transfer. Kemudian, dia meminta seseorang berpura-pura menemukan ponsel itu dan menyerahkan kepada polisi untuk dikembalikan pada Nona Pamela.""Stevi merencanakan semua ini dengan cermat untuk membuat Nona Pamela menjadi tersangka yang paling mencurigakan!"Setelah mendengar ini, Kalana terkejut hingga me