Pamela melangkah melewati pecahan gelas di lantai dan berjalan ke hadapan Darius sambil bertanya, "Kenapa Ayah begitu marah?"Jovita yang berdiri di samping menyilangkan lengannya dan menuangkan minyak tanah ke api. Dia berkata, "Masih tanya? Kamu tahu sendiri apa yang sudah kamu lakukan!"Pamela menatap Jovita dengan tenang sambil berkata, "Banyak yang sudah kulakukan, yang mana yang Kakak maksud?"Dengan ekspresi masam, Darius bertanya dengan amarah yang menggebu-gebu, "Kamu bilang kamu harus tinggal di luar karena pekerjaanmu. Tapi, pekerjaan apa itu?"Pamela seketika terdiam karena dia tidak bisa menjelaskan pekerjaannya sekarang ....Dia sedang berpura-pura menjadi istri manis dari seorang paman yang mendominasi untuk membantu pria itu menghadapi tetua di keluarganya.Apa titel untuk pekerjaan ini? Aktris? Istri sementara?Melihat Pamela yang kewalahan untuk menjawab, Darius makin marah. "Kamu masih mau membohongiku? Kamu lulusan universitas ternama, tapi malah menjadi wanita peng
Darius mulai memercayai ucapan putri bungsunya. "Pamela, benarkah begitu? Kamu nggak membohongi Ayah?" tanya Darius.Dengan ekspresi tenang, Pamela berkata, "Tenang saja, Ayah. Aku nggak akan melakukan hal yang melanggar moral."Darius pun membuang napas dengan lega. "Baiklah kalau begitu! Pamela, jangan mempelajari hal-hal buruk. Kalau nggak, bagaimana aku bisa menghadapi almarhum ibumu?!"Melihat sikap ayahnya terhadap Pamela yang berubah, Jovita merasa marah. Dia pun mengeluh lagi, "Ayah, kalaupun Pamela nggak menjadi wanita penghibur, sebagus apa pekerjaannya sekarang?! Awalnya, aku memang nggak ingin bilang, supaya Ayah nggak marah. Tapi, melihat Pamela begitu nggak berguna, sebagai kakaknya, aku juga harus mengatakan sesuatu! Ayah, Pamela bekerja sebagai pelayan di rumah orang kaya. Pemilik rumah yang barusan dia katakan sebenarnya adalah majikannya!""Apa?" Darius kembali mengernyit sambil menatap Pamela dengan tatapan tidak senang. "Benarkah begitu, Pamela? Kamu bekerja sebagai
Jovita merasa heran. Pencarian populer?Akhir-akhir ini, dia tidak menerima pekerjaan apa pun. Bagaimana mungkin dia bisa masuk ke pencarian populer, bahkan di nomor satu?Bahkan dulu, saat dia sangat terekspos di media pun dia tidak pernah masuk ke pencarian populer nomor satu!Apa yang sebenarnya terjadi?!Jovita mendapatkan firasat buruk. Dia bergegas mengeluarkan ponselnya dan mencari berita tersebut. Namanya benar-benar berada di peringkat pertama pencarian populer di Twitter ....Judul beritanya adalah "Sponsor Kaya di Balik Artis Jovita Alister"!Tangan Jovita langsung gemetaran. Dia masuk ke bagian pencarian populer dirinya dengan gugup. Dia pun melihat video dirinya sedang minum-minum dengan orang-orang hebat di dunia hiburan di sebuah pesta dan foto dia duduk di pangkuan seorang pria kaya berkepala botak!Astaga! Kenapa adegan terlarang ini bisa memasuki pencarian populer?!Siapa pelakunya? Siapa yang mau mencelakainya?!Jika berita ini masuk ke pencarian populer, artinya sem
Wulan menenangkan putrinya. "Jovita, tenang saja. Ibu pasti akan mencari cara untuk mengembalikan nama baikmu! Jangan menangis ...."Pamela berdiri diam di satu sisi. Melihat ibu dan anak yang bekerja sama melakukan hal-hal jahat ini, dia tersenyum sinis dan tertawa kecil.Mendengar suara tawa Pamela, Jovita seketika berhenti menangis. Dia mengernyit, membelalakkan matanya dan menunjuk Pamela dengan penuh dendam. "Pamela, pasti kamu yang mencelakaiku!" seru Jovita.Pamela mengangkat alisnya dan membentangkan tangannya dengan gaya tidak bersalah. "Kak, aku hanyalah seorang pelayan rendahan. Mana mungkin aku bisa mencelakaimu? Pencarian populer sangat mahal, aku nggak sanggup beli."Dia memang tidak menghabiskan uang, dia hanya menggunakan sedikit keterampilannya.Jovita tetap saja memelototinya dengan kesal. "Meskipun bukan kamu yang membeli pencarian populer itu, kamulah yang mencari masalah di hadapan Ayah. Kalau kamu nggak pulang, Ayah juga nggak akan mengetahui hal ini!"Pamela meng
Ekspresi Darius masam, dia masih marah besar perihal perbuatan Jovita yang masuk pencarian populer.Pamela berjalan menghampiri ayahnya secara perlahan dan membujuknya dengan manis. "Ayah, jangan marah lagi, nanti sakit. Tenang saja. Sekarang, masalah Kakak sudah nggak ada di pencarian populer. Setelah badai ini berlalu, nggak akan ada orang yang mengingatnya lagi.""Ya."Darius merasa bahwa putri bungsunya memang lebih taat dan bijak, membuatnya merasa tenang.Akhir-akhir ini, terjadi banyak masalah. Darius mengernyit dan membuang napas, lalu berkata, "Pamela, ada apa kamu mencari Ayah?"Pamela menganggukkan kepalanya dan meletakkan lukisan yang dia bawa di atas meja. "Ayah, coba lihat lukisan ini ...."Sambil berbicara, dia merobek kertas yang menutupi lukisan itu dengan pelan, menunjukkan pemandangan indah dalam lukisan itu.Lukisan yang dia bawa adalah lukisan "Angsa dan Musim Gugur" yang dihadiahkan oleh Agam untuknya, yaitu salah satu hasil karya almarhum ibunya.Melihat lukisan
Pamela juga sama sekali tidak khawatir Wulan dan Jovita akan merusak lukisan ibunya.Pertama, Wulan dan Jovita tidak tahu bahwa Berenice adalah ibunya karena Darius menjaga rahasia ini dengan sangat baik.Kedua, kalaupun mereka mengetahuinya, mereka juga tidak bisa melakukan apa pun pada lukisan ibunya.Meskipun kedua orang itu tidak menyukai keberadaan ibunya, mereka tergila-gila dengan uang. Mereka tentu saja akan sangat menghargai lukisan seharga 100 miliar itu....Setelah keluar dari kediaman Keluarga Alister, Pamela berjalan sendirian ke terminal bus terdekat dan menunggu bus untuk pulang ke kediaman Keluarga Dirgantara.Pada saat ini, sebuah mobil Mercedes-Benz melaju secara perlahan dan berhenti di hadapannya.Itu mobilnya Agam!Wah, bagaimana dia bisa bertemu dengan Agam di luar?! Apakah ini namanya jodoh?Ervin turun dari jok penumpang dan membuka pintu belakang mobil untuk Pamela sambil berkata dengan sopan, "Nona Pamela, silakan naik mobil. Pak Agam memintaku untuk datang m
Di depan pintu restoran hot pot.Agam turun dari mobil dan berjalan memasuki restoran itu bersama Pamela ....Ervin berdiri di samping mobil dengan hormat sambil memandang sosok Agam dengan tatapan tidak percaya.Setelah Pamela mengusulkan untuk makan hot pot, dia hanya menelepon Agam sebagai sebuah formalitas. Namun, dia tidak menyangka bahwa Agam malah benar-benar setuju untuk membatalkan reservasi di restoran barat dan pergi makan hot pot dengan Pamela.Sikap Agam terhadap Pamela memang agak berbeda.Namun, seharusnya Agam tidak terbiasa dengan makanan seperti ini, deh?...Di dalam restoran, udaranya dipenuhi dengan aroma kuah pedas.Pamela duduk di dekat jendela sambil memesan makanan yang dia inginkan. Kemudian, dengan sangat natural, dia mengangkat kepalanya dan bertanya, "Paman bisa makan pedas?"Agam yang duduk di hadapannya mengangguk dengan cuek dan menjawab, "Bisa."Pamela pun memesan dua kuah yang pedas.Di restoran ini, jarak antara satu meja ke meja lainnya sangat dekat,
Adsila menatap Pamela dengan tatapan hormat dan kagum sambil berkata, "Bibi, idolaku, ternyata hanya kamu yang bisa membuat pamanku lebih merendah dan mencoba makanan manusia!"Pamela hanya tersenyum paksa.Bukan dia yang hebat, tetapi Agam memerlukannya untuk bersandiwara bahwa mereka saling mencintai di hadapan Frida, jadi Agam berbelas kasih dan mentraktirnya makan.Agam menatap Adsila dengan tatapan dingin dan berkata, "Bukankah aku menyuruhmu untuk introspeksi diri di rumah? Siapa yang mengizinkanmu keluar?"Adsila mengerutkan bibirnya dan menjulurkan lidahnya, lalu berkata, "Aku nggak mau introspeksi diri! Aku diselingkuhi dan gagal menikah, jadi aku sudah cukup sedih! Kenapa Paman masih tega menyuruhku introspeksi diri di rumah?!"Agam tidak menghiraukan gadis itu, dia mengangkat kepalanya dan melihat wanita dengan rambut bergelombang dan pemuda yang berada di samping.Justin menatap Agam dengan tatapan penuh rasa hormat dan menyapa Agam. "Kak Agam."Agam sedikit menundukkan kep