Share

Bab 29

Author: Hargai
last update Last Updated: 2024-01-08 22:00:46
Suara seorang pria yang renyah dan rendah begitu menyentak di tengah hingar bingar bar. Suara itu pun terdengar pelan di telinga Pamela.

Pamela baru memejamkan matanya sebentar, tetapi sudah ada orang yang berbicara dengannya.

Karena merasa terganggu, dia mengerutkan kening tidak senang dan membuka matanya. Dia melihat seorang pria berdiri di bawah gemerlap lampu-lampu yang indah, dengan senyuman dan alisnya yang terkembang indah.

Dia mengenakan celana panjang dan jas hitam, kemeja putih tanpa dasi. Dua kancing bagian atas kemejanya juga terbuka, menunjukkan sedikit tulang selangkanya.

Apa yang tersembunyi di balik kemejanya juga penuh dengan keanggunan.

Malaikat maut!

Tidak mendapatkan jawaban gadis di depannya, senyum di wajah pria itu makin dalam. Dia bertanya lagi dengan suara hangat, "Apa kamu sendirian?"

Pamela menjawab dengan suara malas, "Nggak."

Pria itu terkekeh dengan elegan, "Kalau begitu, apa kamu keberatan kalau aku duduk di sini?"

Meskipun lawan bicaranya sangat tampan,
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Just Rara
kenapa tu si adsila?
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Hari-hari Dimanjakan Paman   Bab 30

    Lantai dua Uirel Bar adalah sebuah ruangan kelas atas, kedap suara dari hingar bingar bar yang riuh di lantai bawah. Dua lantai ini seperti dua dunia yang berbeda.Panggilan Pamela kepada Adsila tidak dijawab dan tidak ada yang tahu di mana ruangan dia berada.Manajer Uirel Bar melihat Pamela dan menyapanya dengan penuh hormat, "Nona Alister, apa nona mencari Tuan Marlon?"Pamela menggeleng pelan, lalu bertanya, "Apa kamu tahu di ruang mana nona dari Keluarga Andonis berada?"Manajer itu berkata, "Hari ini kami nggak menerima tamu anggota Keluarga Andonis."Adsila menyelinap masuk untuk menemui Agam tanpa melalui proses masuk yang normal.Pamela berpikir sejenak, lalu bertanya lagi, "Di ruang mana Agam berada?"Manajer menjawab dengan jujur, "Nona Alister, Pak Agam ada di ruang Snow."Ruang Snow adalah ruangan terbesar dan termewah di Uirel Bar, yang diperuntukkan bagi kalangan atas.Baru Pamela akan pergi ke ruang Snow untuk melihat apakah Adsila ada di sana, suara berisik Jovita terd

    Last Updated : 2024-01-08
  • Hari-hari Dimanjakan Paman   Bab 31

    Ruangan ini memang disebut ruangan pribadi, tetapi sebenarnya bagian dalamnya lebih seperti rumah satu lantai yang sangat luas.Di dalam ruangan ini, lampunya remang-remang dan terdengar alunan musik yang dimainkan secara langsung oleh sebuah grup musik.Semua orang di dalam ruangan ini berpakaian indah. Mereka sedang minum-minum sambil bercanda tawa dengan kelompok teman mereka masing-masing.Tatapan Pamela menyapu kerumunan orang ini untuk mencari sosok Adsila.Tiba-tiba, seorang gadis dengan rambut berwarna merah muda berlari cepat ke arahnya. "Bi ...."Sebelum Adsila bisa memanggil Pamela dengan sebutan "bibi", Pamela langsung menahan jari telunjuknya di bibir Adsila sambil berkata, "Di luar, panggil namaku!"Adsila mengerutkan bibirnya dan berkata, "Baiklah! Lala ...."Pamela mengernyit sambil mengamati Adsila dari ujung kepala hingga ujung kakinya untuk memeriksa apakah Adsila terluka atau tidak. "Ada apa denganmu? Kenapa kamu menelepon dan meminta agar aku menyelamatkanmu?" tany

    Last Updated : 2024-01-08
  • Hari-hari Dimanjakan Paman   Bab 32

    Felix tersenyum sambil menyodorkan sebuah alat pengocok dadu pada Pamela. "Dik, aku juga nggak akan main yang rumit-rumit supaya kamu nggak bilang aku menindasmu! Kita bandingkan saja poin siapa yang lebih besar. Tiga babak, oke?"Pamela menganggukkan kepalanya dan menjawab, "Oke, makasih, ya."Adsila yang berada di sampingnya mulai panik. "Lala, aku sudah bersalah, jangan main dengan mereka! Aku minum saja, berapa botol pun bisa kuminum!"Bagaimana mungkin Bibi bisa menang melawan tiga pria mesum itu? Kalau kalah, Bibi akan ditindas oleh mereka! Nggak ...' pikir Adsila.Pamela menepuk-nepuk tangan Adsila sambil berkata, "Shh! Diam saja, nggak apa-apa."Apanya yang tidak apa-apa?!Adsila ingin menelepon pamannya untuk meminta bantuan, tetapi ponselnya diambil oleh salah satu preman itu!Sebelum permainannya dimulai, mereka sudah dikerumuni oleh orang-orang yang datang menonton keramaian ini ....Pamela dan Felix masing-masing memegang sebuah pengocok dadu.Felix mengangkat tangannya da

    Last Updated : 2024-01-08
  • Hari-hari Dimanjakan Paman   Bab 33

    Adsila berkata dengan malu, "Tapi ...."Pamela langsung menebak maksud Adsila. "Ada yang penting di ponsel itu?" tanya Pamela.Adsila pun menganggukkan kepalanya dengan malu.Dengan alis terangkat, Pamela berbalik dan bertanya pada Felix, "Apa lagi yang mau kamu mainkan?"Felix menatap Pamela dengan tatapan penuh harapan sambil menjawab, "Dik, kali ini, mari kita abaikan kalah atau menang! Kalau kamu memainkan rolet ini sekali saja denganku, ponsel ini akan kukembalikan pada kalian!"Pamela melihat rolet permainan di atas meja, tampaknya sangat membosankan."Baiklah, aku akan main denganmu!" kata Pamela.Felix tersenyum dengan bangga sambil berkata, "Peraturannya adalah, tutup mata dan hentikan roletnya. Aku akan melakukan apa yang kamu pilih, begitu pula sebaliknya!"Pamela mengernyit. Sepertinya dia kurang menyetujui peraturan ini. "Nggak bisa pilih sendiri saja?"Felix menggeleng dan menjawab, "Nggak seru kalau begitu!"Pamela pun menjawab dengan pasrah, "Ya sudah!"Kali ini, Felix

    Last Updated : 2024-01-08
  • Hari-hari Dimanjakan Paman   Bab 34

    Untuk mencapai si malaikat maut, Pamela harus melewati Agam. Pamela tidak melihat Agam, tetapi dia bisa merasakan tatapan ambigu pria itu.Pamela berjalan dengan serius dan penuh perhatian, tetapi entah dari mana, seseorang mengulurkan kakinya dan membuat Pamela tersandung!Tak disangka, Pamela kehilangan keseimbangannya dan terjatuh ke pelukan Agam ....Para penonton di sekitar seketika terdiam, ruangan ini juga langsung sunyi senyap.Derry sangat senang menyaksikan keseruan seperti ini. Dia pun bersiul dan memecahkan keheningan ini!Semua orang mulai bergunjing ...."Berani sekali dia memilih Tuan Agam!""Berani sekali dia menyentuh orang seperti Tuan Agam!""Dia pasti sengaja, deh!""Bukannya sudah jelas, ya? Di Kota Marila, wanita mana yang nggak ingin menjalin hubungan dengan Tuan Agam?""Sepertinya Tuan Agam akan langsung menolaknya. Mana mungkin dia bisa memanfaatkan Tuan Agam semudah ini?"Pamela menengadah dan menatap Agam dengan tatapan canggung dan tidak berdaya. "Paman ....

    Last Updated : 2024-01-08
  • Hari-hari Dimanjakan Paman   Bab 35

    Felix baru teringat, dia pun bergegas memanggil temannya untuk mengembalikan ponsel Adsila.Setelah mendapatkan kembali ponselnya, Adsila memelototi mereka dengan kesal sambil berkata, "Sudah kubilang, Agam Dirgantara adalah pamanku. Sudah percaya sekarang?""Sudah! Nona, kamilah yang nggak tahu diri! Kami sudah bersalah!""Pak Agam, kami nggak tahu kalau dia benar-benar keponakan Anda!""Maafkan kami! Kami benar-benar minta maaf!"Siapa sangka gadis dengan rambut berwarna merah muda yang menyelinap masuk ke tempat ini benar-benar adalah keponakannya Agam?! Mereka mengira bahwa dia adalah wanita bayaran yang mencari alasan untuk mendekati Agam!Untung saja masalah ini belum menjadi masalah besar!Ketiga pria itu mengambil inisiatif untuk membungkukkan badan mereka pada Adsila dan Pamela sambil meminta maaf. "Maaf! Semoga nona-nona cantik bisa melupakan kejadian ini dan memaafkan kami!"Adsila menjulingkan matanya dan menunjuk ke arah pintu masuk ruang Snow. "Pergi sana! Jangan sampai a

    Last Updated : 2024-01-08
  • Hari-hari Dimanjakan Paman   Bab 36

    Dengan ekspresi datar, Agam berkata, "Awalnya, itu memang nggak perlu dilakukan. Tapi, selama kita masih menikah, aku nggak akan membiarkanmu berselingkuh. Jadi, ke depannya, kamu nggak boleh melewatiku dan pergi mencium pria lain."Pamela menjulingkan matanya dan menoleh untuk memandang jalanan di luar jendela mobil. Kemudian, dia berkata dengan sinis, "Paman saja nggak menjadi contoh yang baik bagiku, tapi mau menyuruhku berbuat seperti itu? Bukankah kamu juga bertemu dengan wanita lain di tempat umum?!"Agam memicingkan matanya dan menatap Pamela sambil bertanya, "Kamu cemburu, ya?"Pamela merasa absurd, dia pun mengernyit sambil menjawab, "Cemburu? Kita bukan pasangan suami istri asli! Aku marah karena Paman menciumku secara paksa tanpa aba-aba, membuatku hampir sesak napas!"Dengan alis terangkat, Agam berkata, "Kalau aku nggak salah ingat, saat kamu menciumku secara paksa sebelumnya, kamu juga nggak kasih aba-aba."Pamela seketika kehabisan kata-kata. Dia mengernyit dan berkata,

    Last Updated : 2024-01-08
  • Hari-hari Dimanjakan Paman   Bab 37

    "Nggak apa-apa! Hari ini, suasana hatiku nggak baik, jadi aku ingin mengobrol dengan Master!" kata Justyan.Pamela membalas: "Ada apa?"Justyan membalas pesannya dengan cepat: "Hari ini, aku melihat saingan kakakku di ruang Snow! Aku membuat wanita sialan itu tersandung untuk melampiaskan amarah kakakku dan mempermalukan wanita itu di hadapan semua orang! Tapi, wanita sialan itu malah sengaja terjatuh di pelukan pria yang disukai kakakku dan mencium pria itu! Menyebalkan sekali!"Sambil menatap layar komputernya, Pamela tenggelam dalam pikirannya. Dunia ini benar-benar kecil, ternyata pemuda inilah yang membuatnya tersandung.Seingat Pamela, pada saat itu, di sisi Agam, selain Derry dan wanita dengan rambut bergelombang itu, ada juga seorang pemuda tampan dengan alis tebal dan mata lebar. Pemuda itu sepertinya berusia sekitar 17 atau 18 tahun dan seharusnya adalah "Justyan"!Pamela mengirimkan pesan lagi padanya: "Menurutmu, apa mungkin sudut kakimu yang nggak benar? Wanita itu juga se

    Last Updated : 2024-01-08

Latest chapter

  • Hari-hari Dimanjakan Paman   Bab 2938

    Ketakutan masih melanda Phillip ketika dia membayangkan situasi saat itu, Dian meratakan alis pria itu, "Aku tahu kamu pasti akan datang untuk menyelamatkanku, sama seperti sebelumnya.""Aku mencintaimu, Phillip."Sebelumnya Dian sudah menyatakan cintanya, tapi dia mengatakannya dalam keadaan tidak sadar. Sekarang dia sudah sadar, pikirannya jernih, bahkan sambil tersenyum tipis. Ucapannya membuat Phillip tersipu sejenak."Aku juga mencintaimu," balas Phillip.Dian hanya dirawat sebentar di rumah sakit, tak lama kemudian dia kembali ke Kediaman Sanders.Seperti yang mereka katakan, kondisi Dian tidak serius, dirawat di rumah sakit hanya akan memperlambat pemulihannya.Lebih baik dia dirawat di rumah.Phillip tidak pernah menyinggung pekerjaan Dian. Sebaliknya, Dian langsung pergi ke Surat Kabar Sino untuk mengundurkan diri.Kondisinya saat ini tidak sesuai untuk menyelidiki kasus terkait, lagi pula Phillip langsung menyerahkan barang bukti ke kantor polisi, pihak kepolisian yang akan m

  • Hari-hari Dimanjakan Paman   Bab 2937

    "Phillip, aku menyukaimu, aku mencintaimu."Phillip memeluk Dian dengan perasaan sakit yang tiada tara, "Ini salahku, seharusnya aku lebih cepat.""Aku nggak pernah menyalahkanmu. Aku hanya ingin melihatmu tersenyum. Selama kamu bersedia membiarkanku tetap di sisimu, aku nggak meminta pengakuanmu.""Aku tahu keluargamu menyulitkanmu, aku bisa melihatnya ...."Para pengawal yang ikut menerobos masuk merasa canggung ketika melihat CEO mereka menangis.Namun, yang terpenting saat ini adalah membawa Dian ke rumah sakit untuk pemeriksaan fisik. Setelah lama terikat, aliran darahnya surut, menyebabkan mati rasa yang akan menjadi masalah serius jika tidak bisa pulih.Akhirnya, para pengawal mendorong bos mereka yang sangat pemberani untuk menasihati Phillip. Phillip menundukkan kepala, menyeka air matanya, dia menggendong Dian dengan mudah, tidak membiarkan orang lain turun tangan. Gerakannya sangat lembut, seolah-olah sedang menggendong tuan putri.Untungnya, hasil pemeriksaan menyatakan kon

  • Hari-hari Dimanjakan Paman   Bab 2936

    Setelah itu, Lesti pergi tanpa menoleh, sama sekali tidak menunjukkan keraguan.Masa depan dirinya dan Fabian ada dalam kandungannya, tidak mungkin dia menyerahkan semua hartanya pada Ririn.Karena putrinya tidak menurut, maka dia akan mengandalkan putra dalam kandungannya.Bukankah Ririn senang menemui Juko? Kalau begitu, biarkan saja mereka hidup bersama.Lagi pula dia sudah menghabiskan banyak usaha untuk membesarkan putrinya itu.Ririn menghabiskan paruh pertama hidupnya bersama Lesti, paruh kedua hidupnya sudah seharusnya menjadi giliran Juko.Satu-satunya hal yang membuat Phillip bersyukur adalah Juko tidak mempermainkannya, tampaknya dia masih peduli pada putrinya.Phillip bersama para pengawalnya berhasil menemukan rumah bobrok itu.Pelaku cukup waspada, mereka memilih rumah bobrok di pinggiran desa.Setelah pintu didobrak, Phillip menemukan Dian terbaring sendirian di lantai, tanpa ada yang menghiraukannya.Penjahat yang berjaga menunggu instruksi Juko, tanpa perintah darinya,

  • Hari-hari Dimanjakan Paman   Bab 2935

    Lesti meneteskan air mata, duduk bersila dan terdiam, tidak ingin membela diri.Ririn satu-satunya orang yang masih berusaha memberikan penjelasan, tapi apa pun yang dia katakan, Fabian tidak lagi memercayainya.Hal seperti ini sudah terjadi berkali-kali dan setiap kali Fabian selalu memilih memercayai Lesti dan putrinya.Namun kini dia menyadari bahwa dia sepenuhnya salah.Dian dulunya sangat perhatian dan berperilaku baik, tetapi setelah Lesti dan Ririn memasuki hidup mereka, dia merasa putrinya mulai bermulut tajam dan selalu bertingkah di hadapannya.Sekarang dia baru menyadari, semua itu Dian lakukan untuk mendapatkan lebih banyak perhatian darinya atau setidaknya hanya ingin dia memperlakukan dirinya dan Ririn secara adil.Hanya saja dia tidak pernah menyadarinya. Sebaliknya, dia merasa Dian harus mengalah pada Ririn karena lebih tua."Karena kamu begitu menyukai ayah kandungmu, mulai sekarang kamu bisa hidup bersamanya.""Jangan pernah datang lagi ke rumah ini. Sedangkan ibumu,

  • Hari-hari Dimanjakan Paman   Bab 2934

    Ririn buru-buru bertanya, "Ibu tertipu?""Kenapa Ibu menghubungi Juko?""Sekarang mereka tahu keberadaan Dian, Ibu mengacaukan rencanaku, apa yang ada di kepala Ibu?"Namun Lesti tidak menggubris, dia menangis dan menampar Ririn, "Kamu membuat Ibu takut setengah mati. Kalau terjadi sesuatu padamu, Ibu harus bagaimana? Susah payah Ibu membesarkanmu, apa Ibu harus melihatmu mati?""Ibu 'kan sudah bilang, jangan menemui Juko Sanders, kenapa kamu masih diam-diam menemuinya, bahkan menyuruhnya melakukan hal seperti ini, apa kamu sudah gila?""Ibu hanya ingin menjalani sisa hidup dengan damai bersamamu, kenapa kamu nggak mau mendengarkan Ibu?"Ririn sangat kecewa pada ibunya. Sejak hamil, Lesti tidak pernah lagi memberi pelajaran pada Dian.Namun, Ririn tidak terima, Dian bagaikan duri yang menancap di matanya, duri itu harus disingkirkan agar dia merasa lega."Apa Ibu nggak tahu aku menyukai Phillip?""Aku yang duluan menyukai Phillip, tapi Dian merampasnya. Mana mungkin aku melepaskannya.

  • Hari-hari Dimanjakan Paman   Bab 2933

    Ingin sekali Lesti menamparnya, untuk apa dia bicara seperti itu?Jika dulu pria itu tidak melakukan tindak kekerasan padanya, hubungan mereka tidak mungkin jadi seburuk ini.Sekarang beraninya dia mengatakan berbuat seperti ini demi putrinya, dia kira nyawa Dian bisa diambil semudah itu?Dian adalah Nona Besar Keluarga Sandiga, belum lagi dia sudah menikah dengan Phillip Sanders, sekarang dia adalah istri dari pemilik Perusahaan Sanders. Juko kira siapa dirinya? Beraninya dia menculik Dian!Napas Lesti tidak teratur, dia tersentak, "Kalau kamu nggak percaya, dengarkan saja teriakan putrimu.""Aku nggak bisa menyelamatkannya, nyawanya ada di tanganmu. Lagi pula aku sedang mengandung anak Fabian. Tanpa Ririn sekalipun, aku masih punya anak yang lain, tapi nggak denganmu!"Phillip sangat mengagumi Lesti. Di saat seperti ini, dia tidak lupa mengungkapkan kesetiaannya pada Fabian, secara tidak langsung memberi tahu Fabian bahwa dia selalu berpihak padanya, sungguh hebat.Di ujung telepon,

  • Hari-hari Dimanjakan Paman   Bab 2932

    Phillip menaikkan alisnya sambil berkata, "Jangan khawatir, paling-paling hanya jari tangannya yang disentuh, nggak akan jadi masalah besar. Cedera otot dan tulang akan pulih dalam beberapa bulan. Kalian bisa merawatnya dengan baik di rumah, dijamin dia akan segera pulih."Lesti tidak tega mendengarnya, dia bergegas ke arah Phillip untuk memukulnya, tetapi sebelum berhasil mendekat, pengawal sudah menghentikannya.Fabian juga khawatir, dia segera memeluk Lesti erat-erat ke sisinya, "Kalau benar nggak ada hubungannya dengan Ririn, dia pasti akan keluar dengan selamat, tetapi kalau sebaliknya, kamu harusnya tahu ...."Suara Fabian tiba-tiba berubah dingin. Dia tidak pernah menyangka penculikan putri kandungnya ternyata berhubungan dengan putri tirinya ini.Namun, dia juga tidak terlalu bodoh dan langsung bertanya, "Bagaimana seorang gadis seperti Ririn bisa membawa Dian?""Bahkan kaca mobilnya pecah, pasti ada yang membantunya.""Mungkinkah ada hubungannya dengan ayah kandung Ririn?"Phi

  • Hari-hari Dimanjakan Paman   Bab 2931

    "Benar aku menemui ayah kandungku, tapi hanya satu kali, aku nggak berniat kembali ke sisinya!""Kalau nggak, aku pasti sudah dari dulu meninggalkan Keluarga Sandiga, tapi aku peduli padamu, Ayah. Ayah sudah menjagaku selama bertahun-tahun, aku sudah menganggapmu sebagai ayah kandungku. Kenapa Ayah memperlakukan kami seperti ini?""Sekarang Phillip berbicara nggak bermoral dan melimpahkan semua kesalahan padaku. Ayah harus melihat kebenarannya!"Lesti mengangguk berulang kali, tapi di saat bersamaan, dia penasaran, kapan Ririn menemui Juko?Gadis itu tidak mengatakan apa pun padanya, tapi malah tertangkap oleh Phillip.Sepertinya kejadian yang menimpa Dian memang berhubungan dengannya. Lesti hanya ingin menyelesaikan masalah ini secepatnya agar Phillip tidak berlama-lama di sana.Dia sama sekali tidak punya pemikiran seperti itu, apalagi untuk rujuk dengan Juko.Dia hanya ingin melahirkan putranya dengan selamat di Keluarga Sandiga. Kelak Keluarga Sandiga akan menjadi milik putranya, d

  • Hari-hari Dimanjakan Paman   Bab 2930

    Phillip paling benci ditunjuk orang saat berbicara dengannya. Dia bangkit dari duduknya, seketika tubuhnya lebih tinggi dari Fabian."Kamu masih berani mengaku sebagai ayah kandungnya Dian, kalau aku jadi kamu, aku akan memilih diam dan menyingkir.""Demi putri orang lain, kamu menuduhku mengancam Ririn. Dari ekspresi bersalahnya saja sudah cukup membuktikan kalau masalah ini berhubungan dengannya.""Sekalipun nggak percaya padaku, minimal gunakan otakmu. Pantas saja Perusahaan Sandiga semakin terpuruk, cepat atau lambat akan tamat di tanganmu."Phillip tidak lagi memberi muka. Saat mengucapkan kata-kata ini, dia mundur berulang kali, memegangi dadanya dan hampir kehabisan napas.Lesti melupakan tubuh lemahnya dan maju beberapa langkah, "Begini caramu berbicara dengan ayah mertuamu? Apa Ririn pernah menyinggungmu? Sebelumnya dia bahkan menyukaimu, Ririn masih kecil, kenapa kamu memperlakukannya seperti ini?"Dia mengatakannya berulang kali, tetapi sikap Phillip sudah jelas dan para pen

DMCA.com Protection Status