Dia pernah melihat orang gila, tapi tidak pernah melihat orang yang segila ini!Pamela menatap Andra seperti sedang menatap orang gila. "Hilangkan imajinasimu! Aku nggak berencana memiliki anak kedua dan juga nggak berencana mencari ayah tiri untuk anak di dalam perutku!"Andra pura-pura berkata dengan kesal, "Pamela, aku menanggung banyak risiko dengan membantumu melarikan diri dari Keluarga Dirgantara, kamu juga telah berjanji akan berkencan sebulan denganku setelah masalah ini selesai!"Pamela berkata, "Tenang saja, aku nggak lupa. Janjiku hanya berkencan, kamu sebaiknya jangan memikirkan hal yang lain, karena aku sudah nggak niat."Andra menatap Pamela dengan tatapan yang dalam dan mengulurkan tangannya untuk menyentuh Pamela, tapi langsung dihindari oleh Pamela.Andra tidak berhasil menyentuh Pamela dan menarik kembali tangannya sambil tersenyum setelah tergantung di udara dengan canggung selama beberapa saat."Nggak masalah, kamu baru saja dilukai oleh Agam dan pergi meninggalkan
Olivia menggelengkan kepalanya. "Aku juga nggak tahu ... tapi kayaknya Kak Pamela sengaja melarikan diri ....""Melarikan diri? Kenapa dia melarikan diri? Apakah kita memperlakukannya dengan buruk?""Mungkin karena Kakak mengutus banyak pengawal untuk mengawasinya akhir-akhir ini dan juga nggak mengizikannya keluar, jadi Kak Pamela marah ...."Tuan Tomi mengerutkan keningnya. "Dia langsung kabur dari rumah begitu marah? Siapa yang membuatnya memiliki kebiasaan buruk seperti ini! Jangan ada yang mencarinya, aku ingin melihat dia bisa kabur sampai kapan!"Nyonya Frida, yang sedang duduk dengan lemah di kursi roda, memegang dadanya dan duduk dengan tegak setelah mendengar ucapan Tuan Tomi. "Omong kosong apa yang sedang kamu bicarakan, dasar orang tua bodoh! Pamela sama sekali nggak membutuhkan Keluarga Dirgantara dan selamanya nggak akan kembali kalau kita nggak segera mencarinya!"Terdapat ekspresi khawatir di wajah Tuan Tomi, tapi dia tetap berkata dengan keras kepala, "Huh, biarkan saj
Agam berteriak, "Suruh mereka terus mencari, aku akan segera kembali!"Olivia menghela napas dengan tidak berdaya saat mendengar panggilan sudah diputuskan, dia melihat-lihat isi ponsel Pamela tapi tidak berhasil menemukan petunjuk apa pun ....Apa yang sebenarnya ingin dilakukan Pamela? Apakah dia benar-benar tidak menginginkan Kakak?...Negara Muriana, cabang Perusahaan Dirgantara.Agam mengambil mantel dan berjalan keluar dengan cepat dari kantor CEO, dia kebetulan bertemu dengan seorang wanita yang hendak mengetuk pintu setelah membuka pintu.Wanita itu mengenakan pakaian yang seksi dan bertanya dengan bingung, "Agam, mau pergi ke mana?""Aku harus kembali ke dalam negeri untuk mengurus masalah!" Agam sama sekali tidak menghentikan langkahnya dan langsung berjalan menuju lift.Wanita itu tertegun sejenak dan ikut berjalan menuju lift. "Agam, bukankah kamu baru saja kembali, kenapa kamu mau kembali lagi? Bukankah usahamu sebelumnya akan sia-sia kalau kembali sekarang?"Agam berkata
"Kamu sedang mengirim pesan dengan siapa? Dari tadi terus menatap ponselmu?" Jason memegang secangkir kopi dan menatap Andra yang sedang duduk di dalam kantornya.Andra bereaksi kembali dan menyimpan ponselnya. "Bukan apa-apa! Cuma masalah kerjaan!"Jason menatap Andra dengan serius. "Kenapa kamu memiliki waktu luang untuk menemuiku kalau memang sangat sibuk?"Andra juga mengambil cangkir kopi dan menyesapnya. "Apa yang kusibuki! Itu hanyalah sebuah masalah sepele yang mengesalkan, bukankah karena itu aku datang untuk berbicara denganmu!"Jason tidak memiliki waktu luang untuk berbicara dengannya, karena dia masih memiliki rapat nanti ....Pada saat ini, Calvin mengetuk pintu dan langsung berjalan masuk tanpa menunggu jawaban Jason, kemudian berkata dengan ekspresi cemas, "Tuan Muda, ada masalah!"Jason menatap Calvin dengan tatapan serius. "Ada apa?"Calvin melihat tamu yang berada di dalam kantor Jason, dia baru berkata tanpa ragu setelah melihat bahwa tamu Jason adalah Tuan Muda And
Jason mendengus. "Aku nggak seharusnya membiarkan Pamela mengikuti Agam!"Andra menepuk bahu saudaranya. "Sudahlah, kamu sendiri kesulitan untuk bergerak, tunggu berita dariku di sini! Aku akan membantumu menemukan Pamela!"Andra berbalik dan pergi setelah mengatakan ini ....Jason mengerutkan keningnya saat melihat kepergian Andra dan menghela napas.Dia akan membawa Pamela kembali ke rumah setelah menemukannya dan tidak akan membiarkan Pamela menderita di Keluarga Dirgantara!...Tengah malam.Pesawat mendarat.Agam mengemudi dengan cepat ke rumah, Agam bahkan tidak menyapa kakek dan neneknya setelah tiba di rumah, dia segera naik ke lantai atas dan pergi ke kamar untuk mencari petunjuk.Aroma sampo yang biasa digunakan gadis kecil masih tercium di dalam kamar, hanya saja dia tidak ada.Pria itu membuka lemari dan melihat Pamela sama sekali tidak membawa pergi pakaiannya.Dia pergi lagi?Dia pergi tanpa pamit lagi seperti sebelumnya! Kenapa!Pria itu meninju pintu lemari yang mengelu
Olivia mengabaikan Sophia dan menatap Agam, ingin menanyakan lebih banyak hal kepada kakaknya.Agam berbalik dan berjalan keluar sebelum Olivia bisa mengatakan sesuatu ...."Kak, kamu mau pergi ke mana selarut ini?" Olivia mengejar beberapa langkah dan bertanya dengan suara lantang.Akan tetapi, tak ada jawaban dari kakaknya.Sebaliknya, suara lain menjawabnya, "Untuk apa ditanyakan lagi? Tentu saja dia keluar mencari Nona Pamela!"Olivia sadar dan menatap Sophia dengan kesal. "Apa hubunganmu dengan kakakku? Siapa yang memintamu untuk ikut campur dalam urusan keluarga kami?"Sophia memiliki tabiat yang baik, sudah lama tinggal di luar negeri dan memiliki kepribadian yang sangat ramah. "Bukankah aku baru saja bilang? Aku dan kakakmu adalah sahabat karib!"Olivia tidak menyukai wanita ini karena suatu alasan. "Walaupun kamu sahabatnya, kamu nggak boleh masuk ke kamar kakakku begitu saja! Ayo cepat keluar!"Sophia mengangkat bahu dan merentangkan tangannya. "Lalu, malam ini aku akan mengi
"Olivia, kok sudah larut malam belum tidur dan malah membuat keributan di kamar kakakmu?"Suara Nyonya Frida yang sudah tua dan lelah tiba-tiba terdengar, lalu wanita tua itu membuka pintu dan masuk untuk melihat apa yang sedang terjadi ....Nyonya Frida tidak bisa tidur karena terus memikirkan keberadaan Pamela, lalu mendengar suara cucunya membuat keributan, jadi dia bangun untuk melihatnya.Saat Olivia melihat nenek datang, dia langsung berjalan mendekat dan mengeluh, "Nenek, Kakak membawa kembali seorang wanita yang mengaku sebagai teman baiknya! Aku memintanya untuk tidur di kamar tamu tapi dia nggak mau. Dia bersikeras untuk tidur di kamar Kakak dan Kak Pamela! Dia bilang tata letaknya jelek dan akan memengaruhi keberuntungannya! Nenek, menurutmu dia melakukannya dengan sengaja atau nggak?"Nyonya Frida melihat ke arah yang K cucunya dan tertegun. Raut wajah wanita tua itu agak rumit.Sophia menyapa Nyonya Frida dengan senyuman hangat dan ceria. "Halo, Nenek! Namaku Sophia. Maaf
Pamela menghela napas lega dan membuka pintu sambil mengerutkan kening. "Sudah larut malam, apa yang kamu lakukan di sini?"Andra mengangkat plastik makanan di tangannya. "Sepertinya kamu nggak bisa tidur, jadi aku membawakanmu camilan tengah malam!"Sambil berkata, Andra masuk dan mengganti sandalnya dengan santai seolah pulang ke rumahnya sendiri.Nyatanya, Andra pulang ke rumahnya sendiri.Setelah Pamela menutup pintu, dia menyilangkan tangannya dan mengeluh, "Andra, aku memang meminta bantuanmu, tapi jangan membuat keputusan sendiri, oke?"Andra mengganti sandalnya dan berjalan ke dapur dengan membawa plastik seolah tidak mendengarkan ucapan Pamela. Dia mengeluarkan piring dan bertanya sambil tersenyum, "Mau makan udang goreng pedas?"Pamela mengerutkan kening dan berkata dengan serius, "Mau!"Andra terkekeh dan mengangkat jarinya ke arahnya. "Lalu tunggu apa lagi? Ayo makan bersama! Udang goreng di sini enak sekali, kemarilah dan coba!"Pamela berjalan mendekat dan melihat udang g