Sebelum mengungkapkan dalangnya, Kent membungkuk dalam-dalam ke arah tempat Pamela duduk dan meminta maaf dengan penuh penyesalan."Nona Pamela, aku benar-benar minta maaf. Aku nggak punya pilihan selain mengucapkan kata-kata itu untuk menjebakmu karena dipaksa dan membuatmu orang yang nggak bersalah nyaris dipenjara secara nggak adil."Pamela terlihat tenang. Dia menggelengkan kepalanya dan berkata, "Nggak masalah, sekarang cukup katakan yang sebenarnya dan bersihkan nama baikku.""Nona Pamela, tenang saja. Aku akan melakukannya!"Kent mulai menceritakan kisah sebenarnya tentang bagaimana dia bisa sampai di titik ini kepada polisi ...."Kejadiannya begini, hari itu aku membagikan brosur di Sungai Kolos. Karena kecapekan, aku duduk di bangku untuk istirahat sebentar. Aku melihat seorang gadis duduk di sebelahku dalam keadaan linglung, jadi aku ingin sekalian memberinya brosur.""Hari itu aku memang mempromosikan restoran barbeku kepada Nona Pamela. Dia adalah orang yang sangat baik dan
Stevi berdiri dengan ekspresi kaget, kemudian dia berkata sambil menggelengkan kepalanya, "Bu ... bukan aku! Omong kosong! Kalau kamu berbicara omong kosong lagi, aku akan lapor polisi!"Kent tidak berdebat dengannya, dia hanya berbalik sambil berkata kepada polisi dengan yakin, "Wanita bernama Stevi ini yang memintaku melakukan semua ini.""Saat itu, Stevi mengikuti Nona Pamela dari Manor Sinar Rembulan ke Sungai Kolos. Setelah dia melihat Nona Pamela berbicara denganku yang sedang membagikan brosur, dia langsung menyuruhku untuk melakukan hal itu!""Dia menemukan ponsel Nona Pamela, lalu menggunakan ponsel Pamela untuk mentransfer 200 juta padaku. Setelah itu, dia menghapus histori transfer. Kemudian, dia meminta seseorang berpura-pura menemukan ponsel itu dan menyerahkan kepada polisi untuk dikembalikan pada Nona Pamela.""Stevi merencanakan semua ini dengan cermat untuk membuat Nona Pamela menjadi tersangka yang paling mencurigakan!"Setelah mendengar ini, Kalana terkejut hingga me
Pamela berkata sambil tersenyum, "Kenapa? Kalau orang yang bersalah adalah aku, kalian akan menyelidiki sampai tuntas dan nggak akan menoleransi sama sekali! Kalau orang itu adalah sahabatmu, kamu nggak akan menyelidikinya lagi? Kalana, kamu benar-benar pilih kasih!"Kalana berkata dengan canggung, "Aku ... Kak Pamela, sebenarnya dari awal aku nggak ingin memperpanjang masalah ini. Kakakku yang nggak ingin siapa pun menyakitiku, jadi ...."Kedua tangan Pamela masih diborgol. Dia berkata sambil bersandar di kursi dengan malas, "Maaf, Kalana, aku nggak ingin mendengar ucapanmu lagi. Kita serahkan sisanya kepada polisi untuk mencari tahu penyebabnya."Kalana menundukkan kepalanya, tapi dia tidak berhenti memohon untuk sahabatnya. "Maaf, Kak Pamela, aku tahu kami telah salah paham padamu. Tapi, Stevi adalah sahabatku. Aku harap kamu bisa memaafkannya ...."Pamela tidak berbicara pada Kalana. Dia mengalihkan pandangannya ke Jason yang menunjukkan ekspresi masam sambil berkata, "Pak Jason, k
Kalana berjalan mendekat dengan ekspresi gelisah sambil bertanya, "Kak, sekarang bagaimana dengan Stevi?"Setelah tersadar dari lamunannya, Jason berkata kepada adiknya dengan ekspresi serius, "Dia sudah dewasa, dia bisa berpikir sendiri. Dia harus menanggung akibat dari perbuatan yang dia lakukan.""Tapi Stevi adalah sahabatku! Kak, kita nggak bisa mengabaikannya ....""Sudahlah, jangan katakan apa-apa lagi, kamu pulang dulu dengan Justin."...Di kamar mandi kantor polisi.Setelah Pamela mencuci tangan dan berjalan keluar, Julius yang sedang menunggu di luar pun berjalan ke arahnya, lalu menyerahkan tissue dengan hormat.Pada saat bersamaan, Julius juga berkata sambil memberikan ponselnya, "Bu Pamela, Pak Marlon memintamu untuk menjawab teleponnya."Pamela mengambil tisu dan menyeka tangannya terlebih dahulu, kemudian menjawab panggilan tersebut.Suara Marlon terdengar dari ujung telepon. "Bos, Bagaimana denganmu? Apakah kamu baik-baik saja?""Nggak apa-apa! Kamu melakukan pekerjaan
Pamela juga menoleh ke arah mobil Julius yang melaju pergi. Setelah itu, dia memahami arti kata-kata Agam."Oh, Pak Julius dulunya adalah senior di Jurusan Hukum Universitas Padalamang. Dia sangat antusias. Aku sangat berterima kasih padanya telah membantuku kali ini.""Antusias?" Agam mematikan rokok di tangannya, lalu menatap Pamela dengan tatapan serius sambil berkata, "Di Kota Marila, seniormu itu dikenal sebagai orang yang sulit disewa bahkan dengan bayaran tinggi. Dia bersedia membantu junior sepertimu, hubungan kalian pasti sangat akrab, bukan?"Terlihat jelas Agam mencurigai Pamela.Pamela tidak ingin menjelaskan. Untuk sesaat, Pamela tidak bisa memikirkan penjelasan yang masuk akal. Selain itu, dia juga tidak ingin mengungkapkan identitasnya.Terlalu banyak bicara akan menyebabkan kesalahpahaman, jadi Pamela memilih untuk diam.Saat ini, Adsila yang muncul entah dari mana itu membawa ember kecil. Dia mencelupkan daun jeruk ke dalam air, lalu memercikkan air ke arah Pamela, "Bi
Pamela memikirkan dirinya yang tidak punya apa-apa sejak kecil. Dia harus menghadapi semuanya sendiri dan mencari solusi sendiri.Hingga saat ini, meski Pamela telah memiliki kemampuan, jika dipikir-pikir, apakah dia akan bersyukur atas kesulitan yang membuatnya makin kuat dengan perlahan?Tidak akan.Jika punya pilihan, tidak ada seorang pun yang ingin menderita.Suara lembut dan ramah Kalana kembali terdengar lagi di telinga Pamela ...."Agam, aku sudah meminta maaf kepada Kak Pamela atas kesalahpahaman ini! Hei, itu semua karena Stevi melakukan hal kesalahan! Tapi, dia bukan orang jahat, kamu juga sudah mengenal Stevi untuk waktu lama. Seharusnya kamu memahami sifatnya!""Jadi Agam, bisakah kamu membantuku membujuk Kak Pamela untuk nggak meminta pertanggungjawaban Stevi dan memaafkannya untuk yang terakhir kalinya?""Polisi bilang selama aku nggak melanjutkan kasus ini dan Kak Pamela nggak mempermasalahkan hal ini, Stevi nggak akan dipenjara ...."Mendengar ini, Pamela tersenyum sin
Saat datang ke kantor polisi, Kalana dan adiknya, Justin menumpangi mobil yang dikendarai oleh sopir pribadi keluarga mereka.Namun, tadi Justin sudah disuruh pulang oleh kakaknya untuk belajar di rumah. Sopir yang mengantar adiknya pulang.Jadi, sekarang dia hanya bisa pulang dengan menumpangi mobil kakaknya.Begitu masuk ke dalam mobil Jason, Kalana mendapati jimat keselamatan tergantung di kaca spion mobil.Jimat keselamatan itu diperoleh secara langsung dari seorang master dari Kuil Brahma Gunung Damai. Di tengah jimat tersebut, ada sebuah foto berukuran kecil seorang gadis kecil bersama ibunya.Seperti Kalana, gadis kecil itu memiliki sebuah tahi lalat kecil di pelipisnya.Kalana tahu kakaknya sama sekali tidak memercayai mitos. Meski begitu, Jason tetap bersedia memohon sebuah jimat keselamatan untuk mendoakan ibu dan anak itu.Ibu dan anak itu sangat penting bagi Jason.Namun, orang yang berada dalam foto itu bukanlah dirinya dengan ibunya, melainkan nyonya terdahulu dan nona be
Jason memijat-mijat hidungnya, dia merasa agak lelah secara mental.Dia selalu menuruti adiknya ini. Kadang kala, dia bahkan merasa dia sudah terlalu memanjakan Kalana.Setelah tujuannya tercapai, Kalana memiringkan kepalanya dan mengalihkan pandangannya ke luar kaca mobil. Ekspresi meremehkan tampak jelas di wajahnya ....Dalam lubuk hatinya, sebenarnya dia sama sekali tidak peduli apakah kakaknya menggantung fotonya di mobil atau tidak, serta setiap kali mengendarai mobil teringat pada dirinya atau tidak, dia hanya ingin lebih unggul dibandingkan Rembulan.Semua orang mengatakan dirinya memiliki nasib yang baik. Begitu terlahir, dia langsung menjadi sosok tuan putri yang dimanjakan oleh Keluarga Yanuar.Namun, hal yang tidak diketahui oleh orang lain adalah selama ini posisinya di Keluarga Yanuar sama sekali tidak bisa dibandingkan dengan seorang gadis kecil yang sudah menghilang belasan tahun yang lalu.Demi mengingat Rembulan, ayahnya mengeluarkan dana besar untuk membeli tanah di