Para pengawal segera mengejar pencuri itu setelah mendengar ini.Hanya tersisa seorang pengawal di sisi Pamela untuk melindunginya.Revan menangis dan Olivia juga merasa cemas. "Kak Pamela, apakah kamu baik-baik saja?"Pamela mengangguk. "Aku baik-baik saja, kamu pergilah menemui Nenek, Nenek pasti ketakutan! Cepat pergi tenangkan Nenek!""Oh, baik!" Olivia segera menggendong Revan dan pergi ke tempat Nyonya Frida berada.Pamela menoleh ke arah pengawal di sampingnya setelah melihat Olivia dan Revan menjauh, kemudian berkata, "Tolong papah aku ke air mancur untuk beristirahat sebentar.""Baik, Nyonya Pamela, tolong jalan dengan perlahan ...." Pengawal itu dengan hati-hati memapah Pamela ke samping air mancur. "Nyonya Pamela, apakah kamu nggak masalah duduk di sini?""Nggak masalah," jawab Pamela dengan kooperatif, kemudian Pamela membungkuk dan ingin duduk, tapi dia tiba-tiba mengangkat tangannya dan mendorong pengawal itu ke dalam air mancur ....Pamela sudah melarikan diri setelah pe
Pengawal itu sama sekali tidak percaya dan mengerutkan alisnya. "Kalau kamu bersikeras berkata seperti ini, maka tolong buka pintu mobil dan biarkan kami memeriksanya, dengan ini kami akan mendapat jawaban yang jelas!"Marlon mendengus. "Siapa kalian? Beraninya kalian memeriksa mobilku?"Pengawal itu sama sekali tidak mengalah dan berkata, "Kami tahu bahwa tindakan kami akan menyinggung perasaanmu, tapi kami nggak akan membiarkanmu pergi kalau nggak membiarkan Nyonya Pamela turun dari mobil dan juga nggak membiarkan kami memeriksa mobilmu."Marlon menyipitkan matanya. "Apa yang akan kalian lakukan kalau aku membiarkan kalian memeriksa mobilku tapi ternyata nggak ada Nyonya Pamela kalian di dalam?"Pemimpin pengawal sangat yakin bahwa Pamela berada di dalam mobil Marlon dan berkata tanpa ragu-ragu, "Kami akan meminta maaf padamu dengan sungguh-sungguh kalau Nyonya Pamela nggak berada di dalam mobilmu!""Baik!" Marlon mendengus. "Periksalah!"Pemimpin pengawal berjalan maju setelah menda
Para pengawal menatap kepergian mobil Marlon dengan tidak berdaya dan mulai merasa takut ...."Bagaimana ini? Kita telah kehilangan Nyonya Pamela dan bagaimana kita harus melaporkannya pada Tuan Muda?""Gawat! Tuan Muda pasti akan menghukum kita!""Gawat, gawat!"Pemimpin pengawal berkata dengan sedikit kesal, "Cukup! Kenapa kalian masih diam saja di sini kalau takut dihukum oleh Tuan Muda? Cepat ikuti mobil Tuan Marlon! Pasti ada sesuatu jika mereka bisa dengan kebetulan muncul di sini! Mungkin saja kita bisa menemukan Nyonya Pamela!""Baik!"...Pada saat ini di sisi lain.Sebuah mobil Buggati putih diparkir di sebuah jalan kecil yang tidak terdapat kamera pengawas di luar Taman Eloka.Pamela dengan cepat berjalan ke sana, membuka pintu mobil dan masuk ke dalam, kemudian melepaskan rambut palsunya.Dia sudah mengganti pakaian yang dikenakan dari Kediaman Dirgantara dan mengenakan pakaian yang disembunyikan terlebih dahulu oleh Ariel di kamar mandi Taman Eloka, oleh karena itu Pamela
Pamela masuk ke ruang tamu dan sedikit terkejut.Rumah ini terlihat tua dari luar, tapi bagian dalamnya sangat menakjubkan. Rumah ini tidak terlalu luas, perabotannya sederhana serta mewah dan tertata dengan rapi, sama sekali tidak terlihat seperti ada yang menempatinya ...."Pamela, duduklah, aku akan mengambilkan minuman untukmu."Setelah itu Andra pergi ke dapur.Pamela duduk di sofa dan dengan santai melihat sekeliling sampai sebotol yogurt diserahkan padanya.Senyum di wajah Andra sangat lebar. "Kamu sedang mengandung dan nggak boleh minum minuman bersoda, yogurt seharusnya nggak masalah, 'kan?"Pamela mengambil yogurt dan tersenyum sopan. "Terima kasih."Andra membuka sekaleng Coca Cola dan meminumnya, kemudian duduk di sofa sebelah Pamela.Pamela menatap botol yogurt itu, kemudian memutar botol seolah sedang mencari sesuatu ....Andra merasa tindakan Pamela sedikit lucu dan berkata, "Kenapa, kamu takut aku meracunimu?"Pamela mendongak untuk menatap Andra. "Bukan. Bukannya kamu
Dia pernah melihat orang gila, tapi tidak pernah melihat orang yang segila ini!Pamela menatap Andra seperti sedang menatap orang gila. "Hilangkan imajinasimu! Aku nggak berencana memiliki anak kedua dan juga nggak berencana mencari ayah tiri untuk anak di dalam perutku!"Andra pura-pura berkata dengan kesal, "Pamela, aku menanggung banyak risiko dengan membantumu melarikan diri dari Keluarga Dirgantara, kamu juga telah berjanji akan berkencan sebulan denganku setelah masalah ini selesai!"Pamela berkata, "Tenang saja, aku nggak lupa. Janjiku hanya berkencan, kamu sebaiknya jangan memikirkan hal yang lain, karena aku sudah nggak niat."Andra menatap Pamela dengan tatapan yang dalam dan mengulurkan tangannya untuk menyentuh Pamela, tapi langsung dihindari oleh Pamela.Andra tidak berhasil menyentuh Pamela dan menarik kembali tangannya sambil tersenyum setelah tergantung di udara dengan canggung selama beberapa saat."Nggak masalah, kamu baru saja dilukai oleh Agam dan pergi meninggalkan
Olivia menggelengkan kepalanya. "Aku juga nggak tahu ... tapi kayaknya Kak Pamela sengaja melarikan diri ....""Melarikan diri? Kenapa dia melarikan diri? Apakah kita memperlakukannya dengan buruk?""Mungkin karena Kakak mengutus banyak pengawal untuk mengawasinya akhir-akhir ini dan juga nggak mengizikannya keluar, jadi Kak Pamela marah ...."Tuan Tomi mengerutkan keningnya. "Dia langsung kabur dari rumah begitu marah? Siapa yang membuatnya memiliki kebiasaan buruk seperti ini! Jangan ada yang mencarinya, aku ingin melihat dia bisa kabur sampai kapan!"Nyonya Frida, yang sedang duduk dengan lemah di kursi roda, memegang dadanya dan duduk dengan tegak setelah mendengar ucapan Tuan Tomi. "Omong kosong apa yang sedang kamu bicarakan, dasar orang tua bodoh! Pamela sama sekali nggak membutuhkan Keluarga Dirgantara dan selamanya nggak akan kembali kalau kita nggak segera mencarinya!"Terdapat ekspresi khawatir di wajah Tuan Tomi, tapi dia tetap berkata dengan keras kepala, "Huh, biarkan saj
Agam berteriak, "Suruh mereka terus mencari, aku akan segera kembali!"Olivia menghela napas dengan tidak berdaya saat mendengar panggilan sudah diputuskan, dia melihat-lihat isi ponsel Pamela tapi tidak berhasil menemukan petunjuk apa pun ....Apa yang sebenarnya ingin dilakukan Pamela? Apakah dia benar-benar tidak menginginkan Kakak?...Negara Muriana, cabang Perusahaan Dirgantara.Agam mengambil mantel dan berjalan keluar dengan cepat dari kantor CEO, dia kebetulan bertemu dengan seorang wanita yang hendak mengetuk pintu setelah membuka pintu.Wanita itu mengenakan pakaian yang seksi dan bertanya dengan bingung, "Agam, mau pergi ke mana?""Aku harus kembali ke dalam negeri untuk mengurus masalah!" Agam sama sekali tidak menghentikan langkahnya dan langsung berjalan menuju lift.Wanita itu tertegun sejenak dan ikut berjalan menuju lift. "Agam, bukankah kamu baru saja kembali, kenapa kamu mau kembali lagi? Bukankah usahamu sebelumnya akan sia-sia kalau kembali sekarang?"Agam berkata
"Kamu sedang mengirim pesan dengan siapa? Dari tadi terus menatap ponselmu?" Jason memegang secangkir kopi dan menatap Andra yang sedang duduk di dalam kantornya.Andra bereaksi kembali dan menyimpan ponselnya. "Bukan apa-apa! Cuma masalah kerjaan!"Jason menatap Andra dengan serius. "Kenapa kamu memiliki waktu luang untuk menemuiku kalau memang sangat sibuk?"Andra juga mengambil cangkir kopi dan menyesapnya. "Apa yang kusibuki! Itu hanyalah sebuah masalah sepele yang mengesalkan, bukankah karena itu aku datang untuk berbicara denganmu!"Jason tidak memiliki waktu luang untuk berbicara dengannya, karena dia masih memiliki rapat nanti ....Pada saat ini, Calvin mengetuk pintu dan langsung berjalan masuk tanpa menunggu jawaban Jason, kemudian berkata dengan ekspresi cemas, "Tuan Muda, ada masalah!"Jason menatap Calvin dengan tatapan serius. "Ada apa?"Calvin melihat tamu yang berada di dalam kantor Jason, dia baru berkata tanpa ragu setelah melihat bahwa tamu Jason adalah Tuan Muda And