Nyonya Frida menatap Pamela dengan sedih, anak ini terlihat baik-baik saja, tapi semangatnya tidak setinggi sebelumnya, sebelum ini Pamela selalu terlihat sebagai anak yang penuh dengan semangat ....Pamela keluar setelah mengatakan apa yang ingin dia katakan.Tujuan Pamela adalah membuat Nyonya Frida memiliki rasa bersalah padanya, sehingga akan menurunkan kewaspadaannya terhadap Pamela. Karena besok Pamela akan selamanya meninggalkan Keluarga Dirgantara yang telah mengubah jalan hidupnya.Pamela melihat Olivia sedang bermain bersama Revan di halaman setelah keluar dari kamar Nyonya Frida, Ricky juga datang, dia mengawasi mereka berdua dari samping.Pamela berpikir sejenak dan menghampiri mereka.Revan langsung meninggalkan Olivia begitu melihat Pamela keluar dan menghampirinya."Bibi Kak Pamela ...."Olivia mengejar Revan dan berkata, "Dasar bocah, aku baru saja membujukmu dengan susah payah, tapi kamu langsung meninggalkanku begitu melihat kakakmu keluar!"Revan terkekeh setelah men
Pamela mengangkat kepalanya untuk memandang halaman Kediaman Dirgantara, dia tidak akan datang lagi ke tempat ini.Tidak disangka satu-satunya hal yang tidak bisa dia lepaskan adalah Revan ....Waktu berlalu dengan sangat cepat, satu hari telah berlalu setelah makan tiga kali.Pada malam hari, ponsel Pamela berdering setelah selesai mandi dan hendak membacakan sebuah cerita pada Revan untuk membujuknya tidur.Tidak disangka Agam meneleponnya lagi setelah Pamela mengambil ponselnya.Ada apa dengan pria ini? Tidak disangka dia ingat untuk meneleponnya setiap hari?Pamela menekan rasa jijik di dalam hatinya dan menjawab panggilan agar Agam tidak merasa curiga."Kamu sudah tidur belum?"Suara pria itu terdengar rendah dan lembut, sepertinya sudah mengabaikan rasa tidak senang pada panggilan telepon kemarin."Menurutmu? Apakah aku bisa menjawab panggilanmu kalau sudah tidur?" Nada bicara Pamela terdengar datar, tidak lembut dan juga tidak sinis.Pria itu berkata dengan suara rendah, "Bukank
Menyebalkan!Pamela melempar ponselnya ke samping, berbaring sambil memeluk Revan, lalu menyanyikan lagu anak-anak.Lagu anak-anak bisa membuat anak kecil tidur dan juga bisa menenangkan hatinya .......Hari yang cerah pada keesokan harinya.Sarapan Keluarga Dirgantara disiapkan lebih awal hari ini karena Nyonya Frida bangun pagi dan mengawasi orang-orang yang membuat sarapan.Nyonya Frida ingin mengajak Pamela untuk memberi makan merpati dan bersantai di Taman Eloka setelah sarapan, Olivia dan Revan juga ikut.Pengawal di depan pintu awalnya ingin menghentikan mereka, tapi mereka mundur dengan tidak berdaya setelah dipelototi oleh Nyonya Frida dan terpaksa melaporkan hal ini pada atasan mereka ....Mobil dengan lancar melaju keluar dari Kediaman Dirgantara dengan adanya Nyonya Frida.Di dalam mobil, Nyonya Frida dengan lembut menepuk tangan Pamela dan berkata, "Pamela, aku telah menyuruh mereka untuk membuat banyak sandwich dan sushi, kamu dan Revan bisa makan di dalam mobil kalau me
Para pengawal segera mengejar pencuri itu setelah mendengar ini.Hanya tersisa seorang pengawal di sisi Pamela untuk melindunginya.Revan menangis dan Olivia juga merasa cemas. "Kak Pamela, apakah kamu baik-baik saja?"Pamela mengangguk. "Aku baik-baik saja, kamu pergilah menemui Nenek, Nenek pasti ketakutan! Cepat pergi tenangkan Nenek!""Oh, baik!" Olivia segera menggendong Revan dan pergi ke tempat Nyonya Frida berada.Pamela menoleh ke arah pengawal di sampingnya setelah melihat Olivia dan Revan menjauh, kemudian berkata, "Tolong papah aku ke air mancur untuk beristirahat sebentar.""Baik, Nyonya Pamela, tolong jalan dengan perlahan ...." Pengawal itu dengan hati-hati memapah Pamela ke samping air mancur. "Nyonya Pamela, apakah kamu nggak masalah duduk di sini?""Nggak masalah," jawab Pamela dengan kooperatif, kemudian Pamela membungkuk dan ingin duduk, tapi dia tiba-tiba mengangkat tangannya dan mendorong pengawal itu ke dalam air mancur ....Pamela sudah melarikan diri setelah pe
Pengawal itu sama sekali tidak percaya dan mengerutkan alisnya. "Kalau kamu bersikeras berkata seperti ini, maka tolong buka pintu mobil dan biarkan kami memeriksanya, dengan ini kami akan mendapat jawaban yang jelas!"Marlon mendengus. "Siapa kalian? Beraninya kalian memeriksa mobilku?"Pengawal itu sama sekali tidak mengalah dan berkata, "Kami tahu bahwa tindakan kami akan menyinggung perasaanmu, tapi kami nggak akan membiarkanmu pergi kalau nggak membiarkan Nyonya Pamela turun dari mobil dan juga nggak membiarkan kami memeriksa mobilmu."Marlon menyipitkan matanya. "Apa yang akan kalian lakukan kalau aku membiarkan kalian memeriksa mobilku tapi ternyata nggak ada Nyonya Pamela kalian di dalam?"Pemimpin pengawal sangat yakin bahwa Pamela berada di dalam mobil Marlon dan berkata tanpa ragu-ragu, "Kami akan meminta maaf padamu dengan sungguh-sungguh kalau Nyonya Pamela nggak berada di dalam mobilmu!""Baik!" Marlon mendengus. "Periksalah!"Pemimpin pengawal berjalan maju setelah menda
Para pengawal menatap kepergian mobil Marlon dengan tidak berdaya dan mulai merasa takut ...."Bagaimana ini? Kita telah kehilangan Nyonya Pamela dan bagaimana kita harus melaporkannya pada Tuan Muda?""Gawat! Tuan Muda pasti akan menghukum kita!""Gawat, gawat!"Pemimpin pengawal berkata dengan sedikit kesal, "Cukup! Kenapa kalian masih diam saja di sini kalau takut dihukum oleh Tuan Muda? Cepat ikuti mobil Tuan Marlon! Pasti ada sesuatu jika mereka bisa dengan kebetulan muncul di sini! Mungkin saja kita bisa menemukan Nyonya Pamela!""Baik!"...Pada saat ini di sisi lain.Sebuah mobil Buggati putih diparkir di sebuah jalan kecil yang tidak terdapat kamera pengawas di luar Taman Eloka.Pamela dengan cepat berjalan ke sana, membuka pintu mobil dan masuk ke dalam, kemudian melepaskan rambut palsunya.Dia sudah mengganti pakaian yang dikenakan dari Kediaman Dirgantara dan mengenakan pakaian yang disembunyikan terlebih dahulu oleh Ariel di kamar mandi Taman Eloka, oleh karena itu Pamela
Pamela masuk ke ruang tamu dan sedikit terkejut.Rumah ini terlihat tua dari luar, tapi bagian dalamnya sangat menakjubkan. Rumah ini tidak terlalu luas, perabotannya sederhana serta mewah dan tertata dengan rapi, sama sekali tidak terlihat seperti ada yang menempatinya ...."Pamela, duduklah, aku akan mengambilkan minuman untukmu."Setelah itu Andra pergi ke dapur.Pamela duduk di sofa dan dengan santai melihat sekeliling sampai sebotol yogurt diserahkan padanya.Senyum di wajah Andra sangat lebar. "Kamu sedang mengandung dan nggak boleh minum minuman bersoda, yogurt seharusnya nggak masalah, 'kan?"Pamela mengambil yogurt dan tersenyum sopan. "Terima kasih."Andra membuka sekaleng Coca Cola dan meminumnya, kemudian duduk di sofa sebelah Pamela.Pamela menatap botol yogurt itu, kemudian memutar botol seolah sedang mencari sesuatu ....Andra merasa tindakan Pamela sedikit lucu dan berkata, "Kenapa, kamu takut aku meracunimu?"Pamela mendongak untuk menatap Andra. "Bukan. Bukannya kamu
Dia pernah melihat orang gila, tapi tidak pernah melihat orang yang segila ini!Pamela menatap Andra seperti sedang menatap orang gila. "Hilangkan imajinasimu! Aku nggak berencana memiliki anak kedua dan juga nggak berencana mencari ayah tiri untuk anak di dalam perutku!"Andra pura-pura berkata dengan kesal, "Pamela, aku menanggung banyak risiko dengan membantumu melarikan diri dari Keluarga Dirgantara, kamu juga telah berjanji akan berkencan sebulan denganku setelah masalah ini selesai!"Pamela berkata, "Tenang saja, aku nggak lupa. Janjiku hanya berkencan, kamu sebaiknya jangan memikirkan hal yang lain, karena aku sudah nggak niat."Andra menatap Pamela dengan tatapan yang dalam dan mengulurkan tangannya untuk menyentuh Pamela, tapi langsung dihindari oleh Pamela.Andra tidak berhasil menyentuh Pamela dan menarik kembali tangannya sambil tersenyum setelah tergantung di udara dengan canggung selama beberapa saat."Nggak masalah, kamu baru saja dilukai oleh Agam dan pergi meninggalkan